Anda di halaman 1dari 7

JPFT - volume 9, nomor 3, pp.

42-48, December 2021

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online


Open
Access http://jurnal.fkip.untad.ac.id/index.php/jpft

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PBL BERBANTUAN PHET


SIMULATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS
PESERTA DIDIK PADA MATERI GELOMBANG CAHAYA

Development of LKPD Based on PBL Assisted by Phet Simulation to Improve


Student’s The Scientific Literacy Ability on Light Wave

Leni*, Widodo
Postgraduate Program of Physics Education, Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta, Indonesia

Kata Kunci Abstrak


LKPD Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kelayakan dan kepraktisan penggunaan
PBL LKPD berbasis PBL berbantuan phet simulation untuk meningkatkan kemampuan
Phet Simulation literasi sains pada materi gelombang cahaya. Ada dua LKPD yang dikembangkan yaitu
Gelombang Cahaya LKPD ke-1 tentang interferensi dan LKPD ke-2 tentang polarisasi. Metode yang
Literasi Sains digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan pendidikan (R&D)
yang dimodifikasi dari Borg & Gall (1983) dimana di dalam penelitian ini dibatasi hanya
sampai lima tahap yaitu 1) studi pendahuluan, 2) desain produk, 3) validasi produk,
4) revisi desain, dan 5) tahapan evaluasi/uji terbatas di lapangan. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa LKPD berbasis PBL berbantuan phet simulation untuk meningkatkan
kemampuan literasi sains pada materi gelombang cahaya ini sangat layak digunakan
sebagai media pembelajaran karena secara teoretis memenuhi syarat kelayakan
dengan persentase rata-rata sebesar 94% untuk LKPD ke-1 dan 95% pada LKPD ke-2.
Pada uji kepraktisan diperoleh bahwa LKPD berbasis PBL berbantuan phet simulation
sangat praktis digunakan oleh peserta didik dengan persentase rata-rata hasil respon
adalah 84% untuk LKPD ke-1 dan 85% untuk LKPD ke-2.

Keywords Abstract
LKPD The purpose of this research is to find out the eligibility and the use practicality of LKPD
PBL based on PBL assisted by phet simulation to improve the scientific literacy ability on
Phet Simulation light wave. There are two LKPD that developed. LKPD 1 is interference and LKPD 2 is
Light Wave polarization, both of them are sub-materials of light waves. Method that being used in
Scientific Literacy this research is Educational Research Development (R&D) that modified by Borg & Gall
(1983). This research is limited to five steps, 1) preliminary research, 2) Product Design,
3) Product Validation, 4) Product Revision, and 5) Evaluation/ Main field testing. From
the results of the study, it was found that the LKPD based on PBL assisted by phet
simulation to improve the scientific literacy ability on light wave is applicable to be used
as a learning media because theoretically meet the eligibility requirements with an
average percentage of 94% in LKPD 1 and 95% in LKPD 2. In the practicality test, it
was found that the PBL-based LKPD assisted by phet simulation was very practical for
students to be used with the average percentage of response results being 84% for the
LKPD 1 and 85% for the LKPD 2.

Received 1 November 2021; Accepted 12 December 2021; Available Online 30 December 2021
*Corresponding Author: leni.sulistyo@gmail.com

PENDAHULUAN memiliki jarak yang sangat jauh. Literasi


membaca, numerik, dan sains rata-rata
Menurut hasil Programme for Internasional internasional ada di angka 487, 487, dan 489.
Student Assessment (PISA), peserta didik di Indonesia bahkan tidak berhasil menembus
Indonesia yang berusia di bawah 15 tahun skor di atas 400 .
kemampuan literasinya masih sangat rendah. Pada tahun 2017, kemendikbud
Ini bisa kita lihat skor PISA tahun 2018 boleh mengeluarkan kebijakan terkait gerakan
dibilang memprihatinkan, jika dibandingkan literasi nasional. Dimana gerakan ini
dengan rata-rata internasional, Indonesia merambah sampai pada tingkatan sekolah
bahkan beberapa sekolah memasukkan
kegiatan literasi ini ke dalam hidden
42
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 3, pp. 42-48, December 2021

curriculum. Namun, ternyata hal ini belum Pada wawancara yang dilakukan pada guru
mampu mendongkrak skor capaian fisika di MAN 2 Yogyakarta, diperoleh bahwa
kemampuan literasi peserta didik di Indonesia. guru lebih banyak mengajar dengan gaya
Ini ditunjukkan dengan menurunnya skor PISA konvensional yaitu lebih banyak mengunakan
tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2015. metode ceramah dan drill penyelesaian soal-
Kemampuan literasi membaca turun dari soal latihan. Selain itu juga masih
angka 397 menjadi 371, literasi numerik turun menggunakan bahan ajar yang belum
dari angka 386 menjadi 371, literasi sains dari berorientasi pada pengembangkan
angka 403 menjadi 389 [1][2]. kemampuan literasi sains peserta didik.
Merdeka belajar adalah kebijakan besar Sehingga peserta didik masih mengalami
yang dilakukan pemerintah dalam rangka kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal
mewujudkan pengelolaan pendidikan di berbasis literasi sains. Hasil angket dari 73
Indonesia. Salah satunya yaitu penghapusan responden yang merupakan peserta didik
Ujian Nasional (UN) dan diubah menjadi kelas XI IPA MAN 2 Yogyakarta menyatakan
Asesmen Nasional (AN). Asesmen Nasional bahwa 79,5% dari mereka kesulitan
(AN) terdiri atas 3 bagian yaitu Asesmen menyelesaikan soal berbasis literasi sains.
Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, Alternatif solusi yang diberikan oleh peneliti
dan Survei Lingkungan. agar peserta didik dapat meningkatkan
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) perlu kemampuan literasi sains yaitu dengan
dilakukan untuk menilai kompetensi peserta membuat bahan ajar yang disesuaikan dengan
didik yang merefleksikan proses pembelajaran model pembelajaran Problem Base Learning
pada satuan pendidikan. Terdapat dua (PBL). Bahan ajar yang dikembangkan yaitu
kompetensi mendasar yang di ukur dalam AKM berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
yaitu literasi membaca dan literasi matematika yang sudah terintegrasi dengan tahapan PBL
(numerasi). Kemampuan kedua literasi ini dengan bantuan phet simulation.
tidak terpisahkan dari literasi sains, digital, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
finansial, serta budaya dan kewarganegaraan merupakan bahan ajar yang berisi petunjuk
[3]. yang mengarahkan peserta didik untuk aktif
Adanya penghapusan UN menjadi AN, dalam pembelajaran. Ada empat manfaat dari
menunjukkan adanya perubahan paradigma LKPD yaitu : (1) membantu guru
baru dalam sistem evaluasi pendidikan dan mengarahkan peserta didik dalam
peningkatan evaluasi pendidikan di Indonesia. menemukan konsep-konsep melalui
Harapannya dapat mendorong adanya aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok
perbaikan mutu pendidikan di Indonesia dan kerja (2) mengembangkan keterampilan
mampu meningkatkan kemampuan literasi proses, sikap ilmiah serta membangkitkan
peserta didik Indonesia agar mampu bersaing minat peserta didik terhadap alam sekitarnya,
dalam menghadapi tuntutan abad 21. Menurut (3) memudahkan guru memantau
Siti Zubaidah, Keterampilan abad 21 yang keberhasilan peserta didik mencapai sasaran
perlu diberdayakan dalam kegiatan belajar belajar, (4) memudahkan guru dalam
diantaranya yaitu keterampilan berfikir kritis, mengelola proses belajar [6].
pemecahan masalah, metakognisi, Kenapa LKPD di integrasikan dengan model
berkomunikasi, kolaborasi, inovasi, kreasi, pembelajaran PBL berbantuan phet
dan keterampilan berliterasi [4]. Dalam simulation?.
penerapannya peserta didik dituntut Pertama, menurut Alatas, pembelajaran
berkreatifitas tanpa dibatasi ruang dan waktu berbasis PBL mampu meningkatkan
[5]. kemampuan literasi sains peserta didik [7].
Perubahan paradigma dalam sistem Kedua, Langkah-langkah pembelajaran PBL
penilaian dan evaluasi yang sudah dilakukan sama dengan langkah dalam mengembangkan
oleh pemerintah perlu diikuti juga adanya kemampuan literasi sains yaitu menjelaskan
perubahan pembelajaran yang dilakukan guru fenomena ilmiah, mengevaluasi dan
di dalam kelas. Pembelajaran yang bersifat merancang penyelidikan ilmiah,
konvensional dan berpusat pada guru harus menginterpretasikan data dan bukti secara
diubah menjadi pembelajaran yang dapat ilmiah [8]. Ketiga, Heni Setiani menyatakan
mendorong keaktifan peserta didik. bahwa model pembelajaran Problem Based
Pembelajaran harus dirancang dengan bahan Learning efektif terhadap kemampuan literasi
ajar, media pembelajaran serta model sains peserta didik [9]. Keempat, hasil
pembelajaran yang mampu menumbuhkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
kemampuan literasi peserta didik agar mampu Fahri Mundzir, menyatakan bahwa
menghadapi tuntutan global yang semakin pembelajaran berbasis PBL mampu
ketat. meningkatkan kemampuan literasi sains
43
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 3, pp. 42-48, December 2021

peserta didik baik untuk kelompok tinggi, F


K =  100%
sedang maupun rendah [10]. Kelima, dalam NIR
penelitian serupa yang dilakukan oleh Hernik
Pujiastutik, diperoleh bahwa penerapan Keterangan :
pendekatan PBL mampu meningkatkan K : presentase kelayakan
kemampuan literasi sains secara signifikan F : jumlah jawaban respon
[11]. N : skor tertinggi
Keenam, phet simulation adalah media I : jumlah Responden
interaktif yang memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk dapat mempelajari materi
setiap saat, dapat diulang-ulang sampai Setelah hasil persentase diperoleh
memahami konsep, memandu, dan kemudian ditafsirkan dalam kriteria kelayakan
menggugah untuk mengalami proses belajar dengan menggunakan Tabel 1 [15].
secara mandiri. Memahami gejala-gejala alam
melalui kegiatan ilmiah, dan meniru cara kerja Tabel 1. Kriteria kelayakan LKPD
ilmuan dalam menemukan konsep, fakta, Skor Keterangan
hukum atau prinsip-prinsip fisika yang bersifat 0% – 20% Tidak layak
invisible [12]. Ketujuh menurut hasil 21% – 40% Kurang layak
penelitian Syarifah Muzana, phet simulation 41% – 60% Cukup layak
sendiri merupakan software yang di dalamnya 61% – 80% Layak
81% – 100% Sangat layak
terdapat simulasi-simulasi yang mampu
meningkatkan kemampuan literasi peserta
didik [13]. Kepraktisan LKPD dilihat dari respon
Berdasarkan uraian di atas, maka akan peserta didik pada tahapan pengujian
dilakukan penelitian yang bertujuan menguji lapangan awal yang melibatkan 8 subjek yaitu
kelayakan secara teoritis dan kepraktisan peserta didik MAN 2 Yogyakarta kelas XI IPA
LKPD berbasis PBL berbantuan phet simuation 1. Pengujian kepraktisan ini dilaksanakan pada
pada materi gelombang cahaya untuk bulan juni tahun pelajaran 2020/2021.
meningkatkan literasi sains peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui
kepraktisan penggunaan LKPD adalah angket
METODOLOGI PENELITIAN respon peserta didik. Hasil angket ini dianalisis
dengan metode kuantitatif melalui teknik
Penelitian ini menggunakan metode persentase untuk mengetahui kepraktisan
penelitian dan pengembangan pendidikan pengembangan LKPD berbasis PBL berbantuan
(R&D) yang dimodifikasi dari Borg & Gall phet simulation.
(1983) dimana di dalamnya memuat sepuluh Tingkat kepraktisan dari hasil respon
tahapan. Dalam penelitian ini dibatasi hanya peserta didik kemudian akan dideskripsikan
sampai pada 5 tahapan saja yaitu (1) Studi dengan mengkonfirmasi persentase hasil
pendahuluan, (2) Desain produk, (3) Validasi penskoran yang diperoleh menjadi kriteria
Produk, (4) Revisi desain, dan (5) Tahapan kepraktisan yang di kembangkan seperti yang
evaluasi/uji terbatas di lapangan [14]. LKPD tertera pada Tabel 2 [15].
yang dikembangkan ada dua yaitu LKPD ke-1
Tabel 2. Kriteria kelayakan LKPD
membahas materi sifat interferensi dan
Skor Keterangan
difraksi cahaya dan LKPD ke-2 membahas sifat
0% – 20% Tidak praktis
pemantulan, pembiasan, dan polarisasi
21% – 40% Kurang praktis
cahaya. 41% – 60% Cukup praktis
Instrumen yang digunakan untuk 61% – 80% Praktis
mengetahui kelayakan LKPD adalah lembar 81% – 100% Sangat praktis
angket validasi LKPD yang terdiri atas lima
aspek yaitu aspek kelayakan isi, kelayakan HASIL DAN PEMBAHASAN
bahasa, kelayakan penyajian, kelayakan
kegrafisan, dan kelayakan LKPD berbasis PBL. Hasil Penelitian
Kegiatan validasi ini dilakukan oleh satu dosen
dan tiga guru yang ahli dalam bidang Uji Validasi
pendidikan dan ilmu fisika. Data yang Uji produk LKPD dilakukan secara
diperoleh kemudian akan dianalisis dengan perorangan dimana melibatkan subjek
metode kuantitatif melalui teknik persentase sebanyak empat orang yaitu satu dosen dan
dengan mengunakan rumus: tiga guru yang ahli dalam bidang pendidikan
dan bidang ilmu fisika. Masing-masing
validator melakukan validasi terhadap dua
44
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 3, pp. 42-48, December 2021

LKPD yaitu LKPD ke-1 tentang interferensi dan LKPD ke-2 tentang polarisasi.

Gambar 1. Cover LKPD PBL berbantuan Phet simulation

Gambar 2. Bagian depan LKPD berbasis PBL berbantuan phet simulation

45
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 3, pp. 42-48, December 2021

Gambar 3. Salah satu bagian LKPD berbasis PBL berbantuan phet simulation

Validasi produk LKPD ini bertujuan untuk Tabel 4. Hasil validasi kelayakan pengembangan
menguji kelayakan LKPD berbasis PBL LKPD ke-2 (Polarisasi)
berbantuan phet simulation yang No Aspek yang dinilai LKPD Kategori
ke-2
dikembangkan pada materi gelombang 1 Kelayakan Isi 96% Sangat layak
cahaya. Hasil analisis validasi kelayakan
2 Kelayakan Bahasa 91% Sangat layak
terhadapat LKPD yang dikembangkan dapat
dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. 3 Kelayakan 98% Sangat layak
Penyajian LKPD
Tabel 3. Hasil Validasi Kelayakan Pengembangan 4 Kelayakan 97% Sangat layak
Kegrafisan
LKPD ke-1 (Interferensi)
5 Kelayakan LKPD 95% Sangat layak
No Aspek yang dinilai LKPD Kategori
Berbasis PBL
ke-1
Rata-rata 95% Sangat layak
1 Kelayakan isi 95% Sangat layak

2 Kelayakan Bahasa 88% Sangat layak


Uji Lapangan
3 Kelayakan 97% Sangat layak
Penyajian LKPD
Setelah LKPD berbasis PBL berbantuan phet
4 Kelayakan 95% Sangat layak simulation ini melalui uji validasi dan
Kegrafisan dinyatakan layak, proses selajutnya yaitu
5 Kelayakan LKPD 96% Sangat layak dilakukan revisi atas masukan-masukan yang
Berbasis PBL
diberikan oleh validator. Setelah Selesai
Rata-rata 94% Sangat layak
melalui tahap revisi selanjutnya dilakukan uji
lapangan terhadap LKPD yang sudah
dikembangkan. Uji lapangan masih dilakukan

46
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 3, pp. 42-48, December 2021

secara terbatas yaitu dengan melibatkan 8 dikatakan layak digunakan untuk


siswa MAN 2 Yogyakarta kelas XI IPA 1. pembelajaran jika tiap tiap aspek penilaian
Uji lapangan yang dilakukan secara memperoleh persentase kelayakan yang sama
terbatas ini bertujuan untuk mengetahui atau lebih besar dari 61% [15].
respon peserta didik, apakah LKPD berbasis Setelah LKPD dinyatakan sangat layak
PBL berbantuan phet simulation ini praktis digunakan maka langkah selanjutnya yang
digunakan atau tidak? Hasil analisis respon dilakukan yaitu uji lapangan untuk
peserta didik terhadap LKPD berbasis PBL mengetahui kepraktisan LKPD. Berdasarkan
berbantuan phet simulation yang data Tabel 5 penggunaan LKPD berbasis PBL
dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 5. berbantuan phet simulation pada materi
gelombang cahaya memenuhi kategori sangat
Tabel 5. Hasil Respon Peserta Didik praktis digunakan oleh peserta didik dengan
No Responden LKPD ke-1 LKPD ke-2 rata-rata persentase 84% untuk LKPD ke-1
1 RO1 84% 91% dan 85% untuk LKPD ke-2. Hal ini
2 RO2 89% 91% menunjukkan bahwa LKPD yang
3 RO3 79% 80%
dikembangkan berbasis permasalahan dengan
4 RO4 91% 77%
5 RO5 79% 77% tahapan mengorientasi masalah,
6 RO6 84% 92% mengorientasi belajar, mengorganisasikan
7 RO7 81% 81% penyelidikan, menyajikan data, serta
8 RO8 85% 87% mengevaluasi dan menganalisis proses
Rata-rata 84% 85% pemecahan masalah sangat praktis digunakan
Kategori Sangat Sangat praktis oleh peserta didik. Suatu LKPD dapat
praktis
dikatakan praktis digunakan sebagai media
pembelajaran jika hasil respon dari pengguna
Pembahasan
LKPD memperoleh nilai rata-rata pada aspek
yang dinilai sama dengan atau lebih besar dari
Sebuah LKPD sebelum digunakan sebagai
61% [15].
media dalam proses kegiatan belajar
Dengan hasil yang menyatakan bahwa
mengajar perlu dilakukan uji kelayakan
LKPD yang disusun dinyatakan sangat layak
terhadapnya. Ada lima aspek kelayakan yang
dan sangat praktis maka LKPD berbasis PBL
diuji dalam penelitian ini yaitu kelayakan pada
berbantuan phet simulation ini diharapkan
isi, bahasa, penyajian, grafis, dan berbasis
dapat efektif meningkatkan kemampuan
PBL.
literasi sains peserta didik pada materi
Berdasarkan analisis data pada Tabel 3 dan
gelombang cahaya. Sehingga perlu dilakukan
Tabel 4 diketahui dari kelima aspek hampir
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
semua aspek mendapatkan skor di atas 90%,
kefektifan LKPD berbasis PBL berbantuan phet
baik pada LKPD ke-1 maupun LKPD ke-2,
simulation apakan efektif meningkatkan
kecuali pada aspek bahasa di LKPD ke-1
kemampuan literasi sains peserta didik pada
mendapatkan skor 88%. Pada LKPD ke-1
materi gelombang cahaya atau tidak?
khususnya pada aspek bahasa ada sedikit
Dalam penelitian yang sudah dilakukan oleh
masukan dari validator yaitu tentang tata tulis
Zainah Asma dan Muchlism bahwa LKPD yang
dimana masih adanya penulisan kata yang
disusun berbasis permasalahan sangat efektif
belum sesuai dengan PEUBI dan perlunya
dengan menunjukkan kemampuan literasi
tambahan satuan pada kepala tabel data pada
sains peserta didik tuntas secara klasikal [16].
LKPD. Namun demikian, dari keseluruhan
Usep Soepudin dalam penelitiannya juga
aspek dapat kita lihat bahwa LKPD berbasis
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan
PBL berbantuan phet simulation, baik LKPD
peningkatan kemampuan literasi sains peserta
ke-1 maupun LKPD ke-2 memenuhi kategori
didik yang mendapatkan LKPD berbasis
sangat layak digunakan dalam proses
masalah dalam pembelajaran IPA dengan
pembelajaran dengan rata-rata persentase
peserta didik yang mendapatkan LKPD tidak
sebesar 94% untuk LKPD ke-1 dan 95% untuk
berbasis masalah. Penggunaan LKPD berbasis
LKPD ke-2.
masalah lebih meningkatkan kemampuan
LKPD berbasis PBL berbantuan phet
literasi sains peserta didik dibandingkan
simulation yang sudah dikembangkan dapat
penggunaan LKPD tidak berbasis masalah
digunakan sebagai media untuk meningkatkan
[17].
kemampuan literasi sains peserta didik dalam
Dengan mengunakan bantuan aplikasi phet
materi gelombang cahaya. Hasil ini terbukti
simulation dan petunjuk yang ada dalam LKPD
dari hasil validasi yang dilakukan oleh empat
peserta didik dapat melakukan pembelajaran
orang validator, dimana kelayakan dikelima
berbasis PBL yaitu diawali dengan melakukan
aspek yang dinilai mendapatkan kategori
orientasi permasalahan, orientasi
sangat layak. Kelayakan teoretis sebuah LKPD
47
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online Vol. 9, No. 3, pp. 42-48, December 2021

pembelajaran, melakukan penyelidikan untuk [3] Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Berorientasi
AKM, Jakarta, Indonesia: Bumi Aksara, 2021.
mencari solusi, mengembangkan dan
[4] S. Zubaidah, “Keterampilan Abad Ke-21:
menyajikan hasil penelitian dalam bentuk Keterampilan Yang Diajarkan Melalui
tabel, grafik atau dalam bentuk laporan, Pembelajaran”, Seminar Nasional Pendidikan,
terakhir melakukan refleksi terhadap vol.2, no.2, pp. 1–17, 2016.
[5] Kuncahyono, Suwandayani, B. I, Muzakki, A,
penyelidikan dan proses yang mereka lakukan.
“Aplikasi E-Test ‘That Quiz’ sebagai Digitalisasi
Konsep pengetahuan yang diperoleh dengan Keterampilan Pembelajaran Abad 21 di Sekolah
melakukan serangkaian kegiatan Indonesia Bangkok”, Lectura: Jurnal Pendidikan,
pembelajaran berbasis PBL, secara tidak vol.11, no.2, pp.153-165, 2020.
[6] D. Salirawati, “Penyusunan dan Kegunaan LKS
langsung juga dapat meningkatkan
Dalam Proses Pembelajaran”, Makalah
kemampuan literasi sains peserta didik. dipresentasikan pada Kegiatan Pengapdian
Pembelajaran berbasis PBL merupakan salah Masyarakat, Universitas Negeri Yogyakarta, 2009.
satu model pembelajaran yang dapat [7] F. Alatas and L. Fauziah, “Model problem based
learning untuk meningkatkan kemampuan literasi
membangun kemampuan literasi sains peserta
sains pada konsep pemanasan global”, JIPVA
didik [8]. (Jurnal Pendidikan IPA Veteran), vol.4, no.2,
Literasi sains merupakan pengetahuan dan pp.102-113, 2020.
kecakapan ilmiah yang untuk dapat [8] Uus Toharudin, “Membangun Literasi Sains Peserta
Didik”, Bandung, Indonesia: humaniora, 2011.
mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh
[9] Heni Setiani, Nur Ngazizah, and Eko Setyadi
pengetahuan baru, menjelaskan fenomena Kurniawan, “Efektivitas Model Pembelajaran
ilmiah, serta mengambil kesimpulan berdasar Problem Based Learning Terhadap Kemampuan
fakta, memahami karakteristik sains, Literasi Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 10
Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016”, RADIASI:
membangun kesadaran bagaimana sains dan
Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, vol.9, no.1,
teknologi membentuk lingkungan alam, pp.54–59, 2016.
intelektual, dan budaya, serta meningkatkan [10] M. F. Mundzir and A. Sujana, “Problem-Based
kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu- Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi
Sains Siswa Sd”, Jurnal Pena Ilmiah, vol.2, no.1,
isu yang terkait sains [18].
pp.421–430, 2017.
Dalam penguasaan literasi sains ada tiga [11] H. Pujiastutik, “Peningkatan Sikap Literasi Sains
kompetensi yang harus dicapai. Menurut Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran Problem
OEDC 2019, tiga kompetensi dalam Based Learning Pada Mata Kuliah Parasitologi”,
Jurnal Biogenesis, vol.14, no.2, pp.61–66, 2018.
mengembangan literasi sains yaitu
[12] A. M. M. Farid, A. R. Faradiyah, A. Maghfira, A. P.
menjelaskan fenomena ilmiah, mengevaluasi Lestari, and H. Tullah, “Pengaruh Media Simulasi
dan merancang penyelidikan ilmiah, Phet Menggunakan Model Discovery Learning
menginterpretasikan data dan bukti secara Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik the
Influence of Phet ( Physics Education Technology )
ilmiah [19].
Simulation Media on Physics Subjects Using
Discovery,” Jurnal Nalar Pendidik, vol.6, no.2,
KESIMPULAN DAN SARAN pp.105–112, 2018.
[13] S. R. Muzana, S. P. W. Lubis, and Wirda,
“Penggunaan Simulasi PhET terhadap Efektifitas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Belajar IPA”, Jurnal Dedikasi Pendidik, vol.5, no.1,
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pp.227–236, 2021.
pengembangan LKPD berbasis PBL berbantuan [14] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung,
phet simulation untuk meningkatkan Indonesia: Alfabeta, 2019.
[15] Akdon & Riduwan, Rumus dan Data dalam Analisis
kemampuan literasi sains peserta didik pada
Statistika, Bandung, Indonesia: Alfabeta, 2013.
materi gelombang cahaya dinyatakan sangat [16] Z. Asma, “Pengembangan LKPD Berorientasi Model
layak digunakan baik pada LKPD ke-1 dan Problem Based Learning (PBL) Untuk Melatihkan
LKPD ke-2, dimana masing-masing dengan Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap Pada
Materi Laju Reaksi Bagi Peserta Didik Kelas XII SMA
persentase rata-rata kelayakan 94% dan
Negeri 1 Kedungwaru Tulungagung (Development
95%. Lkpd Oriented Problem Based Learn”, UNESA
Selain dinyatakan layak, LKPD berbasis PBL Jurnal of chemical Education, vol.7, no.3, pp.208–
berbantuan phet simulation ini juga sangat 216, 2018.
[17] U. Soepudin, “Penggunaan Lembar Kerja Siswa
praktis dan mudah digunakan oleh peserta
(Lks) Berbasis Masalah Dalam Pembelajaran Ipa
didik dengan persentase rata-rata hasil respon Secara Inkuiri Untuk Meningkatkan Literasi Sains
adalah 84% untuk LKPD ke-1 dan 85% untuk Siswa Sekolah Dasar”, Didaktik: Jurnal Ilmiah
LKPD ke-2. PGSD STKIP Subang, vol.4, no.1, pp.50–58, 2018.
[18] Kemendikbud, Panduan Gerakan Literasi Nasional.
Jakarta, Indonesia, 2017.
DAFTAR PUSTAKA [19] OECD, “PISA 2018 Assessment and Analytical
Framework, PISA,” in OECD Publishing, pp.1–198,
[1] OECD, “Results from PISA 2015: Indonesia”, OECD 2019.
Publishing, pp. 1–8, 2016.
[2] OECD, “Programme for international student
assessment (PISA) results from PISA 2018”, in
OEDC Publishing, 2019, pp. 1–10, 2019.

48

Anda mungkin juga menyukai