Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

JPII 11(2) (2022) 271-281

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii

MEDIA PEMBELAJARAN FLASH ADOBE BERBASIS ETNOKIMIA

MENGGUNAKAN PENGETAHUAN ASLI UNTUK MENINGKATKAN
LITERASI ILMIAH SISWA

L.Heliawati*1, L. Lidiawati1,2, PNA Adriansyah3, E. Herlina4

1Departemen Pendidikan Sains, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pakuan, Indonesia

2SMP Negeri 8 Bogor, Indonesia
3Departemen Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Pelita Bangsa, Indonesia
4Fakultas MIPA, Universitas Pakuan, Indonesia

DOI: 10.15294/jpii.v11i2.34859

Diterima: 1 Februarist2022. Disetujui: 27 Junith2022. Diterbitkan: 30 Junith2022

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas penggunaan media pembelajaran Adobe Flash berbasis etnokimia
dengan menggunakan indigenous knowledge terhadap literasi sains. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
semu. Subjek penelitian adalah 68 siswa yang menggunakan media pembelajaran Adobe Flash berbasis etnokimia
dengan menggunakan indigenous knowledge pada materi metabolit sekunder. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain pretest and posttest. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui tes untuk mengetahui
kemampuan literasi sains siswa, meliputi aspek pengetahuan dan kompetensi dalam menganalisis fenomena ilmiah,
menghubungkan konsep kimia dengan fenomena yang ada, dan menginterpretasikan data atau bukti ilmiah dan angket.
Data pendukung diperoleh melalui angket untuk mengetahui pendapat pengguna media pembelajaran. Tes dilakukan
dengan sepuluh pertanyaan pilihan ganda dan kuesioner dengan sepuluh pernyataan menggunakan skala Likert 1-4.
Teknik analisis data menghitung rata-rata skor soal tes yang memiliki kriteria sesuai literasi sains dan persentase
kepuasan pengguna. Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata keterampilan literasi sains 81,50 pada konsep metabolit
sekunder dengan N Gain 80% berada pada kategori baik, dan diketahui juga persentase rata-rata kepuasan pengguna
sebesar 83%, dalam kategori baik. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji kanan diperoleh pada hitung
sebesar 16.160 dan pada tabel sebesar 2.021. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran
Adobe Flash berbasis etnokimia pada metabolit sekunder efektif untuk literasi sains siswa. Dengan demikian,

© 2022 Prodi Pendidikan Sains FMIPA UNNES Semarang

Kata kunci: etnokimia; Kearifan Lokal; literasi ilmiah

PENGANTAR ratory telah berubah menjadi pembelajaran online mengikuti

protokol kesehatan. Perubahan ini pada akhirnya

Sejak pandemi COVID-19 merusak banyak mengakibatkan metode pembelajaran menjadi lebih

aspek kehidupan manusia, termasuk ekonomi, terintegrasi dengan teknologi pendidikan, seperti

sosial, kesehatan, dan pendidikan, penerapan pembelajaran elektronik, pembelajaran mobile, dan

pembelajaran telah membuka era baru (Adedoyin & pembelajaran game berbasis Android (Saifi et al., 2020; William

Soykan, 2020; Carrillo & Flores, 2020). Aspek et al., 2021). Teknologi digital akhirnya memainkan peran

pendidikan telah berubah dalam kurikulum dan penting dalam memungkinkan guru untuk mengajar secara

media pembelajaran. Pembelajaran offline yang sinkron atau asinkron dengan mode online.

biasa dilakukan di kelas atau laboratorium Dalam bidang kesehatan muncul fenomena baru
dimana masyarakat berusaha untuk kembali ke pengobatan
* Alamat Korespondensi Email: tradisional dengan memanfaatkan berbagai bahan alam
leny_heliawati@unpak.ac.id
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
272
bahan alami di berbagai negara (Muhammad, 2020),
termasuk Indonesia (Maharani & Fernandes, 2021).
Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya bagi
masyarakat untuk mengenal dan mempelajari bahan
alam yang kaya akan keanekaragaman hayati di setiap
daerah. Salah satu cara untuk mengenalkan bahan
alam tersebut adalah dengan mempelajari kearifan
lokal, yaitu pengetahuan, kepercayaan, dan perilaku
masyarakat setempat melalui pemahaman ilmiah
(Mazzocchi, 2020). Pengenalan kearifan lokal yang
berbeda di setiap daerah sangat penting bagi siswa
untuk melindungi budaya dan kekayaan kearifan lokal
untuk generasi mendatang (Parmin & Fibriana, 2019).
Pendekatan kearifan lokal juga dapat
diterapkan dalam penelitian etnomedis dan
etnokimia (Anulika, 2021; Bradley, 2021). Etnokimia,
bagian dari etnosains, adalah perspektif budaya
dari perspektif ilmiah (Dewi et al., 2019) dan
perilaku budaya tertentu yang terkait dengan kimia
(Rosa & Clark, 2011). Etnokimia dan etnosains
diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan di
berbagai negara dengan harapan siswa dapat
mengembangkan peluang dan inovasi baru dalam
menggunakan kearifan lokal sebagai identitas
budaya daerah (Victor et al., 2016). Penelitian
sebelumnya tentang etnokimia dilakukan untuk
mengidentifikasi kearifan lokal suku Sasak di
Lombok Barat (Sutrisno et al., 2020), menggali
potensi obat herbal asli Kalimantan untuk
kekebalan tubuh (Maharani & Fernandes, 2021),
Corypha utan Lamk) di Nusa Tenggara Timur yang
biasa dimanfaatkan ekstrak bijinya sebagai
keracunan ikan oleh masyarakat setempat
berpotensi sebagai obat anti kanker (Heliawati et
al., 2015). Adanya berbagai informasi di berbagai
media dewasa ini menuntut siswa untuk memiliki
keterampilan merespon, berpikir kritis dan kreatif,
serta memiliki pengetahuan yang cukup untuk
dikuasai melalui keterampilan literasi sains siswa.
Literasi sains adalah pemahaman atau
pengetahuan tentang konsep dan proses ilmiah yang
dibutuhkan individu, terutama ketika membuat keputusan,
berkontribusi dalam hal sosial dan ekonomi dengan
keterampilan memecahkan masalah (Spitzer & Fraser,
2020; Dewi et al., 2021; Prasetia & Adlan, 2022). Menurut
Woodin dkk. (2010), siswa dengan keterampilan literasi
sains yang baik akan memiliki beberapa karakteristik:
pemahaman yang lebih baik tentang proses ilmiah dan
penerapannya di masyarakat, kompetensi dalam
berkomunikasi dan berkolaborasi, keterampilan dalam
menafsirkan data, dan keterampilan dalam pemodelan
atau simulasi yang terkait dengan bidang komputerisasi.
Karakteristik siswa tersebut dapat diperoleh melalui
teknologi digital seperti:
sebagai multimedia (Ahied et al., 2020; Widodo et
al., 2020; Taitingfong & Ullah, 2021; Isnaeni et al.,
2021)
Multimedia merupakan salah satu alternatif
media pembelajaran terutama di masa pandemi. Ini
dapat mengintegrasikan simulasi eksperimental
dengan animasi dan video interaktif. Pilihan
software yang paling mendukung sebagai alternatif
pembuatan media pembelajaran interaktif adalah
Adobe Flash CS 6 (Sheeba & Begum, 2018; Purba et
al., 2021). Aplikasi yang dibuat dengan Adobe Flash
CS 6 memiliki keunggulan dalam menyajikan
animasi dalam bentuk gerak, gambar, dan suara
seperti multimedia interaktif (Saputro et al., 2018;
Siburian et al., 2020). Perangkat lunak Adobe Flash
CS memiliki semua elemen multimedia yang
diperlukan untuk membuat aplikasi dengan
simulasi yang menggambarkan fenomena alam dan
proses kimia sehingga konsep etnokimia akan lebih
mudah dipahami (Sukariasih et al., 2019).
Multimedia dari Adobe Flash akan meningkatkan
Sebelum pandemi, praktikum metabolit
sekunder dilakukan di laboratorium fisik
menggunakan metode isolasi yang terdiri dari
ekstraksi, fraksinasi, dan pemurnian.
Pembelajaran mata kuliah kimia selama ini lebih
tepat dilakukan melalui metode praktikum
karena metode ini menuntut mahasiswa untuk
memahami konsep dan menyelesaikan
permasalahan yang ada (Parmin et al., 2017;
Hakim et al., 2020). Praktikum ini membutuhkan
biaya yang besar karena alat tidak tersedia, dan
bahan yang dibutuhkan mahal. Selama masa
pandemi, pembelajaran kimia bahan alam
menghadapi kendala ketika siswa tidak dapat
melaksanakan praktikum di laboratorium.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, kendala
tersebut menimbulkan permasalahan yang
berdampak pada kurangnya kemampuan literasi
sains siswa sebesar 60% berdasarkan hasil studi
pendahuluan.
Berbagai inovasi teknologi digital yang
berkembang semakin pesat di masa pandemi
mendorong para pendidik untuk merencanakan
strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif dengan
memilih media yang sesuai (Mailizar et al., 2021;
Krouska et al., 2021; Lin et al., 2021; Pebriani, 2022).
Media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
metabolit sekunder adalah simulasi laboratorium
virtual sebagai salah satu komponen penting dari
sistem e-learning (Rowe et al., 2018; Eljack et al., 2020).
Media pembelajaran berbasis digital harus memenuhi
kriteria dalam pedoman penilaian teknologi yang
meliputi: kualitas tujuan dan isi, berkaitan dengan
unsur ketepatan dan kesesuaian.
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
kemampuan kondisi siswa, kualitas pembelajaran
melalui peningkatan motivasi, sifat fleksibilitas
pembelajaran, kualitas sosial pembelajaran, kualitas
tes dan penilaian evaluasi dan kualitas teknis yang
meliputi aspek keterbacaan, kemudahan
penggunaan, dan kualitas desain media. 2011;
Martin & Betrus, 2019).
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan literasi sains siswa setelah menggunakan
multimedia Adobe Flash berbasis etnokimia dalam
pembelajaran metabolit sekunder. Materi ini memerlukan
penyajian dengan program Adobe Flash karena dapat
menyediakan laboratorium virtual yang dibutuhkan untuk
menunjang keberhasilan pembelajaran dengan
memudahkan siswa dalam mempelajari materi tersebut.
Kriteria keterampilan literasi sains dalam penelitian ini
adalah siswa dapat mengerjakan sepuluh soal pilihan
ganda yang memenuhi kriteria berpikir tingkat tinggi.
Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi media
pembelajaran Adobe Flash berbasis etnokimia dengan
menggunakan kearifan lokal sebagai inovasi
pengembangan bahan ajar online. Adobe Flash berbasis
etnokimia memiliki langkah-langkah menentukan konsep
etnokimia, dibangun berdasarkan desain, mengumpulkan
materi yang cukup, mendapatkan perakitan, validasi
melalui pengujian, dan distribusi sebagai media
pembelajaran. Aplikasi ini dapat diakses melalui komputer
dan diunduh melalui tautan yang dibagikan di perangkat
android.
METODE
Metode penelitian ini adalah quasi-
experimental, mengacu pada Creswell (2009).
Penelitian dilakukan pada beberapa mahasiswa yang
mengambil mata kuliah kimia bahan alam. Pendekatan
etnokimia metabolit sekunder dipilih agar mahasiswa
dapat menerapkan keanekaragaman hayati sebagai
sumber metabolit sekunder penghasil senyawa alam di
Indonesia, misalnya tumbuhan gewang (Corypha utan
Lamk) yang tumbuh di sabana Nusa Tenggara Timur.
Tanaman ini biasa digunakan untuk keracunan ikan
oleh masyarakat adat di Nusa Tenggara Timur dan
dapat digunakan untuk pengobatan kanker. Penelitian
ini menggunakan kelompok eksperimen dengan
perlakuan tertentu dan kelompok kontrol yang tidak
dapat dikontrol sepenuhnya oleh variabel eksternal.
Penelitian ini menggunakan non-equivalent
control group design dengan teknik pretest-posttest
control group design (Cohen et al., 2000). Responden
dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol.
Populasi dalam penelitian ini adalah 306 mahasiswa
jurusan kimia, sedangkan sampel penelitian adalah 68
mahasiswa dari dua jurusan yang berbeda
273
kelompok. Teknik pengambilan sampel adalah
jenis purposive sampling. Peneliti secara acak
memilih dua kelompok dan memberikan
pertanyaan pretest untuk mengetahui
perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kontrol pada kondisi awal. Hasil pretest
dikatakan baik jika tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kontrol. Tes yang diberikan berupa sepuluh soal
pilihan ganda berorientasi literasi sains, meliputi
tingkat kognitif menerapkan (C3) dan
menganalisis (C4). Soal-soal yang diberikan
mengacu pada kriteria sebagai berikut: (1)
penyediaan data berupa grafik dan artikel
tentang pemanfaatan gewang, (2) analisis
permasalahan lingkungan terkait pemanfaatan
gewang sebagai keracunan ikan, (3) pertanyaan
interaktif terkait isu lingkungan dan teknologi
lokal tradisional di Lombok Barat.
Tahapan penelitian selanjutnya adalah perlakuan
kelompok eksperimen menggunakan media pembelajaran
mulitmedia berbasis Adobe Flash berbasis etnokimia
dengan menggunakan materi indigenous knowledge.
Pembelajaran konvensional menggunakan media
pembelajaran berbasis Microsoft PowerPoint pada
kelompok kontrol. Posttest diberikan kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol pada tahap akhir untuk
membuktikan dampak penggunaan multimedia terhadap
peningkatan literasi sains. Desain penelitian ada pada
Tabel 1.
Tabel 1.Desain penelitian
Pra- Merawat- Pos-
Kelompok
uji ment uji
Eksperimental O1 X O2
Kontrol O3 C O4
(Cohen et al., 2000)
Kelompok Eksperimen: O1 (Pemberian tes
sebelum menggunakan multimedia Adobe Flash
berbasis etnokimia menggunakan kearifan lokal); O2
(Pemberian tes setelah perlakuan etnokimia berbasis
multimedia Adobe Flash menggunakan kearifan lokal);
dan X (perlakuan Adobe Flash berdasarkan etnokimia
menggunakan pengetahuan Pribumi). Kelompok
Kontrol: O3 (Pemberian tes sebelum pembelajaran
konvensional); O4 (Pemberian tes setelah
pembelajaran konvensional); dan C (Pembelajaran
konvensional tanpa perlakuan khusus).
Data kuantitatif diperoleh setelah pemberian
tes literasi sains dan angket untuk mengetahui
respon siswa terhadap etnokimia berbasis
multimedia Adobe Flash menggunakan native
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
274

pengetahuan. Penelitian ini menggunakan instrumen Kemudian diolah dengan memberikan skala 0 untuk
literasi sains yang terdiri dari 10 pertanyaan yang jawaban yang salah dan 1 untuk jawaban yang benar.
mencakup empat indikator keterampilan literasi sains, Garis besar isi pilihan ganda keterampilan literasi sains
mengacu pada Chiappetta et al. (1991). alat- terdapat pada Tabel 2.

Meja 2.Indikator Soal Literasi Ilmiah

Indikator Literasi Ilmiah
Sains sebagai Tubuh Pengetahuan
Sains sebagai Cara Investigasi
Sub-indikator pertanyaan
Sebuah gambar disajikan, dan siswa dapat menentukan konsep
dan fakta yang tepat terkait dengan etnokimia.
Berbagai contoh kasus diberikan, dan siswa dapat memberikan alasan
untuk setiap jawaban.

Sains sebagai Cara Berpikir Suatu masalah disajikan, dan siswa dapat menyimpulkan berdasarkan
informasi yang valid.

Interaksi antara Sains, Berbagai kasus terkait pemanfaatan tanaman gewang diberikan, dan siswa
Teknologi, dan Masyarakat dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan konteks permasalahan
yang berkaitan dengan kearifan lokal.

Data penelitian diambil dua kali pada saat
pretest dan posttest. Data diolah dengan
menghitung N-gain dan diinterpretasikan dalam
beberapa kategori. Hasilnya kemudian dianalisis
sebagai satu kesatuan yang utuh pada setiap
indikator. Hasil N-Gain dianalisis melalui
kategorisasi berdasarkan Hake (1999). Kategori
yang diperoleh secara umum menggambarkan
peningkatan literasi sains setelah perlakuan dengan
Adobe Flash berbasis etnokimia menggunakan
kearifan lokal. Data kemampuan literasi sains
kemudian diolah dengan menentukan persentase
skor pembagian antara skor perolehan dan skor
maksimal pada Tabel 3 mengacu pada Yusuf (2014).
Tabel 3.Kategori Persentase Literasi Ilmiah
Penafsiran (%) Kategori
81,26 < X 100 Sangat tinggi
71,26 < X 81,25 Tinggi
62,51 < X 71,25 Sedang
43,76 < X 62,50 0 Rendah
< X 43,75 Sangat rendah
Pengumpulan data respon penggunaan
multimedia Adobe Flash berbasis etnokimia dengan
menggunakan Indigenous knowledge mengacu
pada skala Likert dengan empat alternatif jawaban.
Skor 4 berarti sangat tidak setuju, skor 3 berarti
tidak setuju, skor 2 berarti setuju, dan skor 1 berarti
sangat setuju. Instrumen literasi sains diuji validitas
dan reliabilitasnya sebelum diterapkan pada
penelitian. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas,
validitas semua item instrumen ditentukan dengan
koefisien reliabilitas sebesar 0,833. Nilai Cronbach
mencapai > 0,60, sehingga semua item dianggap
reliabel atau konsisten, dan instrumen penelitian
ini valid (Sujarweni, 2015). Tahap selanjutnya
adalah uji normalitas skor pretest dan posttest
untuk mengetahui normalitas sebaran data
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov SPSS
versi 26.0.
Data berdistribusi normal pada nilai = 0,05
jika berada di bawah ketentuan nilai Asymp. Sig
(2 ekor) > 0,05. Jika nilai menunjukkan
terdistribusi normal, maka dilakukan uji
independent sample t-test sehingga terdapat
bukti perbedaan yang signifikan antara hasil
pretest dan posttest. Langkah selanjutnya dapat
diputuskan berdasarkan hasil nilai, Sig. (2-tailed)
p < 0,05, yang menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara keduanya. Ketika nilai Sig. (2-
tailed) diperoleh p>0,05, maka tidak terdapat
perbedaan yang signifikan. Uji N-Gain dilakukan
jika data penelitian berdistribusi normal.
Keefektifan penggunaan multimedia Adobe
Flash berbasis etnokimia dengan menggunakan
Indigenous knowledge terlihat pada peningkatan nilai
pretest dan posttest (skor N-Gain). Multimedia Adobe
Flash berbasis etnokimia dengan menggunakan
Indigenous knowledge akan dinyatakan efektif jika nilai
N Gain 0,3 dalam kategori sedang atau tinggi. Tabel 4
mengacu pada Hake (1999).
Tabel 4.Kategori N-Gain
N Keuntungan (%) Penafsiran
(g) 70 Tinggi
30 (g) < 70 Sedang
(g) < 30 Rendah

Alpha
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
275

HASIL DAN DISKUSI adalah aplikasi yang dapat diunduh melalui

Para ahli dan dosen telah memvalidasi
pengembangan media pembelajaran Adobe Flash berbasis
etnokimia dengan menggunakan indigenous knowledge
pada materi metabolit sekunder. Multimedia
Android atau laptop. Multimedia ini dibagi
menjadi tiga bagian: pendahuluan, isi, dan
evaluasi. Tampilan bagian pendahuluan pada
multimedia disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1.Pengenalan Adobe Flash Multimedia Berbasis Etnokimia (Heliawati, 2021)

Spesifikasi media pembelajaran Adobe media pembelajaran cetak ada pada Tabel 5.
Flash berbasis etnokimia dibandingkan dengan
Tabel 5.Spesifikasi Perbandingan Adobe Flash Multimedia Berbasis Etnokimia Menggunakan
Pengetahuan Asli
Adobe Flash Multimedia berbasis etnokimia
Aspek Media Pembelajaran Cetak
menggunakan kearifan lokal
Durasi Menurut kecepatan belajar individu Tidak ada durasi

Efisiensi Multimedia dapat dipublikasikan secara online atau Biaya cetak buku mahal
offline sebagai aplikasi Android, CD, pengolah kata,
web, atau Sistem Manajemen Pembelajaran
Fleksibilitas Multimedia dapat digunakan untuk pembelajaran tanpa Media cetak cenderung tidak
dibatasi oleh tempat dan waktu praktis untuk dibawa
Masukan Latihan dengan umpan balik langsung dapat memberikan Hanya ada umpan balik satu arah dan
motivasi belajar tidak ada interaksi

Kemudahan penggunaan Menggunakan multimedia pada smartphone atau Media cetak sulit didapat, apalagi
laptop relatif mudah dan tidak memerlukan spesifikasi pada saat pembelajaran online.
smartphone tertentu.
Audio Visual Visualisasinya menarik dan cocok digunakan Kurang mampu memenuhi
oleh siswa dengan tipe belajar visual dan kebutuhan siswa dengan tipe
auditori belajar visual dan auditori
Ilmiah Lit- Pembelajarannya adalah konstruktivisme. Siswa membangun Informasi yang tersedia
cenderung erasi pengetahuan mereka melalui laboratorium virtual dan menjadi faktual.
ing video.
Sedang belajar Hasil evaluasi langsung didapatkan pada akhir Siswa tidak dapat memperoleh hasilnya
Evaluasi bagian ketiga (penutupan). secara langsung

Validasi multimedia Adobe Flash berbasis komunikasi, dan materi presentasi. Hasil
etnokimia menggunakan kearifan lokal oleh validasi yang dilakukan ditunjukkan pada
dosen meliputi empat aspek yaitu rekayasa Gambar 2.
perangkat lunak, komunikasi audio, visual
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
276
Gambar 2.Hasil Validasi Multimedia Berbasis Etnokimia Menggunakan Pengetahuan Asli
Pada Gambar 2, validitas multimedia berbasis
etnokimia dengan menggunakan pengetahuan asli
dari dua dosen sebagai ahli memiliki persentase
tertinggi pada aspek rekayasa perangkat lunak
(93,75%), diikuti oleh aspek komunikasi audio dan
komunikasi visual dengan skor yang sama (91,67%).
Aspek terendah (90%) terdapat pada aspek materi
presentasi. Validator umumnya
Gambar 3.Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Multimedia Berbasis Etnokimia
Persentase respon siswa terhadap penggunaan
media pembelajaran Adobe Flash berbasis etnokimia
dengan menggunakan indigenous knowledge pada
Gambar 3 menunjukkan adanya peningkatan motivasi
belajar (87,68%), dengan media ajar yang didesain
menarik, namun tetap mudah dipahami sehingga hasil
evaluasi menunjukkan peningkatan (86,03%). Siswa
dapat memeriksa tingkat keterampilan literasi sains
mereka setelah mereka selesai mengerjakan soal.
Pembelajaran online dengan pendekatan etnokimia
dengan menggunakan indigenous knowledge
meningkatkan keterampilan literasi sains (88,69%) dan
penguasaan konsep metabolit sekunder
Tabel 6.Skor Statistik Deskriptif N-Gain
Kelompok Eksperimental
Tes awal Posttest
Minimum 20 60
Maksimum 60 100
Rata-rata 40,29 83,82
menganggap multimedia ini sesuai sebagai bahan
ajar di perguruan tinggi.
Berdasarkan analisis respon siswa
terhadap multimedia berbasis etnokimia dengan
menggunakan indigenous knowledge, media ini
dinilai memberikan kontribusi penting sebagai
alternatif pembelajaran kimia pada metabolit
sekunder.
(88,24%). Pada aspek media, siswa beranggapan bahwa
multimedia Adobe Flash berbasis etnokimia dengan
menggunakan indigenous knowledge merupakan media
pembelajaran dengan pemilihan laboratorium virtual dan
video yang sesuai (87,32%). Penyampaian naratif
mengikuti tema pembelajaran (86,40%) sehingga
memudahkan siswa dalam merencanakan
pembelajarannya (85,29%) karena karakteristik multimedia
ini mudah digunakan (87,87%). Dari penelitian pada 22
siswa laki-laki dan 46 siswa perempuan pada kelompok
eksperimen dan kontrol, terdapat perbedaan
hasil pretest dan posttest (Tabel 6).
Grup Kontrol
N-Gain Tes awal Posttest N-Gain
- 20 50 -
- 70 100 -
0,72 39,71 74,71 0,57
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai minimum
siswa kelompok eksperimen pada pretest adalah
20, dan posttest adalah 60. Nilai maksimum pada
pretest adalah 60, dan posttest adalah 100. Nilai ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada posttest
adalah 83,82, jauh lebih tinggi dari rata-rata skor
pada pretest (40,29) dan perolehan skor N-Gain
(0,72 dalam kategori tinggi). Perbedaan hasil juga
ditunjukkan pada kelompok kontrol. Nilai minimum
dan maksimum pada pretest hampir sama dengan
nilai pada kelompok eksperimen (20 dan 70).
Namun, hasil posttest menunjukkan skor minimal
Tabel 7.Hasil Uji-T Independen pada N-Gain
Uji Levene untuk Persamaan Varians
F Sig
Varians yang sama 0,630 0,430
diasumsikan
Varians yang sama
diasumsikan
Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai signifikansi
(Sig) pada Levene Test for Equality of Variances adalah
0,430 > 0,05, sehingga varians pada data N-Gain (%)
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
adalah homogen. Nilai Sig. (2-tailed) diperoleh 0,006 <
0,05, sehingga terdapat perbedaan efektifitas yang
signifikan pada perlakuan dengan etnokimia berbasis
multimedia Adobe Flash
Gambar 4.Perbandingan Pencapaian Indikator Literasi Ilmiah Antara Dua Kelompok
Pencapaian literasi sains pada Gambar 4
menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki
skor rata-rata yang lebih tinggi pada semua indikator
dibandingkan kelompok kontrol. Pada indikator, Sains
sebagai Cara Berpikir (88,24%), Sains sebagai Cara
Menyelidiki (82,35%), Sains sebagai Tubuh
Pengetahuan (79,41%), dan indikator terendah adalah
Interaksi Sains, Teknologi, dan Masyarakat ( 76,47%).
Pada kelompok kontrol, indikator tertinggi juga
diperoleh pada Science Ways of thinking (73,53%),
Science as Ways
277
50 dan maksimal 100. Disertai dengan skor N-
Gain (0,57 dalam kategori sedang). Perbedaan
skor N-Gain antara kelompok eksperimen dan
kontrol kemudian diuji normalitasnya dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. Kelompok eksperimen dan
kontrol menunjukkan hasil skor uji normalitas
mencapai Sig. 0,200 > 0,05. Hasil ini berarti
bahwa data penelitian berdistribusi normal. Uji t
independen dilakukan, seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 7, untuk mengetahui pengaruh
multimedia Adobe Flash berbasis etnokimia
menggunakan pengetahuan asli, yang memiliki
efektivitas yang signifikan.
uji-t untuk Kesetaraan Means
t df Tanda tangan. (2-ekor)
- 2.837 66 0,006
- 2.837 64.629 0,006
menggunakan kearifan lokal terhadap kelompok
kontrol. Hasil analisis pemberian soal pilihan
ganda berorientasi literasi sains pada saat
posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen
diperoleh persentase yang berbeda untuk setiap
indikator literasi sains, mengacu pada
Chiappetta dan Fillman (2007) seperti pada
Gambar 4.
Investigasi (72,06%), Sains sebagai Tubuh
Pengetahuan (71,57%), dan indikator terendah
adalah Interaksi Sains, Teknologi, dan
Masyarakat (70,59%).
Peningkatan keterampilan literasi sains yang
paling signifikan dicapai pada indikator Science as
Ways of the Thinking. Aspek ini berfokus pada
berpikir, menyimpulkan, dan merefleksikan
eksperimen melalui simulasi di laboratorium virtual.
Simulasi interaktif ini memiliki lima prinsip desain
instruksional, termasuk dipandu
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
278
kegiatan (panduan instruksi), refleksi, umpan balik
langsung, kebebasan bereksplorasi, dan pra-pelatihan
(Miyamoto et al., 2019). Laboratorium virtual memiliki
kelebihan dibandingkan praktikum laboratorium pada
materi metabolit sekunder karena merupakan media
pembelajaran yang mengutamakan keselamatan
pengguna (Kapilan et al., 2021) dan efisiensi yang tinggi
(Faour et al., 2018; Asrizal et al., 2022) .
Indikator Science as a Way of
Investigating mendapat persentase terbesar
kedua. Indikator ini dimana siswa dapat
menyelesaikan masalah berupa soal literasi
sains sesuai dengan kriteria kemampuan
berpikir tingkat tinggi pada gambar atau
tabel. Siswa pada kelompok eksperimen lebih
mampu memecahkan masalah yang berkaitan
dengan literasi sains karena pada multimedia
Adobe Flash berbasis etnokimia terdapat
simulasi laboratorium virtual metabolit
sekunder. Temuan ini diperkuat dengan
penelitian sebelumnya tentang simulasi
laboratorium virtual, yang terbukti dapat
meningkatkan literasi sains siswa, terutama
dalam kemampuan menerapkan konsep sains
dalam kehidupan sehari-hari. (Bortnik et al.,
2017; Putri et al., 2021).
Persentase terbesar ketiga adalah indikator
Science as Body of Knowledge, yang meliputi
informasi, fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori
dalam multimedia Adobe Flash berbasis etnokimia
dengan menggunakan indigenous knowledge. Materi
pembelajaran dalam konteks kearifan lokal membantu
siswa mencapai tujuannya dan lebih memahami
prinsip-prinsip ilmiah kehidupan nyata (Saija et al.,
2022). Materi disajikan dalam bentuk tulisan atau video
yang mudah dipahami oleh pengguna. Keuntungan
lain menggunakan video adalah memungkinkan
pengguna untuk menontonnya berulang kali pada
waktu yang tidak ditentukan (Danjou, 2020). Siswa
dapat lebih memahami materi yang diberikan,
sehingga tidak terjadi miskonsepsi (Rubini et al., 2018;
Wargadinata et al., 2020). Video tentang metabolit
sekunder yang disematkan dalam multimedia ini
berasal dari channel Youtube, yang terbukti
menyajikan berbagai fakta ilmiah secara informatif
(Rosenthal, 2018). Setelah menonton video, siswa
dapat dengan bebas berkolaborasi dan
mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi ilmiah
(Ndihokubwayo et al., 2020).
Persentase terendah adalah indikator Interaksi
Sains, Teknologi, dan Masyarakat. Indikator ini
berkaitan dengan penerapan etnokimia pada metabolit
sekunder dalam konteks isu kearifan lokal di Nusa
Tenggara Timur. Penelitian lain oleh Nisa et al. (2021)
mengungkapkan bahwa hal yang sama disebabkan
oleh materi
mengenai etnokimia terkait dengan teknologi
masyarakat Nusa Tenggara Timur yang belum
banyak diketahui oleh responden dari daerah Jawa
Barat. Materi tentang tanaman Gewang (Corypha
utan Lamk), yang biasa digunakan untuk keracunan
ikan oleh masyarakat di Nusa Tenggara Timur,
memiliki manfaat teknologi medis lainnya seperti
anti kanker atau lainnya (Heliawati et al., 2015;
Hilaria & Octavia, 2020; Lazarus & Lawa, 2022). Hal
ini membuka wawasan mahasiswa khususnya
dalam bidang etnokimia untuk meningkat.
KESIMPULAN
Keterampilan literasi sains siswa diperoleh secara
signifikan pada kelompok eksperimen dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Penggunaan berbagai elemen
dalam multimedia, seperti laboratorium virtual, video, dan
pertanyaan interaktif dengan umpan balik langsung,
terbukti dapat meningkatkan keterampilan literasi sains
pada materi metabolit sekunder dengan menggunakan
pendekatan kearifan lokal masyarakat Nusa Tenggara
Timur. Menggunakan multimedia Adobe Flash berbasis
etnokimia, materi pembelajaran yang menggali potensi
Gewang (Corypha utan Lamk) ekstrak biji sebagai anti
kanker membuka wawasan mahasiswa tentang
pentingnya mengenali manfaat berbagai keanekaragaman
hayati di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat
mendorong penemuan-penemuan dengan memanfaatkan
bahan-bahan alami asli Indonesia di bidang kesehatan dan
bidang lainnya.
REFERENSI
Adedoyin, OB, & Soykan, E. (2020). Covid-19 Pan-
demic dan Pembelajaran Online: Tantangan
dan Peluang.Lingkungan Pembelajaran
Interaktif,0(0), 1–13.
Ahied, M., Muharrami, LK, Fikriyah, A., & Rosidi,
I. (2020). Meningkatkan Literasi Ilmiah Siswa
Melalui Pembelajaran Jarak Jauh dengan
Multimedia Berbasis Augmented Reality
Ditengah Pandemi Covid-19.Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia,9(4), 499–511.
Anulika, J. (2021). Pengaruh Instruksi Etnokimia
Strategi Nasional Prestasi Siswa Sekolah
Menengah Kimia di Zona Pendidikan
Onitsha.Jurnal Penelitian Afrika dalam
Pendidikan Matematika, Sains dan
Teknologi, 6(1), 121-128.
Asrizal, A., Yurnetti, Y., & Usman, EA (2022). TIK
Materi Ajar IPA Tematik Model Learning
Cycle 5E untuk Mengembangkan
Keterampilan Abad 21 Siswa.Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia,11(1), 61-72.
Azhar, A. (2011). Media Pembelajaran. DiRaja Grafin-
lakukan Persada.
Bortnik, B., Stozhko, N., Pervukhina, I., Tchernyshe-
va, A., & Belysheva, G. (2017). Pengaruh Vir-
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
Laboratorium Kimia Analitik dalam Peningkatan
Keterampilan dan Praktik Penelitian Mahasiswa.
Riset Teknologi Pembelajaran,25( 1063519 ), 1–20.
Bradley, D. (2021).kearifan lokal selama pan-
demic.Februari2-3.
Carrillo, C., & Flores, MA (2020). Covid-19 dan
Pendidikan Guru: Tinjauan Literatur tentang
Praktik Belajar Mengajar Online.Jurnal
Pendidikan Guru Eropa,43(4), 466–487.
Chiappetta, EL, & Fillman, DA (2007). Analisis
dari Lima Buku Teks Biologi Sekolah Menengah yang
Digunakan di Amerika Serikat untuk Pencantuman
Sifat Ilmu Pengetahuan.Jurnal Internasional
Pendidikan Sains,29(15), 1847–1868.
Chiappetta, EL, Fillman, DA, & Sethna, GH
(1991). Metode untuk Mengukur Tema Utama
Literasi Ilmiah dalam Buku Ajar Sains. Jurnal
Penelitian dalam Pengajaran Sains,28(8), 713–
725.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2000). Ulang-
Metode pencarian dalam Pendidikan. DiRoutledge(edisi
ke-5). Routledge Falmer.
Creswell, JW (2009).Desain penelitian; Kualitatif,
Pendekatan Kuantitatif, dan Metode Campuran(
edisi ke-3). Publikasi SAGE.
Danjou, PE (2020). Pengajaran Jarak Jauh Organik
Tutorial Kimia di Masa Pandemi Covid-19:
Fokus Penggunaan Video dan Media Sosial.
Jurnal Pendidikan Kimia,97(9), 3168–3171 .
Dewi, CA, Erna, M., Martini, Haris, I., & Kundera,
DI (2021). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual
Collaborative Learning Berbasis Etnosains
Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Ilmiah
Siswa.Jurnal Pendidikan Sains Turki,18(3), 525–541.
Dewi, CA., Khery, Y., & Erna M (2019). Sebuah Et-
Kajian Noscience dalam Pembelajaran Kimia untuk
Mengembangkan Literasi Ilmiah.Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 8(2), 279-287.
Eljack, SM, Alfayez, F., & Suleman, NM (2020).
Peningkatan Laboratorium Virtual Kimia
Organik.Jurnal Internasional Matematika dan
Ilmu Komputer,15(1), 309–323. Faour, MA,
Ayoubi, Z., & The, Z. (2018). Ef-
Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual terhadap
Pemahaman Konseptual Siswa Kelas 10 dan Sikapnya
terhadap Fisika.Jurnal Pendidikan Sains, Lingkungan
dan Kesehatan,4(1),54–68. Hake, RR (1999).
Menganalisis Perubahan/Mendapatkan Skor.
Tidak diterbitkan (Online).
Hakim, A., Jufri, AW, & Ramandha, MEP (2020).
Inovasi Praktikum Kimia Bahan Alam dengan
Kearifan Lokal Suku Sasambo. Jurnal Pijar
Mipa,15(4), 325.
Heliawati, L. (2021). Multimedia Interaktif Pembe-
lajaran Kimia Bahan Alam untuk Mahasiswa
Universitas Pakuan(on line).
Heliawati, L., Kardinan, A., Mayanti, T., & Tjokrone-
goro, R.ati. (2015). Piceatanol: Anti-Kanker
279
Senyawa dari Ekstrak Biji Gewang.Jurnal Ilmu
Farmasi Terapan,5(1), 110-113. Hilaria, M., &
Octavia, DR (2020). Efek
Penambahan Amilum Gewang (Corypha Utan
Lamarck) Secara Intragranular dan
Ekstragranular Terhadap Sifat Fisik Tablet
Parasetamol Dengan Metode Granulasi Basah.
Jurnal Ilmiah Manuntung,6(1), 110-121.
Isnaeni, W., Sujatmiko, YA & Pujiasih, P. (2021)
Analisis Peran Media Pembelajaran Berbasis
Android dalam Pembelajaran Keterampilan
Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah.Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia, 10(4),607-617.
Kapilan, N., Vidhya, P., & Gao, XZ (2021). Maya
Laboratorium: Anugrah Pendidikan Teknik
Mesin Di Masa Pandemi Covid-19. Pendidikan
Tinggi untuk Masa Depan,8(1), 31–46. Krouska,
A., Troussas, C., & Sgouropoulou, C. (2021).
Pembelajaran Berbasis Game Seluler sebagai
Solusi di Era Covid-19: Memodelkan
Keterjangkauan Pedagogis dan Interaksi Siswa.
Pendidikan dan Teknologi Informasi, 229–241.
Lazarus, EJL, & Lawa, EDW(2022). In Vitro
Nilai Gizi Produk Urea Slow Release Dari
Hasil Pemasakan Kombinasi Urea Dengan
Gewang ( Corypha Utan Lamk . ) Kandungan
Batang ( Umbut ) Pati In Vitro Nilai Gizi
Produk Slow Release Urea Dari Hasil
Memasak Kombinasi Urea Dengan Gewang
( Corypha Utan Lamk ) .) Isi Batang ( Umbut )
Pati.Jurnal Dunia Farmasi dan Ilmu Hayati, 8
(5), 9-16. Lin, CL, Jin, YQ, Zhao, Q., Yu, SW, &
Su, YS
(2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Peralihan Perilaku Siswa ke Pembelajaran Online
di Masa Pandemi Covid-19: Perspektif Model Push-
Pull-Mooring.Peneliti Pendidikan Asia-Pasifik,30(3),
229–245.
Maharani, R., & Fernandes, A. (2021). Potensi
Jamu dari Kalimantan, Indonesia, untuk
Merangsang Kekebalan Manusia di Masa
Pandemi Covid-19: Tinjauan Singkat.Annals of
Phytomedicine: Sebuah Jurnal Internasional,10
(Sp-Isu1 (COVID-19): S4-S12).
Mailizar, M., Burg, D., & Maulina, S. (2021). memeriksa-
ing Niat Perilaku Mahasiswa untuk Menggunakan
E-learning selama Pandemi Covid-19: Model TAM
yang Diperpanjang.Pendidikan dan Teknologi
Informasi,26(6), 7057–7077 . Martin, F., & Betrus,
AK (2019). Media Digital untuk
Sedang belajar. DiMedia Digital untuk Pembelajaran.
Mazzocchi, F. (2020). Arti Sustain yang Lebih Dalam-
kemampuan: Wawasan dari Pengetahuan
Adat. Ulasan Antroposen,7(1), 77–93.
Miyamoto, M., Milkowski, DM, Young, CD, &
Lebowicz, LA (2019). Mengembangkan Lab
Virtual untuk Mengajarkan Teknik
Laboratorium Biologi Esensial.Jurnal
Biokomunikasi,43(1), 23–31.
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
280
Muhammad, F. (2020). Pandemi Covid-19: Perannya
dari Pengobatan Tradisional.Jurnal Infeksi
Internasional,7(3).
Ndihokubwayo, K., Uwamahoro, J., & Ndayambaje, I.
(2020). Efektivitas Simulasi PhET dan Video
YouTube untuk Meningkatkan Pembelajaran
Optik di Sekolah Menengah Rwanda.Jurnal
Penelitian Afrika dalam Pendidikan Matematika,
Sains dan Teknologi,0(0), 1–13.
Nisa, K., Indriyanti, DR, & Parmin, P. (2021). En-
Modul Pencemaran Lingkungan Berbasis
SETS Bernilai Islami untuk Meningkatkan
Literasi Sains Siswa.Jurnal Ilmu Inovatif. 37.
Parmin, P., & Fibriana, F. (2019). Calon Guru-
Literasi Ilmiah melalui Pembelajaran
Etnosains yang Terintegrasi dengan
Pengetahuan Adat Masyarakat di Daerah
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal.Jurnal
Penelitian Dan Pembelajaran IPA,5(2), 142.
Parmin, Sajidan, Ashadi, Sutikno, & Fibriana, F.
(2017). Model Pembelajaran IPA Terpadu
untuk Meningkatkan Kemandirian Karya
Ilmiah Siswa Guru dalam Transformasi
Pengetahuan Adat.Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia,6(2), 365–372.
Pebriani, F., Heliawati, L., & Ardianto, D. (2022).Itu
Pengaruh Bahan Ajar Berbasis STREAM
Menggunakan Smart Apps Creator 3 Terhadap
Literasi Ilmiah Siswa,2(1), 78–93.
Purba, J., Tua, F., Panggabean, M., & Widarma, A.
(2021).Pengembangan Bahan Ajar Kimia Umum
(Stoikiometri) dalam Jaringan Terpadu
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Berbasis
Media, 591(Aisteel), 949–954.
Putri, LA, Permanasari, A., Winarno, N., & Ah-
gila, NJ (2021). Meningkatkan Literasi Ilmiah STEM
Siswa menggunakan Aktivitas Lab Virtual dengan
Pembelajaran Berbasis Inkuiri.Jurnal Pembelajaran
Sains,4(2), 173–184.
Prasetia, I., & Adlan, M. (2022). Manajemen dari
Program Gerakan Literasi (LMP) Peningkatan
Budaya Baca di Sekolah Dasar.Jurnal Inovasi
dalam Penelitian Pendidikan dan
Kebudayaan, 3(3), 316-322.
Rosa, M., & Clark, D. (2011). Etnomatematika:
Aspek Budaya Matematika.Revista
Latinoamericana de Etnomatemática:
Perspectivas Socioculturales de La Educación
Matemática,4(2), 32–54.
Rosenthal, S. (2018). Motivasi Mencari Video Sains
eos di YouTube: Pembelajaran Pilihan Bebas dalam
Masyarakat yang Terhubung.Jurnal Internasional
Pendidikan Sains, Bagian B: Komunikasi dan
Keterlibatan Publik,8(1), 22–39.
Rowe, RJ, Koban, L., Davidoff, AJ, & Thompson,
KH (2018). Kemanjuran Mata Kuliah Ilmu
Laboratorium Online.Jurnal Desain Formatif dalam
Pembelajaran,2(1), 56–67.
Rubini, B., Permanasari, A., & Yuningsih, W. (2018).
Multimedia Pembelajaran Berbasis Literasi
Sains Tema Petir.Jurnal Penelitian Dan
Pembelajaran IPA,4(2), 89.
Saifi, IL, Akhter, N., & Salamat, L. (2020). Covid-19
Penutupan Pandemi: Tantangan Layanan
Dukungan Elektronik Hei dalam Program
Pendidikan Guru.Jurnal Internasional Pendidikan
Jarak Jauh dan E-Learning (IJDEEL), VI, 149-169.
Saija, M., Rahayu, S. & Fajaroh, F. (2022). Meningkatkan-
Literasi Ilmiah Siswa SMA Menggunakan Isu-
Isu Lokal-Sosioscientific dalam Strategi
Pembelajaran Oe3C.Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 11(1), 11-23.
Saputro, HD, Muryani, C., & Sarwono, S. (2018).
Pengembangan Media E-Learning Program
Adobe Flash Dalam Model Pembelajaran
Kontekstual Untuk Meningkatkan Pembelajaran
Siswa.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,11(1),
11–23. Sheeba, & Begum, H. (2018). Studi Banding
Mengembangkan Aplikasi Multimedia Interaktif
menggunakan Adobe Flash dan HTML/CSS.
Jurnal Internasional Penelitian Lanjutan dalam
Ilmu Komputer dan Teknik Elektronika, 7(5), 5–
9.
Siburian, S., Hutagalung, SM, & Daulay, S. (2020).
Pengembangan Media Pembelajaran Adobe
Flash CS6 Cerpen Berbasis Teks Pembelajaran
Komunitas Lokal Maju Siswa Batak Toba di
Tanjungmorawa.Jurnal Penelitian dan Kritik
Internasional Budapest dalam Linguistik dan
Pendidikan (BirLE),3(1), 591–599. Spitzer, W., &
Fraser, J. (2020). Memajukan Komunikasi
Literasi Sains kota.Jurnal Pendidikan
Museum,45(1), 5–15.
Sujarweni, VW (2015).SPSS untuk Penelitian.Pusta-
ka Baru Pers.
Sukariasih, L., Erniwati, E., & Salim, A. (2019). De-
pengembangan Multimedia Interaktif
Pembelajaran IPA Berbasis Adobe Flash CS6.
Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan
Kejuruan,1(4), 322–329.
Sutrisno, H., Wahyudiati, D., & Louise, ISY (2020).
Etnokimia dalam Kurikulum Kimia di
Perguruan Tinggi: Menggali Sumber Belajar
Kimia dalam Kearifan Lokal Sasak.Jurnal
Universal Penelitian Pendidikan, 8(12A),
7833–7842 .
Taitingfong, R., & Ullah, A. (2021). Memberdayakan di-
Pengetahuan asli dalam Musyawarah
Pengeditan Gen di Alam Liar.Laporan Pusat
Hastings, 51(S2).
Victor, JM, Goulet, LM, Schmidt, K., Linds, W.,
Episkenew, J.-A., & Goulet, K. (2016). Seperti
Mengepang Sweetgrass. DiTinjauan Internasional
Penelitian Kualitatif,9(4).
Wargadinata, W., Maimunah, I., Dewi, E., & Rofiq, Z.
(2020). Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran di
 L. Heliawati, L. Lidiawati, PNA Adriansyah, E. Herlina / JPII 11 (2) (2022) 271-281
Awal Pandemi Covid-19.Tadris: Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah,5(1), 141-153.
Widodo, W., Sudibyo, E., Suryanti, Sari, DAP,
Inzanah, & Setiawan, B. (2020). Efektivitas
Multimedia Interaktif Berbasis Gadget dalam
Meningkatkan Literasi Ilmiah Generasi Z. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia,9(2), 248–256.
William, K., Siahaan, A., Marulitua Manurung, H., &
Siahaan, MM (2021). Strategi Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Android Selama
281
Masa Pandemi Untuk Meningkatkan Sastra Sains
Mahasiswa.Jurnal Internasional Pendidikan dan
Humaniora,1(1), 34–40.
Woodin, T., Celeste Carter, V., & Fletcher, L. (2010).
Visi dan Perubahan dalam Pendidikan Sarjana
Biologi, Panggilan untuk Tindakan-Respons Awal.
Pendidikan Ilmu Kehidupan CBE,9(2), 71–73. Yusuf,
M. (2014).Metode Penelitian Kuantitatif, Kuali-
tatf, dan Penelitian Gabungan(edisi ke-4). Kencana.