Anda di halaman 1dari 8

Edu-Sains Volume 8 No.

1, Januari 2019

Pengembangan E-Modul Pembelajaran Biologi Berbasis 3D Pageflip pada Materi


Klasifikasi Makhluk Hidup untuk Siswa Kelas VII SMP

Development of E-Learning Module 3D Biology Based on Material Classification


Pageflip Beings for Seventh Grade Students of SMP

Muhammad Khidayatullah Irfan, Upik Yelianti*), Muhaimin

Program Studi Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi


*)Corresponding author: upikyelianti@ymail.com

Abstract
Education is now entering an era that encourages the use of technology to support the learning
process. One such technology is the 3D Pageflip media which combines interactive simulations
with text, images, videos and animations. This study aims is to develop the product of 3D Pageflip
based e-module about classification of living things, as well as to determine student’s perceptions of
the e-modules. This development research uses the ADDIE’s model. The e-module of 3D Pageflip
are validated by media expert and content expert. The results of the validation of material experts
obtained a score about 87% which was categorized as "very valid", while media validation
obtained the score about 80% in the "valid" category. The results of small group and large group
trials obtained the scores 84% and 85% respectively, both were in the category of "very good".
Furthermore, for the response of teachers are obtained the score about 88% with very good
category. Overall the 3D Pageflip-based e-module is appropriate to be used as one of the learning
materials on the classification of living things.

Keywords: 3D Pageflip, e-modul, learning media, living things classification

Abstrak
Dunia Pendidikan saat ini memasuki era yang mendorong penggunaan teknologi untuk mendukung
proses pembelajaran. Salah satu teknologi tersebut adalah media 3D Pageflip yang memadukan
simulasi-simulasi interaktif dengan teks, gambar, video, dan animasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan produk e-modul berbasis 3D Pageflip pada materi klasifikasi makhluk hidup, serta
mengetahui persepsi siswa terhadap e-modul yang telah dikembangkan tersebut. Penelitian
pengembangan ini menggunakan model ADDIE. Modul elektronik berbasis 3D Pagepfip yang
sudah dikembangkan divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Hasil validasi ahli materi diperoleh
skor 87% dengan dikategorikan “sangat valid”, sedangkan validasi media diperoleh skor 80%
dengan kategori “valid”. Hasil uji coba kelompok kecil dan kelompok besar diperoleh skor secara
berurutan 84% dan 85%, keduanya termasuk dalam kategori “sangat baik” Selanjutnya untuk
respon dari dua guru diperoleh skor 88% dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan e-modul
berbasis 3D Pageflip layak digunakan sebagai salah satu bahan pembelajaran pada materi
klasifikasi makhluk hidup.

Kata Kunci: 3D Pageflip, e-modul, klasifikasi makhluk hidup, media pembelajaran

9
Irfan, M.K., dkk. Pengembangan E-Modul ...

PENDAHULUAN untuk mendapatkan ilmu itu sendiri


dilupakan. Dimensi proses bukan hanya
Sumber daya manusia yang berkualitas
dapat mengembangkan aspek dari kognitif
sangat diperlukan dalam pembangunan
saja melainkan aspek afektif dan
bangsa khususnya dalam bidang
psikomotor dari siswa pun dapat
pendidikan. Tujuan utama pendidikan
dikembangkan. Dimensi proses tidak
adalah membantu siswa untuk dapat
didapatkan dari buku teks saja tetapi juga
menemukan makna baru mengenai apa
bisa didapatkan dari sumber belajar
yang dipelajari (Martin, Sexton, &
ataupun bahan ajar lainnya, seperti modul.
Gerlovich, 2001). Dengan demikian
diperlukan pembelajaran yang mampu
Berdasarkan hasil wawancara yang
menciptakan suasana atau kegiatan yang
dilakukan peneliti di SMP Negeri 17 Kota
kondusif sehingga pembelajaran menjadi
Jambi dengan guru mata pelajaran IPA,
bermakna bagi siswa.
diperoleh keterangan bahwa dalam pelak-
sanaan pembelajaran siswa mengalami
Menurut Ausubel dalam Rahmah (2013)
kesulitan memahami materi klasifikasi
faktor utama yang mempengaruhi belajar
makhluk hidup, apabila diberi suatu soal
bermakna adalah struktur kognitif yang
evaluasi mengenai materi klasifikasi
ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan
makhluk hidup, siswa mengalami kesulitan
dalam suatu bidang studi tertentu pada
untuk menyelesaikan soal evaluasi
waktu tertentu. Pembelajaran bermakna
tersebut. Hal ini menyebabkan siswa tidak
terjadi apabila seseorang belajar dengan
aktif karena siswa tidak mau menanggapi
mengasosiasikan fenomena baru ke dalam
penjelasan dari guru. Bahan ajar yang
struktur pengetahuan mereka. Dalam
digunakan belum mampu menuntun siswa
proses pembelajaran seseorang meng-
untuk belajar mandiri sehingga pem-
konstruksi apa yang telah ia pelajari dan
belajaran menjadi kurang efektif karena
mengasosiasikan pengalaman, fenomena,
hanya berpusat pada guru.
dan fakta-fakta baru ke dalam struktur
pengetahuan mereka. Biologi merupakan
Hasil observasi di SMP Negeri 17 Kota
salah satu ilmu yang erat hubungan dengan
Jambi diketahui bahwa, diperoleh data
alam. Biologi berisi fakta, konsep, dan
mengenai ketersediaan sarana dan
proposisi (hubungan antar konsep) yang
prasarana yang diperlukan untuk
relevan.
mengoperasikan e-modul. SMP Negeri 17
Kota Jambi telah memiliki laboratorium
Pembelajaran biologi yang ideal, kondusif
komputer dengan jumlah komputer 60 unit
dan menyenangkan akan sangat sulit
dengan satu komputer sebagai server.
terwujud apabila pendidik atau guru hanya
Selain itu, kurang lebih 80% siswa juga
mengejar target kurikulum tanpa melibat-
telah memiliki komputer, baik dalam
kan siswa dalam kegiatan belajar (Trianto,
bentuk desk computer, laptop, maupun
2007). Sementara itu, penggunaan buku
notebook. Sekolah juga telah memiliki
teks di dalam pembelajaran hanya
sarana presentasi dengan menyediakan
mengembangkan kemampuan siswa untuk
jaringan listrik pada setiap kelas, dan
mencapai tujuan pembelajaran dari
adanya infocus yang berfungsi sebagai alat
dimensi produk saja. Sehingga proses
konversi digital dari komputer ke layar.

10
Edu-Sains Volume 8 No. 1, Januari 2019

Daya listrik yang dimiliki SMP Negeri 17 menyelesaiakn soal-soal evaluasi serta
Kota Jambi juga sangat mendukung. pemahaman siswa dalam materi klasifikasi
Dengan daya listrik sebesar 3300 Volt makhluk hidup. Dalam hal ini adalah
Amper, di SMP Negeri 17 Kota Jambi bahan ajar dalam bentuk modul.
dapat dimungkinkan untuk menghidupkan
komputer sebenyak 80 buah dalam satu Menurut Daryanto (2013), modul
waktu. merupakan salah satu bentuk bahan ajar
yang dikemas secara utuh dan sistematis,
Implementasi e-modul dalam proses di dalamnya memuat seperangkat
pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 17 pengalaman belajar yang terencana dan
Kota Jambi. Pemilihan lokasi imple- didesain untuk membantu siswa
mentasi didasarkan pada hasil observasi di menguasai tujuan belajar yang spesifik.
SMP Negeri 17 Kota Jambi. Selain itu, Sedangkan menurut Wiyanto (2012),
seluruh siswa dan siswi di SMP Negeri 17 modul dilengkapi dengan berbagai
Kota Jambi telah mampu mengoperasikan petunjuk yang lengkap dan rinci sehingga
komputer. Demikian juga dengan guru peserta didik dapat menggunakan modul
IPA yang mengajar di sekolah tersebut. dalam membelajarkan diri mereka sendiri.
Ditinjau dari kebutuhan akan ketersediaan Modul merupakan materi ajar yang sudah
modul sebagai sumber belajar, SMP dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa
Negeri 17 Kota Jambi memerlukan adanya diharapkan dapat mempelajari materi ajar
variasi sumber belajar. Selama ini, dalam tersebut secara mandiri (Prastowo, 2011).
proses pembelajaran di sekolah tersebut Dalam modul siswa akan mendapatkan
siswa hanya menggunakan buku paket IPA materi, ringkasan, dan tugas yang ber-
yang diterbitkan oleh pemerintah, sehingga kaitan dengan materi. Di samping itu,
diperlukan adanya sumber belajar lain dalam modul siswa dapat menemukan
yang dapat memperkaya dan mem- arahan yang terstruktur untuk memahami
perdalam pengetahuan dan wawasan materi yang diberikan. Dalam modul siswa
siswa, khususnya pada materi klasifikasi pada saat yang bersamaan diberi materi
makhluk hidup. dan tugas yang berkaitan dengan materi
tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu
pengembangan bahan ajar yang dapat Kemajuan teknologi informasi dan
membantu dalam meningkatkan pema- komunikasi memungkinkan modul dapat
haman dan motivasi siswa, serta bahan ajar dibuat dalam sajian elektronik yang
yang dapat merangsang siswa untuk lebih disebut modul elektronik. Sugianto,
aktif. Pemilihan dan penggunaan bahan Abdullah, Elvyanti, & Muladi (2013)
ajar yang tepat dalam pembelajaran menyatakan bahwa modul elektronik
merupakan faktor yang sangat penting adalah sebuah bentuk penyajian bahan
dalam mengarahkan siswa untuk mem- belajar mandiri yang disusun secara
peroleh pengalaman belajar. Bahan ajar sistematis ke dalam unit pembelajaran
yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah terkecil untuk mencapai tujuan pem-
ini yaitu bahan ajar yang dapat mendukung belajaran tertentu yang disajikan kedalam
proses pembelajaran yang mudah dipahami format elektronik yang didalamnya
dan dapat membantu siswa dalam terdapat animasi, audio, navigasi yang

11
Irfan, M.K., dkk. Pengembangan E-Modul ...

membuat pengguna lebih interaktif dengan METODE PENELITIAN


program. Sedangkan menurut Suarsana
(2013) e-modul merupakan suatu modul Penelitian yang dikembangkan adalah jenis
yang dapat menampilkan gambar, vidio, penelitian dan pengembangan atau dikenal
audio, foto, animasi, kuis yang bersifat dengan Research and Development (R&D)
interaktif sehingga tercipta pembelajaran menggunakan model pengembangan
yang aktif. Kemudian menurut Ghaliyah, ADDIE yang terdiri dari: (i) Analisis, (ii)
Bakri, & Siswoyo (2015) modul elektronik Desain, (iii) Develop, (iv) Implementasi
adalah modul yang ditrasformasikan dan (v) Evaluasi (Branch, 2009).
penyajiannya kedalam bentuk elektronik. Penelitian dilakukan di SMPN 17 Kota
Software yang digunakan untuk meng- Jambi. Sampel yang digunakan satu kelas
hasilkan modul elektronik adalah 3D yaitu kelas VII. Jumlah siswa pada uji
PageFlip Profesional, aplikasi ini mampu coba kelompok kecil sebanyak 6 siswa,
menjadikan tampilan modul elektronik dan uji coba kelompok besar 20 siswa.
menjadi lebih menarik dengan tambahan
animasi, gambar, vidio, audio-visual, (i) Tahap analisis. Tahap analisis terdiri
berbagai format seperti Exe, Zip, Html, dari analisis kebutuhan, analisis siswa, dan
3DP, Screen Sever dan lain-lain. Menurut analisis instruksional. Analisis kebutuhan
Salsabila (2013) 3D PageFlip Profesional merupakan kegiatan awal terhadap
merupakan salah satu jenis perangkat masalah dasar yang dibutuhkan dalam
lunak komputer yang dapat membuat pengembangan bahan ajar. Analisis
tampilan animasi sehingga mampu dilakukan untuk mengetahui permasalahan
menciptakan media pembelajaran yang dihadapi dalam pembelajaran serta
interaktif bagi siswa. ketersediaan bahan ajar terutama pada
materi klasifikasi makhluk hidup.
Modul juga dikembangkan dengan
menyajikan materi secara lebih mendalam Berdasarkan wawancara terbuka dan
dan disertai dengan tugas-tugas rumah pengisian angket terhadap guru, diketahui
yang mengarahkan siswa agar dapat bahwa materi klasifikasi makhluk hidup
belajar secara mandiri di rumah. Dengan bukan merupakan materi yang sulit, akan
pengembangan modul ini diharapkan siswa tetapi pemahaman siswa masih dalam level
dapat belajar secara mandiri, sehingga sedang. Selain itu, dari 2 guru tidak ada
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, satupun guru yang menggunakan media
khususnya pada mata pelajaran IPA pokok e-modul 3D Pageflip sebagai media
bahasan klasifikasi makhluk hidup. pembelajaran IPA. Analisis siswa
dilakukan bertujuan mengidentifikasi
Berdasarkan uraian latar belakang maka kemampuan awal, pengalaman, preferensi,
perlu untuk melakukan penelitian yang dan motivasi peserta didik dalam
berjudul “Pengembangan E-Modul pembelajaran e-modul. Hal yang umum
Pembelajaran Biologi Berbasis 3D dapat dilakukan untuk memperoleh data
Pageflip pada Materi Klasifikasi Makhluk tersebut dengan survei langsung ke tempat
Hidup untuk siswa Kelas VII SMP”. lokasi, menanyakan bagaimana karak-
teristik dari siswa tersebut pada guru
terhadap penggunaan e-modul pem-

12
Edu-Sains Volume 8 No. 1, Januari 2019

belajaran. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh data awal tentang keter-
menjamin bahwa produk yang dibuat laksanaan perangkat dalam pembelajaran.
sesuai dengan kondisi ataupun karak- Data juga diperoleh dari angket respon
teristik siswa. siswa dan dua guru bidang studi Biologi
yang mengajar di kelas VII SMP Negeri
(ii) Tahap Perencanaan (Design). Hasil 17 Kota Jambi. Selanjutnya peneliti
dari tahapan analisis digunakan pada tahap melakukan revisi berdasarkan respon siswa
desain atau merancang media e-modul 3D pada kelompok kecil dan guru. Setelah
Pageflip pada materi klasifikasi makhluk melakukan revisi, langkah selanjutnya
hidup untuk digunakan siswa kelas VII adalah melakukan uji kelompok besar
sebagai media pembelajaran. E-modul 3D yaitu uji pada kelas sesungguhnya
Pageflip tersusun atas lembar sampul/ sebanyak 20 siswa. Pada uji coba
cover, tim kreator, daftar isi, pengantar, kelompok besar siswa juga diberi angket
kompetensi inti, kompetensi dasar, untuk melihat tanggapan siswa terhadap
indikator pembelajaran, tujuan pem- e-modul 3D Pageflip. Hasil tanggapan dari
belajaran, profil peneliti, materi yang kelompok besar juga akan digunakan
berisi tentang sejarah dan system sebagai dasar untuk dilakukan revisi
klasifikasi beserta klasifikasi makhluk kembali. Uji coba kelompok besar
hidup 7 kingdom. dilakukan di sekolah bertujuan untuk
melihat kelayakan e-modul 3D Pageflip
(iii) Tahap Pengembangan (Development). secara praktis.
Tahap pengembangan merupakan tahap
dimana spesifikasi desain yang telah (v) Tahap Evaluasi. Evaluasi yang
dirancang sedemikian rupa diwujudkan dilakukan pada tahap ini adalah evaluasi
dalam bentuk fisik, sehingga tahap ini secara keseluruhan setelah semua tahap-
menghasilkan produk yaitu media e-modul tahap pada model ADDIE telah selesai
3D Pageflip pada materi Klasifikasi dilakukan atau disebut juga dengan
Makhluk Hidup. Setelah produk siap, evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif adalah
produk divalidasi oleh 2 (dua) orang ahli evaluasi yang dilakukan setelah sistem
yaitu ahli materi dan ahli media. Sehingga sudah selesai menempuh pengujian dan
akan diketahui kekurangan ataupun tahap penyempurnaan (Scriven, 2001).
kelemahan dari produk tersebut. Hasil dari
validasi digunakan untuk menyempurna HASIL DAN PEMBAHASAN
kan dan perbaikan e-modul sebelum
dilakukan uji coba. Kemudian dilakukan Produk yang dikembangkan dalam
revisi sesuai dengan saran dan masukan penelitian ini adalah e-modul 3D Pageflip
dari para ahli. pada materi klasifikasi makhluk hidup
untuk siswa SMP kelas VII. Berdasarkah
(iv) Tahap Implementasi. Setelah e-modul hasil validasi materi, pernyataan yang ada
3D Pageflip direvisi selanjutnya diuji pada lembar penilaian ahli materi
cobakan pada kelompok kecil. Uji coba berjumlah 12 item pertanyaan. Pada
kelompok kecil dilakukan kepada 6 siswa validasi pertama, skor yang diperoleh
kelas VII SMP Negeri 17 Kota Jambi. adalah 58% pada kategori “cukup valid”.
Tujuan dari uji coba ini adalah untuk Validator memberikan skor 2 untuk 8

13
Irfan, M.K., dkk. Pengembangan E-Modul ...

pernyataan, skor 3 untuk 4 pernyataan, media memperoleh skor sebesar 80% pada
serta tidak ada skor 4. Setelah dilakukan kategori “valid”, yang artinya produk
revisi dan perbaikan sesuai saran dari ahli sudah siap untuk diuji cobakan. Grafik
materi, maka dihasilkan produk yang dapat skor validasi ahli desain dapat dilihat pada
dilakukan validasi ketahap dua. Pada Gambar 2.
validasi ke dua diperoleh skor 68% pada
kategori “valid”. Validator memberikan
skor 2 untuk 3 pernyataan, skor 3 untuk 9
pernyataan dan tidak ada skor 4. Validasi
ke tiga diperoleh skor 87% yang dikategori
“sangat valid”. Validator memberikan skor
3 untuk 6 pernyataan, skor 4 untuk 6
pernyataan serta tidak ada skor 2. Grafik
skor validasi ahli materi dapat dilihat pada Gambar 2. Grafik Validasi Ahli Desain
Gambar 1.
Dari hasil uji coba pada guru bidang studi
100 87
68 IPA yang mengajar di SMP Negeri 17
80
Skor (%)

58
60 Kota Jambi. Guru diberikan angket
40 persepsi yang terdiri dari 10 item
20 pernyataan. Hasil uji coba guru I, dari 10
0
item pernyataan guru memberikan skor 5
Validasi 1 Validasi 2 Validasi 3
untuk 3 item pernyataan, skor 4 untuk 5
Gambar 1. Grafik Skor Validasi Ahli Materi item pernyataan dan skor 3 untuk 2 item
pernyataan, sehingga memperoleh skor 40.
Validasi tahap ketiga validator materi telah Selanjutnya guru II, dari 10 pernyataan
memberikan kesimpulan “Layak untuk guru memberikan skor 5 untuk 6 item
diproduksi dengan revisi sesuai saran”. pernyataan, skor 4 untuk 2 item pernyataan
Artinya e-modul 3D Pageflip sudah siap dan skor 3 untuk 2 item pernyataan,
untuk diujicobakan dengan revisi dari ahli sehingga memperoleh skor 44. Jadi, dari
materi. kedua guru memperoleh total skor 84
dengan persentase 88% dengan kategori
Pada validasi pertama validasi ahli media “sangat baik”. Suatu bahan ajar dikatakan
dari 18 item pernyataan validator layak digunakan apabila memiliki nilai
memberikan hasil validasi ahli media kualitas dan kelayakan baik dan sangat
memperoleh skor sebesar 48% pada baik (Purwanto, Aristo, & Suharto, 2007).
kategori “tidak valid”, yang artinya produk
belum siap untuk diuji cobakan dan masih Dari hasil angket uji coba kelompok kecil,
memiliki beberapa kekurangan yang harus persentase tanggapan siswa secara
diperbaiki.Validasi kedua, validator keseluruhan yaitu 84% dengan kategori
memberikan hasil validasi ahli media “sangat baik”. Selanjutnya uji coba
memperoleh total skor sebesar 66% pada dilakukan pada kelompok besar, yaitu 20
kategori “cukup valid” dan masih harus siswa SMP Negeri 17 Kota Jambi Kelas
disempurnakan lagi. Validasi ketiga, VII A. Siswa pada uji coba kelompok
validator memberikan hasil validasi ahli besar diberikan angket persepsi yang

14
Edu-Sains Volume 8 No. 1, Januari 2019

terdiri dari 15 item pernyataan. Uji coba KESIMPULAN


kelompok besar memperoleh skor sebesar
85%. Hal ini mengungkapkan bahwa Telah dihasilkan suatu produk yaitu
e-modul yang dihasilkan memiliki kategori e-modul Pembelajaran Biologi Berbasis
persepsi “sangat baik” untuk digunakan 3D Pageflip pada Materi Klasifikasi
dalam proses pembelajaran. Makhluk Hidup untuk siswa Kelas VII
SMP yang dikembangkan dengan model
Tingginya minat atau perhatian siswa ADDIE. Analisis terhadap kelayakan dari
dapat terjadi karena siswa merasa senang produk, yaitu melalui validasi ahli materi
dengan adanya gambar-gambar yang dan ahli desain. Dari hasil validasi materi
komunikatif, membuat pola pikir siswa diperoleh skor 84% yang berada pada
lebih sistematis dan membantu dalam kategori “sangat valid” dengan keterangan
mengkonstruksi pemahaman. Sesuai layak untuk diproduksi dengan revisi
dengan Sadiman, Rahardjo, Haryono, & sesuai saran ahli materi. Dari hasil validasi
Rahardjito (2011) mengatakan bahwa desain diperoleh skor 80% yang termasuk
sebuah gambar berbicara lebih banyak dari berada pada kategori “valid” dengan
pada seribu kata. Lebih lanjut Sadiman keterangan produk dapat digunakan tanpa
mengatakan bahwa gambar memiliki perbaikan. Pada ujicoba kelompok kecil
beberapa kelebihan diantaranya, gambar diperoleh persentase tanggapan siswa
dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. keseluruhan sebesar 84% dengan kategori
Sehingga dengan adanya gambaran- “sangat baik”. secara keseluruhan siswa
gambaran dalam e-modul dapat membantu mengatakan e-modul pembelajaran biologi
siswa lebih memahami materi yang sedang berbasis 3D Pageflip menarik, sehingga
dipelajari. mudah dipahami materi klasifikasi
makhluk hidup. Pada uji coba tanggapan
Tujuan dilakukannya uji kelompok besar dua guru studi IPA yang mengajar di SMP
yaitu untuk melihat kelayakan media Negeri 17 Kota Jambi memperoleh total
e-modul 3D Pageflip secara praktis. skor 84 dengan persentase 88% dengan
Analisis kelayakan uji coba pada kategori “sangat baik”. Uji coba kelompok
kelompok besar menggunakan uji Kappa besar memperoleh skor sebesar 85%
yang diperoleh nilai koefisein Cohen’s dengan kategori “sangat baik”. Hal ini
Kappa sebesar 0,409 dengan nilai menunjukkan bahwa e-modul pem-
signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan belajaran biologi berbasis 3D Pageflip
lebih kecil dari taraf signifikan yang dapat dengan mudah digunakan dalam
digunakan yaitu 5% (0,000 < 0,05). Maka proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari
Ho ditolak (Ha diterima) yang artinya hasil respon guru dan siswa yang telam
bahwa terdapatnya kesepakatan yang memenuhi kriteria sangat baik. Hal
cukup kuat dan signifikan mengenai tersebut menunjukkan kepraktisan e-modul
kelayakan e-modul 3D Pageflip yang berbasis Pageflip sangat baik digunakan
dihasilkan. pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup
untuk Siswa Kelas VII SMP.

15
Irfan, M.K., dkk. Pengembangan E-Modul ...

DAFTAR PUSTAKA
Scriven, M. (2001). Evaluation: Future
Branch, R. M. (2009). Instructional Tense. American Journal of
Design: The ADDIE Approach (Vol. Evaluation, 22(3), 301–307.
722). Springer Science & Business
Media. Suarsana, I. M. (2013). Pengembangan E-
Modul Berorientasi Pemecahan
Daryanto, D. (2013). Menyusun Modul Masalah untuk Meningkatkan
Bahan Ajar untuk Persiapan Guru Keterampilan Berpikir Kritis
dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Mahasiswa. JPI (Jurnal Pendidikan
Media. Indonesia), 2(2).

Ghaliyah, S., Bakri, F., & Siswoyo, S. Sugianto, D., Abdullah, A. G., Elvyanti,
(2015). Pengembangan Modul S., & Muladi, Y. (2013). Modul
Elektronik Berbasis Model Learning Virtual: Multimedia Flipbook Dasar
Cycle 7E pada Pokok Bahasan Fluida Teknik Digital. Innovation of
Dinamik untuk Siswa SMA Kelas XI. Vocational Technology Education,
Prosiding Seminar Nasional Fisika 9(2).
(E-Journal), 4, SNF2015-II.
Trianto. (2007). Model-model Pem-
Martin, R. E., Sexton, C. M., & Gerlovich, belajaran Inovatif Berorientasi
J. A. (2001). Teaching Science for All Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Children. Allyn and Bacon. Pustaka.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Wiyanto, A. (2012). Panduan Karya Tulis


Membuat Bahan Ajar Inovatif. Guru. Galangpress Publisher.
Yogyakarta: DIVA Press.

Purwanto, Aristo, R., & Suharto, L.


(2007). Pengembangan Modul.
Jakarta: Depdiknas.

Rahmah, N. (2013). Belajar Bermakna


Ausubel. Al-Khwarizmi: Jurnal
Pendidikan Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, 1(1), 43–48.

Sadiman, A. ., Rahardjo, R., Haryono, A.,


& Rahardjito. (2011). Media
Pendidikan: Pengertian, Pengem-
bangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Salsabila, R. P. E. G. (2013). Pengem-


bangan Modul Elektronik Fisika
Sebagai Media Instruksional Pokok
Bahasan Hukum Newton Pada
Pembelajaran Fisika Di SMA.
Skripsi. UNEJ.

16

Anda mungkin juga menyukai