Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMPN Satu Atap Tamansari Kec. Cibugel Kab.
Sumedang Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, kelas VIII A, 20 peserta didik, Tahun Pelajaran 2022/2023, Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik kelas VIII A pada topik Zat Aditif dan Adiktif materi Zat Aditif pada Makanan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantukan e-modul etnosains. Penulis Lina Sulasiyati, S.Pd. Tanggal 12 Nopember 2022 Situasi: Pengalaman saya sebagai guru di SMPN Kondisi yang menjadi latar Satu Atap Tamansari selama 3,5 tahun belakang masalah, mendapati fakta bahwa masih banyak peserta mengapa praktik ini didik yang memiliki literasi yang rendah. Hal ini penting untuk dibagikan, pun didukung dengan laporan raport pendidikan apa yang menjadi peran SMPN Satu Atap Tamansari tahun 2021, dan tanggung jawab anda kemampuan literasi peserta didik dikategorikan dalam praktik ini. di bawah kompetensi minimum. (data terlampir). Hasil survei PISA 2018 menempatkan Indonesia di urutan ke 74 alias peringkat keenam dari bawah. Kemampuan membaca siswa Indonesia di skor 371 berada di posisi 74, kemampuan Matematika mendapat 379 berada di posisi 73, dan kemampuan sains dengan skor 396 berada di posisi 71. Penulis menganalisis buku bacaan yang tersedia di perpustakaan, hasilnya didapat bahwa kajian literasi yang bersifat sains tidak terdapat di perpustakaan, sehingga kemampuan pemahaman tentang sains yang bersifat umum maupun khusus yang berada di lingkungan sekitar mereka menjadi minim. Hasil wawancara dengan teman sejawat, model pembelajaran yang diterapkan di kelas belum bersifat kontekstual dan inovatif. Seringnya model pembelajaran yang diterapkan di kelas adalah model pembelajaran yang berbasis kerjasama antar peserta didik dengan metode diskusi, akan tetapi lebih didominasi ceramah guru. Hal ini menjadi alasan bahwa pemahaman tentang konsep ilmiah/sains peserta didik pun menjadi kurang, karena pembelajaran masih berpusat pada guru. (data terlampir) Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa perlu dilakukan perbaikan agar proses pembelajaran menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep ilmiah atau literasi sains peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran adalah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan pemikiran dan pemahaman terkait suatu konsep. Pembelajaran pun akan dibantu e-modul berbasis etnosains. Modul berbentuk flipbook yang bisa diakses melalui gawai peserta didik agar peserta didik terlatih menggunakan gawai sebagai sarana untuk belajar. Modul tersebut berisi kajian informasi mengenai home industry pembuatan gula kawung yang berada di lingkungan sekitar perserta didik. Hal ini sangat penting untuk dibagikan karena berdasarkan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang saya lakukan dengan menggunakan e-modul etnosains dan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) yang membantu kemampuan literasi sains peserta didik meningkat. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai peneliti dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan permaslahan yang terjadi di kelas yang saya ajarkan dengn mata pelajaran IPA. Saya juga bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pembelajaran semaksimal mungkin terkait berhasil atau tidaknya pembelajaran pada materi yang disampaikan Tantangan : Terdapat beberapa tantangan yang saya Apa saja yang menjadi dihadapi, diantaranya adalah: 1) pada saat tantangan untuk kegiatan pembelajaran, masih ada beberapa mencapai tujuan tersebut? peserta didik yang belum mampu memhami Siapa saja yang terlibat? kajian informasi mengenai konsep ilmiah yang dikaitkan dengan fenomena ilmiah yang terjadi di kehidupan sehari-hari; 2) bahan Ajar yang digunakan belum memuat informasi yang bersifat ilmiah; 3) sarana sudah cukup lengkap, hanya jaringan internet yang terkadang tidak stabil. Aksi : Berdasarkan tantangan yang ditemui pada Langkah-langkah apa yang saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan, maka dilakukan untuk langkah yang dilakukan adalah: 1) Mengkaji menghadapi tantangan beberapa kajian literatur mengenai upaya tersebut/ strategi apa yang peningkatan literasi sains untuk peserta didik digunakan/ bagaimana dalam pembelajaran IPA; 2) Merancang prosesnya, siapa saja yang perangkat pembelajaran untuk digunakan dalam terlibat / Apa saja sumber pemecahan masalah ini dengan memilih model daya atau materi yang Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu diperlukan untuk model pembelajaran yang kontekstual dan melaksanakan strategi ini berpusat pada peserta didik; 3) Menyiapkan bahan ajar berupa modul berbentuk flipbook berbasis etnosains memuat sajian informasi mengenai pemanfaatan air nira untuk pembuatan gula yang ada di Dusun Ciputri Kec. Darmaraja Kab. Sumedang, 4) Menyiapkan sarana yang dibutuhkan jauh-jauh hari sebelum kegiatan pembelajaran dan alternatif solusi apabila jaringan internet tidak stabil dengan menyiapkan file modul berbentuk softfile portable document format (pdf) agar kegiatan pembelajaran berlangsung semua perangkat pembelajaran yang telah disusun dapat digunakan. Refleksi Hasil dan dampak Hasil yang didapatkan setelah kegiatan aksi Bagaimana dampak dari ini adalah kemampuan literasi sains peserta aksi dari Langkah-langkah didik meningkat dengan menggunakan model yang dilakukan? Apakah Problem Based Learning (PBL) berbantukan e- hasilnya efektif? Atau tidak modul etnosains. Didukung dengan data hasil efektif? Mengapa? belajar peserta didik yang mencapai nilai KKM Bagaimana respon orang dan ketercapaian pada indikator literasi sains lain terkait dengan strategi sebesar 87,5% dengan rincian terlampir. yang dilakukan, Apa yang Pembelajaran menggunakan model Problem menjadi faktor Based Learning (PBL) berbantukan e-modul keberhasilan atau etnosains dalam pembelajaran sangat efektif ketidakberhasilan dari karena model pembelajaran ini peserta didik strategi yang dilakukan? diberikan kesempatan untuk mengembangan Apa pembelajaran dari pemahaman suatu konsep ilmiah yang dikaitkan keseluruhan proses dengan fenomen yanga da di sekitarnya. Modl tersebut pembelajaran juga melatih peserta didik untuk terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Permasalahan yang disajikan bersifat kontekstual dan disesuaikan dengan keadaan yang terjadi di sekitarnya, sehingga permasalahan rendahnya kemampuan literasi sains dengan mengaitkan pengetahuan yang mereka miliki bisa terpecahkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai. Refleksi hasil pembelajaran ini diperoleh dari beberapa respon. Hasil observasi dari guru menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantukan modul etnosains memberikan dampak yang signifikan. Ditinjau dari hasil pengamatan observer yang menilai keterlaksanaan pembelajaran oleh guru diaggap sangat baik. Kemudian meninjau refleksi yang dilakukan oleh peserta didik menyatakan bahwa mereka merasa puas dan terbantu dengan adanya peran guru saat kegiatan pembelajaran dan modul berbasis etnosains yang dipelajari. (data terlampir) Salah satu faktor keberhasilan pelaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantukan e-modul etnosains adalah adanya kegiatan percobaan dengan permasalahn yang ada di sekitarnya. Hal ini membuat peserta didik lebih mudah memahami sajian informasi sains yang diberikan dengan konsep yang dipelajari. Pembelajaran pun terdapat kegiatan analisis masalah sehingga membuat peserta didik lebih paham dengan permasalahan yang yang berada di lingkungan sekitarnya dan berhasil menemukan solusi untuk memecahkannya. Saya sangat bersyukur dan merasa bangga sekali dapat menjadi bagian dari keberhasilan aksi ini. Melihat adanya perubahan yang luar biasa dari peserta didik sangat membuat saya tersadar akan sebuah makna belajar. Belajar selalu akan berhasil bagi orang yang selalu berusaha dan pantang menyerah. Adapun proses yang dihadapi mungkin tidak selamanya memudahkan, akan tetapi meyakini adanya sebuah kebaikan untuk diri kita itu sudah sangat menyenangkan. Semua anak adalah spesial, dan pribadinya akan selalu dikenang. Semua anak adalah bintang, dan bintang akan selalu terang benderang walau sinar lain menyilaukannya. Intinya, kita harus yakin bahwa anak didik kita memiliki karakter yang spesial dan berbeda, maka perjalanan dalam mencapai tujuannya pun pasti berbeda. Namun, suatu saat mereka akan menemukan takdir yang lebih baik melebihi ekspektasi kita. LAMPIRAN 1. Laporan Raport Pendidikan terkait kemampuan literasi
2. Hasil wawancara guru (beberapa sample)
3. Hasil pencapaian literasi sains Indikator yang dipilih dari indikator literasi sains menurut Pisa (2018) dengan rincian hasil penilaian sebagai berikut. Rata-Rata Indikator Prosentase Menjelaskan fenomena secara 88,75 ilmiah Mengevaluasi dan merancang 87,5 penyelidikan ilmiah Menafsirkan data dan bukti 86,25 secara ilmiah 4. Refleksi Peserta Didik (sample)
5. Hasil observasi guru
No. Nama observer Jabatan Nilai Predikat 1. Wini Sri Wulan, S.Sos. Guru PPKn 94 A 2. Rika Meliasari, S.Pd. Guru IPA 98 A 3. Sudrajat Kurniawan, S.Pd. Guru B. Indonesia 98 A 6. Video proses pembelajaran Silahkan klink tautan ini https://www.youtube.com/watch?v=cdTOLa1U1EE atau scan barcode di bawah ini