Anda di halaman 1dari 8

Tes Agama

Penerimaan Dosen UNUSA


Oleh : Kuuni Ulfah Naila El Muna

1. Perbedaan peribadatan dalam islam


a. Mengapa terjadi perbedaan peribadatan dalam islam,
Sebagaimana dipahami, sejak zaman dahulu terdapat perbedaan pandangan di antara para
ulama terhadap persoalan tertentu yang dalam Islam disebut sebagai masalah khilafiyah yang
merupakan persoalan dari cabang-cabang agama, bukan pokok ajaran Islamnya. Perbedaan
terjadi karena pesan yang disampaikan dalam ayat Al-Qur’an bersifat global dan abstrak
sehingga memungkinkan terjadinya banyak tafsir. Perbedaan pandangan dan saling klaim
kebenaran ini juga muncul di dalam konten-konten yang diunggah di berbagai platform
media. Seperti yang kita ketahui bersama, adanya perbedaan ini disebabkan karena taqdir Allah
bahwa nanti akan terdapat 73 golongan dari ummat Nabi Muhammad.

Artinya: "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam telah bersabda, 'Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan
atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu
(71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga
(73) golongan." (HR Tirmidzi).

sehingga kita bisa katakan juga ini merupakan salah satu rahmat dari Allah adanya variasi dalam
peribadatan. Oleh karenanya sebaiknya rahmat dimaknai dengan saling melengkapi,
membangun dan memperbaiki, bukan menjadi perpecahan.

Yang kedua disebabkan tafsir dari Al-Quran tsb mengakibatkan muncul banyak imam dengan
implementasi peribadatan di masing-masing imam berbeda, seperti yang kita ketahui imam yg
paling terkenal bisa diikuti oleh ummat Nabi Muhammad SAW ada 4 yakni imam (Hanafi, Maliki,
Syafi’i, Hanbali). Namun perbedaan dalam peribadatan ini tidak mengurangi esensi dari sebuah
ibadah itu sendiri.

1. Sunnatullah dan Rahmat Allah


Al-Maidah: 48
ۡ ‫وا ۡٱل‬
ِ ۚ ‫خَي ٰ َر‬
ِ ‫ت ِإلَى ٱهَّلل‬ ۡ َ‫َولَ ۡو َش ٓا َء ٱهَّلل ُ لَ َج َعلَ ُكمۡ ُأ َّم ٗة ٰ َو ِح د َٗة َو ٰلَ ِكن لِّيَ ۡبلُ َو ُكمۡ فِي َم ٓا َءاتَ ٰى ُكمۡ ۖ ف‬
ْ ُ‫ٱس تَبِق‬
٤٨ َ‫َم ۡر ِج ُع ُكمۡ َج ِميعٗ ا فَيُنَبُِّئ ُكم بِ َما ُكنتُمۡ فِي ِه ت َۡختَلِفُون‬

1
Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi,
Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka,
berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali,
lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan.

Jika perbedaan merupakan kehendak Allah, maka menyeragmkan pemahaman menjadi


satu adalah mustahil dan sama saja melawan kehendak Allah.

2. Perbedaan dalam memahami Al-Qur’an dan Hadis


3. Pertentangan antara dalil satu dengan yang lain

b. Bagaimana sikap Anda terhadap perbedaan tersebut


Sikap saya adalah menghargai adanya perbedaan tersebut, karena seperti yg saya sampaikan di
atas adanya perbedaan ini dikarenakan takdir sekaligus rahmat dari Allah SWT. Cara
menghargainya dengan bersikap moderat, tidak bersikap ekstrim dengan menyalah-nyalahkan
golongan islam lain yg berbeda dan membenarkan golongan kita sendiri. Selain itu, karena kita
tinggal di Negara Indonesia kita harus menjunjung tinggi nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa,
serta semboyannya yakni Bhineka Tunggal Ika, berbeda beda tetapi tetap satu bangsa. Kita bisa
menghargai keberadaan agama lain, kita juga harus menghargai golongan islam lainnya selama
golongan tsb berideologi Pancasila dan menaati Undang-undang Negara Republik Indonesia.
Kita harus bersikap baik, rukun dalam bermasyarakat, tidak memulai pertikaian dan berlomba-
lomba dalam kebaikan.

c. Bagaimana mengedukasi masyarakat dalam menyikapi perbedaan tersebut


Pertama kita bisa menanamkan sikap moderat dan toleran sejak dini baik di sekolah sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Kita harus memberi pemahaman pada masyarakat bahwa kita
hidup di dunia tidak sendiri terdapat banyak manusia, dan dengan izin Allah berbeda satu
dengan yang lain begitupula dalam beribadah. Kita harus menyampaikan bahwa kita sebagai
mukmin sebaiknya kita menjalin kerukunan dengan masyarakat dan tidak memulai pertikaian.

Kedua Pemerintah dan Kita harus meluruskan dan menfilter dakwah islam yang radikal,
menyimpang dan bertentangan dengan norma norma islam melalui media sosial dan media
massa berbasis video. Sesungguhnya ibadah adalah hubungan antara manusia dan Allah, yang
mana Allah SWT yang akan menilai kualitas ibadah seorang hamba. Sehingga seyogyanya kita
tidak perlu ikut campur menilai ibadah masyarakat lain, kita boleh memberitahu ketika apa yang
dilakukan seorang muslim tidak tepat atau menyimpang namun dengan cara yang baik.

2. Negara kaum muslimin, negara khilafah dan negara bangsa


a. Apakah negara negara kaum muslimin yg bukan khilafah saat ini bertentangan dengan negara
islam
Tidak, bukan berarti ketika khilafah tidak ada, maka Islam pun tidak ada di muka bumi ini. Salah
satu yang memperjuangkan khilafah menjadi pemimpin di Indonesia adalah hizbut-tahrir
Indonesia (HTI). Ini merupakan salah satu golongan ekstrim, karena itu dilarang oleh pemerintah

2
Indonesia, karena mereka berupaya untuk mengganti Pancasila dengan khilafah. Seyogyanya
dimana suatu negara dengan mayoritas kaum muslimin, negara tsb pemerintahannya
berlandaskan pada nilai-nilai yang tidak bertentangan dengan islam. Sebagaimana sabda Nabi
SAW yang artinya: Barangsiapa yang ta'at kepada pemimpin (muslim) maka ia ta'at kepadaku
dan barangsiapa yang maksiat kepada pemimpin maka ia maksiat kepadaku". (Bukhari 4/7137,
Muslim 4 Juz 12 hlm. 223 atas Syarah Nawawi). Selama pemimpin suatu negara kaum muslimin
tidak bertentangan dengan syariat islam, maka negara tersebut dikategorikan tidak
bertentangan dengan negara islam.
Seperti Indonesia yang juga menjunjung tinggi Pancasila sebagai ideologi sebuah negara yang
sama sekali tidak bertentangan dan justru berlandaskan pada agama islam. Seperti yang kita
ketahui pada saat awal membuat teks Pancasila sila 1 berbunyi “Ketuhanan yang maha esa
dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” hal ini menunjukkan
bahwa pendiri Indonesia mendirikan negara secara islami. Indonesia memang mayoritas
penduduk memeluk ajaran Islam. Kuantitas tersebut tidak lantas bahwa di Indonesia wajib
didirikan negara Islam. Karena bentuk negara bangsa berdasarkan Pancasila telah memenuhi
aspirasi Islam, baik dalam muamalah maupun dalam perundang-undangan.

b. Pendapat Anda tentang negara kaum muslimin


Negara kaum muslimin merupakan negara yang mana mayoritas warganya adalah muslim
seperti Indonesia, Malaysia, Saudi arabia, Turki dll. Islam tidak mengatur bentuk negara, selama
kaum muslimin diberi kebebasan untuk melakukan ibadah dan berkehidupan sesuai syariat
islam dan segala kebijakan tidak merugikan umat islam.

c. Bagaimana mengedukasi sikap kaum muslimin tentang negara khilafah dan negara bangsa
Kita harus mengetahui islam tidak mewajibkan, menentukan dan membentuk system
pemerintahan bagi suatu kaum tertentu. Dimana kita berpijak disitu langit itu dijunjung, maka
sebagai seorang muslim harus mengikuti aturan di negara tersebut. Namun, yang bisa kita
lakukan yakni memberi pemahaman dengan menjabarkan dasar dasarnya bisa melalui media
social dsb, berusaha untuk meyakinkan lingkungan sekitar kita tentang Negara bangsa sudah
sesuai syariat islam, tidak mengikuti ujaran pendukung negara khilafah, tidak membuka media
dari golongan yang mendukung negara khilafah dan tidak mendukung program mereka.
Karena kita tinggal di Indonesia yg mana pimpinan Negara tertinggi adalah presiden, sehingga
kita tidak bisa menerapkan kekhilafahan di Negara Indonesia. Begitupula dengan negara-negara
mayoritas muslim yang lain seperti Arab Saudi dipimpin oleh Raja; Malaysia oleh perdana
menteri; dsb. Perlu digarisbawahi bahwa meskipun berstatus sebagai negara bangsa namun
Indonesia sudah menjalankan nilai-nilai kehidupan berlandaskan syariat islam dalam. Hal ini
disebabkan karena ada jaminan dan perlindungan bagi umat Islam untuk mengajarkan dan
menjalankan agamanya secara bebas.
1. Menjelaskan definisi khilafah, sejarah, dan hukumnya
2. Menjelaskan sejarah perjuangan negara Indonesia

3. Jelaskan islam ahlu sunnah wal jamaah (Akidah-Fikih-Tasawuf)

3
a. Berdasarkan fiqih
Adanya perkembangan dari zaman Nabi Muhammad SAW. Hingga saat ini, banyak bermunculan
masalah yang tidak tertera di al-Quran dan hadist. Berikut prinsip ahlu sunnah wal jama’ah pada
bidang fiqih/syari’ah antara lain:
1) Selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah, dengan menggunakan metode dan
system yang dapat dipertanggungjawabkan dan melalui jalur-jalur yang wajar.
2) Pada masalah yang sudah ada dalil nash yang shahih dan qath’i (tegas dan pasti), tidak ada
campur tangan pendapat akal.
3) Pada masalah yang dhanniyat (tidak tegas dan tidak pasti), dapat ditoleransi adanya
perbedaan pendapat selama masih tidak bertentangan dengan prinsip agama. Di antara
mazhab bidang fiqh atau syari’ah yang paling berpengaruh sebanyak empat Imam mazhab
adalah Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Sedangkan ahlu sunnah wal jama’ah sendiri
secara fiqih berpegang pada mazhab Imam Syafi’i.
4) Selain Al-Quran dan hadits, ahlu sunnah wal jama’ah juga berpegang pada ijma’ dan qiyas

4
b. Ilmu kalam
Sikap tawasuth ditunjukkan oleh Asy’ariyah dengan konsep al- kasab (upaya). Menurut Asy’ari
yang masyhur dengan paham aswaja bahwa perbuatan manusia diciptakan oleh Allah, namun
manusia memiliki peranan dalam perbuatannya. Kasb memiliki makna kebersamaan kekuasaan
manusia dengan perbuatan Allah. Kasb juga memiliki makna keaktifan dan bahwa manusia
bertanggung jawab atas perbuatannya. Prinsip tawasuth pada bidang aqidah antara lain:
1. Keseimbangan antara penggunaan dalil aqli (argumentasi) dengan dalil naqli (nash Al-Qur’an
dan hadis) dengan pengertian bahwa dalil aqli dipergunakan dan di tempatkan di bawah dalil
naqli.
2. Berusaha sekuat tenaga memurnikan aqidah dari segala campuran aqidah dari luar Islam.
3. Tidak tergesa-gesa menjatuhkan vonis musyrik, kufur dan sebagainya atas mereka yang
karena satu dan lain hal belum dapat memurnikan tauhid/aqidahnya, semurni-murninya

c. Tasawuf
Tasawuf berasal dari kata sufi yang merupakan suatu ajaran tentang bagaimana menyucikan
jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan batin untuk dapat memperoleh
kebahagian abadi. Hal Ini sendiri dilakukan dalam rangka mendekatkan diri manusia kepada
Allah sehingga perhatian yang ia miliki kemudian tertuju kepada Allah.
Ahlussunnah wal jama’ah memiliki prinsip, bahwa hakikat tujuan hidup adalah tercapainya
keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat, serta selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah, diperlukan perjalanan spiritual, yang bertujuan
untuk memperoleh hakikat dan kesempurnaan hidup, namun hakikat tidak boleh dicapai dengan
meninggalkan rambu-rambu syariat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan
sunnah. Kajian seperti ini merupakan prinsip dasar dari ajaran tasawuf yang dikembangkan
ahlussunnah wal jama’ah.
Kaum nahdliyin dapat memasuki kehidupan sufi melalui cara yang telah digunakan oleh seorang
sufi tertentu dalam bentuk thariqah, tidak semua thariqah memiliki sanad kepada Rasulullah
SAW, dan ajaran thariqah yang tidak memiliki sanad kepada Rasulullah SAW tidak diterima
sebagai thariqah mu’tabarah oleh kelompok nahdliyin.
Pemikiran tasawuf ahlussunnah wal jama’ah sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi SAW dan
para pewarisnya, adalah jalan yang berpegang teguh pada syariat sebagaimana yang diajarkan
Imam al-Ghazali dan Imam al-Junaidi al-Baghdadi. Tasawuf model ini diharapkan umat akan
dinamis dan dapat mengawinkan antara kenikmatan bertemu (liqa’) dengan Allah dan sekaligus
menyelesaikan problem-problem umat. Tasawuf moderat adalah secara individu seseorang
memiliki hubungan langsung dengan Allah SWT. sedang secara bersama-sama bisa menciptakan
sebuah aktivitas yang menuju pada khaira ummah (kebaikan umat).
Dalam persoalan bertemu (liqa’) dengan Allah, Imam al-Ghazali menyodorkan paham tentang
ma’rifat, yaitu pendekatan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah) tanpa diikuti penyatuan dengan-
Nya. Jalan menuju ma’rifat adalah perpaduan ilmu dan amal, sementara buahnya adalah
moralitas. Pada intinya puncak kepuasan yakni dengan mengenal Allah (ma’rifat) karena Allah
lah sumber kenikmatan yang bisa memuaskan hati manusia.

5
Beberapa yg bisa kita lakukan untuk mengamalkan ilmu tasawuf ini ialah:
1. Mencegah ekstrimisme dan sikap berlebih-lebihan
2. Tawadhu’ (menempatkan diri secara tepat) adalah di antara takabur (sombong) dan
tadzallul (rendah diri).
3. Jud atau karom (dermawan, loman) adalah di antara bukhl (kikir) dan israf (boros).

1. Menjelaskan definisi Aswaja


2. Tiga sendi ajaran Islam (Akidah-Fikih-Tasawuf) beserta imamnya
3. Sumber hukum Islam
4. Karakter Islam Aswaja (Tawasuth-tawazun-I’tidal-tasamuh)

4. Jelaskan bagaimana seorang mukmin beriman pada :


a. Allah,
Meyakini Allah sebagai tuhan alam semesta yang menciptakan bumi, langit dan seluruh isinya.
Meyakini Allah itu Maha Esa, tempat meminta segala sesuatu, tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Selain itu juga kita harus meyakini 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil dan 1 sifat jaiz
Allah, diresapi agar kita terus mengingat Allah dan senantiasa bersyukur. Poin terakhir yakni
selalu berupaya menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Allah Tanazzuh dari sifat makhluk (tidak bertempat, tidak punya tangan, wajah dll)
b. Rasul,
Kita meyakini bahwa rasul merupakan utusan yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan
pesan kepada manusia (ummat). Selain itu kita perlu meyakini 4 sifat wajib, 4 sifat mustahil dan
1 sifat jaiz yg dimiliki oleh Rasulullah. Kita bisa mencontoh sifat sifat wajib rasul untuk diamalkan
dikehidupan sehari-hari yakni Shiddiq (Jujur); Amanah (dapat dipercaya); Tabligh
(menyampaikan); Fathonah (Cerdas). Karena Rasul merupakan utusan langsung yang ditunjuk
oleh Allah, maka kita harus yakin dalam menjalani yang diajarkan rasul kepada kita khususnya
Nabi Muhammad SAW, dan mencoba menerapkan sunnah- sunnah dari beliau.
c. Kitab Allah
Mempercayai keberadaan kitab Al-Quran dan kitab sebelumnya taurat, injil, dzabur merupakan
ucapan Allah yang diwahyukan kepada utusannya, bukan hasil karya manusia. Membaca dan
mempelajari isi kandungan Al-Quran, kemudian menerima, menjadikan landasan dalam
beragama dan mempraktikkan ajaran Al-Quran pada kehidupan sehari-hari contohnya:
melakukan tata cara wudhu sesuai surat Al-Maidah Ayat 6.

5. Hukum - hukum dalam islam


a. Definisi hadist
Sumber hukum yang berasal dari ucapan Nabi, perbuatan Nabi, ketetapan Nabi, dan petunjuk
Nabi.
b. Definisi qiyas
Qiyas (kasus-kasus yang ada dalam cerita Al-Qur’an dan Hadis) hukum sesuatu yang tidak ada
nashnya dalam Al-Qur’an dan hadis dengan cara membandingkannya dengan sesuatu yang
ditetapkan hukumnya berdasarkan nash karena adanya persamaan. Sebagai contoh:

6
menentukan hukum narkotika yang mana belum ada pada zaman Nabi Muhammad SAW, dalam
hal ini para ulama melakukan analogi narkotika dengan minuman keras, yang mana memiliki
efek yang serupa bahkan terkadang lebih buruk dari minuman keras (khamr) sehingga dijatuhi
hukumnya haram.

7
c. Jelaskan prosedur menentukan hukum quran hadist ijma dan qiyas
Dalam menentukan hukum islam ahlu sunnah wal jama’ah mengacu pada landasan pokok yaitu
Qur`an, Hadis, Ijma’ dan Qiyas. Jadi sebagai muslimin dalam menentukan hukum syariat islam
harus berlandaskan pada Al-Quran terlebih dahulu, apabila tidak ditemukan penjelasan tegas di
dalamnya maka kita bisa merujuk pada hadits, selanjutnya pada ijma’ (keputusan bersama para
ulama) dan yang terakhir yakni qiyas.

Anda mungkin juga menyukai