Anda di halaman 1dari 5
|. Dalil yang jelas-jelas menyatakan kesunnahan mengeraskan suara, baik prilaku Nabi atau tagrir Nabi saw. 2, Dalil yang jelas memberikan pengertian adanya suara keras dalam berdzikir. 3. Penjelasan terhadap dalil yang dijadikan dasar melarang bersuara keras dalam berdzikir. DALILKELOMPOKA 1. Dalam Shahih Bukhori, bab Adzan, nomor hadits 796, juga Kitab Shahih, karangan Imam Muslim bab al Masaajid, nomor hadits 919 dapat dijumpai hadits sebagai berikut: PS AEA Gye A Gi pty Gm SM Sal a! peal ail he at OS ae le Artinya: Sesungguhnya mengeraskan suara dalam berdzikir selesai shalat wajib adalah sejak masa Rasulullah SAW . Dalam Sunan Nasa’i bab Qiyamul Laili, hadits urutan ke- 1713, terdapat hadits berikut: Ale il ghee ail SA Ol be Stl ob oa ll Se Le By 5) 8S GaTG UH, te 1 a, gt Te Se US, WG Aa Al Ga AL) Usa GBS Sa cal WD Spe Ses bapaknya, dikatakan bahwa Rasulullah melakukan shalat witir dengan (membaca) Surah Sabbihisma rabbikal A'la, ddan Out yaa Ayyuhal Re dan “— Hua Silakiianad, Dan setetch solar NCO Tia Subhana Al Maltki Al Quddus ey ON ie mengeraskan suara beliaw, pada yang ketiga: ad menuliska 3. Dalam urutan hadits ke-16811 Imam ‘Ahmad menuliskan hadits berikut DR SE: play tule ail tee nll O ae Cas Se a SH ES OS gif OS 4) ose Swag eed ab Mine Bis Ol A Astinya: Dari Ugbah bin Amir, ia menceritakan bahwa Nabi SAW foncorte tentang seorang yang biasa aijuluki Dzu! Bijadain, fois ia adalah orang yang banyak berdo'a, ia banyak perdsikir kepada Allah melalui Al-Qur’an dan mengeraskan suaradi saat berdo'a. 4. Imam Turmudzi menulis haditsnya yang ke-3467 dalam bab al Da‘awat menulis sebagai berikut: plang ule ail lie {plll JS: ORAS si goes) Uall Ue Gal Yall Y Zalll mee ; 3 che BUS 55 ud col DAISY DES GUY Sl gata Ga UI Ml Abe acllee ail 63 a2 Oly Hl plans ate ai) be che 4; Wits 1 yy Gat ay Ged 1) Artinya: eae dari Anas mengatakan bahwa Nabi SAW memasuit sedang seseorang telah selesai melakukan shalat, Ini Dalithu! ja lalu berdo'a seraya berucap, "Wahai Allah! Be Bie Drcroscne Mobaponbon noes ton bumlPemilik keagungan dan kemulyaan”. LahaNabt Saw bertanya, “Tahukah kalian dengan apa ia memohon ‘atau berdo'a? Dengan asma'u al a'dlom yang bila dengan ‘sma itu (Allah) diseru, a akan menjawab, dan bila dengan asma tersebut Ia diminta, laakan member” | Halyangperludiperhatikan dari hadits tersebut adalah: | (a) Nabi SAW tidak menegur orang tersebut, walau ia berdo'a dengan suara keras, bukti kerasnya adalah beliau mendengarnya. (b) Nabi saw. bahkan membanggakan do'a orang tersebut, karena ia menggunakan asmaul a'dlam. (c) Nabi SAW memberikan petunjuk, bahwa do'a akan dikabulkan bila menggunakan Asma Allah yang agung (asmaul a'dlam ). Kesimpulan: Keabsahan berdo'a dengan suara keras telah menjadi tagrir (ketetapan) Nabi Muhammad SAW. 5. Penulis Tafsir 2544) 4!) di saat menafsirkan firman Allah ayat 110 QS. al Isra, beliau menerangkan sebab turun ayat tersebut sebagai berikut pled “ed ail Usa US; J Lge til (a Unbie Od UF Waa gill ybktt GS stall US. a YG : J Dad Shy Hi) TE. Che ES A, Ca EN LUE ell _( Cae’ My£3 If ail 23) Artinya: Dari Ibnu Abbas ra. ta berkata, “Rasulullah § 4 mengeraskan suara dalam do ‘anya, Mulailah Peliay berucap, "Ya Allah, Ya Rahman", kemudian orang. orang musyrik berkata, lihatlah pada Al-Shabik ( Orang yang keluar dari agama) ini, ia melarang menyemba), dua Tuhan tetapi dia sendiri menyembah dua Than Kemudian Allah men. urunkan ayat cael Wye gl ail Vse3) é Hadits tersebut juga diriwayatkan Aisyah Ummul Mukminin ra, dengan sedikit perbedaan redaksi, dan jelas dalam hadis tersebut Nabi SAW mengeraskan suara, serta tidak dilarang Allah Justru Allah memerintah menggunakan salah satu dari kedua asma-Nya saat berdo'a, (Allah saja atau Rahman saja), sebab orang musyrik mengira Nabi SAW memuja dua Tuhan yaitu Allah dan satunya lagi bernama al Rahman.

Anda mungkin juga menyukai