Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILUM ANNELIDA

Dosen Pembimbing
Laili Rahmi, S.Pd.,M.Pd

Oleh:

Annisa Thoyibha (156510891)

Merry Novaliza (156510523)

Umi Safitri (156510957)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan

nikmat, karunia serta hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Filum Annelida” untuk memenuhi studi

mata kuliah zoologi invertebrata ini. Serta tidak lupa shalawat dan salam penulis

sampaikan kepada Rosulullah Muhammad Saw, dimana berkat perjuangan dan

keberanian beliau, kita dapat merasakan hidup di zaman yang serba canggih yang

penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menjadikan dunia

menjadi tidak terbatas.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah zoology

invertebrata Ibu Laili Rahmi S.Pd., M.Pd. Atas bimbingan dan masukan serta ilmu

pengetahuan pada mata kuliah ini.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam pengantar ini, semoga

makalah yang penulis sajikan ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana

mestinya. Permohonan maaf kami aturkan kiranya dalam penulisan makalah ini

terdapat kesalahan yang berasal dari kurangnya ilmu pengetahuan pada diri kami

sendiri. Dengan kerendahan hati kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang

membangun.

Pekanbaru, 13 Februari 2016

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Ciri-ciri Umum Filum Annelida ......................................................... 4

B. Habitat Annelida ..................................................................................... 5

C. Perbandingan Fisiologi dan Morfologi ............................................ 5

D. Klasifikasi Annelida .................................................................................... 9

E. Peranan Annelida......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP......................................................................................... 11

A. Kesimpulan.................................................................................................. 11

B. Saran............................................................................................................. 11

DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada
yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis,
dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata (Kastawi, 2005: 155).
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem
peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali.
Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem
syaraf terdapat pada bagian ventral.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ
(misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti
saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau
coelem. Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm
tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di
tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi
yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah
mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah.
Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah
menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan
dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah
karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida
yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik
penghisap dikedua ujung badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk
melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan
untuk menghisap darah.
Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah.
Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi
yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki
coelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks.
Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga
kelas.

A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat penulis rangkum dari latar belakang
diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana ciri-ciri umum Annelida ?
2. Bagaimana habitat Annelida ?
3. Bagaimana fisiologi Annelida ?
4. Bagaimana klasifikasi Annelida ?
5. Apa peranan Annelida ?

A. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami ciri-ciri umum Annelida.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami habitat Annelida.
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami fisiologi Annelida.
4. Mahasiswa mengetahui dan memahami klasifikasi Annelida.
5. Mahasiswa mampu mendeskripsikan peranan Annelida.
BAB II
PEMBAHASAN

Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil,


gelang-gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Annelida berarti
tubuh yang bersegmen yang mirip dengan serangkaian cincin yang menyatu
merupakan ciri khas cacing filum annelida. Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal
sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan
untuk memberi gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah
memiliki selom bersepta (bersekat), tetapi saluran pencernaan, pembuluh saraf
dan tali saraf memanjang menembus septa itu.
Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan
pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam
klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) membentuk kokon. Kokon
dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi individu
baru. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti
dengan regenerasi.
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada
yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis,
dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata. Di samping tubuhnya
bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari
epidermis dan sudah ada rongga tubuh (Kastawi, 2005: 155).
Annelida yang hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki
struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk
menjaga kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang penting
adalah Pheretima (cacing tanah) yang mampu menghancurkan sampah dan
membantu proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai makanan sumber
protein bagi ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta (cacing hutan), Tubifex
(cacing air), Lumbricus rubellus yang banyak diternakkan orang karena berkhasiat
untuk mengobati penyakit tifus, ekstraknya sebagai minuman kesehatan dan
bahan kosmetik.
Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus (kelabang laut), Eunice viridis
(cacing wawo), Lysidice oele (cacing palolo) merupakan cacing yang menghuni
lautan. Hirudinea merupakan kelas dari Annelida yang mampu menghasilkan zat
hirudin, semacam bahan kimia yang mencegah koagulasi atau pembekuan darah,
contohnya Hirudo medicinalis, Haemodipsa javanica.

1. Ciri-ciri Umum Annelida


Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah :
a. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya).
b. Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan
Sisi Perut (ventral).
c. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali.
d. Alat eksresi disebut nephridium.
e. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan
berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
f. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
g. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan
anus.
h. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada
di ujung belakang.
i. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri.
j. Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu memiliki
organ organ yang sama.
k. Organ-organ yang dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain alat
ekskresi (nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah , Sistem
pencernaan lengkap/sempurna.
l. Sistem peredaran darah tertutup.
m. Klasifikasi Annelida ini didasarkan atas tidaknya seta / rambut / parapodium
yang ada di permukaan tubuhnya.
n. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang
bersifat glanduler (Kastawi, 2005: 155).

1. Habitat Tempat Hidup


Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata,
termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan
tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab.
Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Adapun
penyebaran terdapat di beberapa daerah, diantaranya yaitu Indonesia, Finlandia,
dan Rusia.
Habitat Annelida
Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat
tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali
pada saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka
masuk ke dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini
beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di atasnya
terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya.

2. Fisiologi Annelida
a. Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum
circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah
dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot
ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong
makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang
mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae
masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung
dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot
dinding tubuh.

b. Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab,
tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah.

c. Sistem Pencernaan Makanan


Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut, pharynx,
esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan cacing tanah
terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari makanannya di
luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di
dalam esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur
(calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu. Dari esophagus,
makanan terus masuk ke dalam proventriculus yang merupakan tempat
penyimpan makanan yang bersifat sementara.
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan dicerna
menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini masuk ke
dalam intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut sehingga
menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh dinding
intestine tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel
makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan
asam amino yang siap untuk diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi
oleh dinding intestin dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah
diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh.
d. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup.
Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau
korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung
hemoglobin yang mempunyai kemampuan mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh
darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis.
Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah
terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit
transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di
sebelahdorsal truncus nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO2 , CO2
keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing tanah
melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk oxyhemoglobin.
e. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada tiap
segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama dan
segmen yang terakhir tidak ada.
f. Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam
segmen yang ke 3 dan terditi atas :
1. Ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan
comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3.
2. Berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi
daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan
cabang saraf yang menuju ke ventral dan  melingkari pharynx. 
g. Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat
sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.
h. Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya terletak di dalam
segmen ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di dalam suatu rongga
yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.
Perbedaan polychaeta dengan olygochaeta :
1. kepala dengan anggota, tiap somit banyak seta dan satu pasang parapodia,
dioesious, punya stadium larva (strokofor) tidak punya klitelum.
2. Tubuh terdiri dari tiga bagian yaitu rasekmental, sekmental, dan
pascasegmental. Kepala diprasegmental, parapodiadisegmental dan
pygidiumdipascasegmental.

Perbandingan pada filum annelida


a. Kelas Polychaeta
1. Memiliki sepasang struktur seperti parapodia.
2. Dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antenna, dan
sensorpalpus.

b. Kelas Olygochaeta
1. Hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa satae pada
setiap ruas.
2. Olygochaetes dikenali dengan clitellum berbentuk tongkat.
3. Cara makannya bersifat suctorial yaitu tidak memiliki rahang.

c. Kelas Hyrudinea
1. Tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya, tetapi
menghasilkan zat antikoagulasi (anti pembekuan darah) yang dinamakan
hirudin.
2. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.
3. Pada anterior dan posterior terdapat alat penghisap yang digunakan menempel
dan bergerak.
3. Klasifikasi Annelida
Seta berguna untuk bergerak. Dengan dasar ada tidaknya seta, maka filum
ini dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
       

a. Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar maupun
bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental, segmen
tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae. Umumnya mempunyai kepala yang
dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis,
dengan gonade memanjang di seluruh tubuh dan fertilisasi eksternal,
perkembangannya melalui stadium larva, larva disebut trochophora.
Ciri khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan
tubuhnya. Seta terdapat pada parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia
“hamper seperti kaki” berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga terdapat
insang. Seluruh anggotanya hidup di air laut (sehingga sering disebut kelabang
laut). Contohnya, cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele).

b. Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di
tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia.
Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya,
cacing tanah (lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut
(prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen
terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut
klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan
sel telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan
ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan
silang.

c. Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada sekeliling
mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung se-sel
kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah) bernama
hirudin. Panjang lintah berkisar antara 1 sampai 30 cm. Beberapa spesies parasit
menggunakan rahang yang mirip pisau untuk mengiris kulit inang, sementara
yang lain menyekresikan enzim yang mencerna suatu lubang melalui kulit. Inang
umumnya tidakn sadar terhadap serangan inmi karena lintah menyekresikan suatu
anesthesia. Setelah membuat sayatan, lintah menyekresikan bahan kimia lain ,
yaitu hirudin yang mempertahankan darah inang supayan tidak menggumpal.
Parasit itu kemudian menyedot darah sebanyak yang dapat ia tamping, sering kali
lebih dari sepuluh kali berat tubuhnya. Setelah minum sebanyak itu, lintahnitu
bias bertahan sama berbulan bulan tanpa makan .
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut
elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon.
Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet (haemadipsa
sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di darat.

4. Peranan Annelida
Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan
palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia. Cacing
tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga sangat
baik untuk bahan pakan ternak.
Cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing
tersebut dapat menggemburkan lahan dan sisa metabolismenya dapat menambah
unsur hara tanah.
Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah
terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk
keperluan transfusi darah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit.
Simetri tubuhnya bilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak
dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali.
Alat eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan epidermis
pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran
darah tertutup.
2. Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah.
3. Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
4. Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan
palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, cacing
tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat digunakan
untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin
bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah.

A. Saran
Dengan memiliki pengetahuan tentang Annelida, mahasiswa disarankan
untuk :
1. Lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing tanah
tetap lestari.
2. Memanfaatkan cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna bagi
masyarakat luas.

  
DAFTAR PUSTAKA

Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata). Ciamis: Alfabeta


Champbell,Reece and Mitchell. 2008. Biologi Edisi 8 jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kastawi dkk, Yusuf. 2005. Zoologi Averterbrata. Malang: UM PRESS.

Anda mungkin juga menyukai