FILUM ANNELIDA
Dosen Pembimbing
Laili Rahmi, S.Pd.,M.Pd
Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
mata kuliah zoologi invertebrata ini. Serta tidak lupa shalawat dan salam penulis
keberanian beliau, kita dapat merasakan hidup di zaman yang serba canggih yang
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah zoology
invertebrata Ibu Laili Rahmi S.Pd., M.Pd. Atas bimbingan dan masukan serta ilmu
makalah yang penulis sajikan ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Permohonan maaf kami aturkan kiranya dalam penulisan makalah ini
terdapat kesalahan yang berasal dari kurangnya ilmu pengetahuan pada diri kami
sendiri. Dengan kerendahan hati kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
E. Peranan Annelida......................................................................................... 10
A. Kesimpulan.................................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................................. 11
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada
yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis,
dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata (Kastawi, 2005: 155).
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem
peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali.
Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem
syaraf terdapat pada bagian ventral.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ
(misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti
saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau
coelem. Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm
tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di
tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi
yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah
mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah.
Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah
menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan
dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah
karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida
yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik
penghisap dikedua ujung badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk
melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan
untuk menghisap darah.
Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah.
Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi
yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki
coelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks.
Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga
kelas.
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat penulis rangkum dari latar belakang
diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana ciri-ciri umum Annelida ?
2. Bagaimana habitat Annelida ?
3. Bagaimana fisiologi Annelida ?
4. Bagaimana klasifikasi Annelida ?
5. Apa peranan Annelida ?
A. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami ciri-ciri umum Annelida.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami habitat Annelida.
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami fisiologi Annelida.
4. Mahasiswa mengetahui dan memahami klasifikasi Annelida.
5. Mahasiswa mampu mendeskripsikan peranan Annelida.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fisiologi Annelida
a. Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum
circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah
dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot
ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong
makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang
mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae
masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung
dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot
dinding tubuh.
b. Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab,
tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
b. Kelas Olygochaeta
1. Hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa satae pada
setiap ruas.
2. Olygochaetes dikenali dengan clitellum berbentuk tongkat.
3. Cara makannya bersifat suctorial yaitu tidak memiliki rahang.
c. Kelas Hyrudinea
1. Tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya, tetapi
menghasilkan zat antikoagulasi (anti pembekuan darah) yang dinamakan
hirudin.
2. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.
3. Pada anterior dan posterior terdapat alat penghisap yang digunakan menempel
dan bergerak.
3. Klasifikasi Annelida
Seta berguna untuk bergerak. Dengan dasar ada tidaknya seta, maka filum
ini dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
a. Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar maupun
bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental, segmen
tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae. Umumnya mempunyai kepala yang
dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis,
dengan gonade memanjang di seluruh tubuh dan fertilisasi eksternal,
perkembangannya melalui stadium larva, larva disebut trochophora.
Ciri khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan
tubuhnya. Seta terdapat pada parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia
“hamper seperti kaki” berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga terdapat
insang. Seluruh anggotanya hidup di air laut (sehingga sering disebut kelabang
laut). Contohnya, cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele).
b. Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di
tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia.
Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya,
cacing tanah (lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut
(prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen
terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut
klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan
sel telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan
ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan
silang.
c. Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada sekeliling
mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung se-sel
kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah) bernama
hirudin. Panjang lintah berkisar antara 1 sampai 30 cm. Beberapa spesies parasit
menggunakan rahang yang mirip pisau untuk mengiris kulit inang, sementara
yang lain menyekresikan enzim yang mencerna suatu lubang melalui kulit. Inang
umumnya tidakn sadar terhadap serangan inmi karena lintah menyekresikan suatu
anesthesia. Setelah membuat sayatan, lintah menyekresikan bahan kimia lain ,
yaitu hirudin yang mempertahankan darah inang supayan tidak menggumpal.
Parasit itu kemudian menyedot darah sebanyak yang dapat ia tamping, sering kali
lebih dari sepuluh kali berat tubuhnya. Setelah minum sebanyak itu, lintahnitu
bias bertahan sama berbulan bulan tanpa makan .
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut
elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon.
Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet (haemadipsa
sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di darat.
4. Peranan Annelida
Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan
palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia. Cacing
tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga sangat
baik untuk bahan pakan ternak.
Cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing
tersebut dapat menggemburkan lahan dan sisa metabolismenya dapat menambah
unsur hara tanah.
Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah
terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk
keperluan transfusi darah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit.
Simetri tubuhnya bilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak
dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali.
Alat eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan epidermis
pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran
darah tertutup.
2. Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah.
3. Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
4. Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan
palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, cacing
tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat digunakan
untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin
bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah.
A. Saran
Dengan memiliki pengetahuan tentang Annelida, mahasiswa disarankan
untuk :
1. Lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing tanah
tetap lestari.
2. Memanfaatkan cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna bagi
masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA