Penentuan pH Larutan
8.1. Tujuan
Mempelajari cara penentuan pH suatu larutan.
47
Indikator universal memiliki ketelitian yang lebih baik daripada kertas lakmus dan
bahkan di beberapa produk memiliki ketelitian hingga ke satu angka desimal. Indikator
universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan
pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu
indikator yang berupa kertas maupun berupa larutan indikator standar yang sudah diketahui
rentang pH-nya (Gambar 22). Indikator kertas berbentuk satu strip kertas dan tiap kotak
kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna yang menunjukkan nilai pH-nya.
Penggunaannya sangat sederhana, satu strip indikator dicelupkan ke dalam larutan yang
akan diukur pH-nya hingga tanda batas, kemudian dibandingkan dengan peta warna yang
tersedia untuk menentukan nilai pH-nya. Hal yang sama juga berlaku untuk larutan indikator
dimana warna larutan sampel dibandingkan dengan peta warna berupa sederetan larutan
standar dengan warna yang menunjukkan nilai pH tertentu. Larutan ini bisa dibuat dari
bahan alami atau bahan kimia di laboratorium. Rentang nilai pH asam-basa setiap larutan
indikator berbeda-beda, sebagaimana disajikan di tabel berikut:
Indikator Asam Basa Keterangan
Bayam merah Merah muda Kuning Warna asli merah
Bunga mawar Merah muda Hijau Warna asli merah muda
Bunga sepatu Merah Kuning Warna asli merah tua
Kubis merah Merah muda Hijau Warna asli ungu
Kunyit Kuning Merah Warna asli oranye
Bromtimol biru Merah Biru Rentang pH 6,0 – 7,6
Metil merah Merah Kuning Rentang pH 4,4 – 6,2
Metil jingga Merah Kuning Rentang pH 3,1 – 4,4
Fenolftalein Tidak berwarna Merah Rentang pH 8,3 – 9,8
Gambar 22. Peta warna larutan indicator (atas), larutan indikator pada berbagai pH (kiri
bawah), dan contoh strip indikator kertas (kanan bawah).
Alat pH-meter merupakan alat ukur digital yang dapat mengukur derajad keasaman /
kebasaan suatu larutan dengan ketelitian yang lebih tinggi (hingga dua-tiga desimal). Alat
48
ini (Gambar 23) ada yang portabel (untuk keperluan di luar ruangan) dan ada juga yang
berukuran lebih besar (khusus untuk keperluan di dalam laboratorium). Sebelum digunakan,
pH-meter wajib dikalibrasi secara berkala sesuai standar dengan larutan penyangga yang
sudah diketahui nilai pHnya. Saat pengukuran dengan alat ini, pastikan nilai pH yang anda
pilih adalah nilai yang paling stabil.
49
LEMBAR LAPORAN PERTEMUAN 8
Topik : Penentuan pH Larutan NILAI LAPORAN
Nama : ………………………………………………
NIM : ………………………………………………
Jurusan / Kelas : ………………………………………………
Kelompok : ……………………………………………… (nama asisten)
No Perlakuan Pengamatan
Apakah kertas lakmus atau kertas pH universal yang sudah dipakai dapat digunakan kembali?
Jelaskan mengapa demikian! (nilai 10)
NILAI
50
Dengan konsentrasi yang sama, apakah perbedaan jenis asam (CH3COOH, HCl, H2SO4)
mempengaruhi nilai pH? Bagaimanakah pengaruhnya? (nilai 10)
NILAI
Dengan konsentrasi yang sama, apakah perbedaan jenis basa (NaOH, NaCH3COO, NaHCO3)
mempengaruhi nilai pH? Bagaimanakah pengaruhnya? (nilai 10)
NILAI
Apabila larutan sampel berupa air sabun memiliki pH 14 dan harus diturunkan menjadi 12, apa yang
dapat saudara lakukan? (nilai 10)
NILAI
Apakah warna dan suhu suatu larutan dapat mempengaruhi nilai pH suatu larutan? Jelaskan!
Sebutkan pula dua faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran pH suatu larutan! (nilai 20)
NILAI
51
Pertemuan 9
Destilasi Larutan Biner
9.1. Tujuan
Mempelajari teknik pemisahan dan pemurnian suatu larutan biner dengan destilasi.
53
§ Tentukan indeks bias masing-masing larutan biner tersebut.
§ Lakukan destilasi untuk setiap campuran (jangan lupa gunakan batu didih), catat titik
didih masing-masing destilat. Tentukan indeks bias destilat serta residu yang anda
peroleh. Ulangi langkah ini untuk setiap campuran.
54
LEMBAR LAPORAN PERTEMUAN 9
Topik : Destilasi Larutan Biner NILAI LAPORAN
Nama : ………………………………………………
NIM : ………………………………………………
Jurusan / Kelas : ………………………………………………
Kelompok : ……………………………………………… (nama asisten)
No Perlakuan Pengamatan
Sebutkan satu faktor yang mempengaruhi nilai indeks bias suatu zat campuran! Apakah indeks bias
suatu zat juga dipengaruhi oleh kemurniannya? Jelaskan! (nilai 12)
NILAI
55
Jelaskan dua faktor yang mempengaruhi titik didih destilat dari suatu larutan biner! Apakah untuk
campuran yang sama namun berbeda rasio volume akan memberikan titik didih destilat yang sama,
atau berbeda? (nilai 20)
NILAI
Apakah rendemen yang diperoleh dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh komposisi zat penyusun
larutan biner dan rasio volume? Jelaskan! (nilai 15)
NILAI
Bagaimana cara mengetahui bahwa destilasi sudah selesai atau destilat yang diperoleh sudah
optimal? (nilai 15)
NILAI
Selain dengan mengamati indeks bias, sebutkan metode lain untuk mengidentifikasi zat / bahan
kimia yang diperoleh sebagai destilat, jelaskan! (nilai 12)
NILAI
56
Pertemuan 10
Analisa Kolorimetri
10.1. Tujuan
Mempelajari teknik analisa kolorimetri untuk penentuan kadar tembaga(II) sulfat dalam
larutan sampel.
57
kimia bahan, b) variasi indeks refraksi dengan konsentrasi, dan c) batas lebar pita sinar
datang.
Kolorimeter terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: a) sumber radiasi, b) sel (tabung)
tempat larutan, dan c) detektor. Skema sederhana prinsip kerja alat kolorimeter disajikan di
Gambar 25. Sebagai sumber sinar datang dapat digunakan dioda pemancar cahaya (LED).
Sinar yang dihasilkan oleh LED dinyatakan sebagai cukup monokromatis. Sedangkan
resistor yang nilainya bergantung pada cahaya (LDR) dapat digunakan sebagai cahaya.
Dioda pemancar cahaya adalah suatu dioda yang memancarkan radiasi elektromagnetik
dan merupakan suatu alat yang padat. Alat ini memungkinkan arus cahaya mengalir satu
arah dan bukannya dari arah yang lain. LED menggunakan bahan semitrasparan yang
dapat menyebabkan cahaya keluar. Dengan menggunakan unsur seperti gallium, arsenik,
dan fosfor. Kesenjangan energi dapat dikendalikan untuk menghasilkan radiasi dalam
daerah cahaya warna merah, kuning dan hijau dari bagian visible spektrum elektromagnetik.
Puncak panjang gelombang dari berbagai warna adalah sebagai berikut: merah (LED)
635 nm, kuning (LED) 585 nm, dan hijau (LED) 565 nm. Suatu LDR disebut juga photo-
resistor. Resistensi dari LDR tergantung pada intensitas dan panjang gelombang sinar yang
jatuh padanya. Photo-resistor terbuat dari bahan seperti CdS, CdSe, dan Bi2Se3.
58
§ Rekap hasil pengukuran sesuai tabel berikut dan buatlah kurba kalibrasi dengan
menggambar log dari resistensi terhadap konsentrasi larutan baku CuSO4.
Konsentrasi (mol/L) Resistensi Log resistensi
0,09
0,08
0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
§ Siapkan dua seri larutan sampel CuSO4 yang belum diketahui konsentrasinya,
masing-masing larutan diukur resistensinya dengan kolorimeter pada cahaya warna
merah dan nilai resistensi yang digunakan adalah nilai rata-rata.
§ Gunakan kurva kalibrasi untuk menentukan konsentrasi larutan CuSO4 yang belum
diketahui konsentrasinya tersebut.
59
LEMBAR LAPORAN PERTEMUAN 10
Topik : Analisa Kolorimetri NILAI LAPORAN
Nama : ………………………………………………
NIM : ………………………………………………
Jurusan / Kelas : ………………………………………………
Kelompok : ……………………………………………… (nama asisten)
No Perlakuan Pengamatan
3. Persamaan kurva kalibrasi Sumbu x adalah [CuSO4], sumbu y adalah log resistensi.
(nilai 16) Persamaan à
Apakah dalam pembuatan kurva kalibrasi harus pada kisaran 0,09 – 0,03 M ataukah bisa pada
kisaran lainnya? Jelaskan! (nilai 15)
NILAI
60
Apakah kurva standar yang diperoleh dapat digunakan untuk sampel lainnya misalkan sampel
larutan tembaga(II) klorida atau sampel nikel(II) sulfat? (nilai 15)
NILAI
Apa yang harus dilakukan apabila resistensi sampel berada pada konsentrasi di luar konsentrasi
kurva standar yang dibuat? (nilai 10)
NILAI
Berapakah konsentrasi sampel yang diperoleh di percobaan ini bila diubah dalam satuan ppm
(disertai perhitungannya)! (nilai 10)
NILAI
Secara umum, apakah analisa kolorimetri dapat digunakan untuk mengkonfirmasi bahwa sampel
yang digunakan adalah tidak murni, misalkan larutan mengandung CuSO4 dan CuCl2? Jelaskan!
(nilai 10)
NILAI
61
PUSTAKA YANG DISARANKAN UNTUK DIGUNAKAN
(urutan tahun)
Prananto, Y.P. 2019. Modul Penunjang Praktikum Kimia Dasar, Laboratorium Kimia
Dasar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Brawijaya, Malang.
National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. 2016. Chemical Laboratory
Safety and Security: A Guide to Developing Standard Operating Procedures.
Committee on Chemical Management Toolkit Expansion: Standard Operating
Procedures. Washington, DC: The National Academies Press.
Brown T.E., et al. 2014. Laboratory Experiments for Chemistry: The Central Science.
London, UK: Pearson Education Limited.
Housecroft, C.E. & Constable, E.C. 2010. Chemistry: An Introduction to Organic,
Inorganic, and Physical Chemistry, 4th ed. New Jersey: Prentice-Hall.
Lide, D.R., (ed.). 2010. CRC Handbook of Chemistry and Physics, 90th ed. (CD-ROM
Version 2010). Boca Raton: CRC Press/Taylor and Francis.
Petrucci, R.H., Harwood, W.S., Herring, G.E. & Madura, J. 2007. General Chemistry:
Principles and Modern Application. New Jersey: Prentice Hall.
Chang, R. 2006. Chemistry, 9th ed., New York: McGraw-Hill inc.
Carson, P. & Mumford, C. 2002. Hazardous Chemicals Handbook, 2nd ed. Oxford:
Butterworth-Heinemann.
Oxtoby, D.W., Gillis, H.P. & Nachtrieb, N.H. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Ed. 4
(Penterjemah: Suminar Setiati Achmad), Jakarta: Erlangga.
62