Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN

A.1 LATAR BELAKANG.


Dalam pelaksanaannya, pengelola proyek perlu memperhatikan program
kerja dan pengendalian seluruh proses pembangunan serta memperhatikan
tahapan-tahapan pembangunan yang sedang diselenggarakan. Dalam rangka
mempersiapkan pelaksanaan pembangunan Puskesmas. Perlu kiranya
dilakukan pengamatan dan penelitian yang cermat dan teliti dari berbagai aspek.
Hal tersebut dilakukan demi tercapainya efisiensi pembiayaan pembangunan
tanpa harus mengurangi arti dan tujuan pembangunannya sendiri.
Karena itu, dibutuhkan sesuatu progran perencanaan yang sangat
diperlukan untuk menyusun rekomendasi-rekomendasi agar sasaran
pembangunan tercapai. Maka perencanaan tersebut harus dapat memenuhi
asas manfaat dan fungsi secara efisien dan optimal sesuai dengan harapan dan
tujuan pembangunan. Dengan demikian hasli pekerjaan konsultan perencana
harus memenuhi persyaratan dan kebutuhan yang mencakup fasilitas utama,
fasilitas penunjang dan utilitas sesuai dengan fungsinya.
Untuk mempersiapkan pelaksanaan pembangunan ini konsultan
perencana mempersiapkan metode-metode yang akan digunakan untuk
menyusun dan menyelesaikan pekerjaan serta disertai jadwal yang akan
dilaksanakan nantinya berdasarkan peraturan penyelenggaraan dan pedoman
teknis perencanaan. Selain itu hasil pekerjaannya harus disusun dalam dokumen

A.2 MAKSUD DAN TUJUAN.


A. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai pemenuhan kelengkapan
persyaratan penyusunan Dokumen Penawaran Kegiatan Pemeliharaan
dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi
Sehingga dalam Proposal Teknis ini harus mampu menginterprretasikan
masukan, azas, kreteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi ke
dalam pelaksanaan tugas Perencanaan.
B. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan Kegiatan Pemeliharaan
dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi,
sehingga dapat dilaksanakan dengan baik, dengan keluaran sebagai
berikut:
o Perencanaan gedung Puskemas Geyer I sesuai dengan
Standarisasi Bangunan Pemerintahan
o Perencanaan gedung baru untuk pemenuhan kebutuhan
dan peningkatan mutu kualitas kesehatan

A.3 LINGKUP KEGIATAN.


1. Bangunan yang direncanakan adalah bangunan Kegiatan
Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar
Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana
Pekerjaan Konstruksi Kabupaten Wonogiri
2. Hasil Kerja perencanaan yang harus dipersiapkan, meliputi :
a. Dokumen Pelelangan (3 Ganda).
- Gambar-gambar rancangan pelaksanaan.
- Syarat umum pelaksanaan.
- Syarat Administrasi.
- Syarat Teknis Pelasanaan
- Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) 5 Ganda.
b. Laporan Perhitungan Strutur (3 Ganda).
c. Laporan Perencanaan (5 Ganda)
d. Membantu proses pelelangan pekerjaan konstruksi
(pemborongan)
e. Laporan Pengawasan Berkala perbulan (4 Bulan).
BAB II
PENGALAMAN PEKERJAAN

Untuk menjalankan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/


Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan
Perencana Pekerjaan Konstruksi, yang di selenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Grobogan, diperlukan Konsultan Perencanaan dengan
pengalaman perusahaan yang sesuai dengan tuntutan kegiatan.
Dalam pada itu, kami Konsultan CV. ASCA AMOGHASIDA yang
beralamat di Jl. Kusumawardani Semarang akan menyampaikan
pengalamannya yang pernah dilakukan ataupun dikerjakan yang sekiranya dapat
menjadikan suatu pertimbangan nantinya.
(Daftar Terlampir).
BAB III
PEMAHAMAN KAK

C.1. Pemahaman Terhadap Latar Belakang


Sebagai calon Konsultan perencana Kegiatan Pemeliharaan dan
Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi, kami
mencoba memahami apa yang menjadi latar belakang dari
diselenggarakannya kegiatan tersebut. Seperti yang sudah dikemukakan
dalam sub bab Latar Belakang dalam KAK yang menjadi latar belakang
utama adalah :
Perkembangan Pembangunan di bidang kesehatan yang pesat
diartikan sebagai suatu hal yang positif yang membuat tingkat daya
dukung kemampuan untuk semakin baik. Dampak dari hal tersebut
adalah kekuatan dan kesempatan Pemerintah dalam menentukan
kebijaksanaan pembangunan secara lebih mandiri. Dalam bidang
Kesehatan, mulai dapat menentukan program pembangunan di bidang
kesehatan yang lebih progresif, yang secara kualitas dan kuantitas
semakin mampu profesional dengan teknologi yang aktual, sesuai
kemampuan dan kekuatannya yang lebih baik.
Tantangan masa depan di bidang Kesehatan adalah meningkatkan
kualitas hidup masyarakat, diantaranya melalui bidang kesehatan.
Untuk itu seiring dengan tingkat kemampuan yang semakin membaik,
maka sudah selayaknya Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan
menempatkan bidang Pembangunan gedung sebagai prioritas utama
pembangunan di Lingkunganya.
Berdasarkan Latar belakang tersebut diatas, kami sebagai calon Konsultan
perencana sangat mendukung Kebijaksanaan Dinas Kesehatan Kabupaten
Grobogan menetapkan perlunya dilakukan pengembangan pembangunan
gedung baru sebagai peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas dan memenuhi standart kebutuhan yang cukup representative,
sehingga dapat berfungsi sebagai sarana kesehatan yang lebih baik dan
professional. Dukungan tersebut kami respon dengan sangat positif dengan
ikut serta pada kegiatan Seleksi Umum untuk Kegiatan Pemeliharaan dan
Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi yang
diselenggarakan pada tahun anggaran 2016

C.2. Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan Kegiatan


Maksud
Kami Selaku calon konsultan perencana menyadari dan sependapat
dengan maksud dari kegiatan ini adalah menyeleksi konsultan perencana
yang akan di tugaskan untuk menyusun Kegiatan Pemeliharaan dan
Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi
Kabupaten Grobogan melalui seleksi Seleksi umum tersebut, mengingat
Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku mengatur dan
mengarahkan demikian.
Tujuan
Kami Selaku calon konsultan perencana sependapat dengan Tujuan dari
seleksi konsultan perencana adalah untuk mendapatkan penyedia jasa
konsultan yang berkualitas dan profesional maksud tersebut, mengingat
pekerjaan perencanaan yang akan dilaksanakan memiliki bobot nilai dan
kapasitas baik secara kwalitas maupun kwantitas yang cukup tinggi,
sehingga yang melaksanakan pekerjaan perencanaan tersebut memang
haruslah konsultan perencana yang berkualitas dan profesional.

C.3. Pemahaman Terhadap Sasaran Kegiatan


Secara umum kami sependapat dengan sasaran yang dimuat di dalam KAK
dengan pemahaman sebagai berikut :
1. Pengikut sertaan konsultan perencana dalam upaya menghasilkan
desain baik dan optimal. Konsultan Perencana yang menangani
pekerjaan tersebut adalah konsultan perencana yang memenuhi syarat-
syarat teknis maupun administratif serta berkemampuan yang
profesional.
2. Perencanaan dan perancangan yang mengikuti standart pembangunan
gedung Kesehatan dan standart bangunan gedung negara yang berlaku.
Standart-standart tersebut dikeluarkan oleh lembaga-lembaga resmi
Pemerintah, badan atau lembaga resmi yang diakui Pemerintah yang
berwenang mengeluarkan peraturan standart-standart di bidang
Bangunan Pelayanan Publik dan Bangunan Spesifik.
3. Memberikan nuansa bentuk arsitektur bangunan Gedung kesehatan
yang representative dengan fungsi dan kebutuhan standart yang berlaku,
sehingga dapat bermanfaat dan memenuhi kebutuhan akan kesehatan
yang berkualitas

C.4. Pemahaman Terhadap Nama dan Organisasi Pengguna Jasa


Nama dan Organisasi Pengguna jasa dari kegiatan ini adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten Grobogan

C.5 Pemahaman Terhadap Lingkup, Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas


Penunjang
Secara umum kami sependapat dengan sasaran yang dimuat di dalam KAK
dengan pemahaman sebagai berikut:

a. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan ini adalah :
1. Konsep Perancangan
Pekerjaan perencanaan dimulai konsultan perencana harus
mengolah data informasi, melakukan identifikasi permasalahan dan
penyusunan program kegiatan perencanan meliputi :
- inventarisasi permasalahan dan kenutuhan.
- Melakukan evaluasi keadaan lahan secara lengkap termasuk
pengukuran dilapangan.
- Mengolah data dan informasi yang diterima dari pemberi tugas
atau pihak ketiga, menganalisa dan membuat konsep
perencanaan yang baik.
- Membuat sketsa gagasan alternatif skala kecil dengan memberi
gambaran cukup jelas.
- Menyusun program perencanaan dan membuat perkiraan biaya
untuk memperoleh persetujuan dari pemberi tugas.
- Penyusunan jadwal dan proses kegiatan perencanaan.
2. Konsep Perancangan
Untuk membantu pemberi tugas memperoleh pengertian yang lebih
mendalam atas program yang diputuskan, maka konsultan
perencana akan melakukan :
- membuat gambar situasi.
- Membuat gambar rancangan tapak.
- Membuat gambar denah dan ukurannya.
- Membuat gambat potongan-potongan.
- Membuat perhitungan kasar biaya lengkap.
3. Penyusunan RKS.
Penyusunan RKS bagi pelaksanaan pekerjaan fisik bangunannya
meliputi ketentuan-ketentuan administrasi dan persyaratan teknis..
ketentuan administrasi meliputi : peraturan penyelenggaraan, jangka
waktu pelaksanaan, penyerahan pekerjaan, syarat pembayaran,
sanksi-sanksi, kelambatan atau kelalaian, besarnya jaminan
penawaran dan jaminan pelaksanaan serta penguji-pengujian teknis
dan bahan.
4. Penyusunan RAB.
Penyusunan RAB, meliputi daftar macam-macam pekerjaan berikut
Bill of Quantity dari masing-masing jenis pekerjaan, harga satuan
bahan, harga saruan upah, biaya masing-masing pekerjaan, biaya
keseluruhan dan analisa harga satuan pekerjaan.
5. Penyusunan Perhitungan Struktur

C.6. Pemahaman Terhadap Metodologi


Secara umum, kami selaku calon konsultan perencana Kegiatan
Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan
Konstruksi sependapat terhadap uraian metodologi yang ditawarkan.
Pemahaman kami terhadap Metodologi yang ditawarkan dalam
Pelaksanaan kegiatan Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/
Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan
Perencana Pekerjaan Konstruksi terdiri dari beberapa tahapan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Persiapan.
Merupakan langkah awal yang menentukan untuk langkah selanjutnya.
Persiapan dan konsolidasi tim perencana menyangkut pemahaman
terhadap job description oleh setiap anggota tim perencana, pematangan
program rencana kerja menyangkut detail program dan jadwal kerja.
Menyangkut persiapan program survey dan studi banding. Selain itu
perencana harus melakukan inventarisasi data, mencakup data primer
dan data sekunder, baik yang diberikan Pengguna Jasa maupun data-
data teknis pendukung lainnya. Inventarisasi tersebut untuk mengetahui
sejauh mana tingkat kecukupan data awal baik yang bersifat data primer
dan sekunder.
2. Survey dan studi banding
Pada awal pekerjaan, konsultan perencana harus melakukan survey
dan studi banding untuk mendapatkan data-data teknis primer dan
sekunder.
Data Primer yang dibutuhkan minimal :
- Data Ukur terhadap Site (site existing), lengkap yang memuat posisi
batas site, posisi bangunan dalam site existing, peil elevasi tanah
(contour) dan bangunan serta hal-hal lain penting lainnya yang dapat
termuat posisinya secara jelas. Untuk mendapatkan data ukur harus
dilakukan dengan survey pengukuran lahan eksisting, yang
selanjutnya dipetakan menjadi site existing.
- Dalam pengumpulan data tanah, meliputi data-data sondir dan
borring dengan jumlah sesuai kebutuhan pada-titik-titik yang penting
di dalam site yang akan didirikan bangunan.
Data Sekunder yang dibutuhkan :
Standart-standart teknis yang berkaitan dengan bangunan gedung
dan mekanikal elektrikal. Meliputi data-data standart dan peraturan-
peraturan yang dikeluarkan lembaga atau badan resmi baik
pemerintah atau yang diakui pemerintah. Feasibility study (Studi
Kelayakan) yang menguraikan kelayakan proyek, mencakup di
dalamnya kebutuhan-kebutuhan tata ruang yang dibutuhkan, syarat-
syarat ruang sampai manajemen operasional suatu bangunan publik
dan kesenian. Sedangkan hasil studi banding dapat menjadi
masukan atau perbandingan bagi semua pihak baik perencana,
pengguna jasa maupun instansi terkait, sehingga dapat digunakan
sebagai pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3. Penyusunan pra Rencana


Kami memahami dalam penyusunan Pra Rencana Kegiatan
Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar
Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana
Pekerjaan Konstruksi diharapkan memenuhi kriteria antara lain :
Berpedoman pada standar-standar kebutuhan tata ruang dan
operasional Bangunan Pendidikan. Kesesuaian system fungsional dan
operasional antara lingkup tata ruang didalam bangunan, maupun antar
bangunan. Selain itu harus memenuhi prinsip-prinsip dan peraturan
tata ruang kota (setempat) dan peraturan teknis lainnya (termasuk
standart-standart) untuk bangunan gedung yang dikeluarkan instansi
atau badan resmi pemerintah atau yang diakui oleh pemerintah yang
berlaku. Untuk mendukung sisi fungsi dan sisi arsitektural maka
penerapan arsitektur modern yang tetap memuat nilai-nilai arsitektur
lokal dan kesesuaian terhadap lingkungan sekitarnya dapat dipadukan
dengan arsitektur tradisional/local dengan batasan bahwa keterpaduan
tersebut dapat mendukung sisi fungsi dan operasional gedung
kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pra rencana
yang dibuat oleh konsultan perencana harus melalui proses asistensi
dan pembahasan tim teknis untuk kemudian diajukan kepada pihak
pengguna jasa untuk mendapatkan persetujuan.
BAB IV
TANGGAPAN KAK

D.1. Tanggapan terhadap Latar Belakang, Maksud dan Tujuan serta


Sasaran.

Berdasarkan latar belakang yang tercantum dalam KAK, dan kemudian


kami pahami (seperti yang kami bahas pada bab sebelumnya), maka kami
menanggapi sebagai berikut :

a. Pemerintah menempatkan bidang kesehatan sebagai prioritas


pembangunan di Kabupaten Grobogan. Prioritas tersebut akan
direalisasikan dengan menyelenggarakan Kegiatan Pemeliharaan dan
Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi
Program tersebut perlu didukung oleh semua pihak agar terealisir
sampai dengan pelaksanaan konstruksi hingga operasionalnya.
b. Kebutuhan Pembangunan Gedung yang sudah cukup mendesak
memerlukan konsepsi perencanaan yang mampu menjawab tuntutan
dan kebutuhan akan Prasarana Kesehatan.
Maksud dan tujuan dari KAK merupakan respon terhadap latar belakang
yaitu menyeleksi konsultan perencana sehingga diperoleh konsultan
perencana yang mampu melaksanakan Kegiatan Pemeliharaan dan
Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi
Adapun Sasaran yang telah dikemukakan dalam KAK adalah sudah jelas
dan dapat kami cermati dengan penekanan-penekanan sebagai berikut:

a. Pengikutsertaan konsultan perencana ditujukan untuk


menghasilkan desain yang baik dan optimal serta bertanggung
jawab secara mutu dan kualitas.
b. Diharapkan Konsultan Perencana dapat mewujudkan unsur
fungsional bangunan sesuai standart-standart operasional
pendidikan dan perencana diharapkan dapat menampilkan
nuansa/bentuk arsitektural lokal/setempat yang dapat dipadukan
didalam perencanaan asal tidak bertentangan dengan standart dan
fungsional operasional bangunan pendidikan yang berlaku.
D.2. Tanggapan terhadap Lingkup dan Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas
Pendukung

Mengenai Lingkup dan Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas tanggapan


kami adalah sebagai berikut dibawah ini :
D.2.1. Lingkup Kegiatan
Berdasarkan lingkup kegiatan yang dikemukakan dalam KAK, kami
mempunyai anggapan bangunan yang beroperasi saat ini sudah kurang
dalam menampung aktifitas yang ada, apalagi untuk beberapa kurun
waktu yang akan datang. Kegiatan yang ada di setiap unit atau instalasi
pelayanan Kesehatan yang ada sudah melampaui kapasitas yang
tersedia sehingga cenderung menghambat pelayanan medis kepada
pasien atau masyarakat. Selain itu seiring dengan waktu, teknologi dan
standart - standart yang diterapkan semakin maju. Penyesuaian-
penyesuaian terhadap standart dan teknologi tersebut sedikit banyak
merubah sistem dan standart operasional, hal ini menyebabkan
penyesuaian kebutuhan, besaran dan tata ruang yang ada saat ini.
Selanjutnya berdasarkan lingkup kegiatan perencanaan yang telah
dijabarkan dalam KAK, maka kami memahami bahwa yang harus
dilaksanakan dalam lingkup kegiatan tersebut adalah:
Perencanaan bangunan gedung seluas dengan program ruang
seperti yang telah diuraikan di dalam KAK, meliputi desain
Arsitektur, Struktur dan Mekanikal Elektrikal dalam bangunan.
Pekerjaan desain Mekanikal Elektrikal antar bangunan dan Sentral
Equipment Mechanical Electrical sebagai suatu bagian sistem ME
dari seluruh area perencanaan yaitu dalam gedung yang
direncanakan dan diluar gedung.
Pekerjaan desain Infrastruktur dengan program seperti dalam KAK,
yang mencakup infrastruktur lingkungan yang berkaitan dengan
gedung-gedung yang direncanakan dengan penyesuaian
infrastruktur lama yang ada di dalam lokasi site.
Keseluruhan tersebut diatas harus dibuat dalam perhitungan-
perhitungan teknis dengan memperhatikan standart-standart dan
peraturan-peraturan resmi yang berlaku dan juga disesuaikan
dengan dana atau anggaran pelaksanaan konstruksi yang
disediakan.
D.2.2. Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas Penunjang
Memperhatikan KAK tentang lokasi kegiatan, maka kami selaku calon
Konsultan perencana memberi masukan tentang lokasi kegiatan (site)
sebagai berikut :
a. Mengingat Obyek Perencanaan tidak mencakup seluruh site yang
ada, maka kami memberi masukan agar wilayah perencanaan yang
berada dalam lokasi site sebagai obyek perencanaan harus jelas
batas-batasnya, sehingga memudahkan dan mengoptimalkan
kegiatan dalam perencanaan.
b. Bangunan-bangunan saat ini beserta instalasi yang mengikutinya
sebagai suatu obyek eksisting yang berada dalam wilayah
perencanaan harus ditinjau keberadaannya (disurvei keadaannya)
dengan seksama dan direkomendasi sebagai posisi 0% sebelum
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Posisi 0% tersebut harus
didokumentasi dengan baik oleh konsultan perencana terpilih.
c. Konsultan Perencana yang terpilih nanti, harus mengadakan survei
pengukuran yang cermat terhadap site eksisting tersebut. Hasil
pengukuran lapangan harus dapat menunjukkan posisi batas site,
posisi peil tanah, arah kontur yang ada, posisi bangunan, peil
ketinggian lantai bangunan, instalasi-instalasi baik dalam tanah
maupun di luar dan di udara yang melintas, serta posisi-posisi
penting lainnya yang berpengaruh terhadap perencanaan bangunan
nantinya
Dalam hal ini Konsultan Perencana yang terpilih harus mencari dan
mendapatkan data yang dibutuhkan baik melalui survey ataupun
meminta masukan melalui interview, kuisioner dan koordinasi dengan
instansi terkait. Data-data yang harus didapatkan konsultan perencana
adalah:

a. Data Primer, yaitu data utama yang didapatkan langsung melalui


survey dan penelitian di lapangan pada obyek yang akan
direncanakan, antara lain :
Data Pengukuran Eksisting.
Data penyelidikan daya dukung tanah.
Data situasi kondisi kualitas eksisting, menyangkut instalasi
yang melintas, vegetasi, kondisi bangunan eksisting dsb.
Survey aksesibilitas (pencapaian site).
b. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang didapat dari pihak
lain instansi terkait yang ada hubungan langsung terhadap
perencanaan, antara lain:
Data Manajemen Operasional
Data kegiatan dan perkembangan kegiatan Operasional
Data Referensi atau Literatur berupa standart-standart,
peraturan-peraturan perundang-undangan, teori-teori yang
diperlukan.
Data dan survey melalui interview dan Kuisioner.
Data dan Studi banding ke bangunan kesehatan yang
setipe.
Untuk memperlancar perolehan data tersebut, yang diharapkan dari
pengguna jasa adalah bantuan koordinasi dengan unsur intern dan
instansi terkait agar memudahkan pencarian atau pengumpulan data.

D.3. Tanggapan terhadap Metodologi Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan


Perencanaan (DED)

Secara umum, kami selaku calon konsultan perencana Kegiatan


Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar
Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana
Pekerjaan Konstruksi sependapat terhadap uraian metodologi yang
ditawarkan. Namun demikian, metodologi pelaksanaan pekerjaan harus
dibuat secara sistematis yang harus dilaksanakan sesuai prosedur yang
berlaku secara komprehensif. Metodologi yang ditawarkan dalam KAK
pekerjaan ini telah dapat kami pahami.
Untuk itu sebagai respon langsung dari bagian tanggapan terhadap
metodologi, perlu sekali dijabarkan terlebih dahulu mengenai Flow Chart
atau alur proses tahapan pekerjaan (lebih sering disebut bagan alir).
Dengan adanya Flow Chart tersebut akan tampak alur proses yang jelas
dari aliran pekerjaan. Disamping itu akan memudahkan pula control atau
kendali terhadap aliran pekerjaan pada setiap tahapan proses. Adalah
sangat tepat, bila di dalam proposal usulan teknis, flow chart tersebut
dapat dijabarkan dan dijelaskan alur prosesnya untuk memperjelas
kualitas dari kedalaman metodologi yang di usulkan.
D.3.1. Persiapan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengawali pelaksanaan adalah
persiapan pekerjaan yang matang. Pematangan persiapan diawali
dengan Start Up (titik mula). Pada posisi ini, tim inti pelaksana pekerjaan
harus sudah terbentuk dan segera melakukan langkah-langkah
persiapan selanjutnya seperti yang sudah dikemukakan dalam KAK
dengan penyempurnaan sebagai berikut:

a. Persiapan umum dan koordinasi


Tim pelaksana pekerjaan sudah terbentuk dipimpin team leader,
melakukan langkah-langkah persiapan baik yang bersifat internal
menyangkut kesiapan dukungan operasional pekerjaan oleh intern
konsultan yang bersangkutan dan eksternal dengan melakukan
pengenalan tim pelaksana pekerjaan kepada pengguna jasa dan
instansi terkait. kepada Pengguna Jasa.
b. Melakukan Inventarisasi data
Seperti yang sudah kami pahami dalam pemahaman terhadap
KAK, Inventarisasi data diperlukan untuk mengetahui tingkat
kecukupan data-data primer awal dan data sekunder awal yang
didapat pada permulaan start up pelaksanaan pekerjaan. Setelah
itu dapat diketahui data-data mana yang belum ada dan dapat
segera disiapkan langkah-langkah pekerjaan pencarian atau
pengumpulan data yang dibutuhkan, baik itu data primer maupun
data sekunder melalui serangkaian proses survey atau penyelidikan
dan penelitian terhadap obyek-obyek yang perlu diketahui
kondisinya.
Data-data yang harus diinventarisir dalam masa persiapan minimal
meliputi :

a. Data-data Primer.

b. Data-data sekunder.

c. Persiapan program survey dan studi banding.


Persiapan survey meliputi mobilisasi kelengkapan peralatan survey
maupun prosedur dan metodologi survey serta unit pelaksana
survey. Setelah persiapan ini terbentuk, pelaksanaannya dapat
segera dilaksanakan sesuai dengan jadwal pekerjaan mengikuti
alur prosesnya. Sedangkan menyangkut persiapan studi banding
dapat terlebih dahulu dilakukan penentuan obyek yang akan di
studi banding, termasuk didalamnya disiapkan sasaran-sasaran
yang ingin dicapai dalam studi banding yang merupakan data-data
sekunder berupa informasi-informasi yang diperlukan tentang
gedung kesehatan yang akan distudi banding dan juga persiapan
lain
D.3.2. Survey dan studi banding
Langkah berikutnya setelah tahap Persiapan adalah pelaksanaan
Survey dan Studi Banding untuk memperoleh data-data primer dan
data-data sekunder. Seperti yang sudah kami pahami dalam bagian
pemahaman KAK mengenai poin ini, kami sependapat namun kami
perlu memberi penekanan bahwa didalam melaksanakan survey,
konsultan perencana harus menjamin kualitas dan validitas survey baik
dari sisi prosedur, metodologi dan standart-standart yang dipakai
sebagai tolak ukur yang utama. Dengan demikian akan dapat dijamin
keaslian dan obyeksitas dari data survey tersebut, sehingga diperoleh
suatu kepastian yang menentukan bagi proses analisis data dan
masalah.
Sedangkan menyangkut program studi banding, yang menjadi
penekanan kami adalah kesesuaian karakteristik dan tipe obyek yang
akan distudi banding. Lebih lanjut tentang uraian dan penekanan-
penekanan tersebut dapat kami uraikan lebih dalam pada bab
selanjutnya mengenai Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan.
D.3.3. Penyusunan pra Rencana
Secara umum kami sepaham terhadap kriteria yang dikemukakan
dalam KAK, karena sudah mencakup konsepsi dasar dari Pra Rencana.
Namun kami perlu menambahkan alur proses pra rencana termasuk
penekanan-penekanannya sebagai berikut:
A. Kebijaksanaan yang Dipakai Sebagai Acuan sebagai dasar
Perencanaan:
Peraturan-peraturan pembangunan yang berlaku, yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi/lembaga resmi
yang diakui Pemerintah.
Pengelolaan Bangunan pada masa operasional,
menyangkut kemudahan dalam operasional bangunan.
Pemeliharaan Bangunan yang efisien dan ekonomis
Peluang Pengembangan yang akomodatif terhadap
perkembangan jaman
Pembiayaan konstruksi yang sesuai standart dan
peraturan yang berlaku.
Mutu kwalitas desain konstruksi yang memenuhi standart-
standart kenyamanan, keamanan dan kekuatan bangunan.
B. Prinsip-prinsip Pekerjaan Prarencana Bangunan.
Pra-rencana Bangunan cenderung mengemukakan gagasan-
gagasan Arsitektur yang dikerjakan menurut proses yang
berawal dari aktifitas (operasional dan fungsi) dan kebutuhan
(kapasitas dan ruang gerak) yang melalui proses pendekatan
dan pemikiran Arsitektur, Struktur (Sipil Bangunan Gedung) dan
Utilitas (Mekanikal Elektrikal dan Equipment), yang kemudian
bergerak memunculkan ketata-ruangan yang berakhir pada
pembentukan wujud dan bentuk bernama bangunan.
Begitu pula di dalam Proses Pra Rencana Kegiatan
Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar
Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan
Perencana Pekerjaan Konstruksi, Gagasan-gagasan tersebut
harus melalui proses pendekatan yang komprehensif diantara
bidang-bidang keilmuan tersebut dengan memperhatikan aspek
Fungsional dan arsitektural serta aspek teknologis. Adapun yang
perlu diproses dalam masa Pra Rencana adalah:
Pendekatan-pendekatan berupa analisa aktivitas dan
kebutuhan harus sesuai dengan struktur organisasi dan
prosedur operasional Puskesmas yang berlaku.
Pendekatan dan konsep program ruang dan besaran
ruang, harus mengacu standart dan kriteria dengan
prediksi pengembangan yang ditetapkan.
Pendekatan dan konsep program tata ruang dan Zoning
harus memperhatikan kondisi eksisting yang ada dan
harus diarahkan antisipatif terhadap perkembangan di
masa mendatang baik dari sisi internal gedung kesehatan
g. Pendekatan dan konsep bentuk arsitektur bangunan,
struktur dan Mekanikal Elektrikal, mencakup pilihan
alternatif yang paling layak untuk dilaksanakan dengan
memperhatikan mutu, kualitas, metoda pelaksanaan
konstruksi maupun biaya pelaksanaan konstruksinya.
Usulan desain Gubahan masa, bentuk bangunan dan tata
ruang/tata bangunan, yang menampilkan bentuk yang
adaptatif terhadap kebutuhan fungsi dan bentuk, sehingga
terdapat sinergi yang saling mendukung antara format
fungsi dan bentuk arsitektur bangunan.
Usulan Sistem Struktur bangunan beserta prinsip
perhitungan struktur dan spesifikasi teknis secara umum,
yang mampu menjadi kerangka utama dari bentuk dan
fungsi arsitektur yang diusulkan sehingga didapat
kesatuan yang kompak dan logis.
Usulan Sistem Mekanikal Elektrikal beserta prinsip-prinsip
perhitungannya dan spesifikasi teknis secara umum, yang
memperhatikan kebutuhan fungsi dan prosedur
operasional melalui hirarki jaringan yang sistematis sesuai
standart-standart.
Usulan infrastruktur dalam site, dan spesifikasi teknis
secara umum, yang mampu menjawab kebutuhan-
kebutuhan sebagai pendukung dasar bagi peletakan tata
bangunan dan fungsi yang menyertainya.
Usulan desain Rencana Anggaran Biaya, berupa RAB
global dan usulan-usulan analisa perhitungan untuk
pekerjaan tertentu, yang antisipatif peraturan-peraturan
dan perundang-undangan tentang yang berlaku tentang
anggaran biaya pembangunan bangunan gedung negara.
Selanjutnya, proses yang cukup penting untuk diperhatikan dalam
tahap pra rencana ini, adalah proses pengambilan keputusan tentang
persetujuan atas usulan Pra Rencana. Untuk itu ada dua hal yang
harus diperhatikan yaitu proses koordinasi pada waktu asistensi dan
proses persetujuan pra Rencana. Pada saat asistensi perlu
dikoordinasikan dan dibahas hal-hal teknis-teknis sampai mendapat
persetujuan dan selanjutnya untuk persetujuan terhadap Pra rencana
sebaiknya diadakan pemaparan Pra Rencana dihadapan rapat pleno.
Di dalam rapat pleno tersebut dapat diambil keputusan persetujuan
termasuk apresiasi-apresiasi terhadap Pra Rencana menyangkut
masukan-masukan untuk pengembangan desain lebih lanjut.
BAB V
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

E. 1. Pendekatan Konsep Perencanaan


Sesuai dengan apa yag dikemukakan dalam KAK mengenai Ketentuan-
ketentuan dari Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana
Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana
Pekerjaan Konstruksi, yang kemudian kami pahami dan kami tanggapi dan
juga memperhatikan Visi Politeknik Kesehatan Semarang yaitu terwujudnya
suatu sarana pendidikan masyarakat sebagai Pusat Layanan Masyarakat Umum
dan Kebudayaan yang Mandiri dan Bermutu Tinggi, maka konsep yang
dikemukakan haruslah sesuai dan selaras dengan prinsip yang ada.
Adapun prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang dalam pendekatan
konsep perencanaan yaitu :
1. Berdaya Citra
Kesesuaian dengan kedinamisan Ruang dan Waktu
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis, sesuai dengan
tuntutan ruang dan waktu saat ini dan masa mendatang.
Kesesuaian dengan kedinamisan Teknologi
Perencanaan yang dihasilkan dinamis, sesuai dengan pemanfaatan
maupun penerapan teknologi yang tepat guna.
Kesesuaian dengan kedinamisan Simbol
Perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan simbol
atau makna yang sesuai dengan fungsi yang diembannya.
2. Berdaya Guna, meliputi :
Kesesuaian dengan kedinamisan Fungsi,
Perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan fungsi
bangunan yang dapat menjalankan proses fungsi terhadap aktifitas
yang melekat di dalamnya.
Kesesuaian dengan kedinamisan Keruangan
Perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan unsur
Keruangan yang dapat melakukan peranannya mewadahi fungsi
yang terjadi dalam batas kapasitas besaran ruang yang optimal.
Prinsip-prinsip tersebut merupakan dasar-dasar yang dilakukan
dalam pendekatan-pendekatan terhadap konsep Kegiatan Pemeliharaan
dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi
Kabupaten Wonogiri. Adapun pendekatan-pendekatan terhadap konsep
perencanaan yang perlu dilakukan adalah :
a. Pendekatan Aspek Fungsi dan Aktifitas Gedung
b. Pendekatan Aspek Kebutuhan dan Program Ruang.
c. Pendekatan Konsep Perencanaan Site dan Tata Bangunan.
d. Pendekatan Konsep Perencanaan Tata Ruang dan Bentuk Arsitektur.
e. Pendekatan Konsep Perencanaan Sistem Struktur Bangunan.
f. Pendekatan Konsep Perencanaan Mekanikal Elektrikal.
Untuk itu kami bahas satu-persatu pendekatan-pendekatan yang diperlukan
dalam perencanaan itu, antara lain :
E.1.1. Pendekatan Aktivitas dan Fungsi
Hubungan antara Fungsi dan Aktifitas (Operasional) adalah sangat
erat, dimana aktifitas dan fungsi yang tepat untuk menampung aktifitas
yang sesuai dengan sifat aktifitas tersebut.
Dari gambaran tersebut kita pahami lebih lanjut bahwa Aktifitas
terjadi melalui suatu atau serangkaian kegiatan yang berproses melalui
langkah-langkah tertentu dari langkah awal sampai tujuan akhir. Langkah-
langkah tersebut menggambarkan suatu pergerakan proses yang disebut
fungsi. Setiap aktivitas yang dijalankan memerlukan prasyarat-prasyarat,
aturan-aturan yang melekat dalam fungsi agar aktivitas tersebut dapat
berjalan sesuai proses tersebut. Semakin rumit aktifitas yang dijalankan,
semakin rumit pula aturan dan prasyarat terhadap fungsi tersebut.
E.1.2. Pendekatan Rencana Kebutuhan dan Program Ruang
Dalam melakukan perencanaan kebutuhan dan program ruang,
diperlukan kemampuan membaca serta menganalisa kebutuhan dan
aktivitas yang sedang dan akan berlangsung dalam bangunan yang akan
direncanakan. Sebuah fasilitas pendidikan haruslah mencakup beberapa
syarat sesuai dengan syarat syarat dari tingkatan bangunan tersebut :
Gedung Puskemas Geyer I Kabupaten Grobogan sesuai dengan
syarat bangunan pendidikan.
Pengembangan yang dimaksud adalah Pembangunan Gedung baru
untuk menampung operasional dan pelayanan bangunan kesehatan di
lingkungan kabupaten Grobogan.
Untuk persyaratan dari perencanaan gedung sendiri, antara lain :
1. Pembangunan gedung baru yang terdiri dari beberapa lantai dan
harus mampu menampung luasan dari kebutuhan ruang yang
diperlukan.
2. Program ruang (tingkat zoning) pelayanan yang dioperasionalkan di
dalam Gedung haruslah representatif, antara lain :
Zoning Publik
- Hall / Entrance,
- Ruang Tunggu.
Zoning Semi Private
- Ruang Periksa
- Apotek
Zoning Private
- R. Administrasi
3. Bangunan tersebut dilengkapi system dan instalasi Mekanikal
Elektrikal serta infrastruktur luar bangunan yang lengkap.
E.1.3. Pendekatan Konsep Perencanaan Site
E.1.3.1. Potensi Site Eksisting dan Lingkungan Sekitarnya
Pada saat ini bangunan yang akan direncanakan merupakan bagian
dari area puskesmas, dengan kapasitas, pelayanan serta infrastruktur yang
telah ada dan mendekati fungsi pelayanan ideal.

Seperti yang telah kita tinjau di lapangan pada saat anwijzing


(penjelasan pekerjaan), potensi yang terdapat dalam site puskesmas
meliputi potensi fisik dan non fisik yang mempengaruhi perencanaan Site
dan Tata Bangunan Pengembangan Bangunan Baru. Berdasarkan
pengamatan terhadap site eksisting, potensi-potensi yang harus mendapat
perhatian adalah:
a. Potensi Fisik, meliputi:
1. Luas, Bentuk dan Orientasi Site,. Bentuk umum
persegi dengan sisi alas memanjang berada di bagian samping.
Orientasi site searah dengan peredaran matahari..
2. Kontour permukaan tanah, relative datar dan
memudahkan penataan bangunan secara horizontal maupun
vertical.
3. Kondisi fisik tanah,
4. Kondisi artefak fisik di atas tanah (bangunan-
bangunan fisik dan instalasi ME),
5. Rona hijau lingkungan,
6. Aksesibilitas terhadap site,
7. Instalasi infrastruktur tingkat kota,
8. Kondisi Iklim (curah hujan, kecepatan angin,
temperature udara dan kelembaban)

b. Potensi Non Fisik, meliputi:


a. Kebijaksanaan Pembangunan puskesmas
b. Kebijaksanaan terhadap asset bangunan dan instalasi yang
ada diatas site eksisting saat ini.
E.1.3.2. Adaptasi terhadap Kondisi Eksternal
Bangunan Gedung puskems yang akan direncanakan diletakkan
pada suatu lingkungan dengan kondisi tata tapak yang sebagian telah
terolah/tertata, sehingga ruang luarnya telah tergolong suatu ruang luar
terolah.
Kaidah penempatan massa dan perencanaan bentuk massa
bangunan sudah terikat karenanya. Disamping itu, masih ada batasan
lain mengenai kondisi tapak, dimana karakter dari lahan sangat menonjol.
Perancang bangunan adalah biasa memudahkan kondisi tersebut dengan
cara urugan, tetapi melihat tuntutan suatu kebutuhan penataan ruang
Dari pemikiran tersebut, pemikiran fungsional suatu ruang dimulai
dari perancang berpikir ke arah hubungan ke luar dan ke dalam ruang
saat bangunan dimulai. Suatu bangunan haruslah mampu memberikan
image baik terhadap lingkungan dimana bangunan tersebut dibangun.
Bangunan haruslah mampu menjelaskan kepada lingkungan eksternalnya
baik melalui fungsi ataupun bentuk dari bangunan tersebut. Untuk itu
bangunan Gedung puskesmas yang akan dibangun haruslah dapat
dikenali dan mampu memberikan corak/identitas yang merupakan bagian
dari bangunan kesehatan secara umumnya.
E.1.4. Pendekatan Konsep Perencanaan Bangunan (Arsitektural)
E.1.4.1. Perencanaan Arsitektur Bangunan
Secara umum
Merupakan kelanjutan dari pekerjaan perencanaan site plan, bertitik
tolak pada pola tata letak, komposisi massa dan ruang, pola sirkulasi yang
telah ditentukan dalam site. Perencanaan suatu bangunan, haruslah
memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
Aktivitas serta Peralatan yang diwadahi secara wajar pada luas
ruang yang dialokasikan dengan beban jumlah pemakai dapat
tertampung didalamnya secara ideal.
Lay out furniture, peralatan dan tata letak ketinggian merupakan
persyaratan utama. Hal tersebut didekati dengan pendalaman
karakter dan perilaku dari penggunanya.

Prinsip-prinsip perancangan
Perancangan bangunan dikerjakan menurut proses yang berawal dari
site plan dan berakhir dengan desain prarancangan melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
Konsep dasar perancangan.
Pra-rancangan bangunan
Perancangan gambar kerja
Perhitungan teknis
Perhitungan pembiayaan
Penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat.
Tema Arsitektural
Hal ini merupakan titik tolak dalam perancangan bangunan dan
dilengkapi dengan masukan - masukan baru yang lebih detail.

Faade Arsitektural
Berbicara fasade (facade), orang berpikir kecantikan rupa bangunan
dari berbagai sisi yang bisa ternikmati, tidak salah memang, arsitektur
dalam satu pendalamannya selalu berbicara rupa terkait kondisi ruang
dalam yang menuntutnya? Jawabnya, bahwa hanya aspek yang ikut
mengadakan penawaran (bargaining) sesuai tuntutan karakter aspek
masing-masing, yaitu :
Aspek kebisingan justru menuntut isolasi total terhadap segenap
fasade bangunan supaya kebisingan didalam ruang tidak
mempengaruhi lingkungan.
Aspek pencahayaan adalah lain, yaitu tetap menginginkan cahaya
diffus masuk ruang.
Sehingga tampak bangunan yang baik adalah dalam berhias dirinya
simultan terhadap tuntutan aspek-aspeknya, pemikiran tersebut pun baru
dari aspek fungsi berkala, masih banyak aspek-aspek lain yang
dipertimbangkan dan penataan fasade. Masih dari aspek rupa, bahwa faktor
lingkungan berpengaruh berdaya pengaruh, sehingga dari aspek tersebut
akan membuat spesifikasi tampak tersendiri (klas/tempat) tersebut.
Bentuk bangunan sebagai bangunan pemerintah, dimana fasadenya
lebih banyak dipengaruhi oleh fungsi biaya terkait oleh kualitas bangunan
yang diberikan pemerintah, kualitas C tentunya sangat terbatas (minimum
dari aspek pembiayaan, sehingga penampilan bangunanpun terbatas
karenanya, kualitas bangunan B sedikit bisa memberikan keleluasaan
arsitek dalam mengolah tampak bangunannya, kualitas bangunan dan
tentunya memberikan harapan lebih bagus lagi.
Diharapkan bangunan Gedung puskesmas yang akan dirancang telah
ditentukan dengan kualitas A, berarti sedikit banyak memberikan
kesempatan bagi calon desainer untuk mengolah usulan tampak yang bisa
mencakup aspek rencananya.
Dari wawasan tersebut diatas desainer membuat langkah-langkah
strategis dalam menata tampak bangunan, dengan menggali aspek-aspek
dasar dalam facade bangunan yang paling sering dikemukakan sebagai
konsep desain arsitektur kental muatan lokal tradisionalnya adalah :
1) Penonjolan unsur bawah sebagai unsur kaki
2) Perwujudan unsur badan (tengah)
3) Penonjolan unsur mahkota (kepala) atau atap.
Pola Sirkulasi Ruang
Prinsip-prinsip Penentuan Pola Sirkulasi
a) Identifikasi pemakai gedung
b) Mempelajari perilaku pemakai gedung
c) Menghitung kuantitas pemakai gedung
d) Memperhitungkan hubungan antar ruang dan antar gedung/
bagian-bagian gedung dan halaman.
Skala dan Proporsi
Proporsi adalah tempat dimana keseimbangan yang merupakan
proses dari kesimetrian, kesederhanaan atau kerumitan, serta
keseimbangan lainnya.
Dalam merencanakan bangunan, skala dan proporsi merupakan
kaidah arsitektural yang sangat mendasar. Dengan adanya skala dan
proporsi bangunan, dapat direncanakan bangunan berdasarkan sudut
pandang skalatis dan proporsional, dengan pertimbangan tersebut
diharapkan ukuran dan ketinggian bangunan lebih proporsional dari
berbagai sudut pandang sehingga dapat menguatkan citra bangunan
yang akan ditampilkan.
Keamanan dan kenyamanan Pengguna
Keamanan yang terjamin bagi pengguna bangunan dalam
melakukan aktivitas sangatlah penting, untuk itu dalam perencanaannya
penyediaan fasilitas keamanan baik eksternal (diluar bangunan) maupun
internal (dalam bangunan) perlu diperhatikan. Adanya gardu jaga di luar
bangunan dan ruang keamanan dalam bangunan merupakan usaha
penyediaan fasilitas keamanan.
Didalam perancangan bangunan yang tidak secara penuh
dikondisikan secara buatan atau sebagian dikondisikan secara buatan
dan sebagian lainnya dirancang secara alami, diperlukan pemikiran
terhadap kaedah-kaedah perencanaan perancangan ruang secara
alami.
Kenyamanan alami biasanya selain pemikiran terhadap dimensi
tebal tipis bangunan. Lay out bangunan, proporsi panjang terhadap
lebar bangunan, juga diperhitungkan secara matang perlindungan
bangunan terhadap sinar matahari langsung, kepejalan keporosan
dinding bangunan dan juga jenis kekerasan material bangunan dan sifat
penghantaran penolakan pengaruh dari luar bangunan terhadap kondisi
kenyamanan dalam bangunan.
Perencanaan emperan/tritisan (over hang) lebar dan
diperhitungkan secara cermat terhadap lintasan matahari akan
memberikan perlingdungan terhadap panas matahari masuk ke dalam
ruang, sehingga selain memberikan andil perencanaan kenyamanan
alami kedalam ruang juga efisiensi energi perencanaan kenyamanan
buatan terhadap ruang-ruang tertentu.
Perencanaan emperan lebar juga berfungsi untuk melindungi
bangunan dari pengaruh tampu air hujan yang bersudut 56 derajat
terhadap garis datar, berarti juga perlindungan terhadap keawetan
bahan dan elemen bangunan. Perencanaan tebal bangunan
diperhitungkan terhadap bukaan-bukaan (ventilasi dan jendela dan
pintu) dan keporosannya, akan melancarkan pergantian udara kedalam
bangunan.
Perencanaan ventilsi silang (cross ventilation) juga memperlancar
pergerakan udara masuk keluar ruang dengan kecepatan bisa
dirancang, sehingga kenyamanan udara alamipun bisa dirancang
karenanya.
E.1.5. Pendekatan Konsep Perencanaan Sistem Struktur Bangunan
Harus memenuhi persyaratan-persyaratan :
Kekuatan (strength).
Kekakuan (stiffness).
Kesetabilan (stability).
Ekonomis (Optimum Design).
Harus berdasarkan peraturan-peraturan teknis yang berlaku di
Indonesia antara lain :
Peraturan Beton Bertulang di Indonesia (PBI) - SNI 1991.
Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970).
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung
(PTGIUG 1983).
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia (PPBBI).
Peraturan lainnya tentang Bahan Bangunan struktural
yang dikeluarkan oleh DTPI / Depatemen Pekerjaan Umum.
Perhitungan struktur pondasi harus dilakukan berdasarkan laporan
dan hasil penyelidikan tanah yang dilakukan untuk Proyek ini.

E. 2. Metodologi Konsep Perencanaan.


Berdasarkan pendekatan-pendekatan yang kami kemukakan diatas
untuk Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Puskemas Geyer 1
nantinya, yang dapat kami pahami dengan memperhatikan Visi Gedung
Kesehatan Kabupaten Grobogan. Adapun perencanaan bangunan harus
mencakup bebebrapa aspek, yaitu :
a) Berdaya Citra
Perencanaan bangunan Gedung Kesehatan Kabupaten Grobogan
nantinya harus mampu sesuai dan mengaplikasikan kemajuan dan
kedinamisan
Ruang dan Waktu
Teknologi
Simbol
b) Berdaya Guna, meliputi :
Kesesuaian dengan kedinamisan Fungsi,
Keseuaian dengan kedinamisan Keruangan
E.2.1. Metodologi Perencanaan terhadap Aktivitas
Hubungan antara Fungsi dan Aktifitas (Operasional) adalah sangat
erat, dimana aktifitas dan fungsi yang tepat untuk menampung aktifitas
yang sesuai dengan sifat aktifitas tersebut.
Dari gambaran tersebut kita pahami lebih lanjut bahwa Aktifitas
terjadi melalui suatu atau serangkaian kegiatan yang berproses melalui
langkah-langkah tertentu dari langkah awal sampai tujuan akhir. Langkah-
langkah tersebut menggambarkan suatu pergerakan proses yang disebut
fungsi. Setiap aktivitas yang dijalankan memerlukan prasyarat-prasyarat,
aturan-aturan yang melekat dalam fungsi agar aktivitas tersebut dapat
berjalan sesuai proses tersebut. Semakin rumit aktifitas yang dijalankan,
semakin rumit pula aturan dan prasyarat terhadap fungsi tersebut.
E.2.2. Metodologi Rencana Kebutuhan dan Program Ruang
Dalam melakukan perencanaan kebutuhan dan program ruang,
diperlukan kemampuan membaca serta menganalisa kebutuhan dan
ktivitas yang sedang dan akan berlangsung dalam bangunan yang akan
direncanakan. Sebuah rumah sakit haruslah mencakup beberapa syarat
sesuai dengan syarat syarat dari tingkatan kelas Puskemas tersebut :
Pengembangan Gedung Puskemas Kabupaten Grobogan sesuai
dengan syarat pelayanan Pendidikan.
Pengembangan yang dimaksud adalah Pembangunan Gedung baru
untuk menampung operasional dan pelayanan kesehatan di kecamatan
masing-masing
Untuk persyaratan dari perencanaan gedung sendiri, antara lain :
1. Pembangunan gedung baru yang terdiri dari beberapa lantai
dan harus mampu menampung luasan dari kebutuhan ruang yang
diperlukan.
2. Program ruang (tingkat zoning) Pelayanan publik yang
dioperasionalkan di dalam Gedung haruslah representatif,
E.2.3. Metodologi Konsep Perencanaan Site
Setelah melihat potensi-potensi yang ada, maka potensi yang
terdapat meliputi potensi fisik dan non fisik dapat mempengaruhi
perencanaan Site dan Tata Bangunan Pengembangan Puskemas
Kabupaten Grobogan. Berdasarkan potensi-potensi ini terdapat
beberapa referensi yang dapat dikembangkan, antara lain :
1. Luas, Bentuk dan Orientasi Site,.
2. Kontour permukaan tanah, memudahkan dalam
perencanaan dan perancangan desain bangunan.
3. Kondisi fisik tanah,
4. Kondisi artefak fisik di atas tanah (bangunan-
bangunan fisik dan instalasi ME),
5. Rona Hijau Lingkungan,
6. Aksesibilitas terhadap site,
7. Instalasi infrastruktur tingkat kota,
8. Kondisi Iklim (curah hujan, kecepatan angin,
temperature udara dan kelembaban)
Dilihat dari keberadaannya lokasi/site yang tersedia, terletak ditengah
kota dengan mobilitas dan aksesibilitas yang cukup memadai, sehingga
memberikan potensi bagi perkembangan dan kemajuan Puskesmas.
E.2.4. Metodologi Konsep Perencanaan Bangunan (Arsitektural)
E.2.4.1. Perencanaan Arsitektur Bangunan
Prinsip-prinsip perancangan
Perancangan bangunan dikerjakan menurut proses yang berawal dari
site plan dan berakhir dengan desain prarancangan melalui tahap-
tahap sebagai berikut :
Konsep dasar perancangan.
Pra-rancangan bangunan
Perancangan gambar kerja
Perhitungan teknis
Perhitungan pembiayaan
Penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat.

1. Aspek bentuk rangka bangunan (frame work) :


suatu bangunan secara kasar akan kelihatan baik secara
proporsional telah terlihat sejak rangka bangunan telah terbentuk,
selain proporsi, rangka bangunan juga mengekpresikan bentuk yang
sederhana ataupun bentuk bervariasi, rangka bangunan juga
mengekspresikan tampak bangunan kelihatan ringan atau kelihatan
berat. Untuk Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung
Puskemas Geyer 1, struktur utamanya dengan konstruksi beton
bertulang, struktur beton bertulang selain mengekspresikan kekokohan
bangunan juga mengekspresikan relatif kerampingan bangunan.
2. Aspek kekasaran bidang pengisi rangka bangunan :
Pengisi rangka bangunan bisa dibuat rata dalam atau pun rata
luar atau pun kombinasi rata luar dalam, atau bahkan sama sekali,
dinding pengisi dibuat menutupi secara total ruang bangunan,
sehingga yang terlihat dari luar adalah dinding-dinding bangunan yang
dipermainkan, sebaliknya , dinding pengisi struktur bisa disembunyikan
dibelakang struktur bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah
tampak penonjolan rangka bangunan.
Untuk Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung
Puskemas Geyer 1, dinding-dinding bangunan direncanakan relatif
dias-as rangka struktur bangunan, hanya kolom struktur yang
menonjol.
3. Aspek penyelesaian akhir (finishing) :
Penyelesaian akhir tampak bangunan dicapai dengan warna
dinding dan tempelan-tempelan material perindahan lainnya. Untuk
pembangunan puskesmas, unsur warna akan menyangkut selera
pemakai (user), sehingga akan dipertimbangkan pada masa
konstruksi, sedang untuk baik rupa lainnya diusahakan dengan bahan
tempelan bangunan, yaitu dari batu alam. Pemilihan warna dan jenis
batu alampun selain rupa yang akan dipertimbangkan pada masa
konstruksi, juga dipikirkan pemilihan bahan dari aspek kualitas.
4. Aspek bentuk bangunan :
Aspek bentuk bangunan secara keseluruhan bisa
mengekspresikan suatu latar belakang budaya setempat, untuk daerah
Kabupaten Grobogan dan sekitarnya, ekspresi bangunan tradisional
diwakili oleh berbagai bentuk bangunan lokal, sedang untuk ekspresi
bangunan modern banyak variasinya, secara umum dicapai selain
dengan warna juga dengan pemilihan sistem struktur dan pemilihan
material bangunan. Untuk pembangunan Puskesmas, desain bentuk
bangunan secara total mengekspresikan langgam modern.
5. Aspek skala dan proporsi tampak bangunan :
Aspek skala tampak bangunan bermacam-macam, skala
manusia diterapkan untuk perencanaan bangunan-bangunan yang
bersifat profan, skala diluar manusia diterapkan untuk perencanaan
bangunan religius dan ataupun bangunan monumental lainnya. Untuk
pembangunan puskesmas, skala manusia diterapkan untuk segenap
perancangan, baik tampak luar dan tampak dalam. Skala manusia
dalam perencanaan-perancangan bangunan bisa dilihat dari
perencanaan ketinggian kosen, ketinggian pintu-pintunya,
perencanaan tinggi plafond, perencanaan dimensi-dimensi elemen
bangunan. Pengangkatan peil lantai bangunan.

E.2.5. Metodologi Perencanaan Sistem Struktur Bangunan


Konsep Perencanaan Sistem Struktur
a. Modul struktur dan pembebanan
b. Struktur Pondasi (bawah)
c. Struktur Badan Bangunan
d. Struktur Atap Bangunan
Didalam perencanaan bangunan, baik untuk bertingkat ataupun
tidak bertingkat, pemikiran terhadap struktur bangunan adalah salah satu
pokok permasalahan yang harus diperhitungkan secara matang, aspek-
aspek yang berpengaruh terhadap perancangan struktur bangunan
adalah kekuatan struktur yang sering dinyatakan dengan kekuatan tekan
atau tarik (bahan baja atau beton bertulang), disamping itu juga
dipertimbangkan terhadap aspek efektifitas, efisiensi dan ekonomis
didalam perancangan dan penggunaan bahan/material.
Pemikiran terhadap struktur bangunan menjadi lebih urgen
manakala kita meninjau distribusi biaya pembangunan terhadap biaya
struktur bangunan yangs ekitar 20-35%, sehingga pemilihan sistem
struktur tepat berpengaruh terhadap pengiritan biaya pembangunan.
Sub struktur utama dan super struktur utama bangunan digunakan
konstruksi beton bertulang dengan K225, sedang untuk struktur tidak
utama dan beton-beton bertulang praktis digunakan K125, baja tulangan
yang digunakan direncanakan mutu U22, untuk tulangan utama
dipergunakan tulangan baja ulir, sedang untuk tulangan tidak utama
digunakan tulangan baja polos, keduanya dengan Standart Nasional
Indonesia (SNI/SII).
Perencanaan struktur kuda-kuda bangunan, bentang lebih dari 9 m
menggunakan kuda-kuda rangka baja, baja digunakan jenis baja siku
sama sisi dan baja canal dan untuk keperluan konstruksi dan struktur,
juga dipergunakan pipa-pipa baja, begitu juga penggunaan gordingnya.
Untuk dinding pengisi dan penyekat ruangan, digunakan material
bangunan bervariasi yaitu sebagian besar dinding batu bata diplester, dan
juga terdiri dari rangka-rangka kosen kayu dan partisi.
BAB VI
RENCANA KERJA

F.1. Rencana Kerja Perencanaan

Dalam memulai perencanaan serta pembuatan Kegiatan Pemeliharaan


dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi,
diperlukan beberapa langkah efektif yang harus dilakukan untuk
menghasilkan tata kerja, gambar desain dan pelaporan sesuai dengan
yang diharapkan, untuk itu beberapa hal yang harus dilakukan antara lain :

Rencana Kerja Yang Perlu Disusun

a). Rencana Jadwal Waktu Pembuatan Dokumen-dokumen


Perencanaan.

Rencana jadwal waktu disusun secara Network Diagram atau Bar


chart. Pekerjaan pembuatan dokumen-dokumen perencanaan
dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Perumusan kebutuhan
Penyusunan konsepsi-konsepsi perencanaan (Conceptuals)
Penyusunan pendekatan skematis (Schematic Approach)
Penyusunan rancangan skematis (schematis design)
Penyusunan dokumen-dokumen pelaksanaan (Construction
documents)
Penyusunan dokumen-dokumen pelaksanaan (Construction
documents)
Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat - syarat
(Specification)
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
Pricing (Pelelangan dan lain-lain)
Pengurusan ijin-ijin.
b). Rencana Penugasan Tenaga Ahli

Contoh penugasan tenaga ahli (Manning schedule) dapat dilihat


dalam lampiran. Konsultan Perencana melengkapi rencana ini
dengan Curiculum Vitae (CV) untuk setiap tenaga ahli yang ada
didalamnya. Setiap perubahan/penggantian tenaga ahli melalui
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas melalui permintaan tertulis
dari Konsultan Perencana yang dilengkapi CV dari Tenaga Ahli
baru.

c). Rencana Penyediaan dan Penggunaan Informasi

Informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan


perencanaan adalah sebagai berikut :

1) informasi/hasil perumusan kebutuhan


2) informasi/hasil survey data yang dibutuhkan
3) informasi/hasil analisa konsepsi perencanaan
4) informasi/hasil analisa pendekatan skematis
Informasi-informasi tersebut harus dituangkan oleh Konsultan
Perencana dalam laporan-laporan yang bersangkutan sebagai
berikut :

1) laporan hasil perumusan kebutuhan


2) laporan hasil survey
3) laporan konsepsi perencanaan
4) laporan pendekatan skematis

F.2. Metodologi Pengendalian Perencanaan (DED)


a. Metode Pengendalian Perancangan
Pada garis besarnya, Konsultan Perencana pada tahap perancangan
ini akan melaksanakan tugasnya melalui 2 (dua) jalan yaitu :

a. Pekerjaan pengelolaan tahap perencanaan

Pekerjaan ini dilakukan pada tahap-tahap :


1. Tahap Program
2. Tahap Perancangan
3. Tahap Pelelangan
Sinkronisasi pekerjaan pengelolaan tahap perancangan ini
dilakukan melalui Rapat Intern Konsultan Perencana.
b. Pembahasan bersama-sama dengan pemberi tugas dan
Konsultan Perencana dilakukan melalui :
1. Rapat koordinasi yang membahas masalah
program (perumusan kebutuhan, jadwal waktu dan dana),
penyusunan rencana (teknis perancangan, jadwal waktu dan
anggaran biaya). Serta masalah proses pelelangan
(peraturan-peraturan, jadwal waktu dan penyelenggaraan
pelelangan).
2. Rapat pembahasan perancangan sasaran
proyek, teknologis, spesifikasi teknis, teknis penggambaran
dan kelengkapan dokumen), jadwal waktu dan anggaran
biaya.

BAB VII
TENAGA AHLI DAN
TANGGUNG JAWABNYA

H.1. Latar Belakang


Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari fungsi Konsultan
Perencana diperlukan suatu organisasi yang handal dan sanggup
menjawab kebutuhan yang muncul.
Menyadari hal ini, Perencana menyusun Staf pelaksanaan Kegiatan
Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan
Konstruksi dengan memilih Tenaga Ahli yang sudah cukup
berpengalaman di dalam pekerjaan perencanaan. Didalam Tim
pelaksanaan tugas ini dipimpin oleh Team Leader yang membawahi para
berbagai bidang Tenaga Ahli dan berada di bawah koordinasi Team
Leader yang ditunjuk oleh perusahaan. Dimana Team Leader ini
bertanggung jawab secara langsung kepada Pemberi Tugas (Owner).

H.2. Tenaga Ahli dan Tanggungjawabnya


Kebutuhan personil tenaga ahli, guna tercapai hasil kerja maksimal dan
berjalannya proses sesuai dengan schedule yang telah disepakati maka
perlu dipertimbangkan sesuai dengan lingkup kegiatan yang ada.
1. Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim disyaratkan seorang sarjana Teknik Minimal Stara I (S1)
Jurusan Teknik Arsitektur/Sipil Lulusan Universitas Negeri atau yang
telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
Arsitektur sub bidang Bangunan Gedung sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
selama 30 (Tiga Puluh) hari kalender penuh sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
2. Tenaga Ahli Arsitektur
Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Arsitektur Stara I
(S1) Jurusan Teknik arsitekturl Lulusan Universitas Negeri atau yang
telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
sipil/konstruksi sekurang-kurangnya 3 tahun

3. Tenaga Ahli Sipil/Konstruksi


Tenaga Ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Minimal Stara
I (S1) Jurusan Teknik Sipil Lulusan Universitas Negeri atau yang telah
disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
sipil/konstruksi sekurang-kurangnya 3 tahun.

H.3. Uraian Kerja, Wewenang dan Tanggung Jawab Tim


A. Team Leader
Tugas :
- Melakukan Koordinasi Proyek baik secara internal maupun
secara eksternal.
Secara Internal, Team Leader bertugas melakukan koordinasi
dengan anggota Tim Perencanan (tenaga ahli dan tenaga
pendukung), sejak dari langkah persiapan, pendataan awal,
survay lapangan, pengawasan di lapangan, pembuatan DED
dari awal hingga akhir.

Secara Eksternal, Team Leader bertugas melakukan koordinasi


dengan instansi yang terkait dengan kegiatan Perencanaan,
dalam hal ini Dinas yang terkait selaku pengguna anggaran.

- Melaksanakan spesifikasi teknis perencanaan sesuai yang


dipersyaratkan dalam Term of Reference (TOR) dari perkerjaan
- Memberi pengarahan dan pengendalian kegiatan Perencanaan,
baik yang berkaitan dengan masalah teknis maupun
administrasi.
- Menghadiri rapat koordinasi dan rapat-rapat lain dengan
Pemberi Tugas.
- Mengelola keseluruhan pelaksanaan tugas Perencanaan.
- Memimpin Rapat Perencanaan dan pembuatan risalahnya.
- Memimpin Rapat Pembahasan (Rapat Koordinasi Proyek)
beserta pembuatan risalahnya.
Wewenang :
- Mengelola kegiatan keseluruhan anggota tim perencana.
- Melakukan komunikasi lisan dan tertulis langsung kepada
Pemberi Tugas mengenai pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan yang tidak melibatkan akibat-akibat kon-
traktual dalam hubungan kerja antara Pemberi Tugas dengan
Pemberi Tugas,
- Hadir dalam rapat Koordinasi dengan Pemberi tugas, Rapat
pembahasan dan Rapat evaluasi serta menyusun risalahnya.
- Secara Intern, setelah melakukan koordinasi dengan
Perusahaan, dapat memberi keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan tim.
Tanggung jawab :
- Secara Intern Team Leader bertanggung jawab kepada
Perusahaan.
- Bertanggung jawab kepada Proyek, atas kebenaran, ketepatan
waktu, mutu dan biaya, kelancaran dan selesainya pekerjaan
perencanaan tersebut.

B. Tenaga Ahli dalam Berbagai Disiplin Ilmu


(Tenaga Ahli Sipil/ Konstruksi, )
Tugas Secara Umum :
- Memberikan analisa dan saran-saran kepada Team Leader
dan Pemberi Tugas mengenai proses pelaksanaan Pekerjaan
perencanaan, Evaluasi dan pekerjaan perencanaan serta
masalah-masalah yang mungkin timbul dalam berbagai
disiplin ilmu masing-masing.
- Membantu melakukan penyusunan DED dalam Perencanaan
- Hadir dalam rapat Koordinasi dengan Pemberi Tugas, Rapat
evaluasi serta menyusun risalahnya.
- Memberikan argumentasi dan masukan-masukan dalam rapat
yang menyangkut efisiensi serta efektifitas dalam pelaksanaan
pekerjaan Perencanaan
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab untuk mengambil keputusan atas masalah-
masalah yang timbul dalam pekerjaan perencanaan sesuai
dengan bidang disiplin keahlian masing-masing.
- Bertanggung jawab kepada Team Leader atas kebenaran dan
ketepatan masukan yang berkaitan dengan pekerjaan
perencanaan yang diberikan sesuai dengan disiplin keahlian
masing-masing.
Wewenang :
- Mengambil keputusan atas masalah-masalah yang timbul dalam
pekerjaan perencanaan sesuai dengan bidang disiplin keahlian
masing-masing.

BAB VIII
PENUTUP

Dalam Kegiatan Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana/ Prasarana


Pasar Tradisional Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana
Pekerjaan Konstruksi, harus dilakukan perkerjaan yang refresentatif agar
dalam penanganan Pekerjaan Perencanaan ini dapat berjalan dengan lancar.
Dokumen Usulan Teknis ini sebagai salah satu syarat guna
terselenggaranya kegiatan ini dan digunakan untuk pedoman Konsultan
Perencanaan dalam melakukan pekerjaan sehingga kaidah kaidah teknis
guna terwujudnya perkerjaan yang sesuai dengan perencanaan awal.
Diharapkan dengan adanya dokumen usulan teknis yang kami susun ini, kami
sebagai salah satu konsultan Perencana yang memiliki pengalaman dalam
Perencana dan dapat memberikan sumbangsih bagi terwujudnya saran dan
prasarana yang memadai.
Besar harapan kami agar kami dipercaya untuk Kegiatan Pemeliharaan
dan Peningkatan Sarana/ Prasarana Pasar Tradisional Pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Konstruksi.

CV. ASCA AMOGHASIDA

Anda mungkin juga menyukai