Anda di halaman 1dari 16

Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

UJIAN AKHIR SEMESTER


MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
PADA PROYEK

DOSEN
Dr. Ir. H. Kartono Wibowo, MM., MT

DISUSUN OLEH
Muhammad Luqman Hadi
(30201900145)

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2021/2022

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Makalah K3 (Kesehatan
Keselamatan Kerja) Pada Pekerjaan Proyek

Makalah ini berisikan tentang pengertian K3 menurut beberapa ahli, dasar hukum
K3, penyebab terjadinya kecelakaan, sumber-sumber bahaya di tempat kerja, alat
pelindung diri, kimia api dan dinamika api, cara penanggulangan kebakaran serta alat-
alatpemadam kebakaran.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta


wawasan bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah yang telah ia buat.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang khususnya
pembaca dan semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala urusan kami. Aamin.

Semarang, 30 Juni 2022

Penulis

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern membuat dunia industri
berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produkttivitas dengan skala
pengusahaan lebih besar dalam waktu relatif singkat. Hal ini dapat memicu perkembangan
industri secara cepat. Dengan adanya percepatan perkembangan industri dapat memperbesar
resiko bahaya kecelakaan kerja yang terjadi dalam kegiatan perindustrian.
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat menciptakan terwujudnya kesejahteraan tenaga
kerja yang lebih baik. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja ini mulai ditanamkan pada
diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar
mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan.
Apabila kecelakaan itu terjadi maka akan menimbulkan kerugian. Salah satunya yaitu
kerugian dari segi ekonomi adalah segala kerugian yang bisa dinilai dengan uang, seperti
rusaknya bangunan, peralatan, mesin, dan bahan, biaya pengobatan, perawatan atau santunan
lain bagi tenaga kerja yang menderita sakit atau cidera serta hari kerja yang hilang karena
operasional perusahaan terhenti. Sedangkan kerugia dari segi non ekonomi dapat terjadi pada
tenaga kerja baik menimbulkan kecacatan bahkan kematian yang dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan industri itu sendiri.
Karena begitu pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja maka suatu perusahaan
wajib memberikan perlindungan atas keselamatan para pekerja dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional yang bertujuan
untuk menekan seminimal mungkin risiko timbulnya kecelakaan yang mungkin terjadi di
tempat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Setiap pekerjaan atau usaha selalu
mengandung potensi resiko berbahaya dalam bentuk kecelakaan kerja atau penyakit kerja.
Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis produksi,
teknologi yang terpakai, bahan yang di gunakan, tataruang dan lingkungan bangunan serta
kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana.

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja menurut ILO/WHO joint safety and


committee, 1998 yaitu promosi dan pemeliharaan derajat tertinggi fisik, mental dan
kesejahteraan sosial setiap pekerja di semua pekerjaan, pencegahan gangguan
kesehatan terhadap pekerja yang disebabkan oleh kondisi kerja, melindungi pekerja
dari risiko dan faktor risiko.

2.2 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan. Mondy (2008) mendefinisikan keselamatan kerja sebagai
perlindungan karyawan dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan
dengan pekerjaan. Mathis dan Jacson (2012) menyatakan bahwa keselamatan adalah
merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera
yang terkait dengan pekerjaan.

2.3 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja menurut Mathias dan Jakson (2012) adalah kondisi yang
merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Individu yang
sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental emosi yang
bisa menggangu aktivitas. Adapun unsur kesehatan yang erat berkaitan dengan
lingkungan kerja dan pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktifitas.

2.4 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang terduga dan tak diharapkan. Tak terduga,
karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih lebih dalam
bentuk perencanaan (Suma’mur dalam Sucipto 2014). Terdapat beberapa faktor
penyebab kecelakaan kerja, antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja,
penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.
Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman
dan tindakan tidak aman.

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

2.5 Hazard
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang terduga dan tak diharapkan. Tak terduga,
karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih lebih dalam
bentuk perencanaan (Suma’mur dalam Sucipto 2014). Terdapat beberapa faktor
penyebab kecelakaan kerja, antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja,
penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.
Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman
dan tindakan tidak aman.

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lambang dan Makna Logo K3

Para Praktisi K3 di Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi mengenal dan melihat
logo atau lambang K3 di Indonesia, namun tahukah anda bahwa logo K3 tersebut
sesungguhnya memiliki makna-makna yang terkandung didalamnya. Makna dan arti dari
logo K3 tersebut diatur didalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia (No:
KEP.1135/MEN/1987) Tentang Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

Gambar yang terdapat pada logo K3 tersebut merupakan Palang Berwarna Hijau yang
dilingkari dengan Roda Bergigi Sebelas dengan Warna Hijau. Gambar tersebut
sesungguhnya memiliki arti dan makna yang mendasar, yaitu Lambang dan Makna Palang
yang berarti bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja. Roda gigi memiliki makna bekerja
dengan kesegaran jasmani dan rohani. Warna Putih yang digunakan berarti bersih, Suci.
Warna Hijau yang di gunakan memiliki makna Selamat, Sehat dan Sejahtera.

Sedangkan sebelas gerigi roda adalah unsur-unsur 11 Bab dalam Undang-undang


Keselamatan Kerja (UU/No.1/Th.1970). Adapun ketentuan-ketentuan lain mengenai detail
dimensi bendera, logo dan lain sebagainya dapat dilihat pada Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia (No: KEP.1135/MEN/ 1987) Tentang Bendera Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Lihat gambar 1.

B. Peran Manajemen

Manajemen perlu meninjau semua program keselamatan sebagai bagian dari rencana
keseluruhan perusahaan dan harus memperlakukannya sama seperti program- program
tpenting lainnya. Manajemen harus mengatur proses secara efisien, manajemen juga harus
memandang keselamatan bukan sebagai proses tambahan saja tetapi sebagai bagian dari
proses itu sendiri. Manajemen wajib menjamin tidak terjadi kondisi tak aman dan tindakan
tak aman. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan adalah sebuah
fungsi penting dari manajemen yang baik. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja
bukan hanya sebuah fungsi dari manajemen yang baik, tetapi harus menjadi fungsi normal.

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Gambar 1. Logo Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Banyak perusahaan konstruksi memandang kecelakaan sebagai hal kebetulan, tak


terduga dan daerah itu tidak termasuk dalam manajemen. Jarang yang nampak menjalankan
upaya bersungguh-sungguh mengatasi masalah total, mencari latar belakang penyebab atau
menghitung kerugiannya. Sedikit sekali yang memakai teknik diagnosa dan penaksiran
seperti sampling keselamat, analisa bahaya atau audit keselamatan dimana setiap aspek
dalam organisasi tempat kerja dan operasi di dasarkan pada survey keselamatan yang
terencana dan menyeluruh atau proses pencegahan yang sistematis seperti clearance.

Perusahaan konstruksi yang ingin mencegah kecelakaan di kemudian hari, untuk


mengurangi kerugian dan kerusakan dan untuk meningkatkan efisiensi, harus memandang
secara sistematis pada pola total kejadian kecelakaan, terlepas apakah mereka menyebabkan
luka dan kerusakan atau tidak. Hal ini nampaknya hanya sekedar akal sehat saja, namun
sering dalam pelaksanaannya, tindakan pencegahan biasanya cenderung dilakukan hanya
sesaat saja dan setelah peristiwa kecelakaan terjadi. Jadi perusahaan harus merumuskan
secara jelas kebijakan dalam perusahaan. Kedua, mereka harus menunjukan siapa yang
bertanggung jawab dalam struktur manajemen untuk menjalankan kebijaksanaan tersebut.

C. Manajemen Biaya

Manajemen biaya diintegrasikan dengan manajemen kualitas dan manajemen waktu,


maka ketiganya akan membentuk suatu sasaran proyek. Manajemen biaya berperan dalam
seluruh fase proyek, dimana manajemen biaya terdiri dari perencanaan biaya (cost
planning) dan pengendalian biaya (cost control). Tahap konseptual merupakan tahap paling
pertama dimana manajemen biaya berperan dalam mengestimasi biaya proyek. Pada tahap
ini, hasil estimasi biaya koseptual, faktor- faktor yang mempengaruhi biaya konstruksi pada
pembangunan gedung.

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

D. Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen Proyek Konstruksi dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga) kata yaitu


Manajemen, Proyek dan Konstruksi. Manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengelola pekerjaan dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang.
Secara umum Manajemen dapat artikan sebagai suatu Ilmu dan Seni.

Manajemen dalam pengertian sebagai Ilmu adalah karena Manajemen bisa dipelajari
sama seperti ilmu pengetahuan lain umumnya, Manajemen dalam pengertian sebagai Seni
karena Manajemen bersifat abstrak dimana pengembangan ketrampilan manajemen hanya
dimungkinkan dari bakat, kemampuan dan pengalaman dalam mengembangkan Seni
Manajemen Namun hasil yang terbaik akan diperoleh bila Ilmu dan Seni dalam manajemen
itu bertindak saling melengkapi (complementary). Jadi pengertian manajemen dalam hal ini
adalah seni mengelola kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran yang optimal.

E. Tujuan Keselamatan Kerja

Adapun tujuan diselenggarakannya keselamatan kerja adalah Melindungi tenaga


kerja atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan konstruksi, Menjamin keselamatan
setiap orang yang berada ditempat kerja, Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan
secara aman dan efisien.

F. Syarat – Syarat Keselamatan Kerja

Guna memenuhi sasaran keselamatan kerja haruslah memenuhi syarat-syarat


keselamatan kerja, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal
3 ayat 1, yaitu Mencegah dan mengurangi kecelakaan, Mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan, Memberi
kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian- kejadian
lain yang berbahaya, Memberi pertolongan pada kecelakaan, Memberi alat- alat
perlindungan diri pada para pekerja, Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran, Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja, baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan, Memperoleh
penerangan yang cukup dan sesuai, Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik,
Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup, Memelihara kebersihan, kesehatan dan
ketertiban, Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya, Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

atau barang, Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan, Mengamankan dan
memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang, Mencegah
terkena aliran listrik yang berbahaya, Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

G. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan


disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Jenis–Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jaminan Kecelakaan Kerja :

• Jaminan Kematian

Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan
mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan
sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan jaminan
kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya
pemakaman maupun santunan berupa uang.

• Jaminan hari Tua

Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mapu bekerja.
Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan
mempengaruhi ketenaga kerjaan sewaktu masih bekerja, teruma bagi mereka yang
penghasilannya rendah. Jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan yang
dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 (lima
puluh lima) tahun atau memenuhi persyaratan tersebut.

• Jaminan pemeliharaan kesehatan

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk meningkatkan produktivitas


tenaga kerja sehingga dapat melaksankan rugas sebaikbaiknya dan merupakan upaya
kesehatan dibidang penyembuhan (kuratif).

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

H. Pihak -Pihak yang terlibat dalam Proyek Konstruksi


Dalam kegiatan proyek konstruksi terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya
proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian
kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Manajemen proyek mempunyai kewajiban untuk mengkoordinasi semua pihak yang
terlibat dalam proyek konstruksi tersebut, sehingga tujuan proyek konstruksi tersebut dapat
tercapai dengan baik dan semua pihak secara optimal mendapatkan hal- hal yang menjadi
sasaran mereka untuk terlibat dalam proyek tersebut. Orang/badan yang membiayai,
merencanakan, dan melaksanakan bangunan tersebut disebut unsur- unsur pelaksana
pembangunan. Masing-masing unsur tersebut mempunyai tugas, kewajiban, tanggung
jawab, dan wewenang sesuai dengan posisinya masing-masing. Dalam melaksanakan
kegiatan perwujudan bangunan, masing-masing pihak (sesuai dengan posisinya) saling
berinteraksi satu sama lain sesuai dengan hubungan kerja yang telah ditetapkan. Koordinasi
dari berbagai pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan proyek konstruksi
merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan sesuai dengan tujuannya.

I. Pengertian Peralatan Perlindungan Diri


Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya,
semua perusahaan kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan
peralatan/perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (Ervianto,
2005, hal 199). Kontrol manajemen konstruksi dapat mengurangi ataupun mengeliminasi
kondisi rawan kecelakaan. Walaupun teknik manajemen dapat menjamin keselamatan, tetapi
akan lebih aman jika digunakan Alat Perlindungan Diri (APD).
Jika kecelakaan tetap terjadi setelah kontrol manajemen konstruksi diterapkan, yang
harus diperhatikan adalah mengkaji kelengkapan keamanan dan keselamatan. Peralatan
keamanan menyediakan keamanan dalam bekerja, jika peralatan ini tidak berfungsi dengan
baik, maka resiko terjadi kecelakaan pada pekerja besar (Charles, 1999, hal 401). Beberapa
bentuk dari peralatan perlindungan diri telah memiliki standar di proyek konstruksi dan
tersedia di pabrik ataupun industri konstruksi. Helm pelindung dan sepatu merupakan
peralatan perlindungan diri yang secara umum digunakan para pekerja untuk melindungi diri
dari benda keras. Di beberapa industri, kacamata pelindung dibutuhkan. Kelengkapan
peralatan perlindungan diri membantu pekerja melindungi dari kecelakaan dan luka-luka,
(Charles,1999, hal 401).

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Gambar 2. Hirarki Pengendalian Resiko

J. Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk
dari alat tersebutadalah :
• Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.

Gambar 3. Safety Helmet

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

• Sabuk Keselamatan (safety belt)


Sabuk Keselamatan (safety belt) berfungsi sebagai alat pengaman ketika
menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa(mobil, pesawat,
alat berat, dan lain-lain).

Gambar 4. Sabuk Keselamatan (safety belt)

• Sepatu Pelindung (safety shoes)


Sepatu karet (sepatu boot) berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di
tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.

Gambar 5. Sepatu Pelindung (safety shoes)

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

• Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing- masing pekerjaan.

Gambar 6. Sarung Tangan

• Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)


Penutup telinga (ear plug/ear muff) berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat
bekerja di tempat yang bising.

Gambar 7. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

• Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)


Kaca mata pengaman (safety glasses) berfungsi sebagai pelindung mataketika
bekerja (misalnya mengelas).

Gambar 8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

• Masker (Respirator)
Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saatbekerja
di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

Gambar 9. Masker (Respirator)

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

• Pelindung wajah (Face Shield)


Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung wajah daripercikan
benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)

Gambar 10. Pelindung wajah (Face Shield)

• Jas Hujan (Rain Coat)


Jas hujan (rain coat) berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal
bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat)

Gambar 11. Jas Hujan (Rain Coat)

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)


Ujian Akhir Semester Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat menciptakan terwujudnya kesejahteraan
tenaga kerja yang lebih baik. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja ini mulai
ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan
pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya
maupun untuk perusahaan. Apabila kecelakaan itu terjadi maka akan menimbulkan
kerugian. Salah satunya yaitu kerugian dari segi ekonomi adalah segala kerugian yang bisa
dinilai dengan uang, seperti rusaknya bangunan, peralatan, mesin, dan bahan, biaya
pengobatan, perawatan atau santunan lain bagi tenaga kerja yang menderita sakit atau cidera
serta hari kerja yang hilang karena operasional perusahaan terhenti. Sedangkan kerugia dari
segi non ekonomi dapat terjadi pada tenaga kerja baik menimbulkan kecacatan bahkan
kematian yang dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan industri itu sendiri.

B. SARAN
1) Diharapkan dengan adanya topik pembahasan diatas semua perusahan yang
melaksanakan pekerjaan pembangunannya bisa melengkapi alat pelindung diri (APD)
seperti sarung tangan, sepatu boot, baju lengan panjang, masker, alat pelindung telinga,
dan helm pengaman.
2) Diharapkan kepada seluruh perusahaan agar lebih memperhatikan hygiene kantin
perusahaan untuk menjaga dan memperbaiki gizi karyawan serta lebih meningkatkan
kesadaran terhadap pemakaian alat pelindung diri agar dapat mengurangi kecelakaan
kerja.
3) Diharapkan agar semua pihak perusahaan melakukan pengawasan dan pemantauan,
evaluasi kinerja K3, serta peninjauan dan peningkatan kinerja K3.

Muhammad Luqman Hadi (30201900145)

Anda mungkin juga menyukai