DOSEN
Dr. Ir. H. Kartono Wibowo, MM., MT
DISUSUN OLEH
Muhammad Luqman Hadi
(30201900145)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Makalah K3 (Kesehatan
Keselamatan Kerja) Pada Pekerjaan Proyek
Makalah ini berisikan tentang pengertian K3 menurut beberapa ahli, dasar hukum
K3, penyebab terjadinya kecelakaan, sumber-sumber bahaya di tempat kerja, alat
pelindung diri, kimia api dan dinamika api, cara penanggulangan kebakaran serta alat-
alatpemadam kebakaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang khususnya
pembaca dan semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala urusan kami. Aamin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern membuat dunia industri
berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produkttivitas dengan skala
pengusahaan lebih besar dalam waktu relatif singkat. Hal ini dapat memicu perkembangan
industri secara cepat. Dengan adanya percepatan perkembangan industri dapat memperbesar
resiko bahaya kecelakaan kerja yang terjadi dalam kegiatan perindustrian.
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat menciptakan terwujudnya kesejahteraan tenaga
kerja yang lebih baik. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja ini mulai ditanamkan pada
diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar
mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan.
Apabila kecelakaan itu terjadi maka akan menimbulkan kerugian. Salah satunya yaitu
kerugian dari segi ekonomi adalah segala kerugian yang bisa dinilai dengan uang, seperti
rusaknya bangunan, peralatan, mesin, dan bahan, biaya pengobatan, perawatan atau santunan
lain bagi tenaga kerja yang menderita sakit atau cidera serta hari kerja yang hilang karena
operasional perusahaan terhenti. Sedangkan kerugia dari segi non ekonomi dapat terjadi pada
tenaga kerja baik menimbulkan kecacatan bahkan kematian yang dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan industri itu sendiri.
Karena begitu pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja maka suatu perusahaan
wajib memberikan perlindungan atas keselamatan para pekerja dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional yang bertujuan
untuk menekan seminimal mungkin risiko timbulnya kecelakaan yang mungkin terjadi di
tempat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Setiap pekerjaan atau usaha selalu
mengandung potensi resiko berbahaya dalam bentuk kecelakaan kerja atau penyakit kerja.
Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis produksi,
teknologi yang terpakai, bahan yang di gunakan, tataruang dan lingkungan bangunan serta
kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan. Mondy (2008) mendefinisikan keselamatan kerja sebagai
perlindungan karyawan dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan
dengan pekerjaan. Mathis dan Jacson (2012) menyatakan bahwa keselamatan adalah
merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera
yang terkait dengan pekerjaan.
Kesehatan kerja menurut Mathias dan Jakson (2012) adalah kondisi yang
merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Individu yang
sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental emosi yang
bisa menggangu aktivitas. Adapun unsur kesehatan yang erat berkaitan dengan
lingkungan kerja dan pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktifitas.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang terduga dan tak diharapkan. Tak terduga,
karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih lebih dalam
bentuk perencanaan (Suma’mur dalam Sucipto 2014). Terdapat beberapa faktor
penyebab kecelakaan kerja, antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja,
penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.
Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman
dan tindakan tidak aman.
2.5 Hazard
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang terduga dan tak diharapkan. Tak terduga,
karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih lebih dalam
bentuk perencanaan (Suma’mur dalam Sucipto 2014). Terdapat beberapa faktor
penyebab kecelakaan kerja, antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja,
penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.
Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman
dan tindakan tidak aman.
BAB II
PEMBAHASAN
Para Praktisi K3 di Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi mengenal dan melihat
logo atau lambang K3 di Indonesia, namun tahukah anda bahwa logo K3 tersebut
sesungguhnya memiliki makna-makna yang terkandung didalamnya. Makna dan arti dari
logo K3 tersebut diatur didalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia (No:
KEP.1135/MEN/1987) Tentang Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Gambar yang terdapat pada logo K3 tersebut merupakan Palang Berwarna Hijau yang
dilingkari dengan Roda Bergigi Sebelas dengan Warna Hijau. Gambar tersebut
sesungguhnya memiliki arti dan makna yang mendasar, yaitu Lambang dan Makna Palang
yang berarti bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja. Roda gigi memiliki makna bekerja
dengan kesegaran jasmani dan rohani. Warna Putih yang digunakan berarti bersih, Suci.
Warna Hijau yang di gunakan memiliki makna Selamat, Sehat dan Sejahtera.
B. Peran Manajemen
Manajemen perlu meninjau semua program keselamatan sebagai bagian dari rencana
keseluruhan perusahaan dan harus memperlakukannya sama seperti program- program
tpenting lainnya. Manajemen harus mengatur proses secara efisien, manajemen juga harus
memandang keselamatan bukan sebagai proses tambahan saja tetapi sebagai bagian dari
proses itu sendiri. Manajemen wajib menjamin tidak terjadi kondisi tak aman dan tindakan
tak aman. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan adalah sebuah
fungsi penting dari manajemen yang baik. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja
bukan hanya sebuah fungsi dari manajemen yang baik, tetapi harus menjadi fungsi normal.
C. Manajemen Biaya
Manajemen dalam pengertian sebagai Ilmu adalah karena Manajemen bisa dipelajari
sama seperti ilmu pengetahuan lain umumnya, Manajemen dalam pengertian sebagai Seni
karena Manajemen bersifat abstrak dimana pengembangan ketrampilan manajemen hanya
dimungkinkan dari bakat, kemampuan dan pengalaman dalam mengembangkan Seni
Manajemen Namun hasil yang terbaik akan diperoleh bila Ilmu dan Seni dalam manajemen
itu bertindak saling melengkapi (complementary). Jadi pengertian manajemen dalam hal ini
adalah seni mengelola kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran yang optimal.
atau barang, Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan, Mengamankan dan
memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang, Mencegah
terkena aliran listrik yang berbahaya, Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
• Jaminan Kematian
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan
mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan
sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan jaminan
kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya
pemakaman maupun santunan berupa uang.
Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mapu bekerja.
Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan
mempengaruhi ketenaga kerjaan sewaktu masih bekerja, teruma bagi mereka yang
penghasilannya rendah. Jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan yang
dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 (lima
puluh lima) tahun atau memenuhi persyaratan tersebut.
• Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing- masing pekerjaan.
• Masker (Respirator)
Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saatbekerja
di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat menciptakan terwujudnya kesejahteraan
tenaga kerja yang lebih baik. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja ini mulai
ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan
pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya
maupun untuk perusahaan. Apabila kecelakaan itu terjadi maka akan menimbulkan
kerugian. Salah satunya yaitu kerugian dari segi ekonomi adalah segala kerugian yang bisa
dinilai dengan uang, seperti rusaknya bangunan, peralatan, mesin, dan bahan, biaya
pengobatan, perawatan atau santunan lain bagi tenaga kerja yang menderita sakit atau cidera
serta hari kerja yang hilang karena operasional perusahaan terhenti. Sedangkan kerugia dari
segi non ekonomi dapat terjadi pada tenaga kerja baik menimbulkan kecacatan bahkan
kematian yang dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan industri itu sendiri.
B. SARAN
1) Diharapkan dengan adanya topik pembahasan diatas semua perusahan yang
melaksanakan pekerjaan pembangunannya bisa melengkapi alat pelindung diri (APD)
seperti sarung tangan, sepatu boot, baju lengan panjang, masker, alat pelindung telinga,
dan helm pengaman.
2) Diharapkan kepada seluruh perusahaan agar lebih memperhatikan hygiene kantin
perusahaan untuk menjaga dan memperbaiki gizi karyawan serta lebih meningkatkan
kesadaran terhadap pemakaian alat pelindung diri agar dapat mengurangi kecelakaan
kerja.
3) Diharapkan agar semua pihak perusahaan melakukan pengawasan dan pemantauan,
evaluasi kinerja K3, serta peninjauan dan peningkatan kinerja K3.