Anda di halaman 1dari 16

AKUNTASI KEUANGAN KONTEMPORER: KUIS

Nama : Hasna Rosyida


No. Urut : 12
Kelas : 7-02
Program Studi : D-IV Akuntansi (Reguler)

SOAL 1
1. Dalam penerapan PSAK Syariah, tentu ada faktor yang melatarbelakanginya.
Sebagai akademisi dan praktisi, perlu memahami terlebih dahulu faktor tersebut
sehingga akan memahami bagaimana aplikasi terhadap PSAK tersebut.
a. Jelaskan mengapa PSAK ini perlu?
JAWABAN:
Secara umum PSAK/SAK syariah diperlukan sebab adanya kebutuhan lembaga
keuangan syariah di Indonesia untuk memiliki standar khusus yang mengatur perlakukan
akuntansi berbasis syariah. Sebagai negara dengan 87,18% penduduknya adalah pemeluk
agama islam (BPS, 2010), industri bisnis dan keuangan syariah di Indonesia terus
berkembang pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan industri bisnis dan keuangan syariah
ini mendorong diperlukannya PSAK/SAK syariah untuk ditetapkan.
Sejarah perkembangan industri bisnis dan keuangan syariah dimulai sejak hadirnya
lembaga keuangan syariah di tahun 1992. Saat itu belum ada standar khusus yang
mengatur perlakukan akuntansi untuk transaksi syariah sehingga masih menggunakan
PSAK umum yang dianggap relevan untuk transaksi syariah, seperti PSAK 31 tentang
Akuntansi Perbankan selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Menginjak tahun 2002, lembaga keuangan syariah terus tumbuh bergeliat di tanah air,
terutama di sektor perbankan syariah. Maka IAI merespon dengan mengeluarkan PSAK
khusus untuk entitas syariah, yaitu PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah. PSAK
59 disahkan pada tanggal 1 Mei 2002 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – IAI.
Melihat industri bisnis dan keuangan syariah terus berkembangan pesat, dimana telah
berdiri beberapa bank syariah, baik Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah, serta kehadiran lembaga keuangan non-bank syariah seperti
asuransi syariah, lembaga pembiayaan syariah, dan koperasi syariah. IAI menganggap
penting untuk mengeluarkan PSAK khusus untuk transaksi syariah yang terpisah dari PSAK
pada umunya. Maka pada tanggal 27 Juni 2007 diterbitkan SAK Syariah yang khusus
mengatur transaksi syariah pada lembaga bisnis dan keuangan syariah serta penomorannya
juga terpisah dari SAK umum. SAK Syariah disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah
(DSAS) dan diterbitkan pada 27 Juni 2007.
b. Bandingkan dengan penerapan PSAK sejenis di negara lain
JAWABAN:
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2018) membandingkan pratik dan perlakukan
akuntansi ijarah antara Indonesia dan Malaysia. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna
atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan asset itu sendiri. Standar akuntansi akad ijarah yang menjadi
acuan penelitian ialah 2 standar akuntansi internasional, yaitu AAOIFI (FAS 8) dan IFRS
(IAS 17), Selain itu standar akuntansi masing-masing Negara yaitu MASB 10 dan PSAK
107.
Hasil penelitian menunjukkan Indonesia memiliki acuan perbedaan pengadopsian
standar dengan Malaysia dalam akad Ijarah. Standar Indonesia yang digunakan Lembaga
Keuangan Syariah untuk akad Ijarah (PSAK 107) telah mengacu ke standar akuntansi
syariah internasional yaitu AAOIFI (FAS8). Sedangkan MASB 10 di Malaysia masih
mengadopsi standar IFRS dan belum menerapkan standar AAOIFI sebagai standar
akuntansi syariah internasional. Dari perbedaan pengadopsian itulah praktik dan perlakuan
akuntansi akad ijarah masing-masing Negara menjadi berbeda yang dijabarkan dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 1 Perbandingan penerapan standar akuntansi akad ijarah Malaysia (MASB 10) dan
Indonesia (PSAK 107) (sumber: Pratiwi, 2018)
IFRS (IAS 17) AAOIFI (FAS MASB 10 PSAK 107
8)
1. Klasifikasi sewa
- Sewa diklasifikasikan - Sewa diklasifikan - Ijarah
menjadi 2 jenis sewa - Semua sebagai sewa operasi Sewa
yaitu pertama, sewa sewa harus jika tidak mentransfer operasi
operasi jika tidak diklasifikasi risiko sehingga tetap - IMBT,
mengalihkan secara kan ditanggung pemilik dan atas
substansial seluruh sebagai - Sewa diklasifikan peminda
risiko dan manfaat sewa sebagai sewa han
yang terkait dengan operasi. pembiayaan kepemilik
kepemilikan. - Khusus tergantung pada an
- Kedua, sewa Ijarah yang substansi transaksi tersebut
pembiayaan. sewa berakhir tersebut. akan
pembiayaan jika dengan dibuat
adanya pengalihan pengalihan akad
secara substansial kepemilika secara
seluruh risiko dan n harus terpisah.
manfaat yang terkait diperlakuka
dengan kepemilikan. n sebagai
dua
transaksi
yang
terpisah
dari sewa
operasi
dan
penjualan.
Sewa yang
berakhir
dengan
pengalihan
kepemilika
n tersebut
bukanlah
sebagai
sewa
pembiayaa
n.
2. Pengungkapan sewa
dalam laporan
keuangan lessee
(penyewa)
- Pada saat dimulainya
masa sewa, lessee - Lessee harus
mengakui sewa - Dalam mengakui sewa - Pembaya
pembiayaan sebagai kasus pembiayaan sebagai ran sewa
aset dan kewajiban Ijarah aset dan kewajiban sebagai
dalam laporan posisi berakhir dalam beban
keuangan / neraca dengan neraca - Kemudia
pada jumlah yang pengalihan - Lessor menggunakan n ketika
sama dengan nilai kepemilika menggunakan suku asset
wajar aset sewaan n, penyewa bunga implisit dalam ditransfer
atau, jika lebih rendah, akan menentukan nilai ke
nilai sekarang dari mengakui sekarang pembayaran penyewa,
pembayaran sewa pembayara lease minimum. Akan penyewa
minimum, masing- n sewa tetapi, lessee akan
masing ditentukan sebagai menggunakan suku mengakui
pada awal sewa. beban bunga implisit atau sebagai
- Lessor menggunakan selama suku bunga pinjaman Aset
menggunakan suku masa inkremental, mana Non-Kas.
bunga implisit dalam sewa. yang lebih rendah.
menentukan nilai - Ketika aset Jika lesse tidak
sekarang pembayaran ditransfer mengetahui suku
lease minimum. Akan kepada bumga implisit
tetapi, lessee lessee, tersebut, dia harus
menggunakan suku lessee menggunakn suku
bunga implisit atau akan bunga
suku bunga pinjaman mengakui pinjaman incremental.
inkremental, mana aset yang
yang lebih rendah. diperoleh.
Jika lesse tidak
mengetahui suku
bumga implisit
tersebut, dia harus
menggunakn suku
bunga
pinjaman incremental.
3. Pengungkapan sewa
dalam laporan
keuangan lessor
(pemberi sewa)
- Lessor harus
mengakui aset sewa - Lessor / pemberi sewa - Penyewa
pembiayaan di neraca - Dalam mengakui aset sewa akan
atau laporan posisi kasus pembiayaan di neraca mengakui
keuangan sebagai Ijarah yang sebagai piutang penerima
piutang pada jumlah berakhir sebesar jumlah yang an sewa
yang sama dengan dengan sama sebagai
investasi sewa neto pengalihan dengan investasi Kas dan
kepemilika bersih sewa Pendapat
n (IMBT), an sewa.
lessor akan - Ketika
menyajikan asset di
aset di transfer
laporan kepada
posisi penyewa
keuangan, maka
dan pemberi
mengakui sewa
penerimaa akan
n sewa mengakui
cicilan keuntung
sebagai an atau
pendapata kerugian
n selama pelepasa
masa n
sewa.
- Ketika aset
ditransfer
kepada
penyewa
(perpindah
an
kepemilika
n), pemberi
sewa akan
mengakui
keuntunga
n atau
kerugian
pelepasan.

c. Jelaskan dalam contoh transaksi mengenai konsep akad murabahah, istishna dan
salam!
JAWABAN:
1) Akad Murabahah (penyerahan barang) (PSAK 102)
a) Konsep
Setelah barang yang dipesan oleh nasabah telah disiapkan oleh bank syariah, maka
proses berikutnya adalah akad/ perjanjian murabahah antara bank syariah dengan nasabah
bersangkutan yang sekaligus juga penyerahan barang oleh bank syariah kepada nasabah.
Dalam akad murabahah disepakati beberapa ketentuan yang terkait :
i. Harga jual aset murabahah
ii. Harga beli aset murabahah
iii. Margin/keuntungan murabahah yang disepakati
iv. Jangka waktu angsuran oleh nasabah
v. dan ketentuan lainnya
Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar harga jual aset
murabahah yaitu harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati.
Keuntungan murabahah yang disepakati dapat diakui dengan cara berikut ini :
i. Diakui pada saat penyerahan barang. Cara ini diterapkan jika resiko penagihan piutang
murabahah relatif kecil.
ii. Diakui secara proporsional sesuai dengan kas yang diterima dari tagihan piutang
murabahah. Cara ini diterapkan jika resiko penagihan piutang murabahah relatif besar.
iii. Diakui pada saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih. Cara ini dilakukan jika
resiko penagihan piutang murabahah cukup besar.
Dari tiga cara pengakuan keuntungan murabahah diatas, cara pada poin (ii) yang paling
sering digunakan yaitu secara proporsional sesuai dengan kas yang dibayarkan oleh
nasabah.
b) Contoh Transaksi
Tanggal 13 Agustus 2015 disepakati akad murabahah antara Bank Berkah Syariah
dengan tuan Ahmad untuk pembelian mobil Avanza, dengan rincian sebagai berikut:
Harga Jual Rp 240.000.000
Harga Perolehan Rp 180.000.000
Margin / Keuntungan Rp 60.000.000
Jangka Waktu 1 tahun (12 bulan)
Metode Pembayaran Angsuran
Biaya Administrasi Rp 1.800.000
Jurnal Transaksi:
13 Agust Db Piutang Murabahah (Piutang diakui sebesar Rp 240.000.000
2015 harga jual)
Cr Margin Murabahah Yang Ditangguhkan (MYDT) Rp 60.000.000
Cr Persediaan Murabahah Rp 180.000.000
13 Agust Db Kas / rek a.n Tuan Ahmad Rp 1.800.000
2015
Cr Pendapatan Administrasi Pembiayaan Rp 1.800.000
2) Istishna (PSAK 104)
a) Konsep
Istishna merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).
Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah
disepakati dimana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’ parallel).
b) Contoh transaksi
 Penerimaan uang muka pesanan dari nasabah
Db. Kas/rekening…
Kr. Kewajiban lainnya – Uang muka Istishna
Penerimaan barang dari supplier
 Mekanisme uang muka
i. Pemberian uang muka
Db. Aset lainnya – Uang muka kepada supplier
Kr. Kas/rekening…
ii. Penerimaan sebagian barang pesanan dari supplier
Db. Aset Istishna Dalam Penyelesaian
Kr. Aset lainnya – Uang Muka kepada supplier
 Mekanisme tagihan dari supplier
i. Menerima tagihan dari supplier
Db. Aset Istishna Dalam Penyelesaian
Kr. Kewajiban lainnya – Utang Istishna
ii. Pembayaran kepada supplier
Db. Kewajiban lainnya – Utang Istishna
Kr. Kas/rekening…
 Penagihan termin kepada nasabah
Db. Piutang Istishna
Kr. Marjin Istishna ditangguhkan
Kr. Termin Istishna
 Pembayaran oleh nasabah
Db. Kas
Kr. Piutang Istishna
Db. Marjin Istishna ditangguhkan
Kr. Pendapatan Istishna
 Penyerahan barang kepada nasabah
Db. Termin Istishna
Kr. Aset Istishna Dalam Penyelesaian
 Pada saat pengakuan pendapatan diakhir periode pelaporan (akrual)
Db.Pendapatan marjin Istishna yang akan diterima
Kr. Pendapatan marjin Istishna
 Pada saat pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset atas piutang Istishna
Db. Beban kerugian penghapusan asset – piutang Istishna
Kr. Penyisihan Penghapusan Aset – piutang Istishna
 Pada saat dilakukan koreksi Penyisihan Penghapusan Aset atas piutang Istishna
Db. Penyisihan Penghapusan Aset – piutang Istishna
Kr. Beban kerugian penghapusan aset – piutang Istishna / Koreksi Penyisihan
Penghapusan Aset – piutang Istishna
3) Salam (PSAK 103)
a) Konsep
Salam merupakan akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di
kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al
muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
b) Contoh transaksi
Ilustrasi Jurnal – Salam – Bank sebagai pembeli
• Pada saat Bank menyerahkan uang kepada pemasok
Db. Piutang Salam
Kr. Kas/Rekening pemasok
• Pada saat Bank menerima barang dari pemasok
Db. Persediaan/aset Salam
Kr. Piutang Salam
• Pada saat pemasok tidak memenuhi kewajibannya
Db. Piutang Qardh (pemasok)
Kr. Piutang Salam
• Jika Bank mengeksekusi jaminan atas akad Salam
a. Penjualan jaminan dengan hasil lebih kecil dari piutang Salam
Db. Kas/kliring
Db. Piutang Qardh (pemasok)
Kr. Piutang Salam
b. Penjualan jaminan dengan hasil lebih besar dari piutang Salam
Db. Kas/kliring
Kr. Rekening pemasok
Kr. Piutang Salam
Pada saat pengenaan denda kepada pemasok
Db. Kas/Rekening…
Kr. Rekening Dana Kebajikan
Ilustrasi Jurnal –Salam – Bank sebagai Penjual
• Pada saat Bank menerima uang dari nasabah
Db. Kas/rekening nasabah
Kr. Utang Salam
• Pada saat Bank menyerahkan barang kepada nasabah
Db. Utang Salam
Kr. Persediaan/aset Salam
Kr. Pendapatan Salam

SOAL 2
2. PT ANTARA JAYA beroperasi di Indonesia dan memiliki anak perusahaan di
Singapura yaitu PT SARINATA JAYA. PT ANTARA JAYA menggunakan mata uang
fungsional Rp, namun PT SARINATA JAYA menggunakan mata uang fungsional
Dollar Sin dan menyajikan laporan keuangan dalam US Dollar.
a. Bagaimana proses konsolidasi atas transaksi di atas (jika menggunakan asumsi,
jelaskan!)
JAWABAN:
Proses konsolidasi laporan keuangan PT SARINATA JAYA ke PT ANTARA JAYA,
pertama-tama pada laporan keuangan PT SARINATA JAYA (anak perusahaan) dilakukan
remeasurement dari mata uang pelaporan US Dollar ke mata uang fungsional Dollar Sin,
kemudian saat konsolidasi dengan perusahaan induk dilakukan translasi dari Dollar Sin ke
Rupiah. Laporan keuangan konsolidasian menggunakan mata uang fungsional PT ANTARA
JAYA (perusahaan induk) yaitu Rupiah.
b. Bagaimana dampak perpajakan atas transaksi di atas!
JAWABAN:
Penjabaran mata uang yang dilakukan pada saat proses konsolidasi laporan keuangan
tersebut menghasilkan laba/rugi selisih kurs. Adapun menurut PPh, keuntungan selisih kurs
merupakan objek pajak penghasilan sesuai Pasal 4 ayat (1) UU PPh, begitupun dengan
kerugian karena selisih kurs dapat menjadi biaya pengurang PPh sesuai Pasal 6 ayat (1) UU
PPh.

SOAL 3
3. Covid 19 yang melanda dunia, bukan saja menjadi problematik bagi bidang
kesehatan namun juga memporakporandakan bidang ekonomi. Bukan hanya
UMKM, perusahaan besar pun terpukul lebih jauh dari adanya dampak sosial
covid 19 ini.
a. Pemerintah berupaya memberikan keringanan berupa penurunan tarif pajak dan
juga relaksasi dari cicilan pajak setiap bulannya. Jelaskan dampak kebijakan
tersebut dalam pelaporan keuangan (dan pos-pos apa saja yang perlu
dipertimbangkan)
JAWABAN:
Penurunan tarif pajak akan mengakibatkan penurunan pada kewajiban dan beban pajak
yang ditanggung oleh perusahaan. Pos yang berubah termasuk kewajiban pajak
penghasilan dan beban pajak penghasilan.
b. Salah satu strategi yang perlu diperhatikan adalah menerapkan lindung nilai.
Jelaskan mengenai teknik lindung nilai menggunakan contoh yang sesuai dan
berikan penjelasan kelebihan dan kelemahannya!
Pandemi Covid-19 mempengaruhi kinerja sektor keuangan di Indonesia, sebagaimana
dilaporkan oleh ekonomi.bisnis.com (17/06/2020), indeks harga saham gabungan
(IHSG) sempat terkoreksi signifikan hingga di atas 25% (ytd). Pelemahan yang sempat
terjadi pada IHSG memberi dampak risiko dan mempengaruhi nilai portofolio investor
yang menempatkan sebagian dana kelolaannya di instrumen saham.
Untuk menimalkan risiko tersebut dapat menggunakan salah satu produk derivatif
lindung nilai yang ditawarkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu: IDX LQ45 Futures.
SOAL 4
4. Jelaskan dalam contoh penerapan PSAK 71 dalam pengukuran aset-aset yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan! Setidaknya pengukuran atas 3 pos aset
(akun dalam aset)!
JAWABAN:
a. Konsep Pengukuran Aset Keuangan
1) Pengukuran Awal Aset Keuangan
Dalam PSAK 71 paragraf 5.1.1 dijelaskan bahwa entitas mengukur aset keuangan
pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang terkait langsung dengan perolehan atau
penerbitan aset keuangan, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi (Non FVTPL).
Selanjutnya, PSAK 71 juga mengatur bahwa dalam hal aset keuangan tidak diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi dan nilai wajar aset keuangan tidak sama dengan
harga transaksi, maka selisihnya diakui ke dalam laba rugi.
Sementara itu, dalam hal aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
(FVTPL) dan nilai wajar aset keuangan tidak sama dengan harga transaksi, maka
selisihnya ditangguhkan dan diamortisasi ke dalam laba rugi.
2) Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan
Setelah pengukuran awal, pengukuran selanjutnya aset keuangan sesuai dengan
PSAK 71 dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 2 Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan (sumber: Biswan dan Mahrus, 2018)

3) Klasifikasi Investasi
Investasi merupakan salah satu bagian dari instrumen keuangan. Secara umum,
terdapat dua jenis investasi, yaitu investasi utang (debt investments) dan investasi
saham (equity investments).
Tabel 3 Klasifikasi Investasi (sumber: Biswan dan Mahrus, 2018)

b. Contoh Pengukuran Aset Keuangan


1) Investasi utang – trading
Contoh:
1 Jan, PT A membeli portofolio investasi utang (trading investments) yang dicatat
pada akun Investasi utang. Harga perolehan (nilai wajar ditambah biaya transaksi)
sebesar Rp600.00.000,00. Investasi utang diukur berdasarkan harga perolehan
yaitu sebesar Rp600.00.000,00.
31 Des, nilai Investasi utang PT A sebagai berikut.
Investasi utang diukur menggunakan nilai wajarnya yaitu sebesar
Rp682.000.000,00
2) Investasi Saham – Kepemilikan <20%
1 Jan, PT B membeli tiga saham kepemilikan <20% untuk diperdagangkan yang
dicatat pada akun Investasi saham. Investasi diukur pada biaya perolehan
Rp800.000.000,00.

6 Des, PT B menerima dividen tunai sebesar Rp4.200.000 dari PT Planetariana.


31 Des, fair value dari portofolio investasi saham PT B sebagai berikut.

Investasi saham diukur pada nilai wajarnya yaitu Rp772.000.000,00.


3) Investasi saham – Kepemilikan 20% s.d. 50% (Equity method)
Setiap pengumuman dividen akan mengurangi nilai investasi dan setiap
pengumuman net income oleh investee akan menambah nilai investasi perusahaan.
Selain itu, tidak ada jurnal penyesuaian fair value yang dibuat. Berikut ilustrasi
perbedaan fair value method dan equity method.
Nilai akhir investasi saham diukur menggunakan equity method yaitu sebesar
Rp515.000,00

SOAL 5
5. Jelaskan contoh dari pengakuan liabiitas secara tunggal dan terpisah! Berikan
contoh yang relevan!
JAWABAN:
a. Contoh pengakuan liabilitas secara tunggal
PT Sinta melisensikan software customer relationship ke PT Rama. PT Sinta juga berjanji
untuk memberikan layanan konsultasi dengan mengkustom secara ekstensif ke dalam
system informasi PT Rama, dengan total imbalan 600 juta. PT Sinta menyediakan layanan
yang signifikan dengan menggabungkan barang dan jasa (lisensi dan layanan konsultasi) ke
dalam satu kontrak. Selain itu, PT Sinta menyesuaikan software secara signifikan sesuai
dengan spesifikasi yang dinegosiasikan oleh PT Rama.
 Lisensi dan layanan konsultasi dapat dibedakan namun saling ketergantungan
dan saling berhubungan sehingga harus dicatat sebagai satu kesatuan
kewajiban pelaksanaan (kewajiban pelaksanaan tunggal).

b. Contoh pengakuan liabilitas secara terpisah


Tanggal 1 Maret 2019, PT Melati melakukan kontrak untuk memasang lift sebuah Gedung.
Kontrak meliputi pembelian lift dan pemasangan lift. Lift tersebut walaupun dibeli tetap harus
disesuaikan dengan Gedung dan keinginan dari pelanggan. Proses instalasi memakan
waktu cukup lama. Nilai lift dan instalasi dapat dipisahkan namun dinegosiasikan secara
bersamaan.
 Lift dan jasa pemasangan dipandang sebagai kewajiban terpisah karena nilai
pemasangan lift dapat dipisahkan serta tidak ada keterangan bahwa
pemasangan hanya dapat dilakukan oleh PT Melati

SOAL 6
6. Mengenai kewajiban manfaat pensiun, maka:
a. Jelaskan mengapa kewajiban manfaat pensiun perlu untuk diatur tersendiri
JAWABAN
Kewajiban manfaat pensiun perlu diatur tersendiri yaitu dalam PSAK 24 Imbalan Pasca
Kerja sebab dengan adanya pengaturan tersendiri dalam PSAK 24 tersebut mengakibatkan:
1) Adanya prinsip akutansi accrual basis. Penerapan PSAK-24 pada perusahaan adalah
sesuai prinsip akutansi accrual basis, yaitu perusahaan harus mempersiapkan
(mencadangkan/mengakui) utang (liability), untuk imbalan yang akan jatuh tempo nanti.
2) Tidak ada kewajiban yang tersembunyi. Artinya jika didalam laporan keuangan tidak
ada account untuk imbalan pasca kerja (melalui PSAK 24), maka secara tidak langsung
perusahaan sebenarnya “menyembunyikan” kewajiban untuk imbalan pasca kerja.
3) Tidak langsung mengurangi laba ketika imbalan dibayarkan. Jika ada karyawan
yang keluar karena pensiun dan perusahaan memberikan manfaat pesangon pensiun
kepada karyawan tersebut, maka pada periode berjalan perusahaan harus
mengeluarkan sejumlah uang yang mengurangi laba perusahaan. Jika dari awal
perusahaan sudah mencadangkan imbalan pensiun ini (imbalan pasca kerja), maka
imbalan pensiun yang dibayarkan tersebut tidak akan secara langsung mengurangi laba,
akan tetapi akan mengurangi pencadangan/accrual/kewajiban atas imbalan pasca kerja
yang telah di catatkan perusahaan di laporan keuangan.
b. Jelaskan dalam contoh, bagaimana transaksi ini diukur, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan
JAWABAN
Diketahui perusahaan memiliki program imbalan pasti dengan rincian sebagai berikut.

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000


Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 24.000
Imbalan / manfaat pensiun yang dibayarkan Dapen 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000
Nilai wajar aset akhir 20X0 222.000
JURNAL UMUM MEMO
Berdasarkan keterangan di atas, dibuat kertas kerja sebagaimana
Beban Kasberikut. Penghasilan Liabilitas Nilai Kini Aset
Komprehensif Kewajiban
Saldo awal (200.000) 200.000
Biaya jasa kini 30.000 (30.000)
Biaya bunga 20.000 (20.000)
Pendapatan bunga (20.000) 20.000

Iuran (24.000) 24.000


Imbalan 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria Liabiilitas *16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria – Aset Program **6.000 (6.000)
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jurnal tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000)
Saldo Akhir 22.000 (28.000) (250.000) 222.000

* Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 30.000 + 20.000 – 16.000 = 234.000. Menurut aktuaris 250.000 sehingga kerugian aktuaria =
250.000 – 234.000 = 16.000
** Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 20.000 + 24.000 – 16.000 = 228.000. Menurut Dapen aset program pada akhir periode 222.000
sehingga kerugian aktuaria = 228.000 – 222.000 = 6.000

Jurnal yang dicatat oleh perusahaan sebagai berikut.


Beban pensiun 30.000 Kerugian
Penghasilan Komprehensif Lain 22.000
Kas 24.000
Liabilitas 28.000
Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun 28.000
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain - kerugian 22.000
Notes
Nilai kini Kewajiban 250.000
Aset Program 222.000
Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000

Adapun untuk penyajian terdapat di Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komperehensif Lain sebagaimana
berikut. (Kewajiban pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya di bawah Liabilitas Jangka Panjang dan Pengukuran kembali kewajiban pensiun
dan pasca kerja lainnya terdapat di bawah penghasilan (rugi) komprehensif lain.

Anda mungkin juga menyukai