7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah ( 3 s.d. 6 ) 517,576,991,597.46 495,691,172,682.08 95.77 450,066,949,215.18 388,943,532,860.79
63 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 65,077,851,081.34 65,077,764,659.93 100.00 38,173,792,436.05 82,072,711,541.48
ANALISIS DATA
a. ANALISIS VERTIKAL
1) Analisis vertikal dalam LRA
Uraian
SiLPA tahun berjalan harus sama dengan total pendapatan
dikurangi total belanja dan transfer ditambah total penerimaan
pembiayaan dikurangi dengan total pengeluaran pembiayaan
RUMUS
SILPA LRA THN BERJALAN :
TOTAL PENDAPATAN :
TOTAL BELANJA DAN TRANSFER :
PENERIMAAN PEMBIAYAAN :
PENGELUARAN PEMBIAYAAN :
Selisih :
PENJELASAN
4
Selisih :
PENJELASAN
RUMUS
KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN :
SISA UANG PERSEDIAAN BELUM SETOR :
Selisih :
PENJELASAN
RUMUS
SURPLUS (DEFISIT) LO :
TOTAL PENDAPATAN (LO) :
TOTAL BEBAN (LO) :
5
TOTAL SURPLUS (DEFISIT) KEGIATAN NON :
OPERASIONAL
TOTAL POS LUAR BIASA :
Selisih :
PENJELASAN
RUMUS
SILPA DI LRA :
KAS DI KAS DAERAH :
KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN :
KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN :
KAS DI BLUD :
KAS LAINNYA :
SETARA KAS :
UTANG PFK NERACA :
Selisih :
PENJELASAN
RUMUS
PENGELUARAN PEMBIAYAAN (PENYERTAAN MODAL) :
6
SALDO PENYERTAAN MODAL TAHUN X-1 :
SALDO PENYERTAAN MODAL TAHUN X :
Selisih :
PENJELASAN
RUMUS
PENERIMAAN/PENGELUARAN PEMBIAYAAN PINJAMAN :
JK. PANJANG (LRA)
UTANG JANGKA PANJANG (PINJAMAN) :
BAG. LANCAR UTANG JANGKA PANJANG THN X :
UTANG JANGKA PANJANG TAHUN X-1 (PINJAMAN) :
7
Realisasi belanja modal harus sama dengan penambahan aset
tetap (dan aset lainnya), jika selisih harus dijelaskan di CALK
RUMUS
REALISASI BELANJA MODAL :
PENAMBAHAN (PENURUNAN) :
- ASET TETAP 2019 :
- ASET TETAP 2018 :
Selisih :
PENJELASAN
8
Pendapatan Pajak (LO) harus sama dengan Pendapatan Pajak
(LRA) dikurangi Piutang Pajak Awal Tahun ditambah Piutang
Pajak Akhir Tahun
RUMUS
PENDAPATAN PAJAK (LO) :
PENDAPATAN PAJAK (LRA) :
PIUTANG PAJAK AKHIR TAHUN (NERACA) :
PIUTANG PAJAK AWAL TAHUN (NERACA) :
Selisih :
PENJELASAN
RUMUS
PENDAPATAN RETRIBUSI (LO) :
PENDAPATAN RETRIBUSI (LRA) :
PIUTANG RETRIBUSI AKHIR TAHUN (NERACA) :
PIUTANG RETRIBUSI AWAL TAHUN (NERACA) :
Selisih :
PENJELASAN
9
Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi (LO) harus sama dengan
Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi (LRA) dikurangi Piutang
Bagi Hasil Pajak Provinsi Awal Tahun ditambah Piutang Bagi
Hasil Pajak Provinsi Akhir Tahun
RUMUS
PENDAPATAN BAGI HASIL PAJAK PROVINSI (LO) :
PENDAPATAN BAGI HASIL PAJAK PROVINSI (LRA) :
PIUTANG BAGI HASIL PAJAK PROVINSI AKHIR TAHUN (N :
PIUTANG BAGI HASIL PAJAK PROVINSI AWAL TAHUN (NE:
Selisih
:
PENJELASAN
RUMUS
BEBAN PERSEDIAAN (LO) :
BELANJA BARANG DAN JASA - PERSEDIAAN (LRA) :
10
PERSEDIAAN AWAL TAHUN :
PERSEDIAAN AKHIR TAHUN :
Selisih
PENJELASAN :
RUMUS
BEBAN PENYUSUTAN (LO) :
AKUMULASI PENYUSUTAN AKHIR TAHUN :
AKUMULASI PENYUSUTAN AWAL TAHUN :
Selisih
:
PENJELASAN:
11
N KEUANGAN `
ANYUWANGI
2019
Persamaan
SiLPA = Total Pendapatan – Total
Belanja dan Transfer + Total Penerimaan
Pembiayaan – Total Pengeluaran
Pembiayaan
187,080,585,784.13
3,143,282,624,113.33
3,021,315,752,989.13
65,113,714,659.93
0.00
0.00
Oleh karena selisih SILPA dengan (Total
Pendapatan – Total Belanja dan Transfer
+ Total Penerimaan Pembiayaan – Total
Pengeluaran Pembiayaan) adalah Rp 0,00
dapat dipastikan bahwa akun SILPA
pada LRA telah disajikan dengan angka
yang benar.
Persamaan
Aset = Kewajiban + Ekuitas
4,413,371,980,841.05
57,474,029,977.97
4,355,897,950,863.08
12
0.00
Oleh karena selisih Aset dengan (Total
Kewajiban ditambah Ekuitas) adalah Rp
0,00 dapat dipastikan bahwa akun Aset,
Kewajiban, dan Ekuitas telah disajikan
dengan angka yang benar.
28,279,432.33
802.33
28,278,630.00
0.00
Oleh karena selisih Kas di Bendahara
Pengeluaran dengan (Sisa Uang
Persediaan yang Belum Disetor + Utang
PFK di Bendahara Pengeluaran) adalah
Rp 0,00 dapat dipastikan bahwa akun Kas
di Bendahara Pengeluaran telah disajikan
dengan angka yang benar.
Persamaan
Surplus/Defisit LO= Total Pendapatan
(LO) - Total Beban (LO) +/- Total
Surplus/Defisit Kegiatan Non
Operasional (LO) +/- Pos Luar Biasa (LO)
256,751,206,962.66
3,099,402,604,685.47
(2,840,895,530,500.21)
13
(1,460,110,972.60)
(295,756,250.00)
0.00
Oleh karena selisih Surplus/Defisit LO
dengan (Total Pendapatan (LO) - Total
Beban (LO) +/- Total Surplus/Defisit
Kegiatan Non Operasional (LO) +/- Pos
Luar Biasa) adalah Rp 0,00 dapat
dipastikan bahwa akun Surplus/Defisit
LO telah disajikan dengan angka yang
benar.
Persamaan
SiLPA (LRA) = Kas di Kas Daerah + Kas
di Bendahara Pengeluaran + Kas di
BLUD + Setara Kas – Utang PFK (Neraca)
187,080,585,784.13
20,022,308,598.92
28,279,432.33
102,742,124.00
19,155,600,328.79
14,706,374,243.90
134,006,218,000.00
940,936,943.81
0.00
Oleh karena selisih senilai Rp 0,00 dapat
dipastikan bahwa akun SiLPA di LRA
telah disajikan dengan angka yang benar.
0.00
14
162,106,257,385.57
165,957,173,911.22
(3,850,916,525.65)
Penerimaan/Pengeluaran Pembiayaan
Pinjaman Jangka Panjang (LRA) = Utang
Jangka Panjang + Bagian Lancar Utang
Jangka Panjang Tahun berkenaan – Utang
Jangka Panjang Tahun sebelumnya
(Neraca)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyuwangi tidak memiliki saldo Utang
Jangka Panjang.
15
Teliti apakah pengungkapan selisih
dalam CaLK sudah cukup memadai.
Mungkin ada penerimaan hibah berupa
aset dan kapitalisasi biaya. Atau ada
kesalahan berupa: salah anggaran selain
BM ternyata menghasilkan aset atau aset
daerah yg baru ditemukan
529,542,999,045.89
41,920,997,611.82
3,594,411,931,231.95
3,552,490,933,620.13
487,622,001,434.07
Informasi yang diungkapkan di CaLK
yakni berupa rincian saldo awal,
penambahan dan pengurangan (beseta
asal-muasalnya), koreksi, hingga
kemudian menghasilkan saldo akhir dari
tiap-tiap Aset Tetap. Adanya selisih yang
signifikan antara belanja modal dan
penambahan aset tetap mengindikasikan
bahwa meskipun alokasi untuk belanja
modal atau untuk menambah aset tetap
nilainya besar, ternyata masih kalah
dominan dibanding pengurangannya di
tahun tersebut. Misalnya pada akun
Peralatan dan Mesin yang terjadi
penurunan akibat penghapusan besar-
besaran dan non-kapitalisasi yang
nilainya juga cukup besar. Pengungkapan
dalam CaLK yang dapat menjelaskan
fenomena selisih signifikan antara belanja
modal dengan penembahan aset tetap
dinilai sudah cukup memadai.
16
Pendapatan Pajak (LO) = Pendapatan
Pajak ( LRA) - Piutang Pajak Awal Tahun
+ Piutang Pajak Akhir Tahun
193,858,749,141.59
196,835,027,082.59
51,558,945,310.31
54,680,089,551.31
144,866,300.00
48,625,597,606.91
48,292,208,982.40
969,610,932.77
693,163,543.42
56,941,235.16
Pendapatan Retribusi (LO) masih
melampaui yakni 56.941.235,16 lebih
besar daripada Pendapatan Retribusi
(LRA) ditambah perubahan saldo piutang
retribusi, sebab ini berasal dari koreksi
serta akumulasi
penambahan/pengurangan pendapatan
diterima di muka retribusi jasa (usaha
dan umum) tahun sebelumnya.
17
Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi
(LO) = Pendapatan Bagi Hasil Pajak
Provinsi (LRA) – Piutang Bagi Hasil Pajak
Provinsi Awal Tahun + Piutang Bagi
Hasil Pajak Provinsi Akhir Tahun
231,939,063,801.00
236,071,359,365.00
7,072,510,815.00
11,204,806,379.00
0.00
Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dalam
laporan realisasi anggaran tahun 2019
adalah sebesar Rp33.532.261.199,00,
sedangkan Dana Bagi Hasil Pajak dalam
laporan operasional adalah sebesar
Rp64.936.286.397,00, sehingga terdapat
selisih sebesar minus Rp31.404.025.198,00,
yang merupakan piutang transfer sesuai
dengan terbitnya PMK Nomor
20/PMK.07/2020 tanggal 16 Maret 2020
tentang Penyaluran Kurang Bayar Dana
Bagi Hasil pada TA 2020 dan PMK
Nomor 36/PMK.07/2020 tanggal 16 April
2020 tentang Penetapan Alokasi
Sementara Kurang Bayar Dana Bagi Hasil
TA 2019 dalam Rangka Penanganan
Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19).
226,643,592,872.91
207,898,157,949.83
18
54,673,885,825.59
62,054,013,835.47
26,125,562,932.96
Sebagaimana yang diungkapkan pada
CaLK, adanya gap tersebut berasal dari:
koreksi, utang belanja persediaan tahun
2019, persediaan dari hibah, dari kegiatan
Banyuwangi Festival, dan koreksi saldo
awal yang kemudian dikurangi
pembayaran utang belanja tahun
sebelumnya serta reklasifikasi ke aset
tetap.
511,041,048,774.57
(4,460,298,509,651.42)
(3,923,869,980,046.59)
1,047,469,578,379.40
LKPD Banyuwangi hal. 190 s.d. 192
memuat rincian koreksi dan reklasifikasi
yang menyebabkan perbedaan nilai
beban penyusutan dengan perubahan
akumulasi penyusutan dengan total
sebesar 1.047.469.578.379,4 tersebut.
19
*Uang Gaji PNS yang Masih Berada di Rekening 3 (Tiga) Koordinator Wilayah
Dinas Pendidikan. (Informasi dari CaLK)
20
*
21
22
Koreksi kurang piutang pajak
Pengurangan pendapatan ditedim
Penambahan pendapatan ditedim
Koreksi
Pengurangan pendapatan ditedim usaha
Penambahan pendapatan ditedim usaha
Penambahan pendapatan ditedim umum
23
Koreksi
Utang belanja persediaan
Persediaan Hibah
Persediaan keg. Banyuwangi Festival
24
Pembayaran utang belanja persediaan
Reklasifikasi dari/ke aset tetap
25
26
27
148,359,395.00
69,255.00
-3,562,350.00
144,866,300.00
11,688,100.00
-753,757,232.33
493,920.00
684,633,977.17
56,941,235.16
28
678,874,727.00
20,034,015,928.16
17,681,828,960.70
941,584,100.00
29
-15,159,700,182.90
1,948,959,400.00
26,125,562,932.96
30
31
32
PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN ANGGARAN 2019
ANALISIS RASIO
Analisis rasio dilakukan dengan menguji hubungan antarakun di dalam laporan keuangan. Bebera
digunakan untuk mengukur akuntabilitas pemerintah daerah.
Rasio kemandirian Kab. Banyuwangi berdasarkan data LKPD TA 2019 menunjukkan persen
100%). Ini menunjukkan bahwa Kab. Banyuwangi memiliki ketergantungan yang rendah terh
Tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern (terutama pemerintah pu
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah tinggi yang terlihat pada tinggi
dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen dari PAD.
2) Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi Kab. Banyuwangi berdasarkan data LKPD TA 2019 menunjukkan persentas
berada pada kriteria Sangat efisien. Hal ini mengindikasikan adanya kesesuaian nilai realisas
dengan ketentuan serta kecenderungan efisiensi dalam pengeluaran biaya pemungutan PAD.
3) Rasio Kontribusi
Rasio kontribusi Kab. Banyuwangi berdasarkan data LKPD TA 2019 menunjukkan persent
menunjukkan bahwa porsi pendapatan pajak dan restribusi relatif besar dalam menopang pen
ini selanjutnya dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam: mengukur efektifitas dalam m
daerah, melihat pertumbuhan / perkembangan perolehan pendapatan yang terjadi selama per
untuk mengukur kontribusi masing-masing sumber pendapatan dalam pembentukan pendapa
AN KEUANGAN
BANYUWANGI
N 2019
Teknik prediktif bisa dilakukan dengan membandingkan realisasi dan anggaran akun-akun di la
membandingkan dengan catatan-catatan atau rumusan lain untuk mengetahui adanya indikasi per
4 Belanja Pegawai
5 Belanja Barang
10 SURPLUS / DEFISIT
PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN K
PEMERINTAH KABUPATEN BANY
TAHUN ANGGARAN 201
si dan anggaran akun-akun di laporan realisasi anggaran. Perbedaan signifikan yang terjadi bisa menjadi indikasi
mengetahui adanya indikasi permasalahan yang akan diuji lebih lanjut dalam pengujian substantif.
5,000,000,000.00 295,756,250.00 6%
terjadi bisa menjadi indikasi permasalahan yang seharusnya diungkapkan pada CaLK. Selain itu, teknik predikti
an substantif.
Analisis
Perbedaan antara realisasi dengan anggaran tidak signifikan, sehingga untuk akun
pendapatan ini menunjukkan kemampuan untuk memenuhi target pendapatan
yang relatif bagus. Tidak ada potensi permasalahan.
Perbedaan antara realisasi dengan anggaran tidak signifikan, sehingga untuk akun
pendapatan ini menunjukkan kemampuan untuk memenuhi target pendapatan
yang relatif bagus. Tidak ada potensi permasalahan.
Perbedaan antara realisasi dengan anggaran cukup signifikan, sehingga untuk
akun pendapatan ini menunjukkan kemampuan untuk memenuhi target
pendapatan yang cukup, namun Pemeriksa perlu menelusuri penyebab dari
adanya gap tersebut. Ada potensi permasalahan.
Perbedaan antara realisasi dengan anggaran tidak signifikan, sehingga untuk akun
belanja ini menunjukkan penyerapan anggaran yang relatif bagus. Tidak ada
potensi permasalahan.
Perbedaan antara realisasi dengan anggaran tidak signifikan, sehingga untuk akun
belanja ini menunjukkan penyerapan anggaran yang relatif bagus. Tidak ada
potensi permasalahan.
Perbedaan antara realisasi dengan anggaran cukup signifikan, sehingga untuk
akun belanja ini menunjukkan penyerapan anggaran yang kurang maksimal,
Pemeriksa perlu menelusuri penyebab dari adanya gap tersebut. Ada potensi
permasalahan.
Perbedaan antara realisasi dengan anggaran sangat signifikan, sehingga untuk
akun belanja ini menunjukkan penyerapan anggaran yang kurang maksimal dan
perencanaan anggaran yang tidak matang, Pemeriksa perlu menelusuri penyebab
dari adanya gap tersebut. Ada potensi permasalahan.
Analisis tren adalah analisis yang dilakukan dengan membandingkan akun yang sama untuk period
gambaran mengenai kecenderungan dari suatu akun dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Ana
dalam membuat prediksi keuangan. Misalnya prediksi pencapaian pajak daerah pada tahun yang
kecenderungan pencapaian pajak daerah beberapa periode yang lalu.
akun yang sama untuk periode lebih dari dua tahun, sehingga diperoleh
angan pemerintah daerah. Analisis kecenderungan ini umumnya digunakan
ajak daerah pada tahun yang diperiksa berdasarkan data atau informasi
2018 2019
450,066,949,215.18 495,691,172,682.08
212,847,457,828.00 243,928,900,462.00
2,997,644,018,346.54 3,143,282,624,113.33
1,945,420,887,034.24 2,087,908,048,366.24
480,382,663,298.36 529,542,999,045.89
0.00 295,756,250.00
11,427,967,700.00 26,320,409,997.00
316,434,293,300.00 377,248,539,330.00
257,081,585,804.70 65,113,714,659.93
435,981,941,737.30 0.00
243,978,207,013.94 121,966,871,124.20
65,077,851,081.34 187,080,585,784.13
2,000,000,000,000.00
1,500,000,000,000.00
1,000,000,000,000.00
500,000,000,000.00
0.00
3 1 2 3
1,500,000,000,000.00
1,000,000,000,000.00
500,000,000,000.00
0.00
3 1 2 3
yang datar Sama halnya dengan grafik tren akun-akun belanja yang
Tidak ada menunjukkan garis yang datar (konstan) mulai dari tahun anggaran
ngga akun- 2017 s.d. 2019. Tidak ada lonjakan yang tidak wajar pada tahun
tidak perlu anggaran 2019 sehingga akun-akun realisasi belanja yang disajikan di
tahun 2019 tidak perlu untuk dipertanyakan perihal kewajaran
nilainya.
3
3