GLOBAL ISLAMIC
ECONOMY
Makassar, February 2024
Outline Materi
Mengenal
SGIE
Pengembangan
Keuangan Syariah
Overview
Keuangan Syariah
di Indonesia
SGIE
STATE OF GLOBAL ISLAMIC ECONOMY
SGIER (State of Global Islamic Economy Report): Laporan yang disusun oleh
DinarStandard dan didukung oleh Department of Economy and Tourism (DET) in
Dubai dalam rangka untuk mengetahui pengembangan, tantangan serta peluang
yang ada dalam beberapa sektor ekonomi.
Halal Food
Modest Fashion
Muslim-Friendly Travel
Halal Cosmetics
Halal Pharma
Islamic Finance
Consumer spending in global Islamic Economy
sectors grew 9.5% yoy to US$2.29 trillion (2022).
Meanwhile, Islamic Finance Assets reached US$
3.9 trillion (2021/22).
Pertumbuhan Ekonomi 5
4,94 % 5,04 %
Indonesia 4
3
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2023 mengalami 2
*dalam milyar
sumber: ojk.go.id
Perkembangan Kinerja IKNB Syariah di Indonesia
Asuransi Rp45.723 M LJK Syariah Rp60.543 M
Aset Aset
Syariah Rp45.540 M Khusus Rp47.643 M
00
00
00
00
00
00
00
0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
30
20
60
10
40
50
70
Rp36.901 M
Lembaga Aset Fintek Syariah Rp128 M
Pembiayaan Rp25.471 M Aset
Rp98 M
Syariah
0 10,000 20,000 30,000 40,000 0 20 40 60 80 100 120 140
Rp11.110 M
Dana Pensiun Aset LKM Syariah Rp588 M
Aset
Rp9.316 M
Syariah Rp567 M
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 0 100 200 300 400 500 600
Berdasarkan data per April 2023, perkembangan kinerja IKNB syariah berdasarkan secara nasional
terlihat bertumbuh secara signifikan secara y.o.y. Peningkatan yang sangat maksimal dapat dilihat
pada pertumbuhan LJK Syariah Khusus yang di dalamnya termasuk lembaga penjaminan syariah,
pergadaian syariah, LPEI Syariah, Pembiayaan Sekunder Perumahan Syariah dan PNM.
Perkembangan Kinerja Pasar Modal Syariah di Indonesia
Kapitalisasi Pasar Indeks Syariah di Bursa Efek Indonesia Jumlah Saham Syariah Dalam Daftar Efek Syariah
(Rp Miliar) per Desember 2023 per Desember 2023
7,000,000.00 700
2
7.9
,95
45
6,000,000.00 600 637
6,1
4
5.7
574
542
,01
5,000,000.00 500
86
504
484
4,7
3
443
1.0
4,000,000.00 400
,08
7
9
1.8
06
5.6
,04
3,3
1
3,000,000.00
9.4
48
300
68
01,
,44
2,6
2,5
55
2,1
2,000,000.00 200
1,000,000.00 100
0.00 0
JII ISSI JII-70 2021 2022 2023
Roadmap
Pengembangan Sinergi ekosistem ekonomi
Perbankan syariah
Syariah Indonesia
2020-2025
Penguatan perizinan,
pengaturan dan pengawasan
Penguatan Identitas Perbankan Syariah
Telah disusun Kajian Dewan Pengawas Syariah dalam rangka memperkuat implementasi
fungsi kepatuhan dan audit intern atas kepatuhan prinsip syariah
Telah diterbitkan POJK Kelembagaan BPR Syariah Nomor 26 Tahun 2022 pada 26 Desember
2022
7 BUS yang memiliki Bank Induk telah membentuk Kelompok Usaha Bank (KUB)
Telah terdapat BUS yang memiliki modal inti lebih dari Rp30 triliun. Peningkatan share BUS dan
UUS terhadap induknya
Terdapat BUS yang melakukan Sinergi Perbankan dalam rangka peningkatan efisiensi
Telah diluncurkan produk Tabungan Ukhuwah oleh Asbisindo BPR Syariah yang telah
diterbitkan oleh 37 BPRS
OJK mempersiapkan prasarana pengawasan berbasis risiko berupa peraturan-peraturan kehati-hatian dan
sistem pengawasan khusus bagi industri jasa keuangan syariah yang mengadopsi standar pengawasan yang
diakui secara internasional untuk memastikan bahwa industri keuangan syariah memiliki kapasitas yang
mapan dalam menghadapi gejolak dalam sistem keuangan.
Peluncuran OJK Suptech Integrated Data POJK Nomor 16/POJK.03/2022 POJK Nomor 12 Tahun 2023
Analytics (OSIDA) tentang Bank Umum Syariah tentang Unit Usaha Syariah (POJK UUS)
Implementasi pengembangan
Supervisory Technology (Suptech) yang
mengotomasi analisis data laporan IJK POJK Nomor 26/POJK.03/2022 SEOJK Nomor 25/SEOJK.03/2023
tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Syariah dan Unit Usaha Syariah
Peningkatan kapasitas SDM, termasuk SEOJK Nomor 3/SEOJK.04/2022 POJK Nomor 25 Tahun 2023
update standar perbankan syariah yang tentang Mekanisme dan Prosedur Penetapan Efek tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
diselenggarakan Lembaga internasional Bersifat Ekuitas Sebagai Efek Syariah Dalam Modal Ventura dan Perusahaan Modal Ventura
Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi Syariah
seperti AAOFI dan IFSB
Inovasi Keuangan Digital di Keuangan
Syariah
Amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor
Keuangan (UU P2SK) Terhadap Penyelenggaraan LPBBTI
Amanat UU P2SK memberikan dasar yang kuat untuk regulasi dan pengawasan Penyelenggara LPBBTI.
Beberapa poin kunci dalam UU P2SK yang relevan dengan penyelenggaraan LPBBTI adalah sebagai berikut:
Penguatan landasan hukum di level undang-undang: UU P2SK memberikan landasan
hukum bagi penyelenggara LPBBTI yang selama ini belum memiliki payung hukum
setingkat undang-undang. Hal ini penting untuk memberikan kejelasan hukum dan
meningkatkan kepercayaan publik terhadap sektor ini.
Kewenangan OJK untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit atau penundaan kewajiban
pembayaran utang: UU P2SK memberikan kewenangan kepada OJK untuk mengajukan permohonan
pernyataan pailit dan/atau penundaan kewajiban pembayaran utang terhadap penyelenggara
LPBBTI yang bermasalah. Ini adalah langkah preventif yang efektif dalam menjaga stabilitas sektor
keuangan.
Ketentuan Pidana: UU P2SK memberikan sanksi pidana bagi penyelenggara LPBBTI yang tidak berizin
dari OJK. Sanksi ini melibatkan denda yang signifikan, dengan rentang antara Rp 1 miliar hingga Rp 5
miliar. Jika penyelenggara LPBBTI menyebabkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan
barang debitur, mereka juga dapat dikenakan pidana tambahan berupa penggantian kerugian.
Amanat Penyusunan Peraturan OJK: UU P2SK mengamanatkan penyusunan Peraturan OJK yang merinci
aspek-aspek penting terkait penyelenggaraan usaha, penilaian kemampuan dan kepatutan, sumber dana
penyertaan, izin usaha, pembukaan dan pelaporan kantor cabang, konversi konvensional menjadi syariah,
pendirian UUS, spin off UUS, perjanjian dengan nasabah, tata kelola, manajemen risiko, tingkat kesehatan,
aksi korporasi, pencabutan izin usaha, pelaporan dan pengawasan, serta pengenaan sanksi administratif. Ini
memastikan bahwa setiap aspek operasional LPBBTI diatur secara rinci dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Inovasi Keuangan Digital Keuangan
Syariah
Berdasarkan data OJK, Rp 7,28 triliun
merupakan aset penyelenggara
LPBTTI konvensional dan Rp 139,48
miliar adalah aset penyelenggara
Infografis Industri LPBBTI Indonesia Periode Agustus 2023 LPBBTI syariah. Pasar pembiayaan
syariah memiliki potensi untuk
dikembangkan lebih besar. Survei
yang pernah dilakukan oleh OJK
terhadap masyarakat pada tahun
2023 menunjukkan indikasi
tingginya minat dari masyarakat
terhadap produk-produk keuangan
syariah. Sampai dengan Agustus
2023, total Penyelenggara LPBBTI
adalah 101 penyelenggara.
Diantaranya, hanya 7 dengan
model bisnis syariah dan sisanya
dengan model bisnis konvensional.
Secara persentase, porsi
penyaluran pendanaan dari
penyelenggara syariah hanya 1,37%
atau sebesar Rp 0,28 triliun. Dari
sudut pandang literasi,
pengetahuan masyarakat
mengenai model bisnis syariah
juga masih perlu ditingkatkan.
Peran Teknologi Memajukan Sektor
Keuangan Syariah
Perkembangan teknologi disertai
dengan perubahan kebiasaan Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.
masyarakat pascapandemi COVID-19, Menurut laporan The Royal Islamic Strategic Studies
telah membangkitkan industri Centre (RISSC), populasi muslim di Indonesia
Financial Technology (Fintech) untuk diperkirakan sebanyak 237,56 juta jiwa atau lebih dari
86% dari total penduduk Indonesia
terus berkembang. Beragam pilihan
layanan dan produk industri fintech
tanpa disadari telah merambah ke
berbagai sektor. Indonesia diakui
Financial Technology diharapkan dapat lebih leluasa
sebagai salah satu negara dengan
dalam berkolaborasi dengan Industri Jasa Keuangan
ekosistem yang siap untuk dan membentuk ekosistem ekonomi syariah guna
pertumbuhan Fintech Syariah dengan mewujudkan percepatan pertumbuhan perekonomian
pertumbuhan volume pembiayaan di Indonesia.
sebesar 130%+ year on year sejak
tahun 2020 hingga tahun 2021.
Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022
Nasional Syariah
TINGKAT LITERASI
49,68% 9,14%
KEUANGAN
Nasional Syariah
TINGKAT INKLUSI
85,10% 12,12% Sulawesi Selatan Sulawesi Barat
Literasi: 36,88% Literasi: 46,49%
KEUANGAN Inklusi: 88,57% Inklusi: 70,39%
Islamic Financial Awareness
@ojkindonesia
157 @ojk_sulselsulbar