Anda di halaman 1dari 11

KEADAAN UMUM DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG

Hidrogeometri Sungai

Topografi DAS Ciliwung pada bagian hulu merupakan daerah perbukitan


dengan ketinggian puncak yang berlokasi di daerah Telaga Warna sekitar 1.275 m di
atas permukaan laut (dpl). Ke arah hilir topografi ini menurun pada ruas-ruas
sungainya dengan kemiringan masing-masing sekitar 15% sampai di Katulampa, 5%
sampai di Depok dan 0,3% sampai ke Pejompongan.
Menurut tingkat ketinggian dari Mohr, DAS Ciliwung dibagi menjadi :
1) Daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000-1.800 m dpl
2) Daerah berbukit dengan ketinggian 200-1.000 m dpl
3) Daerah dataran rendah, dengan ketinggian 0-200 m dpl .

1500 Cisarua

1000
m dpl

500 Gadog
Bogor
Cibinong
0
0

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

00
0

90

90

90

90

90

90

90

90

90

90

90

0
90

90

90

90

90

90

90

90

90

90

/ 19

/ 19

/ 19

/ 19

/ 19

/ 19

/ 19

/ 19

/ 19

/ 19

/ 19

90

90

90

90

90

90

90

90

90
/1

/1

/1

/1

/1

/1

/1

/1

/1

/1

/1
0/1

1/1

2/1

3/1

4/1

5/1

6/1

7/1

8/1

9/1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

1/1

2/1

3/1

4/1

5/1

6/1

7/1

8/1

9/1
1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

1/

2/

2/

2/

2/

2/

2/

2/

2/

2/

Lokasi

Gambar 18. Titik-titik ketinggian DAS Ciliwung (PUSDI PSL, 1979)

Pada ruas Kebun Teh-Katulampa mengalir beberapa anak Sungai Ciliwung


antara lain Cipalayang, Cijambe, dan Ciesek. Pada ruas Katulampa-Depok mengalir
anak sungai Cipakancilan, Ciparigi dan Cikumpa. Sedang pada ruas Depok-
Pejompongan mengalir anak sungai Condet, Manggarai, dan Minangkabau.
63

Panjang keseluruhan Sungai Ciliwung lebih kurang 130 km, mengalir melalui
Kabupaten Bogor, Kotamadya Bogor, Kota Depok, dan DKI-Jakarta. Sungai ini
berhulu di Gunung Mandalawangi dan bermuara di Laut Jawa dan dilengkapi dengan
Bendung Katulampa yang megalirkan air Ciliwung ke Timur untuk mengairi tanah
pertanian di Kecamatan Kedunghalang, Cibinong dan Cimanggis (Gambar 19). DAS
ini mempunyai pengaruh besar terhadap daerah pertanian, perindustrian, dan
kebutuhan rumahtangga bagi daerah-daerah yang dilaluinya (Saeni, 1986).
Debit bulanan minimum, rata-rata, dan maksimum di Bendung Katulampa
yang tercatat dari tahun 1983-1996 berturut turut 2,29 m3/dt (Agustus 1987), 13,84
m3/dt , dan 100 m3/dt (Januari 1996). Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung
61.140 ha meliputi empat wilayah administrasi (Saeni, 1986) yaitu ;
1) Kabupaten Bogor, yang terdiri dari Kecamatan-Kecamatan Cisarua, Ciawi,
Bojong Gede, Cibinong
2) Kotamadya Bogor, yang terdiri dari Kecamatan-kecamatan Bogor Utara,
Timur,
Selatan, dan Barat.
3) Kota Administrasi Depok
4) DKI-Jakarta, yang terdiri dari wialayah Jakarta Timur, 1akarta Selatan, Jakarta
Pusat, dan Jakarta Utara.

Menurut administrasi kehutanan, DAS ini terletak dalam Kesatuan Pemangku


Hutan (KPH) Bogor-Jakarta dengan batas-batasnya sebagai berikut :
1) Sebelah Barat dengan DAS Cisedane
2) Sebelah Timur dengan DAS Cimandiri
3) Sebelah Utara dengan Laut Jawa
4) Sebelah Selatan dengan punggung Pegunungan Kendeng, Gunung Salak, dan
Gunung Pangrango (Direktorat PPA, 1979).
64

Gambar 19. Peta DAS Ciliwung


65

Iklim

Berdasarkan klasifikasi Schmidt & Ferguson (1951), DAS Ciliwung termasuk


tipe hujan A,B,C, dan D. Tipe hujan terdapat di daerah pegunungan dan perbukitan
di daerah hulu. Sedangkan tipe B, C, dan D terdapat di daerah tengah dan hilir yang
merupakan dataran rendah. Curah hujan di daerah hilir berkisar antara 1500-3000
mm dan di bagian Utara Kabupaten Bogor berkisar antara 3.000-3.500 mm. Di
daerah tengah cutah hujan berkisar antara 3.500-7.000 mm per tahun. Bulan-bulan
kering di daerah hilir terjadi pada bulan Juni sampai September, sedangkan di daerah
tengah dan hulu tidak terdapat bulan kering.
Curah hujan ini ditampung oleh anak-anak sungai Ciliwung. Keadaan pola
hujan umumnya mengikuti pola musim yang dapat dibedakan jelas antara musim
hujan dan musim kemarau. Musim kemarau terjadi antara bulan Oktober-Mei,
sedang musim kemarau antara bulan Juni-September. Perbedaan antara jumlah curah
hujan di musim hujan dan musim kemarau tidak terlampaui besar. Dibagian tengah
curah hujan pada musim kemarau relatif (Direktorat PPA, 1979)..

Penduduk

Ditinjau dari jumlah dan kepadatan rata-rata penduduk di wilayah DAS


Ciliwung sangat beragam. Penduduk Kabupaten Bogor berjumlah 3.945.000 jiwa,
dengan kepadatan 3.440 jiwa/km2 (2005). Perincian jumlah penduduk di wilayah
DAS Ciliwung dan termasuk dalam Kabupaten Bogor dan tertera pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang berada dalam DAS Ciliwung
Luas Jumlah Penduduk Kepadatan rata-rata
Kecamatan
(km2) (jiwa) per km2
Cisarua 63,72 90.014 1.426
Ciawi 23,18 78.792 3.129
Bojong Gede 55,61 199.544 3.588
Cibinong 42,49 207.763 4.889
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2005
66

Penduduk Kotamadya Bogor berjumlah 834.000 jiwa (2005), dengan


kepadatan 38.661 jiwa/km2 perincian seperti tertera pada Tabel 15, sedang penduduk
Kota Depok berjumlah 1.313.495 jiwa (2005) dengan perincian seperti tertera pada
Tabel 16.
Tabel 15. Jumlah penduduk Kota Bogor yang berada dalam DAS Ciliwung
Luas Jumlah Penduduk Kepadatan rata-rata
Kecamatan 2
(km ) (jiwa) per km2
Bogor Utara 17,72 149.578 8.441
Bogor Tengah 6.13 83.176 13.569
Bogor Barat 12.85 105.421 8.204
Bogor Timur 10.15 86.978 8.569
Sumber : BPS Kota Bogor, 2005 dan analisis peneliti.

Kota Depok adalah satu daerah pemekaran wilayah administrasi Kabupaten


Bogor yang berkembang pesat seiring dengan masuknya institusi pendidikan tinggi
seperti Universitas Indonesia dan fungsi utamanya sebagai kota penyangga ke dalam
wilayah Depok. Berbagai infrastruktur dibangun untuk mengimbangi laju
pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kepadatan penduduk sangat beragam,
mulai dari 699 jiwa/km2 sampai lebih dari 2.623 jiwa/km2. Perincian jumlah
penduduk yang berada di wilayah DAS Ciliwung tertera pada Tabel 16

Tabel 16. Jumlah penduduk Kota Depok yang berada dalam DAS Ciliwung
Luas Jumlah Penduduk Kepadatan rata-rata
Kecamatan
(km2) (jiwa) per km2
Pancoran Mas 19,7 247.426 1.256
Beji 16,3 427.581 2.623
Sukmajaya 32,7 293.386 897
Cimanggis 51,1 357.204 699
Sumber : BPS Kota Depok, 2005

Wilayah DKI-Jakarta sudah sangat padat dengan pemukiman, sehingga


masalah penduduk merupakan persoalan utama wilayah ini. Jumlah dan kepadatan
penduduk yang sudah jenuh mengakibatkan persoalan tarhadap tata ruang, fungsi
lahan tidak sesuai lagi dengan peruntukkannya. Jalur hijau yang seharusnya untuk
daerah resapan kini banyak dimanfaatkan untuk kepentingan komersial, real estate
67

dan lainnya yang bersifat permanen. Perubahan fungsi tersebut telah mengakibatkan
persoalan banjir dan pencemaran lingkungan yang melanda hampir setiap tahun.
Kerugian finansial sekitar Rp 7 triliun akibat banjir bandang pada tahun 2007 telah
membawa dampak sosial ekonomi yang sangat besar. Perincian jumlah dan
kepadatan penduduk tertera pada Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah penduduk DKI-Jakarta yang berada dalam DAS Ciliwung

Kotamadya Luas Jumlah Penduduk Kepadatan rata-


(km2) (jiwa) rata per km2
Jakarta Pusat 48,15 879.397 18.300
Jakarta Utara 137,39 1.187.761 8.600
Jakarta Selatan 145,730 1.732.401 11.900
Jakarta Timur 197,41 2.145.910 10.900
Sumber : BPS DKI-Jakarta, 2005

Industri

Jenis industri yang berada di DAS Ciliwung dapat dikelompokkan menjadi 4


golongan, yaitu :
a) Industri pengolahan hasil pertanian. Jenis industri ini meliputi penggilingan
padi, penggilingan tebu, penggilingan tapioca, penggilingan karet dan industri
kayu.
b) Kerajinan rakyat, meliputi pembuatan anyam-anyaman, kerajinan tanah liat,
pande besi, dan lain-lain
c) Industri makanan dan minuman
d) Industri berat, meliputi perakitan mobil, pengecoran logam, perakitan mesin
jahit, motor, elektronik dan lain-lain

Jenis dan jumlah industri yang ada di DAS Ciliwung di Kota Bogor, Kabupaten
Bogor, Kota Depok dan DKI Jakarta pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 18,
19, 20 berikut.
68

Tabel 18. Jenis Industri di Kabupaten Bogor yang termasuk dalam DAS Ciliwung
Jenis Industri
Kecamatan Makanan/ Pertu-
Tekstil Obat Anyaman Batako
Minumam kangan
Kedung.Halang 35 8 4 26 8 26
Cibinong 13 6 4 230 10 30
Ciawi 4 5 2 87 23 40
Cisarua 4 0 0 40 5 13
Sumber : BPS dan Kantor Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor, 2005

Tabel 19. Jenis Industri di Kota Depok yang termasuk dalam DAS Ciliwung
Jenis Industri
Kecamatan Makanan/
Tekstil Obat Anyaman Pertukangan
Minuman
Pancoran Mas 4 0 0- 50 9
Beji 4 0 0 67 15
Sukmajaya 6 0 0 70 8
Cimanggis 8 7 3 90 43
Sumber : BPS dan kantor Dinas Perindustrian Kota Depok, 2005

Tabel 20. Jenis Industri di Kota Jakarta yang termasuk dalam DAS Ciliwung
Penyebaran
Jenis Industri
Jak.Utara Jak. Barat Jak. Selatan Jak. Timur
Makanan, Minuman 56 154 45 50
Tekstil, kulit, pakaian 30 187 190 20
Kayu 12 56 22 20
Kertas, percetakan 16 94 16 15
Kimia, karet, plastic 77 151 27 32
Barang bukan logam 4 55 48 23
Logam, mesin 50 109 21 21
Dasar dan logam 9 13 9 2
Sumber : BPS dan kantor Dinas Perindustrian Kota Jakarta, 2005

Sumber Pencemaran Organik

Sumber pencemaran organik yang berhasil di himpun sebagian besar berasal


dari buangan rumah tangga dan industri. Adapun jenis industri yang dominan
menghasilkan buangan organik berasal dari industri tekstil. Indsutri ini menyumbang
69

2% buangan organik sedang 98% lainnya berasal dari buangan domestik. Lokasi
beban buangan organik hasil observasi disajikan secara skematis seperti terlihat pada
Gambar 20.

Kualitas Air Sungai Ciliwung

Rangkuman hasil penelitian Direktorat PPA 1979, Saeni 1982, dan Limnologi
Lipi 2001, derajat kemasaman air (pH) DAS Ciliwung cenderung naik ke arah
hilir. Kenaikan ini diperkirakan oleh kenaikan pengguna air di ke arah hilir oleh
penduduk di sekitarnya seperti buangan sabun/detergen, limbah penduduk dan
industri yang mengeluarkan basa-basa. Berdasarkan nilai-nilai oksigen terlarut,
BOD5 dan NH3 (Tabel 16) perairan DAS Ciliwung di wilayah hulu tergolong belum
tercemar, wilayah
tengah tercemar ringan dan wilayah hilir tercemar berat. Dilihat dari kadar nitritnya
pada umumnya DAS Ciliwung masih layak untuk air baku air minum.
Tingginya kadar nitrit di lokasi Sempur (Bogor) diperkirakan disebabkan oleh
buangan industri kulit dan buangan penduduk yang padat. Kadar nitrit di perairan ini
telah melebihi batas aman untuk air baku air minum (1 ppm).

Tabel 21. Kandungan beberapa sifat kimia air di perairan DAS Ciliwung

DO BOD NO2-
Lokasi pH
(mg/l) (mg/l) (mg/l)
Gunung Mas Sigit 6 4,8; 7 3,26 0,07
Gunung Mas 6; 7** 5,0 1,30 0,23; 0,025**
Gadog 7,61* 8,19* 0,0089*
Katulampa 7,78** 8,28** 0,033**
Jembatan Sempur 6,5 3,6 3,97 1,67
Jembatan Satuduit 6,5 3,6; 6,79* 5,06; 12,43* 0,45; ,0832*
Bojong Gede 7,42** 7,51** 0,071**
Jembatan Depok 6 4,8 4,35 0,15
Pintu Air Manggarai 6,5 1,6; 2,36* 9,92; 21,61* 0,37; 0,1134*
Sumber : Direktorat PPA, 1979; Saeni, 1986*; Limnologi LIPI, 2001**
70

Nilai-nilai BOD dan oksigen terlarut yang tercatat dari hasil penelitian tersebut
menjadi kurang informatif karena tidak didukung oleh besarnya aliran saat
pengambilan contoh airnya. Namun demikian untuk penilaian sesaat dapat
dinyatakan bahwa, telah terjadi kecenderungan yang menunjukkan adanya kenaikan
BOD dan penurunan oksigen ke arah hilir sungai. Hal ini disebabkan oleh kenaikan
buangan dari penduduk dan industri dari daerah sekitarnya dan adanya akumulasi
pencemar di hulu.
Penelitian terakhir oleh widyo (2006), juga menunjukkan adanya
kecenderungan pola distribusi BOD dan DO yang sama dengan pola terdahulu, yaitu
nilai DO yang cenderung tinggi di bagian hulu kemudian turun tajam di bagian hilir.

Tabel 22. Kandungan beberapa sifat kimia air dan debit hasil observasi
BODu O2 terlarut Q
pH
Lokasi (mg/l) (mg/l) (m3/dt)
Mrt Aprl Mrt Aprl Mrt Aprl Mrt Aprl
Kebun teh 6,7 6,0 3,28 3,31 8,10 7,79 1,05 0,50
Jembatan Cilember 6,7 6.8 4,42 4,79 8,10 7,79 1,75 1,00
Bd Katulampa 6,9 6,4 3,63 4,23 8,10 7,35 3,38 1,38
Jembatan Sempur 6,5 6,3 6,77 6,27 7,79 7,88 3,49 1,73
Cibinong 7,1 6,8 6,41 8,92 7,79 7,55 5,40 1,98
Jembatan Depok 6,8 6,7 7,37 10,16 7,63 7,43 6,50 2,13
Kalibata 6,6 5,5 6,28 21,19 2,43 2,95 10,88 2,63
Pt Air Manggarai 6.5 4,5 6,69 21,20 2,10 1,77 14,00 4,80
Pejompongan 6,2 3,7 7,43 21,86 1,90 0,98 14,88 5,50
Sumber : Penelitian, 2006.

Perilaku pencemaran sungai oleh substansi tertentu memang tidak dapat diukur
sesaat akan tetapi diperlukan pengamatan secara periodik dalam satu tahun. Dalam
kurun waktu ini akan diperoleh gambaran jelas tentang debit aliran rata-rata,
minimum dan maksimum yang dapat dijadikan patokan tingkat pengenceran
terhadap substansi pencemar tersebut.
71
72

Analisis Aliran Rendah

Distribusi frekuensi kejadian aliran yang dikembangkan secara statistik untuk


analisis aliran rendah (low flow analysis) didasarkan atas data debit harian rata-rata
Bendung Katulampa yang tersedia selama 14 tahun (Tabel lampiran 32)
Prosentase kemungkinan (probabilitas) debit harian Qmin, Qrt dan Qmaks sama atau
terlampaui selama satu tahun pada Gambar Lampiran 1 adalah sebagai berikut :

Qmin = 2, 29 m3/dt dengan probabilitas 99,88%


Qrt = 13,84 m3/dt dengan probabilitas 54,78 %
Qmaks = 85,28 m3/dt dengan probabilitas 0.32 %

Peraturan dan Perundangan :

Terdapat dua peraturan dan perundangan yang dapat dijadikan acuan sebagai
landasan dalam pengelolaan kualitas air Sungai Ciliwung yaitu :
a) Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
b) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No Kep-35A/MENLH/7/1995 tentang
Program Kali Bersih (Prokasih).

Anda mungkin juga menyukai