Anda di halaman 1dari 27

Perbandingan Administrasi Negara Italia dan

Norwegia di Bidang Pendidikan

Nama : Irna Sainsta Kaban

NIM : 101. 15. 098

Program Studi : Ilmu Perbadingan Negara

Semester/kelas : IV / Reg Pagi

Mata Kuliah : Perbandingan Administrasi negara

Dosen : Delfiazi Puji Lestari, S.IP , M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI DAN ILMU PEMERINTAH

DAN ILMU PEMERINTAHAAN

ANNISA DWI SALFARITZI


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Negara Italia

Italia adalah sebuah negara di Eropa selatan yang terdiri terutama atas

semenanjung sempit yang panjang, berbentuk kira-kira seperti sepatu boot.

Semenanjung ini membentang dari pegunungan tinggi Alpen di utara sampai pantai

Laut Mediterania di selatan. Italia menempati seluruh wilayah semenanjung, kecuali

dua negara kecil independen, San Marino dan Vatikan.San Marino terletak di

pegunungan Apennine dan merupakan salah satu republik terkecil dan tertua di dunia.

Vatikan adalah pusat pemerintahan Gereja Katolik Roma yang terletak di dalam kota

Roma, ibukota Italia. Wilayah Italia juga mencakup banyak pulau, dua yang terbesar

adalah Sardinia dan Sisilia. Sardinia terletak di barat semenanjung, sedang Sisilia

terletak tak jauh dari kaki sepatu boot. Daerah yang sekarang menjadi negara

Italia telah memainkan peran sentral dalam sejarah peradaban Eropa. Selama sekitar

400 tahun, Italia adalah jantung Kekaisaran Romawi kuno. Kekaisaran ini runtuh di

Barat di tahun 400-an Masehi. Kemudian semenanjung pecah menjadi banyak

negara-kota yang saling bersaing. Zaman Renaisans (Renaissance), kelahiran kembali

kebudayaan yang terjadi di Eropa, dimulai di Italia pada awal 1300-an. Selama era

ini, yang berlangsung sampai sekitar tahun 1600-an, seni dan sains lebih berkembang

di kota-kota Italia utara daripada di tempat lain di Eropa. Namun secara politis, Italia

1
tetap menjadi wilayah yang terpecah-pecah sampai tahun 1861. Pada saat itu,

sebagian wilayah Italia masa kini bersatu di bawah satu bendera.

1.1.2 Negara Nerwegia

Norwegia adalah salah satu negara Skandinavia di Eropa Utara. Negara ini

menempati bagian barat dan utara Semenanjung Skandinavia, yang dibagi dengan

Swedia, Denmark, negara Skandinavia lainnya, terletak tepat di selatan dan

merupakan bagian dari daratan Eropa. Sebagian besar wilayah Norwegia berbatasan

dengan Swedia. Negara ini juga berbatasan dengan Finlandia dan Rusia di utara

jauh.Orang Norwegia berhubungan erat dengan orang Swedia dan Denmark tetangga

mereka serta orang Islandia. Sekitar 43,000 orang Sami (sebelumnya disebut Lapp),

etnis minoritas utama, tinggal di wilayah utara jauh Norwegia yang disebut Lapland

(atau Samiland). Norwegia adalah salah satu negara yang paling padat penduduknya

di antara negara-negara Eropa. Mayoritas penduduk tinggal di kota-kota di tenggara

dan di sepanjang selatan dan barat daya pesisir. Oslo, ibukota, terletak di tenggara.

Norwegia berbatasan langsung dengan Laut Utara di barat daya dan

Kepulauan Skagerrak di selatan, Laut Norwegia di barat, serta Laut Barents di timur

laut. Di sebelah timur, Norwegia berbatasan langsung dengan Swedia, Finlandia, dan

Rusia. Titik tertinggi di Norwegia adalah Galdhpiggen dengan ketinggian mencapai

2.469 meter dari permukaan laut.

Alasan saya memilih kedua Negara tersebut karena saya ingin mengetahui

pendidikan yang ada di dua negara tersebut . Ini disebabkan karena negera Italia dan

2
Norwegia sama-sama memiliki sistem pendidikan biaya gratis di setiap jenjang

pendidikan.

1.2 . Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pendidikan di Negara Italia?

2. Bagaimana sistem pendidikan di Negara Norwegia?

3. Apa perbandingan sistem pendidikan di Negara Italia dan Negara Norwegia?

1.3 . Metode Perbandingan

Dalam makalah ini, saya menggunakan metode perbandingan deduktif dimana

metode deduktif adalah metode yang menjelaskan dari hal yang umum ke khusus.

Metode ini mulai menerangkan dari latar belakang kedua negara pada umumnya

sampai dengan khususnya pada sistem pendidikan di Negara Italia dan Negara

Norwegia?

1.4 . Pendekatan Perbandingan

Dalam makalah ini, saya akan menggunakan pendekatan perbandingan

tentang pendidikan antara Negara Italia dan Negara Norwegia.

1.5 . Ruang Lingkup

1.5.1 Ruang Lingkup Daerah

Ruang lingkup Negara Italia dan Negara Norwegia adalah Regional. Negara Italia

dan Negara Norwegia adalah negara yang sama-sama terletak di Benua Eropa.

Negara Italia terletak di bagian Eropa Selatan, namun Negara Norwegia terletak di

bagian Eropa Utara.

3
1.5.2 Ruang Lingkup Waktu

Sistem pendidikan di Negara Italia dan Negara Norwegia pada zaman dahulu

dan zaman sekarang mempunyai tingkat pendidikan dengan kualitas yang tinggi.

Mengapa demikian? Sistem Pendidikan di Italia sudah gratis dan wajib dari usia 6-16

tahun dan terdiri dari lima tahap: TK (scuola dell'infanzia), sekolah dasar (scuola

primaria), sekolah menengah pertama (scuola secondaria di primo grado), sekolah

menengah atas (scuola secondaria di secondo grado), dan universitas (universit). Di

Italia sendiri terdapat banyak universitas, perguruan tinggi, dan akademi. Sejak pada

tahun 1088 saja, University of Bologna adalah universitas tertua di dunia. Milan

Bocconi University sudah termasuk 20 sekolah bisnis terbaik di dunia menurut The

Wall Street Journal. Sedangkan pada sistem pendidikan di Norwegia memiliki sistem

pendidikan yang sangat nyaman dan efektif. Pendidikan wajib di Norway adalah 10

tahun, terdiri dari primary, lower secondary dan upper secondary. Pejabat pendidikan

di tingkat daerah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sekolah yang layak

dapat diakses oleh anak, kaum muda dan dewasa di semua kotamadya dan daerah.

Kotamadya bertanggunga jawab menjalankan primary dan lower secondary,

sementara upper secondary dikelola oleh tingkat daerah. Pendidikan umum di

Norwegia tidak dikenakan biaya hingga dan termasuk tingkat upper secondary. Biaya

pendidikan tinggi di semua institusi negara umumnya tidak mahal. Bantuan pinjaman

pendidikan negara didirikan pada tahun 1947 dan memberikan pinjaman pada siswa

dan bantuan untuk biaya hidup bagi mereka yang mengikuti program pendidikan

tinggi. Bantuan juga diberikan pada siswa Norwegia yang ingin melanjutkan sebagian

kegiatan belajarnya di luar negeri.

4
1.6. Objek Perbandingan

Dalam studi ilmiah, dikenal adanya dua macam objek, yaitu objek formal dan

objek material. Sasaran objek formal adalah sistem, teori dan praktek pendidikan

yang ada sekarang, yang berlangsung pada berbagai masyarakat/bangsa, dengan

menggunakan pendekatan perbandingan. Sedangkan Objekmaterial studi

perbandingan pendidikan, adalah masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan

pendidikan yang mencakup permasalahan yang sangat luas, masalah hidup dan

tingkah laku kehidupan manusia. Masalah-masalah yang berkaitan dengan

bagaimana orang tua/geneasi tua mempersiapkan anak /generasi mudanya, agar

nantinya mampu melaksanakan tugas-tugas hidup dan mengembangkan

kehidupannya di masa yang akan datang atau dengan singkat proses pendewasaan

anak.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sistem Pendidikan di Italia

Italia menganut sistem pendidikan berupa sekolah publik yang cakupannya

sangatlah luas dimana sistem pendidikan di negara ini sudah berlangsung sejak 1859,

ketika Legge Casati (Casati UU) mengamanatkan pendidikan sebagai tanggung jawab

bersama (Penyatuan Italia, terjadi di tahun 1861). Undang-undang yang dibuat Casati

merupakan undang-undang yang mewajibkan pendidikan dasar dengan tujuan untuk

mengurangi buta huruf yang ada di negeri Italia.

Undang-undang ini memberikan kontrol pendidikan dasar ke satu kota, dari

pendidikan menengah ke regional (negara), dan perguruan tinggi yang dikelola oleh

Negara. Bahkan dengan Undang-Undang Casati yang telah diberlakukan dengan

mewajibkan siswa untuk mendapatkan pendidikan, tetap saja masih ada anak yang

tidak dikirim sekolah oleh orangtuanya terutama di daerah pedesaan bagian Selatan

Italia.

Seiring berjalannya waktu, undang-undang yang mengatur tentang pendidikan

terus dikaji hingga akhirnya Italia memiliki suatu sistem yang digunakan oleh semua

anak. Dasar dari sistem pendidikan di Italia untuk anak-anak di sekolah diberi nama

sistem Lombardia. Maksudnya, pendidikan di Italia mencakup semua tahapan

pendidikan yaitu mulai dari sekedar menitipkan bayi untuk pra-dasar, pendidikan

6
dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan yang bertaraf internasional.

Kurikulum yang mereka gunakan pun telah disyahkan dalam bentuk undang-undang.

Saat ini sistem sekolah yang ada di Italia yaitu :

1. TK/Pra-sekolah, Scuola Materna (3 5 tahun)

2. Sekolah Dasar, Scuola Primer (6 -10 tahun)

3. Sekolah Menengah, Scuola Media (11 14 tahun)

4. Sekolah Menengah Atas, liceo Scuola Superiore (15 19 tahun)

5. Pendidikan Tinggi, Universita (19 tahun dan seterusnya)

Pemerintah Italia membebaskan biaya (gratis) untuk semua anak hingga akhir

pendidikan dasar. Selain itu, semua anak yang ada di Italia wajib bersekolah hingga

usia mereka 16 tahun. Departemen Pendidikan, Penelitian dan Perguruan Tinggi

(Ministero dellUniversit e della Ricerca) bertanggung jawab untuk administrasi

sekolah negeri di Italia.

Masa wajib belajar berlangsung selama sembilan tahun dan terdiri dari

sekolah dasar dan sekolah menengah di semua daerah. Tahun ajaran di Italia biasanya

berjalan dari pertengahan September sampai akhir Juni. Untuk jam sekolah bervariasi

antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, bisa 5 jam, 6 jam, setengah hari,

bahkan satu hari penuh.

Anak-anak balita di Italia dijaga dengan berbagai cara, antara lain dengan

childminders, dititipkan di kelompok bermain, ataupun tempat penitipan anak dengan

fasilitas kesehatan yang lengkap. Pengelolaan fasilitas ini dilakukan dalam suatu

organisasi, bisa oleh pemerintah ataupun swasta.

7
Tempat penitipan anak dengan fasilitas kesehatan yang lengkap

diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 3 bulan sampai dengan 3 tahun.

Komunitas ini disebut Asile nido. Tidak semua anak diwajibkan untuk dititipkan di

tempat ini, biasanya orang tua yang sibuk bekerjalah yang menggunakan komunitas

ini. Biaya untuk setiap anak bergantung pada pendapatan setiap orang tua yang

menitipkan anaknya. Asile nido merupakan komunitas yang dimiliki oleh

pemerintahan Italia yang telah memiliki reputasi yang sangat baik dan memiliki

standar yang lebih tinggi daripada swasta. Asile nido memiliki jadwal makan dengan

kandungan gizi pada menu yang telah diperhitungkan dan dikonsultasikan oleh ahli

gizi yang diberikan kepada anak-anak yang dititipkan di tempat ini. Asile nido

biasanya buka dari 09:00-16:00 namun fleksibel terhadap kemungkinan bagi orang

tua yang bekerja melebihi jam tersebut.

Asile nido merupakan salah satu bukti bahwa pendidikan memiliki peranan

yang sangat penting di negara ini. Berawal dari usia dini, setiap anak diperhatikan

kebutuhannya, baik dari segi gizi, kenyamanan, hingga pembelajaran yang kelak

berguna bagi tumbuh kembang anak tersebut.

A. TK / Pra-sekolah (Scuola Materna)

Setiap anak yang telah berusia 3 5 tahun wajib mengenyam pendidikan di

scuola materna. Orang tua, pemerintah, dan para pelaku pendidikan wajib

menyediakan pendidikan untuk anak-anak yang telah mencapai usia 3-5 tahun ini.

Oleh sebab itu, setiap anak berhak mendapatkan satu tempat di sekolah reguler milik

pemerintah tersebut. Pendidikan pra-sekolah di Italia bebas biaya atau gratis kecuali

sekolah yang dikelola oleh swasta.

8
B. Sekolah Dasar (Scuola primer / Elementare)

Usia 6 tahun merupakan usia yang diwajibkan untuk mengenyam pendidikan

di sekolah dasar. Bahkan, pada perubahan undang-undang yang baru

memperbolehkan anak yang telah berusia lima setengah tahun untuk mulai masuk

sekolah dasar (hal ini berkaitan agar sekolah yang ada di Italia sejalan dengan

sekolah-sekolah Eropa lainnya). Semua anak yang akan berusia enam tahun pada 31

Desember mendaftar dan masuk sekolah dasar.

Pendidikan yang diajarkan pada anak-anak di Sekolah Dasar (kurikulum),

antara lain : membaca, menulis, matematika, geografi Italia, bahasa Inggris, ilmu

pengetahuan (Sains), musik, komputer, agama (pilihan), dan studi sosial. Anak-anak

bersekolah selama lima tahun. Setiap kelas memiliki daya tampung antara 10 sampai

25 siswa.

C. Sekolah Menengah (Scuola Media)

Sekolah Menengah (Scuola Media) wajib diikuti oleh semua anak yang telah

berusia 11 14 tahun. Hal ini tercantum dalam kurikulum nasional yang yang

diamanatkan oleh Departemen Pendidikan Publik (Ministero della Pubblica

Istruzione, MPI). Siswa mengikuti kelas 30 jam per minggu, meskipun beberapa

sekolah mungkin memberikan tambahan kelas jika ada permintaan (hingga 40 jam).

Jika ada kelas tambahan (sore hari), biasanya dibiayai dari anggaran sekolah, seperti

kelas komputer, bahasa asing, olahraga, musik (meskipun instrumen dibeli oleh orang

tua) dan klub catur.

Setiap semester, setiap siswa menerima laporan guru mereka mengenai bakat,

perilaku, dan prestasi. Pada akhir tahun ketiga, setiap siswa mengikuti ujian tertulis

9
matematika, sains dan bahasa asing. Ujian lisan pun dilakukan untuk semua mata

pelajaran, kecuali agama. Jika ada individu berkebutuhan khusus, maka soal-soal

ujian diadaptasikan dengan tahap perkembangan individu tersebut. Siswa yang

berhasil adalah mereka telah memperoleh ijazah sekolah menengah (diploma di

licenza media) lalu pindah ke sekolah menengah atas.

D. Sekolah Menengah Atas (Scuola Superiore, liceo)

Sekolah Menengah (Scuola Media) wajib diikuti oleh semua anak yang telah

berusia 15 19 tahun. Sekolah Menengah Atas (scuola Superiore) ditempuh antara

tiga sampai dengan lima tahun kehadiran. Siswa wajib mengikuti dua tahun (biennio)

di kelas umum lalu dilanjutkan dengan satu pilihan kelas di tahun ketiga (triennio).

Saat ini siswa harus memilih program studi yang mereka inginkan untuk dipelajari,

tergantung universitas apa yang mereka minati nantinya sehingga sekolah membantu

menjuruskan siswa tersebut.

Ada dua kategori sekolah menengah atas yaitu liceo (seperti tata bahasa

Inggris sekolah), yang lebih bersifat akademis, dan Istituto, yang pada dasarnya

adalah sebuah sekolah kejuruan. Setiap sekolah kabupaten memiliki sekolah klasikal,

sebuah sekolah ilmu pengetahuan dan teknis atau sekolah kejuruan sesuai dengan

karakteristik siswa. Bahkan di kota-kota besar pun ada sekolah pelatihan guru dan

sekolah seni dan mungkin ada sejumlah sekolah kejuruan yang mencerminkan

industri lokal setempat.

Pada umumnya tersedia tempat untuk semua siswa di sekolah-sekolah

menengah atas. Untuk dua tahun pertama di sekolah menengah atas semua siswa

mempelajari hal yang sama, antara lain : agama, sejarah Italia, bahasa dan sastra, ilmu

10
pengetahuan, matematika, bahasa asing, geografi, sosial budaya, dan studi fisik

pendidikan. Penjurusan secara khusus (indirizzi) dimulai pada tahun ketiga ketika

mereka bersekolah di sekolah menengah atas.

E. Pendidikan Tinggi (Universitas)

Universitas yang ada di Italia tersedia untuk semua siswa jika mereka telah

menyelesaikan lima tahun dari sekolah menengah dan menerima ijazah sekolah

menengah atas. Selain itu, sangatlah memungkinkan bagi siswa yang ingin menjadi

mahasiswa bila dirinya telah menyelesaikan sekolah kejuruan. Dalam rangka

mendapatkan ijazah sekolah menengah atas (diploma di maturit), siswa harus

mengikuti ujian dan lulus ujian baik secara tertulis maupun lisan. Pertama, mengenai

ujian tertulis, mereka akan diminta untuk membuat satu karangan (esai) yang

berhubungan dengan sastra, sejarah, ilmu pengetahuan, ataupun masyarakat. Tes

tertulis yang kedua, biasanya berupa penelitian yang berhubungan dengan spesialisasi

yang mereka pilih. Tes tertulis yang ketiga adalah ujian yang lebih umum dan

mencakup pertanyaan mengenai isu-isu kontemporer dan siswa diminta menjawab

dengan menggunakan salah satu bahasa asing yang telah dipelajari. Jika mereka lulus,

maka mereka berhak mendapatkan ijazah sekolah menengah atas dan dapat

melanjutkan ke tingkat universitas dengan menunjukkan ijazah mereka tersebut.

Mereka yang melanjutkan ke universitas akan mengenyam pendidikan selama

46 tahun. Pendidikan Tinggi di Italia didasarkan pada sistem yang ada di perguruan

tinggi tersebut. Otonomi dan kebebasan akademik tidak hanya melekat pada lembaga

tersebut, tetapi terjamin dalam undang-undang. Italia memiliki empat jenis lembaga

pendidikan tinggi yang mendidik jutaan siswa, yaitu :

11
1. 42 universitas negeri,

2. 6 perguruan tinggi swasta,

3. universitas tehnik Politecnici , dan

4. 12 lembaga pendidikan tinggi dengan status khusus.

Pemerintah Italia pun melakukan investasi secara besar-besaran dengan

dengan meningkatkan penyediaan layanan multimedia, laboratorium bahasa, dan

pelajaran jarak jauh di tingkat pendidikan tinggi. Universitas-universitas besar ini

terletak di kota-kota besar yang ada di Italia, antara lain : Bologna (tertua di dunia

didirikan pada 1088), Turin, Roma, Florence, Ferrara, Naples, Modena dan masih

banyak lagi.

2.1.1 Kelebihan Pendidikan Italia

1. Pendidikan Khusus di Italia

Italia telah memiliki kebijakan pendidikan inklusif sejak tahun 1970-an

dengan anak-anak cacat yang dididik di sekolah-sekolah umum. Tambahan dukungan

yang diberikan kepada sekolah-sekolah umum tersebut adalah dalam bentuk guru

kelas yang memiliki kompetensi untuk mendampingi anak-anak (individu)

berkebutuhan khusus.

Berbagai langkah-langkah legislatif telah berusaha dilakukan oleh pemerintah

Italia untuk mencapai integrasi penuh dari anak-anak cacat tersebut, sehingga mereka

mendapatkan pendidikan secara penuh di kelas yang berisikan anak-anak normal di

setiap tingkatan yang ada di sekolah. Setiap kelas yang berisikan 20-25 anak normal

diperkenalkan dengan satu anak penyandang cacat. Selanjutnya, anak yang

12
menyandang kecacatan tersebut mendapatkan hak yang sama dengan anak-anak

lainnya. Selain itu, guna mengoptimalkan pencapaian pendidikan pada anak-anak

yang memiliki kecacatan ataupun anak yang berkebutuhan khusus tersebut, maka

sekolah menyediakan satu guru khusus yang telah memiliki potensi dalam menangani

dan mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus di masing-masing kelas yang

memiliki anak berkebutuhan khusus. Dukungan yang ditawarkan untuk anak-anak

berkebutuhan khusus pun sangatlah penuh, tidak hanya guru yang mendampingi

mereka secara khusus, akan tetapi semua guru yang ada di sekolah pun memberikan

layanan kepada mereka, misalnya : jika suatu sekolah memiliki 20 guru, maka guru

tersebut akan menyediakan waktunya hingga 20 jam per minggu dan memberikan

layanan kepada anak berkebutuhan khusus tersebut.

Pemerintah Italia sendiri telah mewajibkan setiap anak yang ada di negara

mereka untuk bersekolah, tanpa kecuali para penyandang cacat fisik dan mental,

ataupun anak berkebutuhan khusus lainnya. Pemerintah menetapkan suatu kurikulum

yang melandasi pendidikan di setiap sekolah, namun tetap memberikan kebebasan

setiap sekolah untuk menjalankan sekolah mereka sesuai dengan anak (individu) yang

ada di sekolah tersebut.

Hukum yang mengatur anak-anak penyandang cacat, (1992), secara garis

besar menyatakan bahwa pendidikan diberikan kepada para penyandang cacat mulai

dari taman kanak-kanak, SD, dan sekolah menengah. Beberapa kelas juga diadakan di

pusat-pusat rehabilitasi dan rumah sakit sehingga bagi anak-anak berkebutuhan

khusus yang tidak bisa datang ke sekolah, tetap dapat belajar dan memperoleh

pendidikan seperti anak-anak normal lainnya. Kelas ini diatur oleh Direktorat

13
Pendidikan yang ada di tingkat provinsi yang berkoordinasi dengan layanan

kesehatan, serta pusat-pusat masyarakat dan swasta di bawah naungan Departemen

Kesehatan dan Departemen Tenaga Kerja. Pemerintah menyewa guru untuk

mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut lalu diberikan pelatihan

khusus dalam hal psikologi dan pedagogi yang terkait. Guru dengan mandat khusus

tersebut menjadi guru (Insegnanti di Sostegno) di sekolah setempat kelompok

(Circolo Didattici) dan bertugas memberikan pembelajaran hingga anak berkebutuhan

khusus tersebut siap masuk ke sekolah formal sesuai dengan tingkat pencapaian

masing-masing anak, seperti masuk ke sekolah dasar ataupun sekolah menengah di

setiap sekolah. Guru-guru pendamping anak berkebutuhan khusus ini pun melakukan

kerja sama dengan guru biasa dalam menyediakan dukungan kepada anak-anak

berkebutuhan khusus tersebut.

Selain itu, setiap anak berkebutuhan khusus dipelihara dan sangat

diperhatikan oleh negara, walaupun fasilitas yang ada di negara tersebut belum

lengkap benar. Akan tetapi, banyak orang di italia akan bersedia membantu individu

berkebutuhan khusus secara sukarela dan spontan.

1. Pengaruh Home Schooling terhadap Pendidikan Inklusi di Italia

Saya mengalami kesulitan dalam mencari sumber yang menjelaskan tentang

home schooling yang ada di Italia. Tidak ditemukan satu situs resmi yang

menjelaskan mengenai home schooling ini. Hal ini dikarenakan home schooling

illegal di negara ini. Padahal salah satu metode home schooling yang terkenal dan

banyak digunakan oleh keluarga-keluarga di dunia berasal dari negara ini, yaitu

14
Metode Montessori. Penemu dari Metode Montessori adalah Dr. Maria Montessori,

seorang pendidik dan psikolog yang berasal dari Italia. Beliau menemukan metode ini

sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Metode ini sangat terkenal karena digunakan untuk mendidik anak-anak

berdasarkan pada teori perkembangan anak. Metode ini diterapkan terutama di pra-

sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang

pendidikan menengah. Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas

pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut direktur

atau pembimbing). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari

lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya dan peran aktivitas fisik

dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktek. Ciri lainnya adalah

adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai

konsep. Sehingga, anak-anak yang belajar dengan metode ini memungkinkan untuk

belajar secara mandiri dengan memanfaatkan kelima inderanya secara optimal

dimana proses belajar bagi mereka pada akhirnya adalah sebuah proses inovasi,

penyelidikan, dan kegiatan yang mereka cintai, serta dikerjakan dengan sepenuh hati.

Menurut saya, kurangnya situs resmi yang menjelaskan tentang home

schooling di Italia karena pemerintah Italia sendiri telah mewajibkan setiap anak yang

telah berusia 3 tahun dan/atau lebih untuk mengenyam pendidikan di sekolah formal.

Selain itu, pemerintah Italia pun membebaskan biaya untuk anak-anak tersebut dalam

memperoleh pendidikan hingga mereka selesai sekolah dasar. Jadi, kalaupun ada

home schooling di negara tersebut, terbatas pada kegiatan les/kursus-kursus guna

menambah pengetahuan ataupun untuk mengasah bakat mereka, demikian halnya

15
dengan anak yang berkebutuhan khusus. Selain itu, home schooling di Italia relatif

mahal.

2. Pengaruh Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan Khusus di Italia

Pendidikan multikultural merupakan ide, sebuah gerakan reformasi

pendidikan dan proses (Bank, 1997). Sebagai gambaran, pendidikan multikultural

berusaha untuk menciptakan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua siswa,

termasuk orang-orang dari berbagai ras, etnis, kelas sosial dan kelompok. Pendidikan

multikultural mencoba untuk menciptakan kesempatan pendidikan yang sama bagi

semua siswa dengan mengubah total lingkungan sekolah sehingga akan

mencerminkan keragaman budaya dan kelompok dalam masyarakat dan bangsa

dalam kelas. Pendidikan multikultural merupakan sebuah proses karena tujuannya

adalah cita-cita para guru dan administrator dalam upayanya mencapai pendidikan

untuk semua.

Istilah multikulturalisme umumnya merujuk kepada diterapkannya suatu

ideologi dari ras, budaya, dan etnis keragaman dalam demografis dari suatu tempat

tertentu, biasanya pada skala sebuah organisasi seperti sekolah, bisnis, lingkungan,

kota, dan bangsa. Beberapa negara yang memiliki budaya yang berbeda-

beda/multikulturalisme memiliki tujuan untuk mengenali, mempertahankan dan

merayakan perbedaan budaya atau identitas budayanya di dalam masyarakat untuk

mempromosikan kohesi sosial. Dalam konteks ini, multikulturalisme merupakan

bagian dari masyarakat yang membentang adil dengan status perbedaan budaya dan

kelompok agama, dengan tidak ada satu budaya pun yang saling mendominasi.

16
Sedangkan tujuan pendidikan multikultural yang berkaitan dengan

pembelajaran (instructional goals) adalah untuk memperbaiki distorsi, stereotip, dan

kesalahpahaman tentang kelompok etnik dalam buku teks dan media pembelajaran,

memberikan berbagai strategi untuk mengarahkan perbedaan di depan orang,

memberikan alat-alat konseptual untuk komunikasi antar budaya, mengembangkan

keterampilan interpersonal, memberikan teknik-teknik evaluasi, membantu klarifikasi

nilai, dan menjelaskan dinamika kultural.

Italia merupakan negara multikultur. Negara ini kaya budaya karena Italia

memiliki daerah-daerah (provinsi) yang terbentang luas dari utara hingga ke selatan.

Selain itu, banyak imigran baik legal maupun ilegal datang ke negara ini dengan

tujuan untuk menetap, mencari pekerjaan ataupun bersekolah. Penyebaran imigran

yang masuk ke Italia hampir merata di semua wilayah di Italia.

Hal ini dikarenakan posisi geografis Italia yang memiliki kontak langsung

dengan budaya dan etnis utama kawasan Eropa lama (neo-Latin, Jerman, dan warga

negara Slavia-daerah Balkan) dan juga melalui negara-negara di Afrika Utara dengan

Dunia Arab. Akibatnya, sementara orang-orang yang awalnya sekedar singgah di

Italia, lama-kelamaan akan memutuskan untuk menetap di negara ini.

Semakin banyak imigran/pendatang yang masuk ke Italia, semakin

memperkaya budaya negara ini. Pemerintah Negara Italia pun telah mengatur dalam

keanekaragaman ini dalam suatu undang-udang. Pemerintah menganjurkan kepada

keluarga-keluarga pendatang atau keluarga yang memiliki kewarganegaraan asing

yang memiliki anak usia sekolah untuk dimasukkan ke sekolah-sekolah yang ada di

Italia. Anak-anak ini akan diajarkan bahasa Italia sebagai bahasa kedua mereka. Bila

17
anak-anak tersebut masih mengalami kesulitan bahasa, maka akan didampingi oleh

satu guru yang memahami bahasa mereka, sehingga mereka tetap dapat menerima

pelajaran sama seperti anak-anak yang berkebangsaan Italia (pribumi). Keberagaman

yang dimiliki oleh Negara Italia ini bukan merupakan hambatan melainkan

merupakan kekuatan mereka dalam menarik minat individu-individu dari negara lain

untuk mempelajari kebudayaan mereka.

Hal yang sama pun terjadi pada individu-individu berkebutuhan khusus,

dengan kekhususan setiap anak dan asal daerah anak tersebut yang berbeda-beda,

maka akan disatukan dalam suatu sistem pendidikan formal yaitu sekolah dimana

setiap anak memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan.

2.2 Sistem Pendidikan Norwegia

Kebijakan pendidikan Norwegia berakar pada prinsip kesamaan hak terhadap

pendidikan bagi semua anggota masyarakat, tanpa memperhitungkan latar belakang

sosial dan budaya atau tempat tinggal. Peranan sekolah adalah menyampaikan

pengetahuan dan budaya, serta memajukan mobilitas sosial dan memberikan dasar

penciptaan kesejahteraan bagi semua pihak.

Kegiatan mengajar di sekolah Norwegia diadaptasikan dengan kemampuan

dan keahlian masing-masing siswa. Pendidikan khusus tersedia bagi penyandang

catat tubuh atau mereka yang membutuhkan perhatian khusus, yang jika tidak

dipenuhi maka tidak mampu berpartisipasi dalam kegiatan mengajar sekolah umum.

Sebagai akibat dari meningkatnya imigrasi, maka jumlah siswa yang memiliki bahasa

18
minoritas juga bertambah. Kebijakan pendidikan Norwegia mengatur perhatian bagi

kebutuhan khusus akan siswa dengan latar belakang bahasa minoritas, sehingga

mereka dapat menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas dengan baik dan

melanjutkan ke perguruan tinggi serta kemudian bekerja.

Storting (majelis nasional Norwegia) dan Pemerintah bertanggung jawab

menentukan tujuan dan menetapkan kerangka kerja anggaran untuk sektor

pendidikan. Menteri Pendidikan dan Penelitian merupakan agen administratif yang

bertanggung jawab terhadap hal-hal pendidikan, dan menerapkan kebijakan

pendidikan nasional. Norwegia memiliki sistem sekolah yang seragam dan

berdasarkan pada standar umum. Kurikulum nasional telah diperkenalkan untuk

memastikan bahwa standar pendidikan pemerintah dipenuhi.

Pendidikan wajib di Norwegia adalah 10 tahun, terdiri dari primary, lower

secondary, dan upper secondary. Pendidikan dasar dan Menengah semenjak berusia 6

tahun. Materi yang diajarkan umumnya meliputi pengetahuan umum, budaya dan

etika. Selanjutnya dilanjutkan dengan pendidikan menengah atas yang ditempuh

selama 3 tahun dengan materi berimbang antara pengetahuan teoretis dan praktis.

Pejabat pendidikan di tingkat daerah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa

sekolah yang layak dapat diakses oleh anak, kaum muda, dan dewasa di semua

kotamadya dan daerah. Kotamadya bertanggunga jawab menjalankan primary dan

lower secondary, sementara upper secondary dikelola oleh tingkat daerah.

Pendidikan umum di Norwegia tidak dikenakan biaya hingga dan termasuk

tingkat upper secondary. Biaya pendidikan tinggi di semua institusi Negara umumnya

tidak mahal. Bantuan Pinjaman Pendidikan Negara didirikan pada tahun 1947, dan

19
memberikan pinjaman pada siswa dan bantuan untuk biaya hidup bagi mereka yang

mengikuti program pendidikan tinggi. Bantuan juga diberikan pada siswa Norwegia

yang ingin melanjutkan sebagian kegiatan belajarnya di luar negeri.

Sekolah swasta memberikan sistem tambahan dari sistem sekolah umum.

Direktorat Pendidikan mengawasi sekolah menengah dan lanjutan sesuai kriteria yang

telah ditetapkan. Program akademis di sekolah swasta harus memenuhi persyaratan

yang ditetapkan dalam peraturan terkait. Sekolah swasta yang telah diotorisasi berhak

mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Sistem pendidikan di Norwegia terdiri dari:

1. Pendidikan dasar dan menengah pertama (wajib belajar), 6 tahun sampai 16

tahun, total 10 tahun

2. Pendidikan menengah atas (pendidikan umum dan pelatihan kejuruan), 16 tahun

19 tahun, total 3 tahun

3. Pendidikan tinggi (universitas dan perguruan tinggi)

Berikut ini gambaran dari sistem pendidikan di Norwegia, langsung dari

pendidikan dasar dan menengah ke pendidikan tinggi.

a. Pendidikan primer dan sekunder (primary dan lower secondary)

Pendidikan dasar dan menengah wajib di Norwegia membutuhkan waktu

sepuluh tahun untuk selesai, dan dibagi menjadi sekolah dasar (kelas 1-7, usia 6-13)

dan sekolah menengah pertama (kelas 8-10, usia 13-16). Siswa yang menyelesaikan

pendidikan dasar dan menengah pertama berhak mendapat pendidikan tiga tahun dan

pelatihan di tingkat menengah atas.

20
b. Pendidikan menengah atas (upper secondary)

Dalam pendidikan menengah atas warga memiliki pilihan antara mengejar

pendidikan kejuruan dan pelatihan dan program untuk studi umum.

Pendidikan kejuruan dan pelatihan mengarah ke kejuruan perdagangan atau

profesi dan menganugerahkan kualifikasi kejuruan.

Program untuk studi umum memberikan kesempatan siswa untuk masuk

kualifikasi pendidikan tinggi dan dengan demikian kesempatan untuk melanjutkan

belajar di sebuah perguruan tinggi universitas atau universitas.

Seseorang dapat masuk kualifikasi pendidikan tinggi setelah setidaknya 13

tahun pendidikan sekolah dasar, menengah dan atas di Norwegia.

c. Pendidikan tinggi (Folk high school)

Folk high school sangat terkenal di Norwegia, terutama sebagai tahun transisi

bagi mereka yang ingin libur antara masa pendidikan sekolah menengah pertama dan

menengah atas, atau bagi mereka yang ingin beristirahat sejenak untuk

mempertimbangkan pendidikan selanjutnya dan kesempatan kerja.

Sekitar 6.000 siswa mengenyam pendidikan di folk high school tiap tahunnya,

rata-rata berusia antara 18 dan 25 tahun, dan telah menyelesaikan pendidikan

menengah atas. Beberapa folk high school juga menawarkan kursus singkat bagi para

senior dan empat diantaranya menawarkan program bagi penyandang cacat. Sekitar

10 persen siswa yang mengikuti pendidikan folk high school merupakan siswa

internasional.

Folk high school menyediakan rumah tinggal yang merupakan bagian penting

dari keseluruhan program pendidikan. Program pengajaran melihat siswa dari

21
perspektif holistik, dan dirancang untuk mendorong mereka mengembangkan diri,

kehidupan sosial dan akademis mereka. Semua sekolah berukuran kecil, dengan

jumlah siswa yang mendaftar antara 60 sampai 100 siswa.

Folk high school tidak memberikan gelar atau menyelenggarakan ujian resmi.

Siswa yang menyelesaikan pendidikan folk high school menerima diploma, tapi

sekolah tidak memberikan kualifikasi formal seperti sistem pendidikan umum. Mata

pelajaran yang ditawarkan termasuk musik, drama, kehidupan luar, media masa,

pendidikan komputer, kerajinan, solidaritas internasional, olah raga dan masih banyak

lagi, dan semua siswa diharuskan untuk menghadiri kelas tambahan. Lebih lanjut,

setiap sekolah memiliki sejumlah kelas yang wajib dihadiri.

Rata-rata Folk high school dimiliki dan dijalankan oleh organisasi swasta dan

yayasan, namun 10 diantaranya dimiliki oleh otoritas daerah dan kotapraja. Siswa

tidak membayar biaya sekolah, namun diharuskan untuk membiayai kehidupan

mereka sendiri dan membayar untuk kegiatan darmawisata, kegiatan siswa dan materi

studi. Pinjaman siswa dan beasiswa diberikan melalui Dana Pinjaman Pendidikan

Negara Norwegia.

22
2.3 Perbandingan Pendidikan Negara Italia dan Norwegia

No Objek Perbandingan Negara italia Negara Norwegia


1 Tingkat Pendidikan 1.TK/Pra-sekolah, 1.Pendidikan dasar dan
Scuola Materna (3 menengah pertama (wajib
5 tahun) belajar), 6 tahun sampai 16
tahun, total 10 tahun

2.Sekolah Dasar, 2.Pendidikan menengah atas


Scuola Primer (6 -10 (pendidikan umum dan
tahun) pelatihan kejuruan), 16 tahun
19 tahun, total 3 tahun

3.Sekolah Menengah, 3.Pendidikan tinggi


Scuola Media (11 14 (universitas dan perguruan
tahun) tinggi)

4.Sekolah Menengah
Atas, liceo Scuola
Superiore (15 19
tahun)

5.Pendidikan Tinggi,
Universitas (19 tahun
dan seterusnya)

2 Pembiayaan Pemerintah Pemerintah menanggung


Pendidikan menanggung biaya biaya pendidikan hingga
pendidikan hingga anak tingkat upper secondary
berusia 16 tahun
3 Jumlah Tingkat Negara Italia Negara Norwegia hanya
Pendidikan mempunyai 5 tingkatan mempunyai 3 tingkatan
pendidikan pendidikan
4 Masa Wajib Belajar 9 Tahun 10 Tahun

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Negara Italia dan Negara Norwegia mempunyai cara tersendiri untuk

memajukan sistem pendidikan di negara mereka. Hal ini diterapkan agar negara-

negara tersebut dapat meningkatkan mobilitas sosial dan tingkat kesejahteraan di

negara tersebut. Kedua negara ini mempunyai program sekolah gratis di dalam sistem

pendidikan mereka, selain itu mereka juga mempunyai pendidikan khusus bagi anak

catat sehingga ada prinsip kesamaan hak terhadap pendidikan bagi semua anggota

masyarakat, tanpa memperhitungkan latar belakang sosial dan budaya atau tempat

tinggal. Tingkat pendidikan di dalam suatu negara harus terus ditingkatkan oleh

pemerintah setempat karena maju atau tidaknya sebuah negara juga tergantung

dengan tingkat pendidikan di dalam negara tersebut.

3.2 Saran

Berdasarkan temuan keunggulan sistem pendidikan Indonesia, sistem

pendidikan di Indonesia agar lebih baik lagi harus sedikit meniru sistem pendidikan

di Negara Italia dan Negara Norwegia yang tidak terlalu banyak memberikan

kurikulum mata pelajaran. Pendidikan lebih menekankan pada praktek daripada teori.

Selama ini, siswa di Indonesia lebih ditekankan pada aspek kognitifnya saja dan

siswa dituntut untuk belajar banyak teori. Akan lebih baik apabila kognitif, afektif

dan psikomotornya diberikan secara seimbang. Kesempatan warga untuk memperoleh

24
pendidikan di Indonesia juga masih sulit dijangkau. Padahal pemerintah

mencanangkan dana sebesar 20% dari APBN untuk pendidikan. Akan tetapi istilah

sekolah gratis masih belum terealisasikan pada kenyataannya. Pemerintah harus

mengatur ulang pendanaan yang diberikan agar setiap warga dapat merasakan

pendidikan secara merata. Guru di Indonesia juga harus dibina lagi hatinya supaya

bisa melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing dan pendidikan dengan baik.

25
Daftar Pustaka

http://www.ef.co.id/upa/education-systems/education-system-uk/
http://home-ed.info/heabroad.htm
http://inclusion.uwe.ac.uk/inclusionweek/articles/worldwide.htm
http://milan.angloinfo.com/countries/italy/schooling.asp
http://www.arcaini.com/ITALY/ItalyHistory/PeopleOfItaly.htm
http://www.childrencrossingborders.org/italy.html
http://www.culturalpolicies.net/web/italy.php?aid=832
http://www.ibe.unesco.org/fileadmin/user_upload/Policy_Dialogue/48th_ICE/Me
ssages/italy_MIN08.pdf
http://www.ilsegnalibro.com/educatio.html
http://www.ssc.education.ed.ac.uk/resources/general/internat.html

http://rgultom.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2
Fitem diunduh pada tanggal 26 Oktober 2011
http://www.norwegia.or.id/About_Norway/policy/Kesejahteraan/mariannetest/
diunduh pada tanggal 26 Oktober 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Norwegia diunduh pada tanggal 26 Oktober 2011
http://www.norwegia.or.id/studywork/Belajar/higher/ diunduh pada tanggal 28
Oktober 2011
http://www.hive.no/norwegian-educational-system/category2328.html diunduh pada
tanggal 28 Oktober 2011
http://www.nokut.no/en/INVIA-en/I-want-to-study/Studying-in-Norway/The-Norwegian-
educational-system/ diunduh pada tanggal 28 Oktober 2011
tanggal 07-05-2017

26

Anda mungkin juga menyukai