Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

Menemukan Masalah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Gabungan

Oleh:

Mega Agustina
140210102043

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu


penelitian. Singkatnya, masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan
antara harapan dengan kenyataan, teori dengan praktek, yang seharusnya dengan
yang terjadi. Masalah penelitian bukan merupakan suatu rumusan tujuan. Ketika
ditanya apa masalah penelitianmu? Beberapa menjawab: Ingin mengetahui dan
itu adalah rumusan tujuan, bukan suatu masalah penelitian.

Menentukan masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena
itu untuk menentukan masalah penelitian, perlu mengetahui dulu apa masalahnya.
Sebagian besar pemecahan masalah tergantung pada pengetahuan peneliti tentang
masalah tersebut. Sebagian lain ditentukan oleh pengetahuan peneliti tentang sifat
dan hakekat masalah tersebut. Dengan kata lain, masalah adalah sebuah kalimat
Tanya atau kalimat pertanyaan.

Masalah penelitian akan menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Ada


seorang pakar penelitian yang menyatakan bahwa Ketika seorang peneliti sudah
berhasil memformulasikan (baca: menemukan) masalah penelitian, maka
sebenarnya 50% penelitian tersebut sudah berjalan. Begitu juga sebaliknya, ketika
masalah penelitian itu belum ditemukan, maka penelitian itu selamanya tidak akan
berjalan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan urgensi masalah penelitian?
b. Bagaimana cara menentukan latar belakang masalah?
c. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah?
d. Bagaimana cara merumuskan masalah?
e. Bagaiaman cara membat pembatasan masalah?

1
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan tentang urgensi menentukan masalah penelitian
b. Menentukan latar belakang masalah
c. Menentukan identifikasi masalah
d. Menentukan perumusan masalah
e. Menentukan pembatasan masalah

2
BAB II. PEMBAHASAN

a. Urgensi Menentukan Masalah Penelitian

Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan


permasalahan. Pemecahan (problematic) adalah suatu penelitian lebih dititik
beratkan pada sesuatu yang dipermasalahkan sehingga harus dibedakan dengan
permasalahan (subjec). Satu hal yang harus disadari ialah bahwa pada hakikatnya
suatu permasalahan tidak pernah berdiri sendiri dan terpisah dari faktor-faktor lain.
Permasalahan dapat merupakan variabel yang menjadi tema pokok penelitian, dapat
pula berupa kasus yang menjadi fokus suatu penelitian. Suatu variabel atau suatu
kasus akan diangkat menjadi permasalahan penelitian jika terjadi kesenjangan
antara kenyataan dan seharusnya dari variabel atau kasus tersebut.

Banyak peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan permasalahan


penelitian sehingga menghambat perkembangan kegiatan penelitian yang akan
dilakukan. Pada umumnya keadaan berikut ini bisa menjadi penuntun mewujudkan
permasalahan:

Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam


pengetahuan kita.
Bila ada hasil-hasil penelitian atau kajian yang bertentangan.
Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian.

Peneliti pemula seringkali mengalami kesulitan menentukan permasalahan yang


baik. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik permasalahan yang baik
(tepat) dijadikan permasalahan penelitian sebagai berikut:

Topik atau judul yang dipilih adalah sangat menarik.


Pemecahan permasalahan harus bermanfaat bagi orang yang berkepentingan
dalam bidang tertentu.
Permasalahan yang dipilih merupakan sesuatu yang baru.
Mengundang rancangan yang lebih kompleks.

3
Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan.
Tidak bertentangan dengan moral.

Peneliti perlu berlatih agar terampil mengidentifikasi permasalahan. Kegiatan


berikut ini membantu peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan.

Membaca sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang


permasalahan yang akan diteliti dan bersikap kritis terhadap apa yang
dibacanya;
Menghadiri kuliah atau ceramah-ceramah profesional;
Melakukan pengamatan pengamatan terhadap situasi atau kejadian-kejadian di
lingkungan profesinya;
Memikirkan kemungkinan ditemukannya permasalahan-permasalahan dari
materi kuliah;
Melakukan penelitian-penelitian kecil dan mencatat hasil atau temuan yang
diperoleh;
Menghadiri seminar-seminar hasil penelitian;
Mengungjungi berbagai perpustakaan untuk mencari topik yang dapat diteliti;
Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan bidang
permasalahan yang akan diteliti; dan
Mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan bidang permasalahan yang
akan diteliti.

Dalam sebuah penelitian, menentukan masalah penelitian merupakan suatu hal


yang penting, karena sebuah penelitian akan dilakukan apabila sudah diketahui
masalahnya. Artinyaa, masalah menuntun peneliti melakukan penelitian. Oleh
karena tujuan dari pemilihan dan menentukan masalah penelitian adalah untuk :

Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademik seseorang


Merumuskan perhatian dan keinginan seseorang akan hal-hal yang baru
Meletakkan dasar untuk memecahkan penemuan-penemuan sebelumnya atau
dasar untuk peneliti selanjutnya
Memenuhi keinginan sosial; dan

4
Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.

Kriteria atau ciri dalam memilih dan menentukan masalah penelitian adalah

Masalah yang dipilih harus dirumuskan dengan ccara tertentu yang


menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris suatu masalah yang tidak
memuat implikasi pengujian hubungan atau hubunganhubungan yang
dinyatakannya.
Masalah yang dipilih harus harus mempunyai nilai penelitian : (a). mempunyai
keaslian, (b). merupakan hal yang penting, (c). dapat diuji, (d).
mengungkapkan suatu hubunngan antara 2 atau lebih variabel, dan (e). jelas
dan tidak ambigu dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Masalah yang dipilih harus fleksibel yakni masalah tersebut dapat dipecahkan.
Artinya bahwa : (a). data dan metode untuk memecahkan masalah harus
tersedia, (b). biaya untuk memecahkan masalah relative harus dalam batas-
batas kemampuan, (c). waktu untuk memecahkan masalah harus wajar, (d).
biaya dan hasil harus seimbang, (e). administrasi dan sponsor harus kuat, dan
(f). tidak bertentangan dengan hukum dan adat.
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan klasifikasi peneliti, paling tidak
masalah yang dipilih sekurang-kurangnya : (a). menarik bagi si peneliti ; dan
(b). cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti.

Kemudian, yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah kesanggupan


peneliti menggali dan mengidentifikasi masalah seta mengetahui sumber-sumber
dari masalah tersebut. Masalah penelitian dapat diperoleh anatar lain dengan
melakukan :

Pengamatan terhadap kegiatan manusia


Bacaan-bacaan
Analisa bidang pengetahuan
Ulangan dan perluasan penelitian
Cabang studi yang sedang dikembangkan
Pengetahuan dan catatan pribadi, praktek, dan keinginan masyarakat

5
Bidang spesialisasi pelajaran yang diikuti
Pengamatan terhadap alam sekeliling, dan
Diskusi-diskusi ilmiah

Dalam menentukan masalah penelitian maka kita tidak akan terlepas di dalamnya
dari berbagai permasalahan di dalamnya diantaranya yaitu latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah. Yang
kemudian akan penulis jelaskan dibawah ini.

b. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah adalah deskripsi singkat peneliti tentang obyek penelitian
yang memuat :

1. Penalaran pentingnya pembahasan masalah atau alas an yang mendorong


pemilihan masalah.
2. Telaah pustaka atau komentar mengenai tulisan yang telah ada yang
berhubungan deengan masalah yang dibahas.
3. Manfaat praktis hasil pembahasan di dalam skripsi, serta
4. Perumusan masalah pokok (grand problem) yang akan dibahas secara jelas dan
eksplisit dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang dapat membangkitkan
perhatian membaca.

Inti dari latar belakang masalah adalah upaya peneliti untuk menggambarkan ada
tidaknya masalah penelitian (scientific research problem) yakni penyimpangan
antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi atau kesenjangan
antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sain).

Masalah ilmiah memiliki ciri-ciri minimal sebagai berikut:

1. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga, dan waktu.
2. Masalah harus jelas yaitu semua orang yang memberikan persepsi yang sama
terhadap masalah tersebut.

6
3. Masalah harus memiliki batas/ ruang lingkup tertentu.
4. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban masalah yang diberikan harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
kehidupan manusia.

c. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya peneliti untukk mengeksplorasi berbagai


kemungkinan pertanyaan yang dapat diajukan dan relevan berkaitan dengan
variable penelitian yang dipilih. Jumlah butir pertanyaan tidak dibatasi, sepanjang
memiliki relevansi dengan variabel penelitian tersebut.

Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan
paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas
dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut
penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi
literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb). Skripsi untuk
level S1 seharusnya didesain untuk memecahkan masalah yang lebih riil dan
sifatnya applied. Mahasiswa cukup fokus ke masalah yang ada di sekitarnya. Kalau
jurusan kita di computing, kita lakukan saja observasi di lingkungan kita. Misalnya
universitas, dosen, dan mahasiswa itu punya masalah apa yang kira-kira bisa kita
pecahkan dengan teknologi informasi dan aplikasinya. Intinya kita harus kejar terus
masalah penelitian ini, dan jangan lupa bahwa masalah yang kita identifikasi
tersebut benar-benar menjadi masalah yang harus dipecahkan, bukan masalah yang
kita ada-adakan.

Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang


mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu
fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda
antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil topik penelitian untuk
membedakan raut muka mahasiswa yang sedang tidak punya uang dan mahasiswa
yang lagi banyak uang, kita punya variabel raut muka dan variabel keadaan

7
keuangan. Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel ini, jadilah itu sebuah
masalah penelitian.

Kemudian sumber masalah tersebut dari mana datangnya? Sumber masalah


penelitian bisa muncul dari tiga hal:

1. Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)


Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang
bukan penelitian. Tapi juga jangan saklek, karena masalah manusia yang
tadinya bukan masalah penelitian bisa kita goyang sedikit menjadi masalah
penelitian. Contoh, mahasiswa punya masalah pokok yaitu kekurangan uang.
Ini bisa kita konversi menjadi masalah penelitian misalnya menjadi :
Mendeteksi raut muka mahasiswa tidak punya uang dengan face
recognition system
Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa
2. Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)

Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah
penelitian. Contoh, dosen-dosen yang sangat sibuk ternyata kesulitan
menemukan satu waktu yang pas untuk meeting bulanan di universitas. Nah
ini jadi masalah penelitian, pendekatannyanya nanti kita bisa kembangkan satu
aplikasi scheduling dengan sedikit sistem pakar didalamnya yang secara
otomatis memberikan beberapa alternatif waktu meeting yang pas untuk
semua.

3. Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)


Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang
menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang dikembangkan di
perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung. Nah ini adalah sebuah
fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya bisa dengan memainkan
bebrapa teknik supaya search engine mau menengok situs kita, ini sering
disebut dengan Search Engine Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat
judul: Mengembangkan situs portal traffic tinggi dengan teknik Search Engine

8
Optimization (SEO). Fenomena lain lagi, proses pendeteksian golongan darah
untuk skala besar (massal) misalnya untuk seluruh mahasiswa universitas yang
mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu yang sangat lama. Ini sebuah
fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang menggunakan
beberapa teknik artificial intelligence yang memungkinkan pendeteksian
golongan darah ini. Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam beberapa jam
misalnya.
Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya masalah
perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan beberapa
parameter dibawah ini:
Menarik.
Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan serius.
Bermanfaat.
Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan maupun
peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia. Penelitian
juga diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam skala besar
(secara nasional maupun internasional), maupun secara khusus di
komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan, dsb). Hindari penelitian yang
tidak membawa manfaat kepada masyarakat.
Hal Yang Baru.
Ini hal yang cukup penting dalam penelitian, bahwa penelitian yang kita
lakukan adalah hal baru, solusi yang kita berikan adalah solusi baru yang
apabila kita komparasi dengan solusi lain, bisa dikatakan lebih efektif,
murah, cepat, dsb. Bisa juga pembaharuan ini diwujudkan dengan
perbaikan dari sistem dan mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari
redundant research, meneliti hal yang sama persis dengan yang dilakukan
oleh orang lain. Karena hal tersebut termasuk plagiasi skripsi.
Dapat Diuji (Diukur).
Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita sempurna,
masalah penelitian beserta variabel-variablenya harus merupakan sesuatu

9
yang bisa diuji dan diukur secara empiris. Kalau kita melakukan penelitian
korelasi, maka korelasi antara beberapa variabel yang kita teliti juga harus
diuji secara ilmiah dengan beberapa parameter.
Dapat Dilaksanakan.
Hal ini juga merupakan faktor penting. Masalah yang bagus dan
berkualitas,menjadi lucu dan naif kalau akhirnya secara teknik penelitian
tidak bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan erat dengan keahlian,
ketersediaan data, kecukupan waktu dan dana.
Merupakan Masalah Yang Penting.
Hal ini sedikit sulit mengukurnya, tapi paling tidak ada gambaran di kita
bahwa jangan sampai melakukan penelitian terhadap suatu masalah yang
tidak penting.
Tidak Melanggar Etika.
Yang terakhir adalah masalah etika. Penelitian harus dilakukan dengan
kejujuran metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada obyek penelitian,
tidak melanggar privacy, publikasi harus dengan persetujuan obyek
penelitian, tidak boleh melakukan penipuan dalam pengambilan data
maupun pengolahan data.

d. Pembatasan Masalah

Disamping peneliti memiliki keterbatasan dari berbagai segi (biaya, waktu,


kemampuan, dan dukungan lainnya), penelitian juga membutuhkan kedalaman dan
ketajaman analisis (sempit/ fokus dan mendalam), sehingga penelitian harus
dibatasi pada aspek-aspek pertanyaan penelitian yang memungkinkan. Misalnya
identifikasi masalah mengandung 5 pertanyaan, peneliti dapat menentukantiga atau
lebih pertanyaan yang dijadikan masalah penelitian.

Kemudian, agar penelitian mengarah pada inti masalah yang sesungguhnya


maka peneliti perlu membatasi masalah dengan memperhatikan hal yang paling
bermanfaat jika diteliti.Supaya pilihan masalah didasari dengan pertimbangan yang

10
matang maka sebaiknya memilih topik yang sesuai dengan bidang pekerjaan dan
latar belakang pendidikan serta kompetensi yang dimiliki.

Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah ruang lingkup penelitian


supaya tidak terlalu luas sehingga mudah dilakukan. Masalah dapat dipecahkan
sendiei, tersedia sumber teori atau peraturan yang mendasarinya. Hal penting lain
untuk dipertimbangkan adalah hasil penelitian berpotensi untuk memperbaiki
pelaksanaan pekerjaan, data-data dapat diperoleh dari pelaksanaan tugas, penelitian
dapat dilakukan secara mandiri sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia.

e. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian disebut research problem atau dikenal juga
dengan istilah pertanyaan penelitian (research question) yang digunakan untuk
menjadi panduan dalam menyusun instrument penelitian. Pertnyaan research
problem ini disusun setelah peneliti melakukan pembatasan masalah, sehingga
pertanyaan penelitian terfokus pada masalah yang iongin dibuktikan atau diteliti
lebih lanjut.

Ada beberapa persyaratan dalam menyusun research problem:

1. Pertanyaan harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan (pada


penelitian kuantitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya apakah, seberapa
besar, dan lain-lain yang berorientasi hasil, sedangkan pada penelitian kualitatif
biasanya menggunakan kalimat Tanya bagaimana, mengapa, dan lain-lain yang
berorientasi pada proses).
2. Pertanyaan harus layak dan dapat diteliti sebagai upaya untuk mencari
jawaban/ solusi (feasible).
3. Jawaban bersifat critical incidence artinya dapat member kontribusi bagi
pengembangan ilmu (minimal bagi peneliti).
4. Bisa diukur, bersifat konseptual (ada teori yang dapat dijadikan acuan),
sehingga dapat diukur (measurable) dan mudah dilaksanakan (manageable).

11
Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga
bentuk rumusan masalah yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan
asosiatif.

1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu


peneliti untuk mengungkapkan atau memotret situasi social yang akan diteliti
secara menyeluruh, luas, dan mendalam
2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk membandingkan antara konteks social atau domain satu dibandingkan
dengan yang lain.
3. Rumusan masalah asosiatif aatau hubungan adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau
domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif I dibagi menjadi
tiga yaitu hubungan simetris, kausal, dan reciprocal atau interaktif. Hubungan
simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga
bukan meupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal
adalah hubungan yang bersifat sebab dan akibat. Selanjutnya, hunbungan
reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian
kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukann adalah hubungan yang
bersifat reciprocal atau interaktif.

Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait dngan


variabel penelitian, sehingga rumusan masalah penelitian sangat spesifik, dan akan
digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan teori,
hipotesis, instrument, dan teknik analisa data.

Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah yang merupakan focus penelitian


masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk alapangan
atau situasi social tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif
maupun kualitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian
kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks

12
dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context). Peneliti yang menggunakan
pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya, kemungkinan belum memiliki
gambaran yang jelas tentang aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya. Ia akan
mengembangkan focus penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini
disebut emergent design .

Dalam penelitian kualitatif, Pertanyaan penelitian kualitatif tidak dirumuskan


atas dasar definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian
kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks
dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).

Berikut ini beberapa contoh rumusan masalahdalam proposal penelitian


tantang suatu peristiwa.

1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau seting tertentu?
(rumusan masalah deskriptif)
2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?
(rumusan masalah deskriptif)
3. Apakah peristiwa itu diorganisir dalam pola-pola organisasi social tertentu?
(rumusan masalah asosiatif/ hubungan yang akan menemukan pola organisasi
dari suatu kejadian)
4. Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa lain dalam situasi social
yang sama atau situasi social lain? (rumusan masalah asosiatif)
5. Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa lain? (rumusan
masalah komparatif)

13
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menentukan masalah penelitian merupakan langkah pertama yang harus


dilakukan dalam penelitian ilmiah, dan menjadi pusat perhatian dalam penyusunan
proposal penelitian. Masalah yang akan digarap dan dipecahkan dalam penelitian
pada umumnya berupa sesuatu yang ideal. Namun perlu diperhatikan bahwa
dealnya suatu masalah yang dipilih harus diikuti dengan pendekatan yang paling
tepat, memiliki peluang berhasil paling tinggi, dan sedapat mungkin paling
sederhana agar kepastian untuk dapat menyelesaikan tugas dalam mencari jawaban
atas masalah tersebut dapat terwujud.

14
DAFTAR PUSTAKA

Maksum Mukhtar. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN


Cirebon, 2007.

Romi Satria Wahono.

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Teknik%20Identifikasi%
20Masalah%20dalam%20Penelitian&&nomorurut_artikel=200.

Lincoln, Yovana S; Guba, egon; Naturalictic Inquiry, Sage Publication, Beverly


hills, Londaon, 1984.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2005.

Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon :


STAIN Cirebon, 2008.

15

Anda mungkin juga menyukai