Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Penguat operasional adalah komponen yang paling dasar dalam sistem analog. Penguat
operasional sering dikenal juga dengan sebutan Op-Amp (Operational Amplifier). Sebagai
contoh dengan menghubungkan dua resistor eksternal, kita dapat mengatur perolehan
tegangan dan bandwith penguat operasional sesuai dengan keperluan kita. Lebih jauh lagi,
dengan komponen eksternal lainnya, kita dapat membangun koverter bentuk gelombang,
osilator, filter aktif, dan rangkaian menarik lainnya.
Penguat operasional merupakan penguat masuk diferensial berperolehan tinggi
gandeng langsung. Istilah penguat operasional ini pertama kali digunakan untuk penguat
dc (arus searah) yang membentuk operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan,
integrasidan diferensiasi.
Penguat operasional yang ideal memiliki perolehan tegangan tak terhingga, frekuensi
perolehan-satu yang tak terhingga, impedansi masukan tak terhingga, dan CMRR tak
terhingga. Ia juga memiliki resistansi keluaran nol, arus bias nol, dan offset nol. Semua ini
adalah apa yang akan dibuat pabrik jika mereka mampu. Apa yang sebenarnya yang dapat
mereka buat adalah peranti yang mendekati nilai ideal.
Pada praktikum ini akan diketahui beberapa sifat dasar dan karakteristik dari penguat
operasional (op-amp) yang ideal, kemudian mengetahui dan menganalisis berbagai
aplikasi dari pemakaian op-amp itu sendiri, sehingga dapat diperhitungkan gain
(tegangan) output yang dihasilkan oleh op-amp saat berada pada tiga keadaan, yaitu
penguat pembalik, penguat non pembalik dan penguat CMRR.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik dan sifat penguat operasional
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari IC Op-Amp 741
3. Untuk mengetahui aplikasi penguat operasional dasar
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB 2

Tinjauan Pustaka

Bab ini memperkenalkan satu keluarga rangkaian-terpadu-analog yang serbaguna. Blok-blok


gain. Amplifier operasional ini menawarkan karekteristik-karekteristik yang mendekati ideal
(yaitu gain tegangan yang praktis mencapai nilai tak-hingga dan resistansi input yang
dikopkling dengan resistansi output yang rendah dan bandwidth yang lebar).
Komponen-komponen eksternal ditambahkan ke amplifier operasional untuk
mendefenisikan fungsi amplifier tersebut di dalam suatu rangkaian. Dengan menambahkan
duah buah resistor, kita dapat membuat sebuah amplifier yang memiliki gain yang sangat
akurat. Sebagai alternatif, hanya dengan sebuah resistor dan sebuah kapasitor kita dapat
membuat sebuah rangkaian integrator aktif. Bab ini memperkenalkan konsep-konsp dasar
amplifier dan menguraikan penggunaannya dalam aplikasi-aplikasi rangkaian praktis.
Amplifier operasional memiliki dua kaki sambungan input dan satu sambungan
output. Tifak terdapat sambungan langsung ke common. Lebih jauh, untuk menyederhanakan
rangkain kita tidak harus selalu menampilkan kaki-kaki sambungan ke sumber, sering kali
akan lebih jelas untuk tidak menyertakannya pada gambar rangkaian.
Sebagian besar (namun tidak semua) amplifier operasional membutuhkan sumber
simetris (biasanya ±5 V hingga ±15 V). Hal ini memungkinkan tegangan output untuk
berayun kea rah positif (di atas 0 V) dan ke arah negatif (di bawah 0 V). Gambar 2.1
memperlihatkan bagaimana sambungan – sambungan sumber akan tampak jika kita hendak
menyertakannya. Perhatikan bahwa kita biasanya memiliki dua sumber terpisah; sebuah
sumber positif dan sebuah sumber negatif yang sama besarnya, walaupun berlawanan.
Sambungan bersama (common connection) dari kedua sumber ini (yaitu jalur 0 V) berperan
sebagai jalur bersama (common rail) pada rangkaian kita. Tegangan input dan output biasanya
diukur relatif terhadap jalur ini.
Sumber +vs

Input pembalik _

Output

Input
non-pembalik +

Sumber -vs

Gambar 2.1 Amplifier operasional dengan kaki – kaki sambungan


LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
2.1 Tegangan offset input
Sebuah amplifier operasional yang ideal akan memberikan tegangan output nol ketika
tegangan sebesar 0 V diberikan kepada inputnya. Dalam prakteknya, karena
ketidaksempurnaan keseimbangan internal, sejumlah kecil tegangan dapat dapat muncul pada
output. Tegangan yang yang harus diberikan secara diferensial kepada input amplifier
operasional untuk mendapatkan tegangan output yang tepat nol dikenal sebagai tegangan
offset input.
Tegangan offset dapat diminimalkan dengan menerapkan umpan-balik yang relatif
besar atau dengan menggunakan fasilitas offset null yang disediakan oleh sejumlah amplifier
operasional. Nilai yang tipikal dari tegangan offset input berkisar antara 1 mV hingga 15 mV.
Jika kopling a.c., dan bukannya d.c., digunakan, tegangan offset bukan merupakan suatu
masalah dan dapat diabaikan.
Tegangan offset input adalah tegangan yang ketika diberikan kepada input
menghasilkan tegangan output yang tepat nol. Demikian pula, arus offset input adalah arus
yang ketika diberikan kepada input, menghasilkan tegangan output yang besarnya tepat nol.
Perhatikan bahwa, karena keseimbangan yang tidak sempurna dan gain internal yang sangat
tinggi, tegangan output dalam jumlah yang kecil dapat muncul walaupun tidak terdapat input
apapun. Offset dapat diminimalkan dengan menerapkan umpan-balik negatif dalam jumlah
yang besar atau dengan menggunakan fasilitas offset null yang disediakan oleh sejumlah
amplifier operasional.
2.2 Bandwidth daya penuh
Bandwidth daya penuh merupakan ekuivalen dari frekuensi dimana tegangan output puncak
maksimum yang belum terdistorsi jatuh hingga mencapai 0,707 kali nilai frekuensi
rendahnya (d.c.) (tegangan input sinusoidal tetap konstan). Bandwidth daya penuh yang
tipikal berkisar antara 10 KHz hingga lebih dari 1 MHz untk beberapa perangkat
berkecepatan-tinggi.
2.3 Slew rate
Slew-rate adalah kecepatan perubahan dari tegangan output, ketika tegangan input gelombang
persegi diberikan. Slew-rate diukur dalam V/s (atau V/µs) dan nilai tipikalnya berkisar antara
0,2 V/µs hingga lebih dari 20 V/µs. Slew-rate memberikan pembatasan pada rangkaian
dimana pulsa – pulsa dengan amplitude besar, dan bukannya sinyal – sinyal sinusoidal
beramplitudo kecil, akan lebih sering dijumpai.
Slew-rate dari sebuah amplifier operasional adalah kecepatan perubahan tegangan
output sebagai tanggapan terhadap input step-function sempurna. Maka:
dVout
Slew-rate = …………………………………….(2.1)
𝑑𝑡
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
Dimana dVout merupakan perubahan pada tegangan output (V) dan dt adalah internal waktu
yang berkaitan (s).
2.4 Karakteristik amplifier operasional
Setelah mendefinisikan terminologi – terminologi yang digunakan pada amplifier operasional
sekarang kita akan membahas karakteristik dari sebuah amplifier operasional ‘ideal’.
Karakteristik yang diinginkan dari sebuah amplifier operasional dirangkumkan berikut ini:
a. Gain tegangan loop-terbuka harus sangat tinggi (idealnya tidak terhingga).
b. Resistansi input harus sangat tinggi (idealnya tidak terhingga).
c. Resistansi output harus sangat rendah (idealnya nol).
d. Bandwidth daya-penuh harus selebar mungkin.
e. Slew-rate harus sebesar mungkin.
f. Offset input harus sekecil mungkin.
g. Rasio penolakan mode-bersama harus sebesar mungkin.
Karakteristik dari amplifier operasional IC modern sudah sangat mendekati
karakteristik dari amplifier operasional ‘ideal’. (Mike Tooley, 2003)
Merujuk kepada pembahasan awal kita tentang amplifier, pembahasannya ialah
tentang Gain, impedansi input dan output merupakan parameter – parameter penting.
Amplifier yang sempurna haruslah memiliki impedansi input yang tak terhingga, maka dari
itu beberapa sinyal harus dimasukkan ke input tersebut tanpa hambatan.
Dengan gain yang tinggi dari op-amp tersebut, perjalanan dan fungsi dari rangkaian
ditentukan secara keseluruhan dengan komponen – komponen balikannya dan itu muncul
secara bebas dari karakteristik amplifier. Keunggulan terpenting lainnya dari op-amp ialah
memiliki offset yang sangat kecil pada inputnya, ketika sebuah balikan tersambung antara
input dan outputnya dibentuk, inputnya berada pada ground dan outputnya kembali pada
kondisi awal. (James Diefenderfer, 1972)
Meskipun beberapa penguat operasional berdaya tinggi tersedia di pasaran, kebanyakan
penguat operasional yang ada adalah piranti berdaya rendah dengan rating daya maksimum
kurang dari satu watt. Beberapa penguat operasional dioptimisasikan untuk bandwidthnya,
yang lain untuk offset masukannya yang rendah, yang lain untuk derau rendahnya, dan
sebagainya.
Inilah mengapa penguat operasional yang tersedia di pasaran memiliki jenis yang sangat
banyak. Anda dapat menemukan sebuah penguat operasional untuk hampir semua aplikasi
analog. Penguat operasional adalah komponen yang paling dasar dalam sistem analog.
Sebagai contoh, dengan menghubungkan dua resistor eksternal, kita dapat mengatur
perolehan tegangan dan bandwidth penguat operasional. (Albert P.Mlavino, 2004)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB 3

Metodologi Percobaan

3. 1 Komponen dan Peralatan


3.1.1 Komponen
1. Resistor (10KΩ, 100KΩ, 1MΩ)
Fungsi: sebagai hambatan tegangan pada rangkaian
2. IC LM 741
Fungsi: sebagai penguat tegangan pada rangkaian
3.1.2 Peralatan
1. Op-Amp Trainer : CPE-EO2200-12
Fungsi: untuk merangkai percobaan dan menghitung outputnya
2. Multimeter digital (2 buah)
Fungsi: untuk mengukur tegangan masuk (Vin) dan tegangan keluaran (Vout)
3. PSA Adjust
Fungsi: sebagai sumber tegangan DC yang bisa diatur tegangannya
4. Breedboard
Fungsi: sebagai tempat untuk merangkai rangkaian sementara
5. Jumper
Fungsi: sebagai penghubung komponen atau rangkaian
6. Multimeter
Fungsi: untuk mengetahui tegangan input dan output yang dihasilkan
7. Penjepit buaya
Fungsi: untuk menghubungkan antar peralatan
8. Signal Generator
Fungsi: untuk membangkitkan signal

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Penguat Pembalik
1. Dipersiapkan peralatan dan komponen
2. Dirangkai rangkaian sesuai skema rangkaian
a. Untuk R1 = 100KΩ dan R2=1MΩ
b. Untuk R1 = 1MΩ dan R2 = 100KΩ
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
c. Untuk R1 = 100KΩ dan R2 = 100KΩ
3. Dihidupkan CPE-EO2200-12
4. Dihubungkan Power Input ke Power Supply
5. Ditentukan tegangan sebesar 5 Volt sebagai tegangan masukan
6. Dihubungkan output ke multimeter digital
7. Diukur besar tegangan keluaran
8. Dicatat hasil outputnya
9. Dimatikan peralatan setelah diukur penguat outputnya
10. Diulangi percobaan 2-9
11. Dimatikan peralatan yang digunakan dan disusun kembali
3.2.2 Penguat Non Pembalik
1. Dipersiapkan peralatan dan komponen
2. Dirangkai rangkaian sesuai skema rangkaian
a. Untuk R1 = 100KΩ, R2 = 1MΩ dan R3=10KΩ
b. Untuk R1 = 1MΩ, R2 = 100KΩ dan R3=100KΩ
c. Untuk R1 = 100KΩ, R2 = 100KΩ dan R3=100KΩ
3. Dihidupkan CPE-EO2200-12
4. Dihubungkan Power Input ke Power Supply
5. Ditentukan tegangan sebesar 5 Volt sebagai tegangan masukan
6. Dihubungkan output ke multimeter digital
7. Diukur besar tegangan keluaran
8. Dicatat hasil outputnya
9. Dimatikan peralatan setelah diukur penguat outputnya
10. Diulangi percobaan 2-9
11. Dimatikan peralatan yang digunakan dan disusun kembali
3.2.3 CMRR
1. Dipersiapkan peralatan dan komponen
2. Dirangkai rangkaian sesuai skema rangkaian
a. Untuk R1 = 10KΩ, R2 = 100KΩ, R3=10KΩ dan R4=10KΩ
b. Untuk R1 = 10KΩ, R2 = 10KΩ, R3=10KΩ dan R4=10KΩ
c. Untuk R1 = 100KΩ, R2 = 100KΩ, R3=100KΩ danR4=10KΩ
3. Dihidupkan CPE-EO2200-12
4. Dihubungkan Power Input ke Power Supply
5. Ditentukan tegangan sebesar 5 Volt sebagai tegangan masukan
6. Dihubungkan output ke multimeter digital
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
7. Diukur besar tegangan keluaran
8. Dicatat hasil outputnya
9. Dimatikan peralatan setelah diukur penguat outputnya
10. Diulangi percobaan 2-9
11. Dimatikan peralatan yang digunakan dan disusun kembali

3.3 Skema Rangkaian


3.3.1 Penguat Pembalik
R2

+ 15V
R1
-

Vos +
741 voltmeter

output
+

- 15V

3.3.2 Penguat Non Pembalik


R2

+ 15V
R1
-

+ voltmeter
741

+ -

- 15V
R3

3.3.3 CMRR
R2

R1
-

Vi (cm) Vo (cm) + AC
741
- Voltmeter
R3
+

R4
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB 4

Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Percobaan


1. Penguat Pembalik
NO. R1 (Ω) R2 (Ω) Vin (V) Vout (V)
1. 100 K 1M 5 38,3 m
2. 1M 100 K 5 3,9 m
3. 100 K 100 K 5 3,8 m

2. Penguat Non Pembalik


NO. R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) Vin (V) Vout (V)
1. 100 K 1M 10 K 5 33,4 m
2. 1M 100 K 100 K 5 1,1 m
3. 100 K 100 K 100 K 5 5m

3. CMRR
NO. R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) Vin (V) Vout (V)
1. 10 K 100 K 10 K 10 K 5 0,52 m
2. 10 K 10 K 10 K 10 K 5 0,1 m
3. 100 K 100 K 100 K 10 K 5 0,38 m

Medan, 8 April 2014


Asisten, Praktikan,

(Misael S Rumahorbo) (Marta Masniary Nainggolan)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

4.2 Analisa Data


1. Penguat Pembalik
a. Menentukan gain loop tertutup
R2
ACL = R1
106
 ACL1 = =10
105

105
 ACL2 = =0,1
106

105
 ACL1 = =1
105

b. Menentukan tegangan input offset


V
Vi = A o
CL

38,3×10−3
 Vi1 = = 3,83 × 10−3 V
10
3,9×10−3
 Vi1 = = 39 × 10−3 V
0.1
3,8×10−3
 Vi1 = = 3,8 × 10−3 V
1

2. Penguat Non Pembalik


Vout
a. IB1 = R1

33,4×10−3 V
 IB1a = = 334 nA
105
1,1×10−3 V
 IB1b = = 1,1 nA
106
5×10−3 V
 IB1c = = 50 nA
105

Vout
b. IB2 = R3

33,4×10−3 V
 IB2a = = 3340 nA
104
1,1×10−3 V
 IB2b = = 11 nA
105
5×10−3 V
 IB2c = = 50 nA
105

3. Menentukan CMRR
R2
a. Diff gain Ad=
R1
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
105
 Ad1= = 10
104

104
 Ad2= =1
104

105
 Ad3= =1
105

Vo
b. Common mode gain Ac= Vi

0,52×10−3 V
 Ac1= = 0,1×10−3
5
0,1×10−3 V
 Ac2= = 0,02×10−3
5
0,38×10−3 V
 Ac3= = 0,076×10−3
5

Ad
c. CMRR 20 log Ac
10
 CMRR1=20 log 10 0,1×10−3 = 120 dB
1
 CMRR2=20 log 10 0,02×10−3 = 69,89 dB
1
 CMRR3=20 log10 0,076×10−3 =89,53 dB
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

4.3 Gambar Percobaan


LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB 5

Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan
1. Sifat dasar dan karakteristik penguat operasional.
Karakteristik dari Amplifier Operasional adalah sebagai berikut:
a. Gain tegangan loop-terbuka harus sangat tinggi (idealnya tidak terhingga).
b. Resistansi input harus sangat tinggi (idealnya tak terhingga).
c. Resistansi output harus sangat rendah (idealnya nol).
d. Bandwitch daya-penuh harus selebar mungkin.
e. Slew rate harus sebesar mungkin.
f. Offset input harus sekecil mungkin.
g. Rasio penolakan mode-bersama harus sebesar mungkin.

Sifat dasarnya penguat operasional adalah dapat di lihat dari grafik berikut ;

kemiringan (A)
Tegangan output vo tergantung pada selisih tegangan input vd = v+ - v-. Dengan
mengabaikan efek kapasitif, fungsi transfernya diperlihatkan pada gambar tersebut.
Dalam daerah linier vo= A vd dimana keuntungan loop terbuka A, umumnya sangat
tinggi. Vo menjadi jenuh pada nilai ekstrim dari +Vcc dan - Vcc melampaui daerah
linier.
Gambar itu menunjukkan model rangkaian op amp dalam daerah linier dalam
sambungan suplai daya dihilangkan untuk penyederhanaan. Dalam praktiknya, Ri
bernilai besar, Ro bernilai kecil, dan A berkisar dari 105 sampai juta. Model dalam
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
gambar 2.1 akan sah selama outputnya tetap bernilai antara +Vcc dan - Vcc. Vcc
umumnya bernilai antara 5 sampai 18 volt.
2. Prinsip kerja dari IC Op-Amp 741 adalah :
a) Penguat amplifier, dimana didalam amplifier tersebuat terdapat sebuah penguat
operasional yang terdiri dari transistor dan resistor.
b) Sebagai penguat sinyal keluaran atau meningkatkan daya sinyal output.
c) Mempunyai 2 buah massukkan dan 2 buah keluaran.
d) Menguatkan tegangan sebesar 2 kali dari tegangan masukan.
e) Menghasilkan beberapa penguat operasional, seperti penguat inverting, non-
inverting, differensiator dan regulator.
3. Aplikasi dari penguat operasional dasar adalah:
a. Berfungsi sebagai penguat dalam rangkaian alarm kebakaran
b. Berfungsi dalam peralatan bell
c. Bermanfaat dalam peralatan sound system
d. Sebagai penguat dalam speaker
e. Sebagai penguat dalam rangkaian elektronika dalam Tep Recorder.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya memahami terlebih dahulu teori praktikum agar
terjadi pemahaman yang sesuai antara teori dengan praktik
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya mengetahui prosedur percobaan
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya mengetahui cara merangkai komponen
4. Untuk praktikan selanjutnya sebaiknya mengetahui karakteristik OP-AMP.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

DAFTAR PUSTAKA

Diefenderfer, J. 1972. PRINCIPLES OF ELECTRONIC INSTRUMENTATION. Japan :


W.B Saunders Company
Pages 308 – 309
Malvino, A.P. 2004. PRINSIP – PRINSIP ELEKTRONIKA. Edisi Pertama. Jilid 2. Jakarta:
Salemba Teknika
Halaman 102
Tooley, M. 2003. RANGKAIAN ELEKTRONIK. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Halaman 141; 143-145

Medan, 8 April 2014


Asisten, Praktikan,

(Misael S Rumahorbo) (Marta Masniary Nainggolan)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

TUGAS PERSIAPAN
NAMA : Marta Masniary Nainggolan
NIM : 120801034
KELOMPOK : VI/B
JUDUL PERC. : Penguat Operasional Dasar
ASISTEN : Misael S Rumahorbo

1. Turunkan rumus-rumus yang ada pada setiap penguat


Jawab :
- Penguat Pembalik
RF

R1

V0

V1

Menggunakan hukum arus Kirchoff:


𝑣1 − 𝑣 𝑣 − 𝑣0
=
𝑅1 𝑅𝑓
Karena titik G digroundkan 𝑣 ≈ 0 dari persamaan berikut,
𝑣1 𝑣𝑜
=−
𝑅1 𝑅𝑓
Maka diperoleh:
𝑣𝑜 𝑅𝑓
𝐴= =−
𝑣1 𝑅𝑖𝑛

- Penguat Non-Pembalik ((Noninverting)

Vin

G Vout

R1 R2

Menggunakan hukum arus Kirchoff:


𝑣𝑜 − 𝑣1 𝑣1
=
𝑅𝑓 𝑅1
𝑣𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑓 + 𝑅1 𝑅𝑓
= =1+
𝑣𝑖𝑛 𝑅1 𝑅1
Sehingga :
𝑅𝑓
𝑣𝑜𝑢𝑡 = 𝑣𝑖𝑛 (1 + )
𝑅1
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
- Penguat Deferensial
Rf

R1
V1

V2
Vout
R2

Rg

Sedangkan untuk dan maka diferensial adalah:

- Penguat Penjumlah
Rn
Vn

R2 Rt
V2 R1
-
V1 + Vout

𝑖1 + 𝑖2 + 𝑖3 +. . . +𝑖𝑛 = 𝑖𝑜
𝑣1 𝑣2 𝑣3 𝑣𝑛 𝑣𝑜
+ + +. . . + =−
𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛 𝑅𝑓

𝑅𝑓 𝑅𝑓 𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑣𝑜 = − ( 𝑣1 + 𝑣2 + 𝑣3 + . . . 𝑣𝑛 )
𝑅1 𝑅𝑎 𝑅𝑏 𝑅𝑛

- Integrator
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

- Difrensiator

2. Data Sheet LM 741


Jawab:
Terlampir
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
Nama : Marta Masniary Nainggolan

NIM : 120801034 Nilai : 90


Judul Praktikum : Penguat Operasional Dasar

RESPONSI
1. Tuliskan yang kalian ketahui tentang OP_Amp !
Yang saya ketahui tentang Op-Amp yaitu,
Tujuan percobaan ini adalah:
- Untuk mempelajari sifat dasar dan karakteristik penguat operasional
- Untuk mengaplikasikan penguat operasional dalam beberapa fungsi
- Untuk mengetahui prinsip kerja penguat operasional
Komponen yang digunakan adalah IC 741,R,Potensiometer
Peralatan yang digunakan adalah :
- Op-amp Trainer CPE-E02200
- Sinyal Generator
- Osiloskop
- Power supply Double Polarity
- Multimeter
OP-AMP merupakan suatu penguat diferensial dengan dua masukan dan satu keluaran
yang mempunyai penguatan tegangan yang sangat tinggi, ratusan ribu. Dengan
penguatan tinggi tersebut maka penguat ini dirangkai dengan rangkaian
feedbpatdiaturack, balikan agar dapat diatur penguatannya.
Prinsip kerja Op-Amp yaitu: memiliki dua masukan, yaitu inverting (membalik) dan
noninverting (tanpa pembalik) yang menghasilkan satu keluaran dengan nilai tegangan
yang sangat besar. Jika input dihubungkan dengan masukan membalik, maka pada
daerah frekuensi tengah isyarat keluaran berlawanan fasa atau tanda. Dan sebaliknya,
jika isyarat msukan dihubungkan dengan masukan tanpa pembalik, maka isyarat
keluaran akan sefasa dan memiliki tanda yang sama.simbolnya :

Sumber +vs

Input pembalik _

Output

Input
non-pembalik +

Sumber -vs
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
2. Tuliskan karakteristik Operasional Amplifier!
Karakteristik yang diinginkan dari sebuah amplifier operasional dirangkumkan berikut
ini:
a. Gain tegangan loop-terbuka harus sangat tinggi (idealnya tidak terhingga).
b. Resistansi input harus sangat tinggi (idealnya tidak terhingga).
c. Resistansi output harus sangat rendah (idealnya nol).
d. Bandwidth daya-penuh harus selebar mungkin.
e. Slew-rate harus sebesar mungkin.
f. Offset input harus sekecil mungkin.
g. Rasio penolakan mode-bersama harus sebesar mungkin.
3. Tuliskan jenis-jenis rangkaian penguat operasional!
1. Komparator (pembanding)
2. Penguat Pembalik
3. Penguat non-pembalik
4. Penguat diferensial
5. Penguat penjumlah
6. Integrator
7. Diferensiator
8. Penguat tegangan
4. Sebuah penguat diberikan tegangan 5 volt. Jika Rin 100 KΩ. tentukan berapa besar
tegangan keluaran dan Gain jika penguat dirangkai secara:
a. Inverting (pembalik)
b. Non inverting (penguat)
Penyelesaian:
a. Inverting
Rin = 100 KΩ
Rf = 10 KΩ
Vin = 5 Volt
Vout ……. ?
Gain ……..?
Rf
A = - Rin

A = - 0,1
Vout = A × Vin
= -0,1 × 5 volt
= -0,5 Volt
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
Vout
Gain = Vin
−0,5
Gain = 5

Gain = -0,1
b. Non Inverting
R2
Vout = (1 + R1 ) Vin
10KΩ
Vout = (1 + 100KΩ ) 5 volt

Vout = 1,1 × 5 volt


Vout = 5,5 volt
vout
Gain = Vin
5,5
Gain = 5

Gain = 1,1
5. Aplikasi Op-Amp :
- Pada filter aktif
- Pada pengeras suara
- Pada pemancar gelombang

https://www.academia.edu/11797119/PENGUAT_OPERASIONAL_DASAR?auto=downloa
d

Anda mungkin juga menyukai