Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Metodologi Penelitian”

Dosen Pengampu :
Ahmad Jami’ul Amil, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Nada Admawati (180621100081)


2. Riris Arviani (180621100093)
3. Nidya Prastika Dewi (180621100099)
4. Febryana Nurfadia (180621100104)
5. Alfim Septian W. (180621100105)
6. M. Wahyu Dwi S (180621100108)

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Skala Pengukuran dan Instrumen
Penelitian” untuk memenuhi tugas matakulia Metodologi Penelitian dengan depat waktu.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kita dari jalan jahiliyah menuju jalan terang benderang ini yaitu agama
islam.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ahmad Jami’ul Amil, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian
yang sangat tulus dan ikhlas memberikan pembelajaran kepada kami.
2. Civitas academica Universitas Trunojoyo Madura yang telah memberikan fasilitas dan
membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk penyempurnaan makalah.

Bangkalan, 16 Mei 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan
lebih banyak menjadi instrument, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan
key instrument. Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran adalah
suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
Pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan kinerja sesuatu dengan
menggunakan suatu skala yang memiliki sistem angka sedemikian rupa sehingga sifat
kualitatif kinerja tersebut diubah menjadi sebuah angka. Penelitian pada dasarnya
merupakan suatu upaya memahami masalah-masalah yang ada dalam kehidupan
manusia, keterbatasan manusia untuk memahami permasalahan tersebut hanya
mengandalkan suatu pengalaman dalam kehidupan sehari-hari secara tidak tertata (Uhar,
2012:94)
Teknik membuat skala, menurut Nazir (1999) serta Good dan Hatt (1952) adalah
cara mengubah fakta-fakta kualitatif yang melekat pada objek atau subjek penelitian
menjadi urutan kuantitatif. Pembuatan skala pengukuran dibuat dengan mendasarkan pada
sebuah asumsi, yaitu ilmu pengetahuan yang pada akhir-akhir ini lebih cenderung
menggunakan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan semakin menuntut presisi
yang lebih baik utamanya dalam hal mengukur suatu gradasi. Dalam pembuatan skala,
peneliti harus mengasumsikan bahwa fakta mengandung suatu kontinum yang nyata dan
berasal dari sifar-sifat objek yang diteliti.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari skala pengukuran dan macam-macam bentuknya?
2. Apa pengertian dari instrumen penelitian?
3. Bagaimana cara menyusun instrumen penelitian?
4. Bagaimanakah yang dimaksud validitas dan reabilitas instrumen?
5. Bagaimanakah cara pengujian validitas dan reabilitas instrumen?
C. Tujuan
1. Guna mengetahui pengertian dan macam-macam brntuk skala pengukuran
2 Guna mengetahui pengertian instrumen penelitian
3 Guna mengetahui cara menyusun instrumen penelitian
4 Dapat membedakan antara validitas dan reabilitas instrumen
5 Guna mengetahui cara pengujian validitas dan reabilitas instrumen

BAB II
PEMBAHASAN
A. Skala Pengukuran
1. Pengertian Skala Pengukuran
Menurut Winarno (2013), pengukuran adalah prosedur penetapan angka yang
mewakili kuantitias ciri (atribut) yang dimiliki oleh subjek dalam sautu populasi atau
sampel. Skala pengukuran merupakan suatu kesepakatan yang digunakan sebagai
suatu acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif. Misalnya pada timbangan emas akan menghasilkan data kuantitatif, berat
emas dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur; meteran sebagai instrument
untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm akan menghasilkan data kuantitatif
panjang dengan satuan mm.
Skala pengukuran merupakan suatu perangkat aturan untuk mengkuantifikasi
sebuah variabel tertentu, atau pemberian skor angka padanya. Skala-skala pengukuran
dapat mengkuantifikasikan data baik secara nominal, ordinal, interval, maupun rasio.
Dengan adanya skala pengukuran ini, maka nila variabel yang diukur dengan
instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat,
efisien, dan komunikatif.
2. Macam-macam Skala Pengukuran
Berbagai macam skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi,
pendidikan dan social antara lain adalah :
a. Skala Likert
Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengatur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial.
Dalam suatu penelitian, fenomena sosial telah ditetapkan spesifik oleh peneliti yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, variabel
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan. Untuk jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju, yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut:
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-Ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat tidak setuju.
Untuk keperluan analisis suatu kuantitaif, maka jawaban itu dapat diberi skor
misalnya:
a. Sangat Setuju 5
b. Setuju 4
c. Ragu-Ragu 3
d. Tidak Setuju 2
e. Sangat tidak setuju. 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk
checklist ataupun pilihan ganda.
 Contoh Bentuk Checklist
Berilah tanda checklist pada kolom skala di bawah sesuai dengan
pendapatmu!
No Pertanyaan Jawaban
SS S RG TS STS
1. Bagaimana √
menurutmu ketika
Prodi mendirikan
UKM baru.

2. ….

SS = Sangat Setuju diberi skor 5


S = Setuju diberi skor 4
RG = Ragu-Ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

 Contoh Bentuk Pilihan Ganda


Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan petanyaan di bawah ini
sesuai dengan pendapat anda!
Bagaimana menurutmu ketika Prodi mendirikan UKM baru.?
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. Setuju
e. Sangat setuju
Dalam penyusunan instrumen untuk suatu variabel tertentu,sebaiknya butir
butir pertanyaan dibuat dalam bentuk positif, netral, atau negatif sehingga
responden dapat menjawab dengan serius dan konstan.
b. Skala Guttman
Skala pengukuran guttman ini merupakan tipe jawaban yang bersifat
tegas, yaitu “ya-tidak” dan “benar-salah”, “setuju-tidak setuju” dan lain-lain.
Penelitian dengan menggunakan skala guttman dilakukan bila ingin
mendapatkan suatu jawaban yang tegas terhadap suatu permasalah yang
ditanyakan.
Contoh :
Bagaimana pendapat anda, apabila Si A menjabat sebagai Gubernur di
Fakultas Ilmu Pendidikan?
a. Setuju
b. Tidak setuju
Penelitain dengan menggunakan skala guttman ini juga dapat sama hal nya
dengan skala likert, bisa digunakan menjad dua bentuk yaitu bentuk checklist
dan bentuk pilihan ganda. Contoh di atas termasuk skala guttman dalam bentuk
pilihan ganda. Jawaban dapat dibuat dari skor tertinggi dengan skor satu dan
skor terendah dengan skor nol. Pertanyaan yang diberikan juga berkenaan
dengan fakta benda bukan termasuk dalam skala pengukuran interval dikotomi.
c. Semantic Deferential
Semantic deferensial adalah skala yang digunakan untuk mnegukur sikap
hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun chechlist, tetapi skala yang
tersusun satu garis kontinum yang jawaban ‘Sangat positifnya’ terletak dibagin
kanan garis begitupun sebaliknya jawaban yang ‘Sangat negatif’ terletak
dibagian kiri garis. Data yang diperoleh adalah data interval dan biasanya skala
ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik teretntu yang dipunyai
oleh seseorang.
Contoh
Beri penilaian terhadap kepemimpinan A selama menjadabat sebagai
Gubernur di Fakultas Ilmu Pendidikan!
Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat
Tepat Janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji
Adil 5 4 3 2 1 Tidak Adil
Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi
Memberi Pujian 5 4 3 2 1 Mencela
Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi
Responden dapat memberi nilai dengan angka 5, berarti persepsi
responden terhadap pemimpin itu sangat postif begitu pula dengan sebaliknya.
d. Rating Scale
Berdasarkan penjabaran 3 macam skala di atas dapat diperoleh informasi bahwa
data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data
mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif. Poin terpenting bagi peneliti yang menyusun instrument dengan
rating scale adalah harus mampu mengartikan setiap angka yang diberikan pada
alternatif jawaban pada setiap item instrumen.
Contoh :
Seberapa baik penataan buku dan tata ruang pada ruang baca di Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Trunojoyo
Madura?
Berilah jawaban dengan angka
4 penataan buku pada ruang baca sangat baik
3 penataan buku pada ruang baca cukup baik
2 penataan buku pada ruang baca kurang baik
1 penataan buku pada ruang baca sangat tidak baik.
Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

No Pertanyaan tentang tata letak buku Interval Jawaban


Ite di ruang baca
m
1. Penataan buku sesuai dengan abjad 4 3 2 1
2. Penataan buku sesuai dengan jumlah 4 3 2 1
eksemplar
3. Pencahayaan buatan atau listrik pada 4 3 2 1
ruang baca
4. Pencahayaan alam pada ruang baca 4 3 2 1
5. Sirkulasi udara pada ruang baca 4 3 2 1
6. Penataan skripsi dengan rapi 4 3 2 1
7. Keserasian antara buku satu dengan 4 3 2 1
buku yang lainnya
8. Kebersihan lingkungan ruang baca 4 3 2 1
9. Terdapat buku tamu saat memasuki 4 3 2 1
ruang baca
10. Kelengkapan buku pada ruang baca 4 3 2 1

Tabel di atas merupakan instrument yang menggunakan angket dan diberikan


kepada 30 responden. Jumlah skor kriterium (apabila responden mengisi dengan skor
tertinggi) = 4×10×30 = 1200. Untuk ini skor tertinggi tiap butir dengan skor 4, jumlah
butir pertanyaan 10, dan jumlah responden 30. Namun jika hasil skor pengumpulan data
berjumlah 818, dengan demikian kualitas penataan buku dan tata ruang pada kualitas
dengan jumlah responden 30 dengan pengumpulan skor 818 maka dapat dikategorikan
sebagai interval “cukup baik”.
B. Instrumen Penelitian
1. Pengertian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa
dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan
suatu persoalan atau manguji suatu hipotesis. Jadi, semua alat yang bisa mendukung
suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
Menurut sanjaya (2011;84), instrumen penelitian adalah alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian. Meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus menggunakan alat ukur yang valid. Alat ukur
dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik fenomena disebut variabel.
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun alam. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunkaan untuk mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati (variabel penelitian). Instrumen-
instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak
tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Seperti variabel-variabel dalam
ilmu alam misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter. Jumlah instrumen
penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk
diteliti.
2. Langkah-langkah Menyusun Instrumen Penelitian
1. Analisis variabel penelitian
Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian mengembangkannya
menjadi indikator-indikator merupakan langkah awal sebelum instrumen itu
dikembangkan. 
2. Menetapkan jenis instrumen
Jenis instrumen dapat ditetapkan manakala peneliti sudah memahami dengan pasti
tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel mungkin hanya
memerlukan satu jenis instrumen atau meungkin memerlukan lebih dari satu jenis
instrumen.
3. Menyusun kisi-kisi instrumen
Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian,
jenis-jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu yang dibutuhkan.
Selain itu, dalam kisi-kisi juga harus tergambarkan indikator atau abilitas dari
setiap variabel. Misalnya, untuk menentukan prestasi belajar atau kemampuan
subjek penelitian, diukur dari tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan
sebagainya.
4. Menyusun item instrument
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah menyusun
item pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen yang akan digunakan. Misalnya,
instrumen penelitian berupa tes, angket (quisioner), wawancara (interview), dan
observasi.
5. Mengujicobakan instrumen
Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat reabilitas dan
validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja berdasarkan hasil uji coba
ada sejumlah item yang harus dibuang dan diganti dengan item yang baru, setelah
mendapat masukkan dari subjek uji coba.
C. Validitas dan reliabilitas instrument
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang susungguhnya terjadi objek yang diteliti. Hasil peneitian yang reabilitas
bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrument yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapat data (mengukur) merupakan alat yang valid.
Contohnya yaitu materan yang valid dapat digunakan untuk panjang dengan teliti, karena
meteran merupakan alat untuk mengukur panjang. Instrument yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama.
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen berbentuk test dan
non-test. Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.
Instrument yang mempunyai validitas internal atau eksternal, bila kriteria yang ada dalam
instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur.
D. Pengujian Validitas dan reliabilitas instrument
1. Pengujian Validitas Instrumen
a. Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Validitas kontruksi merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur
sebuah konstruk sementara. Konstruk, secara definitif merupakan suatu sifat yang
tidak dapat diobservasi, tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya melalui satu atau
dua indera kita. Proses melakukan validitas konstruk dapat dilakukan dengan cara
melibatkan hipotesis testing yang dideduksi dari teori yang menyangkut dengan
konstruk yang relevan.
b. Pengujian Validitas Isi
Validitas isi adalah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan
substansi yang ingin diukur. Untuk mendapat validitas isi
memerlukan dua aspek penting, yaitu valid isi dan valid
samplingnya. Validitas isi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
apakah item-item itu menggambarkan pengukuran dalam cakupan
yang ingin diukur. Validitas sampling pada umumnya berkaitan
dengan bagaimana baik suatu sampel tes merepresentasikan total
cakup isi. Validitas isi juga mempunyai peran yang sangat penting
untuk tes percapaian.
c. Validitas Konkuren
Validitas Konkuren adalah derajat dimana skor dalam suatu tes
dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Tes dengan
validitas konkuren biasanya diadministrasi dalam waktu yang sama
atau dengan kriteria valid yang sudah ada.
Metode pembeda merupakan validitas konkuren yang melibatkan
penentuan suatu tes. Untuk menguji daya pembeda secara signifikan
digunakan rumus t-tes sebagai berikut:

X 2− X 1
Jadit = ( n 1−1 ) s 21 ( n 2−1 ) s22
S gab
√ 1 1
+
n1 n2
Dimana S gab=
√ ( n1+n 2 ) −2

d. Validitas Prediksi
Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu tes
dapat memprediksi tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu
prospek tugas atau pekerjaan yang direncanakan. Validitas prediksi
suatu tes pada umumnya ditentukan dengan membangun hubungan
antara skor tes dan beberapa ukuran keberhasilan dalam situasi tertentu
yang digunakan untuk memprediksi keberhasilan, yang selanjutnya
disebut dengan predictor. Sedangkan tingkah laku yang hendak
diprediksi pada umumnya disebut sebagai criterion. Dalam membuat
validasi prediksi, suatu tes biasanya mempunyai sekuensi seperti
berikut:
1) Mengidentifikasi dan mendefinisikan secara teliti criterion yang hendak
diinginkan.
2) Ketika kriteria telah diidentifikasikan dan ditentukan, prosedur selanjutnya
menentukan validitas prediksi.
E. Pengujian Reliabilitas Instrumen
a. Test-retest
Test-retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
beberapa kali pada responden ataupun derajat yang menunjukkan
konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Jadi dalam hal ini
instrumennya sama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda.
Reliabilitas Test-retest dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Selenggarakan tes pada suatu grub yang tepat sesuai dengan rencana.
 Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan
kembali penyelenggaraan tes yang sama dengan grub yang sama tersebut.
 Korelasikan hasil kedua tes tersebut.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa
berbeda, tetapi maksudnya sama. Reliabilitas instrumen dihitung
dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan
data instrumen yang dijadikan ekuivalen.
c. Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua
instrumen yang equivalent itu beberapa kali, ke responden yang sama.
Jadi ini merupakan gabungan antara test-retest dan equivalent.
d. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang data
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat
dilakukan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown, KR 20, KR 21, dan Anova Hoyt. Berikut rumus-
rumusnya:
 Rumus belah dua dari Spearman Brown

2 rb
ri =
1+ r b
dimana :
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan
 Rumus KR 20

s 2t −∑ pi qi
ri =
k
( k−1 ) { s2t }
dimana :
k = jumlah item dalam instrumen
 Rumus KR 21
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item
1 M ( K −M )
k
ri = ( k−1 ) 1−{ ks2t }
dimana :
k = jumlah item dalam instrumen
M = means skor total
 Analisis
2 Varians Hoyt
s t = varians total
MK e
ri = 1−
MK s
dimana :
MK s = mean kuadrat antara subyek
MK e = mean kuadrat antara kesalahan
ri = reliabilitas instrumen
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan atau manguji suatu hipotesis. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif. Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk
penelitian. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang susungguhnya terjadi objek yang diteliti. Hasil peneitian yang reabilitas
bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Pengujian validitas dan
reliabilitas instrument terbagi menjadi dua yaitu pengujian validitas instrumen dan
pengujian reliabilitas instrument.

B. Saran
Berdasarkan uraian diatas saran penyusun kepada pembaca adalah bila pembaca
ingimelakukan penelitian, pembaca harus mencari referensi sebanyak-banyaknya
agarpenelitian yang dilakukan juga valid sesuai dengan instrumen penelitian, langkah-
langkah penelitian, skala penelitian. melakukan validitas dan reabilitas yang telah
ditetapkan oleh ahli dan berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Budiaji, Weksi. 2013. Skala Pengukuran Dan Jumlah Respon Skala Likert. 2 (2), 127-133.
Diakses pada tanggal 16 Mei 2021.
Adib, Helen Sabera. Teknik Pengembangan Instrumen Penelitian Ilmiah Di Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam. Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi. 139-157. Diakses
pada tanggal 16 Mei 2021.

Anda mungkin juga menyukai