Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERCOBAAN FAKTOR RAL

Di susun oleh :

ABDUL TALIB
G301190033

Dosen Pengampuh :
Apt.Dr.Abd. Rahman Razak,S.Si.,M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pengertian dan hakikat penelitian” dengan sebaik-baiknya.Makalah ini
kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi penelitian.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
kami berharap agar para pembaca memberikan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam
penulisan masih terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi
maklum dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan yang
membutuhkan terutama kepada para Mahasiswa.

Palu, 24 September 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Percobaan yang hanya melibatkan satu faktor dan satuan percobaan yang digunakan
relatif homogen, maka rancangan yang sesuai untuk percobaan tersebut adalah
rancangan acak lengkap (RAL) (Gaspersz, 1991; Montgomery, 1991). Dalam
beberapa kasus, respon yang diamati tidak hanya dilakukan sekali, melainkan
pengamatan dilakukan secara berulang pada waktu yangg berbeda selama masa
percobaan. Rancangan yang sesuai untuk kasusu ini adalah RAL in Time. Waktu
pengamatan seolah olah dipandang sebagai faktor tambahan, sehingga dalam RAL
in Time dipandang sebagai rancangan dua faktor dengan pola split-plot. Faktor yang
dicobakan dialokasikan sebagai petak utama dan waktu pengamatan dialokasikan
sebagai anak petak (Gomez & Gomez, 1984; Haslet, et al, 1997; SAS Institute Inc,
1990).

Respon yang diamati dalam suatu percobaan kadang kadang tidak tunggal,
melainkan sebanyak p buah (p≥2), sehingga diperlukan analisis dalam bentuk
multivariat. Bila dalam suatu penelitian percobaan dikaji pengaruh dari berbagai
perlakuan terhadap lebih dari satu respon, maka metode analisis yang tepat adalah
analisis ragam multivariat (Multivariate Analysis of Variance = MANOVA)
(Gasperz,1992; Johnson & Wichern, 1982; Anderson, 1988; Rencher, 1998).

Analisis ragam multivariat ini dapat diterapkan pada rancangan faktor tunggal
maupun rancangan multifaktor. Setiap bentuk rancangan akan mempunyai analisis
ragam multivariat yang bersesuaian. Manova untuk RAL in Time dapat dipandang
sebagai manova split-plot. Semua perhitungan dalam manova berupa matriks ,
seyogyanya dikerjakan dengan komputer. Dalam contoh kasus pada tulisan ini
perhitungan dilakukan dengan paket program SPSS 10, minitab 13.20 dan SAS 6.12
1.2 Rumusan masalah

a. Apa Pengertian dari percobaan faktor RAL


b. Jelaskan tentang prinsip perancangan RAL?
c. Jelaskan komponen tabel ANOVA dan perhitungannya?
d. Jelaskan interpretasi hasil analisis?

1.3 Tujuan

a. Apa Yang dimaksud percobaan faktor RAL


b. Bagaimana prinsip perancangan RAL?
c. Bagaimana komponen tabel ANOVA dan perhitungannya?
d. Bagaiaman interpretasi hasil analisis?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari percobana faktor RAL


Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan paling sederhana dari
beberapa macam perancanngan yang baku. Rancangan ini dipergunakan jika ingin
mempelajari perngaruh beberapa perlakuan (t) dengan sejumlah ulangan (r) untuk
menjadi satuan-satuan percobaan (rt). RAL dilakukan dengan mengalokasikan
pengacakan t kepada rt satuan percobaan. Rancangan Acak Lengkap (Completely
Randomized Design) termasuk rancangan faktor tunggal (hanya terdiri dari satu
faktor) merupakan rancangan yang paling sederhana jika dibandingkan rancangan-
rancangan lainnya. Dalam rancangan ini tidak terdapat lokal kontrol, sehingga sumber
keragaman yang diamati hanya perlakuan dan galat. RAL hanya cocok digunakan
pada kondisi lingkungan, alat, bahan dan media yang homogen. Kondisi ini biasanya
hanya dapat dicapai di ruang-ruang terkontrol seperti di laboratorium dan rumah kaca
(green house). Namun pada kondisi-kondisi tertentu di lapangan dapat saja dilakukan
percobaan ini, misalnya untuk penelitian tentang pengaruh pemberian suatu bahan
untuk objek tertentu.
Suatu percobaan yang digunakan homogen atau tidak ada faktor lain yang
mempengaruhi respon di luar faktor yang diteliti. Pada rancangan acak lengkap
(RAL) digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan relatif homogen.
Penerapan perlakuan terhadap unit percobaan dilakukan secara acak terhadap
seluruh unit percobaan. Seperti percobaan-percobaan yang dilakukan di
laboratorium atau rumah kaca yang pengaruh lingkungannya lebih mudah
dikendalikan. Syarat yang harus diperhatikan dalam RAL :

 Kecuali perlakuannya, semua (media percobaan dan keadaan-keadaan


lingkungan lainnya) harus serba sama atau homogen.

 Penempatan perlakuan ke dalam satuan-satuan percobaan dilakukan secara acak


lengkap, yang artinya kita perlakukan semua satuan percobaan sebagai satu
kesatuan dimana perlakuan ditempatkan ke dalamnya secara acak.

 Hanya mempunyai 1 faktor dan mempunyai sejumlah taraf faktor yang nilainya
bisa kualitatif maupun kuantitatif.

2.2 Prinsip perancangan RAL


Prinsip-prinsip tersebut perlu memdapatkan perhatian yang baik oleh peneliti guna
mengoptimalkan proses perencanaan, pelaksanaan dan hasil penelitian itu sendiri.
1. Pengacakan
Pengacakan berarti membuat sesuatu menjadi berantakan?? hehe… bukan itu
maksud dari pengacakan disini. Jika kita mempunyai sejumlah objek yang akan
diberikan treatment oleh beberapa jenis dari perlakuan, maka sejumlah objek
tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan satu diantara
beberapa perlakuan tersebut. Singkatnya kita tidak tahu sebelumnya dan tidak
mempunyai kecenderungan untuk memberikan treatment suatu perlakuan
terhadap sejumlah objek pengamatan pada penilaian subjektif dari peneliti,
akan tetapi just chosen by its drawn.
Kegunaan pengacakan ini diantaranya menjamin kesahihan (validity) atas
pendugaan tak bias dari kekeliruan percobaan, nilai tengah perlakuan serta
perbedaan diantara satuan percobaan.

2. Pengulangan
Pengulangan dalam suatu percobaan diartikan dimana suatu perlakuan dasar
yang muncul lebih dari satu kali dari suatu percobaan atas satuan percobaan.
Ini diartikan bahwa dari satu kelompok perlakuan terdapat beberapa satuan
percobaan yang dikenakan perlakuan yang sama. Kegunaan pengulangan ini
diantaranya memberikan dugaan dari kekeliruan percobaan, meningkatkan
ketelitian suatu percobaan melalui pengurangan simpangan baku dari nilai
tengah perlakuan, memperluas cakupan penarikan kesimpulan dan
mengendalikan ragam kekeliruan (error variance)

3. Kontrol Lokal
Kontrol lokal dalam suatu percobaan diartikan sebagai teknik mengurangi
kekeliruan percobaan dengan cara sedemikian rupa sehingga keragaman yang
ada di antara satuan-satuan percobaan tidak “masuk ke dalam” perbedaan di
antara perlakuan-perlakuan. Pengendalian lokal dapat dikerjakan melalui (1)
Perancangan Percobaan -pemilihan jenis rancangan percobaan yang tepat bagi
satuan percobaan- (2) Penggunaan Pengamatan Pengiring dan (3) Pemilihan
Ukuran Satuan Percobaan.
Dengan memahami ketiga prinsip dasar dari metoda Perancangan Percobaan di
atas, diharapkan ketika peneliti menentukan dan menerapkan model percobaan
pada satuan pengamatan bisa menuntun penelitian yang dilakukan pada hasil
yang efisien dan optimal.
Ada beberapa jenis dari rancangan percobaan yang akan dibahas dalam artikel
selanjutnya diataranya Rancangan Acak Lengkap (RAL), Rancangan Acak
Kelompok (RAK), Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBL), Rancangan Bujur
Sangkar Graceo Latin (RBGL), Rancangan Kelompok Tak Lengkap,
Rancangan Faktorial, Rancangan Petak Terbagi (RPT) dan Rancangan Petak-
petak Terbagi (RPPT).
2.3 Komponen tabel ANOVA
Anova adalah sebuah analisis statistik yang menguji perbedaan rerata antar grup.
Grup disini bisa berarti kelompok atau jenis perlakuan. Anova ditemukan dan
diperkenalkan oleh seorang ahli statistik bernama Ronald Fisher.
Anova merupakan singkatan dari Analysis of variance. Merupakan prosedur uji
statistik yang mirip dengan t test. Namun kelebihan dari Anova adalah dapat
menguji perbedaan lebih dari dua kelompok. Berbeda dengan independent sample t
test yang hanya bisa menguji perbedaan rerata dari dua kelompok saja.

Sumber Jumlah Derajat Rataan quadrat F (hitung)


varinasi kuadrat kebabasan
Perlakuan JKp k-1 RKp = JKp
k–1
Galat JKg RKg = JKg F=(Hitung)= JKRKp
RKg
Total JK T N-1

2.4 Interpretasi hasil analisis

Analisis data adalah suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola, kategori,
dan unit-unit deskriptif tertentu. Sedangkan interpretasi adalah proses memberi arti
dan signifikansi terhadap analisis yang dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif,
mencari hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-deskripsi data yang ada (Barnsley
& Ellis, 1992).
Dalam analisis kualitatif, peneliti sangat dituntun oleh apa yang telah dikatakan para
informan. Karena itu, peneliti tidak boleh memulai dengan ide-idenya sendiri dan
mencoba mencocokan dengan apa yang dikatakan para informan, tetapi sebaliknya.
Dan dalam melakukan hal yang demikian, kerahasiaan harus dijaga kalau memang
diperlukan.
Menurut Creswell analisis data adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan
refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis,
dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian dan melibatkan pengumpulan data
yang terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umum, dan analisis
informasi dari pada partisipan dan memerlukan pemahaman bagaimana untuk
mempertimbangkan dan menggambarkan teks, sehingga kita dapat menjawab
bentuk pertanyaan penelitian kita.
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data
kualitatif, yaitu:
1. Reduksi Data
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan
dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena
itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang
dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus
dijadikan perhatian dalam melakukan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan
dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peniliti yang masih
baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang
lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan
berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang dimiliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang signifikan.
2. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, phie card, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga
akan semakin mudah dipahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini
Miles dan Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of display
data for qualitative reserch data in the past has been narrative tex”. Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing/verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suatu percobaan yang digunakan homogen atau tidak ada faktor lain yang
mempengaruhi respon di luar faktor yang diteliti. Pada rancangan acak lengkap
(RAL) digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan relatif homogen.
Penerapan perlakuan terhadap unit percobaan dilakukan secara acak terhadap
seluruh unit percobaan.

Anda mungkin juga menyukai