Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DENGAN MASALAH KESEHATAN POPULASI


PENYAKIT KRONIK”

Nama : Nadia aufa


Nim : 180101147
Definisi Penyakit Kronik

• Penyakit kronik adalah gejala penyakit yang dirasakan dalam jangka waktu
lebih dari 6 bulan dan menyebabkan perubahan fungsi biologis, psikologis,
dan sosiokultural. Penyakit kronik gejala yang dirasakan begitu lama dan tidak
terlalu menjadi perhatian penderita hingga menimbulkan deficit mayor yang
jelas.
• Tujuan lain dari keperawatan penyakit kronik adalah untuk memungkinkan
klien meninggal dalam damai, tujuan ini adalah tujuan realistic yang harus
disadari oleh perawat pemberi layanan.(Buku Ajar Keperawatan
Gerontik,2014)
• Penyakit kronis adalah penyakit yang berkepanjangan, tidak sembuh secara
spontan, dan jarang disembuhkan sepenuhnya penyakit ini dapat dicegah,
dan mereka menimbulkan beban yang signifikan dalam hal kematian,
mordibitas, dan biaya pribadi dan sosial. (Allender, 2014) (Community &
Public Health Nursing)
Etiologi Penyakit Kronik

• Penyakit kronis dapat diderita oleh semua kelompok usia, tingkat sosial
ekonomi, dan budaya. Penyakit kronis cenderung menyebabkan kerusakan
yang bersifat permanen yang memperlihatkan adanya penurunan atau
menghilangnya suatu kemampuan untuk menjalankan berbagai fungsi,
terutama muskuloskletal dan organ-organ pengindraan.
Fase penyakit kronik
• Menurut Smeltzer & Bare (2010), ada sembilan fase dalam penyakit kronis,
yaitu sebagai berikut :

1. Fase pra-trajectory. 6. Fase krisis


2. Fase trajectory 7. Fase pulih
3. Fase stabil 8. Fase penurunan
4. Fase tidak stabil 9. Fase kematian
5. Fase akut
Kategori penyakit Kronik
Ada beberapa kategori penyakit kronis, yaitu seperti di bawah ini:

1. Lived with illnesses. Pada kategori ini individu diharuskan beradaptasi dan mempelajari kondisi
penyakitnya selama hidup dan biasanya tidak mengalami kehidupan yang mengancam. Penyakit
yang termasuk dalam kategori ini adalah diabetes, asma, arthritis, dan epilepsi.
2. Mortal illnesses. Pada kategori ini secara jelas kehidupan individu terancam dan individu yang
menderita penyakit ini hanya bisa merasakan gejala-gejala penyakit dan ancaman kematian.
Penyakit dalam kategori ini adalah kanker dan penyakit kardiovaskuler.
3. At risk illnesses. Kategori penyakit ini sangat berbeda dari dua kategori sebelumnya. Pada kategori
ini tidak ditekankan pada penyakitnya, tetapi pada risiko penyakitnya. Penyakit yang termasuk
dalam kategori ini adalah hipertensi dan penyakit yang berhubungan dengan hereditas
Manifestasi klinis dari penyakit Kronik

Karakteristik penyakit kronis adalah penyebabnya yang tidak pasti, memiliki


faktor risiko yang multiple, membutuhkan durasi yang lama, menyebabkan
kerusakan fungsi atau ketidakmampuan, dan tidak dapat disembuhkan secara
sempurna (Smeltzer & Bare, 2010).
Tanda-tanda lain penyakit kronis adalah batuk dan demam yang berlangsung
lama, sakit pada bagian tubuh yang berbeda, diare berkepanjangan, kesulitan
dalam buang air kecil, dan warna kulit abnormal.
Pencegahan penyakit kronik

Sekarang ini pencegahan penyakit diartikan secara luas. Dalam pencegahan


penyakit dikenal
1. Pencegahan primer,
2. Sekunder,
3. Dan tersier
Sifat penyakit kronik

Menurut Wristht Le (1987) mengatakan bahwa penyakit kronik mempunyai


beberapa sifat diantaranya adalah :
1. Progresi (Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah.
Contoh penyakit jantung.)
2. Menetap (Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan
menetap pada individu. Contoh penyakit diabetes mellitus.)
3. Kambuh (Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan
kondisi yang sama atau berbeda. Contoh penyakit arthritis)
Dampak penyakit kronik terhadap klien

Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien diantaranya adalah :
1. Dampak psikologis
Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu :
❑ Klien menjadi pasif
❑ Tergantung
❑ Kekanak-kanakan
❑ Merasa tidak nyaman
❑ Bingung
❑ Merasa menderita
2. Dampak somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh karena keadaan penyakitnya.
Keluhan somatic sesuai dengan keadaan penyakitnya.
3. Dampak terhadap gangguan seksual Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik
(kerusakan organ) dan perubahan secara psikologis (persepsi klien terhadap fungsi seksual)
4. Dampak gangguan aktivitas
Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga hubungan social dapat terganggu
baik secara total maupun sebagian.
Respon Klien Terhadap Penyakit Kronik

Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-Sosial- Spritual ini
akan meliputi respon kehilangan.
1. Kehilangan kesehatan
2. Kehilangan kemandirian
3. Kehilangan situasi
4. Kehilangan rasa nyaman
5. Kehilangan fungsi fisik
6. Kehilangan konsep diri
7. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronis

Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit
kronis yang dideritanya oleh klien atau individu, yaitu:
1. Penolakan
2. Cemas
3. Depresi
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT
KRONIS
Kasus
• Di Perumahan Pelita II daerah Sukatani,Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa
Barat, terdapat warga sekitar 1500 jumlah penduduk, 400 orang mengalami penyakit kronik
yaitu Hipertensi diantaranya dewasa dan lansia. 260 orang(65%) penduduk berjenis kelamin
perempuan dan 140 orang (35%) penduduk berjenis kelamin laki-laki. 60 orang (15%)
penduduk merupakan penderita penyakit kronik yaitu Hipertensi tipe primer (dikarenakan
pola hidup), dan 40 orang (10%) menderita penyakit Hipertensi tipe sekunder (dikarenakan
mempunyai riwayat hipertensi sehingga menjadi komplikasi penyakit). 60 orang (15%)
penduduk yang menderita penyakit Hipertensi Primer mengaku sangat jarang melakukan
pemeriksaan tekanan darah ke pelayanan kesehatan dikarenakan malas memeriksakan
tekanan darah ke pelayanan kesehatan. 40 orang (10%) penduduk yang menderita
Hipertensi sekunder mengaku sangat jarang melakukan aktivitas fisik dan pola konsumsi
garam yang tinggi. 300 orang (75%) masyarakat mengatakan memiliki pengetahuan yang
kurang tentang penyakit Hipertensi. 60 orang (15%) penduduk beresiko terkena hipertensi
karena obesitas dan 40 orang (10%) penduduk merupakan perokok aktif.
Core Inti Komunitas Meliputi :
Riwayat kesehatan yang ada
• Bagaimana terjadinya resiko penyakit : Tingkat obesitas yang tinggi, merokok, malas
berolahraga dan pola konsumsi makanan tinggi garam.
• Jenis penyakit yang sering ada : Hipertensi, Stroke.
• Mengenai siapa aja : usia dewasa dan lansia.
• Berapa lama : > 6 bulan
• Didaerah mana : Di Perumahan Pelita II daerah Sukatani,Kecamatan Tapos, Kota
Depok, Provinsi Jawa Barat.
• Bagaimana upaya masyarakat : Memeriksa tekanan darah ke pelayanan kesehatan.
• Bagaimana program yang ada : Mengadakan program Posbindu PTM dengan
melakukan pemeriksaan rutin setiap sebulan sekali di perumahan pelita II
Data Sub Sistem
• Data Lingkungan Fisik
Di Perumahan Pelita II daerah Sukatani,Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, terdapat warga sekitar 1500
jumlah penduduk, 400 orang mengalami penyakit kronik yaitu Hipertensi diantaranya dewasa dan lansia.
1. Lingkungan fisik
A. Bagaimana bentuk rumah
• Tipe A/permanen : 95%
• Tipe B/semipermanen : 5%
B. Kondisi rumah
• Layak huni : 80%
• Tidak layak huni : 20%
C. Halaman rumah
• Memiliki halaman rumah : 15 %
• Tidak memiliki halaman rumah : 85 %
D. Pembuangan sampah : Tersedia pembuangan sampah
Pelayanan kesehatan dan social
1. Pusat pelayanan umum : Puskesmas
2. Jenisnya : Pelayanan kesehatan tipe 1
3. Bagaimana karakteristik pemakainya : Masyarakat menengah
4. Statistik : Statistik penderita hipertensi di perumahan pelita II 37,5 %
5. Masyarakat yang mengunjungi pelayanan : 40%
6. Masyarakat yang tidak mengunjungi pelayanan : 60%
7. Dapat dicapai : Lokasi puskesmas dekat dengan lingkungan masyarakat
8. Diterima : Pelayanan puskesmas dapat diterima oleh masyarakat
9. Tingkat kepercayaan pengguna jasa : Kurangnya kepercayaan masyarakat
Komunikasi
Masyarakat memperoleh informasi :
• Tv : 70%
• Handphone : 20%
• Radio : 10%
• Papan informasi : Terdapat papan dibalai RW
• Jenis perkumpulan atau pertemuan : Terdapat rapat pertemuan kader dan
karang taruna
• Alat komunikasi : Handphone
Ekonomi
A. Tingkat perekonomian
• Menengah kebawah : 15 %
• Menengah keatas : 85%
B. Sejauh mana mempengaruhi kesehatan
• Yang mempengaruhi kesehatan : 60%
• Tidak mempengaruhi kesehatan : 40%
C. Jumlah pengangguran : 25%
D. Persentasi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan : 15%
DIAGNOSA

1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko


Analisa Data
No Data Masalah

1. DS:
❑ Dari hasil wawancara didapatkan 60 orang (15%)
penduduk beresiko terkena hipertensi karena obesitas dan
40 orang (10%) penduduk merupakan perokok aktif

DO: Perilaku kesehatan cenderung beresiko


❑ 60 orang (15%) penduduk merupakan penderita penyakit
kronik yaitu Hipertensi tipe primer (dikarenakan pola
hidup), dan 40 orang (10%) menderita penyakit
Hipertensi tipe sekunder (dikarenakan mempunyai
riwayat hipertensi sehingga menjadi komplikasi penyakit).
❑ 300 orang (75%) masyarakat mengatakan memiliki
pengetahuan yang kurang tentang penyakit Hipertensi
INTERVENSI
No Diagnosa Noc Nic
keperawatan
1. Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Prevensi Primer
cenderung berisiko selama 2 minggu perilaku kesehatan Pendidikan kesehatan tentang perawatan hipertensi
cenderung berisiko menurun Aktivitas- aktivitas :
Prevensi Primer 1. Identifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat
Perilaku Patuh : mengurangi motivasi masyarakat untuk memeriksa tekanan
aktivitas yang Disarankan darah ke pelayanan kesehatan.
Indikator: 2. Targetkan sasaran pada kelompok berisiko tinggi hipertensi
1. Mengidentifikasi manfaat aktivitas fisik dan rentang usia yang akan mendapat manfaat besar dari
2. Mengidentifikasikan hambatan untuk pendidikan kesehatan.
melaksanankan aktivitas fisik 3. Identifikasi karakteristik populasi rentan hipertensi yang
3. Memantau denyut nadi mempengaruhi pemilihan strategi belajar.
4. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik sehari- 4. Identifikasi sumber daya (misalnya
hari yang ditentukan tenaga,ruang,peralatan,uang dan lain-lain) yang diprlukan
untuk melaksanakan program mencegah penyakit kronik
(hipertensi).
5. Gunakan presentasi kelompok untuk memberikan
dukungan dan mengurangi ancaman bagi pembelajar yang
mengalami masalah dan risiko hipertensi.
6. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Lanjut

Noc Nic
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
Manajemen diri: hipertensi
Indikator: Terapi pemberhentian merokok
1. Kisaran normal untuk tekanan darah Aktivitas :
sistolik 1. jelaskan manfaat berhenti merokok.
2. Kisaran normal untuk tekanan darah 2. jelaskan gejala fisik putus nikotin.
distolik 3. informasikan pengganti nikotin.
3. Target tekanan darah 4. informasikan bahwa mulut kering, batuk,
4. Komplikasi potensial hipertensi tenggorokkan gatal dan sesak merupakan
5. Penggunaan yang benar dari obat yang gejala yang mungkin terjadi setelah berhenti
diresepkan merokok.
6. Efek samping obat 5. Berikan dorongan untuk mempertahankan
7. Manfaat modifikasi gaya hidup gaya hidup bebas asap rokok.
Lanjut

Noc Nic
Prevensi Tersier Prevensi Tersier

Perilaku berhenti merokok Dukungan pengasuhan


Aktivitas :
Indikator : 1. memberikan informasi kepada
1. Mengekspresikan keinginan untuk dukungan pengasuhan (care giver suport)
berhenti merokok mengenai dukungan pelayanan
2. Mengidentifikasi hambatan untuk kesehatan dan pelayanan kesehatan
berhenti merokok komunitas yang bisa diakses.
3. Berpartisipasi dalam skrining untuk 2. mengajarkan kepada caregiver strategi
membantu masalah kesehatan yang untuk dapat mengoptimalisasi akses
terkait pelayanan kesehatan dan pelayanan
4. Menggunakan terapi pengganti kesehatan komunitas.
nikotin
Implementasi dan evaluasi
No Kegiatan Evaluasi Evaluasi

Perilaku kesehatan Melakukan pendidikan 1. 80% warga bisa S :Masyarakat


cenderung berisiko kesehatan tentang perawatan menjawab apa itu antusias dalam mengikuti
hipertensi hipertensi pendkes yang diberikan
1. Menjelaskan proses 2. 75% warga bisa mejawab
penyakit dengan benar faktor W : Fasilitas kurang memadai
2. Menjelaskan tentang penyebab hipertensi masaih banyak yang belum
penyebab Hipertensi 3. 85% Masyarakat bertanya
3. Menjelaskan Pengobatan mengatakan pahan
Hipertesi tentang pengobatan O : Setelah
4. Menjelaskan Tentang Hipertensi Di berikan pendek
Pencegahan Hipertensi 4. 70% Masyarakat paham harapannya masyarakat rutin
tentang pencegahan memeriksakan dirinya di
Hipertensi puskesmas

T : pada saat pendeks terjadi


kekurangan sarana media
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
• Allender, J. A. 2014. Community & Public Health Nursing.China:Lippincott Williams & Wilkins.
• Dewi Rhosma sofia.2014.Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Yogyakarta:DEEPUBLISH.
• Bare BG,Smeltzer SC.2010.Buku ajar keperawatan medikal bedah.Jakarta : EGC
• Bulechek, M.G dkk.2013. Nursing Intervensions Classification (NIC). 6th indonesian edition.
Indonesia : Mecomedia.
• Bulechek, M.G dkk.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). 6th indonesian edition.
Indonesia : Mecomedia.
• Nanda.2015.Buku Diagnosa Keperawatan dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai