Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI LANJUTAN

“PENDEKATAN TERHADAP PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI”

Oleh:

YOSEF FEBRIANCE
(22105380646)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)


SURABAYA
2022
Pendekatan Terhadap Perumusan Teori Akuntansi

Metodologi diartikan sebagai perumusan dan penentuan metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah.

Metode adalah cara yang sistematik dalam rangka menemukan kebenaran ilmiah.

1. Pendekatan perumusan teori akuntansi (Belkaoui) terdiri dari pendekatan

a) Pendekatan nonteoretis, meliputi pendekatan pragmatik dan otoritas.

Pendekatan Pragmatik menekankan pada kepentingan praktik yang berusaha

merumuskan teori dan pengembangan prinsip akuntansi sesuai kegunaannya untuk

memecahkan masalah praktik. Pernyataan dianggap benar apabila mempunyai kegunaan

praktis dalam kehidupan manusia.

Pendekatan otoritas digunakan oleh badan-badan yang memiliki otoritas dalam

merumuskan teori-teori yang sesuai dengan bidang kewenangannya. Keunggulannya

adalah jika standar yang dihasilkan dapat diterima secara umum, maka standar tersebut

telah teruji validitasnya. Kelemahannya adalah belum memenuhi kaidah-kaidah ilmiah,

dianut karena sederhana, mudah diterapkan, dan tidak universal.

b) Pendekatan teoretis, meliputi pendekatan deduktif, induktif, etik, sosiologis, ekonomi dan

eklektik.

Pendekatan deduktif Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi

(postulat dan prinsip akuntansi) dan selanjutnya diambil kesimpulan logis

tentang teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. Pendekatan ini

dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana dirumuskan dulu

tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya

lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi.

Pendekatan induktif Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa

observasi dan pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai sampel

dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang (informasi akuntansi) dan

diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi). Tahapan yang

dilalui adalah: menganalisis golongan observasi, mengumpulkan semua

observasi, penarikan kesimpulan umum, pengujian kesimpulan umum.


Pendekatan etik dalam perumusan teori akuntansi pendekatan ini menekankan pada

konsep kewajaran, kejujuran, keadilan dan kebenaran. Indikator kewajaran dalam

akuntansi menekankan bahwa hendaknya informasi akuntansi yang disajikan harus benar,

adil dari pendistribusian dan pengungkapannya.

Pendekatan sosiologis Menekankan pada aspek kesejahteraan masyarakat. Perumusan

teori akuntansi, penerapan prinsip dan standar-standar akuntansi yang dipilih harus dapat

mengungkapkan dampak sosial dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat harus

memperoleh manfaat atas pengungkapan laporan keuangan ditinjau dari aspek-aspek

sosialnya. Munculnya akuntansi sosial sebagai pertanggungjawaban sosial perusahaan

terhadap lingkungannya.

Pendekatan ekonomi Perumusan teori akuntansi dng menekankan indikator-indikator

makro ekonomi. Prinsip, standar dan teknik akuntansi yang disusun dikaitkan dengan

tujuan ekonomi. Munculnya akuntansi inflasi akuntansi perubahan tingkat harga.

Pendekatan elektik artinya memilih di antara berbagai macam kombinasi pendekatan yang

cocok dan sesuai dengan standar yang bersangkutan. Merupakan hasil dari usaha-usaha

yang dilakukan oleh kalangan profesi dan pemerintah sebagai bentuk partisipasinya

terhadap perkembangan prinsip akuntansi (Rosyidi, 1999).

c) Pendekatan lainnya, meliputi pendekatan peristiwa, pendekatan perilaku, pendekatan

prediktif dan positif, dan pendekatan regulatori.

Pendekatan Peristiwa menekankan agar akuntansi dapat menyediakan informasi tentang

peristiwa-peristiwa ekonomi yang berguna untuk berbagai kepentingan. Sebagai wujud

misalnya: Neraca dipandang sebagai peristiwa-peristiwa yang menggambarkan posisi

keuangan perusahaan.

Pendekatan Perilaku menekankan pada perilaku atau kriteria ilmu perilaku. Sasarannya

adalah menjelaskan memahami dan meramalkan tentang perilaku manusia untuk


dijadikan acuan umum bagi observasi selanjutnya wujudnya muncul akuntansi

keperilakuan (behavioural accounting).

Pendekatan Prediktif dan Positif data atau informasi akuntansi dapat menjelaskan dan

meramalkan peristiwa-2 ekonomi dan investasi. Salah satu hasilnya adalah bahwa

informasi current cost lebih memiliki daya ramal yang lebih baik dibandingkan informasi

historical cost (J.K. Simmons, 1979).

Pendekatan Regulatori, regulasi adalah sejumlah perangkat peraturan perundang-

undangan yang dirancang dan diberlakukan terutama untuk kepentingan operasi atau

kegiatan industri tertentu. Ada dua kelompok kepentingan yang berkaitan dgn teori

regulasi, yaitu A public interest theories dan Interest group (teori kelompok). Teori

kepentingan kelompok, ada 2 versi: The political rulling elite theory of regulation dan The

economic theory of regulation.

2. Pendekatan deduktif dalam akuntansi menurut Belkaoui dimulai dari:

a) Merumuskan dan menetapkan tujuan pelaporan keuangan.

b) Memilih dan menetapkan postulat-postulat atau konsep-konsep teoretis akuntansi.

c) Menetapkan prinsip-prinsip logis akuntansi.

d) Menurunkan dan mengembangkan teknik-teknik akuntansi.

3. Tujuh langkah penalaran deduktif dalam penetapan standar akuntansi (Hendriksen, 1986):

1) Perumusan tujuan umum atau khusus dari laporan keuangan

2) Pernyataan tentang postulat akuntansi yang berkaitan dengan faktor lingkungan akuntansi

berupa sosial, politik, ekonomi, hukum dimana akuntansi akan beroperasi.

3) Mengidentifikasikan seperangkat kendala-kendala yang digunakan sebagai pedoman

dalam proses penalaran.

4) Menetapkan simbol-simbol atau framework untuk mengekspresikan ide-ide.

5) Menetapkan definisi simbol-simbol yang merepresentasikan ide-ide tersebut.

6) Perumusan prinsip-prinsip.
7) Penerapan prinsip, standar dan teknik pada situasi tertentu dan menciptakan aturan

tentang prinsip dan metode yang sesuai.

4. Langkah yang harus dilakukan dalam pendekatan induktif (Belkaoui):

a) Melakukan pengamatan dan pencatatan atas hasil amatan.

b) Menganalisis dan mengklasifikasikan hasil amatan untuk mendeteksi hubungan peristiwa

yang telah terjadi secara berulang-ulang.

c) Menarik kesimpulan yang menunjukkan adanya hubungan peristiwa yang berulang

tersebut.

d) Melakukan pengujian atas kesimpulan yang dibuat tersebut untuk mencari kebenarannya.

5. Standar Akuntansi

Akuntansi memiliki kerangka konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-

tekniknya.Kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik, prinsip) dan praktik yang

sudah berterima umum karena kegunaannya dan kelogisannya. Di Indonesia standar ini disebut

prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) SAK PSAK. Standar merupakan konsensus/kesepakatan bersama

tentang pengukuran pengakuan penilaian, pengungkapan sumber-sumber ekonomi, kewajiban,

modal, hasil, biaya dan perubahannya kedalam bentuk laporan keuangan. Standar disusun oleh

lembaga resmi yang diakui pemerintah, profesi dan umum.

Standar Akuntansi terdiri dari uraian masalah yang harus diatasi. Pembahasan dengan penalaran

(kemungkinan dengan menggali teori dasar) atau cara-cara pemecahan masalah. Selanjutnya

sejalan dengan keputusan atau teori, solusi ditetapkan.

Pertimbangan dalam penetapan standar

a) Standar menyajikan data bagi pemerintah tentang berbagai variabel yang perlu

dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan serta

regulasi ekonomi, dan peningkatan efisiensi ekonomi, serta tujuan sosial lainnya.

b) Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yg

berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, penyebarluasan standar
akan menghasilkan banyak kontroversi dan perdebatan, baik dalam lingkungan praktik

maupun akademik yang merupakan sebuah keadaan yang lebih baik dari pada apatis.

6. Pengguna Laporan Keuangan. Ada dua (Pengguna langsung dan Pengguna tidak langsung). Tujuan

keduanya berbeda dan saling bertentangan.Ada 3 bentuk laporan keuangan yang mungkin dapat

dipersiapkan: Lapapran keuangan bertujuan umum, khusus, dan bentuk pengungkapan berbeda

yang disajikan untuk masing-masing kelompok yang berbeda.

7. Situasi yang bisa dikatakan sebagai accounting standards overload diantaranya:

a) Standar yang terlalu banyak

b) Standar yang terlalu rumit

c) Tidak ada standar yang kaku membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit.

d) Standar bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan di antara

para penyaji, pengguna dan akuntan.

e) Standar yang bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan antara entitas

publik dan nonpublik, laporan keuangan tahunan dan interim, perusahaan besar dan kecil,

laporan keauangan audit dan nonaudit.

f) Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, kedua-duanya.

8. Faktor penyebab masalah accounting standards overload, adalah karena banyaknya pertanyaan

yang berkaitan dengan apa yang perlu dan apa yang tidak perlu. Kebutuhan untuk melindung

kepentingan publik. Keinginan untuk memuaskan kebutuhan para pengguna.

9. Solusi mengatasi masalah accounting standards overload, adalah:

a) Tidak ada perubahan yang mempertahankan apa yang sudah ada.

b) Perubahan konsep PABU tunggal menjadi beberapa kelompok PABU untuk entitas

tertentu.

c) Perubahan dalam PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha bisnis.

d) Menentukan alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.

e) Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.


f) Alternatif pada PABU sebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian laporan

keuangan.

Anda mungkin juga menyukai