Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia
berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang
prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasiinformasi yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para
pemakainya.
Akuntansi kini telah didefinisikan dengan referensi pada suatu konsep
informasi. Akuntansi merupukan aktivitas jasa, fungsinya adalah menyediakan
informasi kualitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi
yang dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat dalam pengambilan
keputusan dan dalam membuat pilihan logis diantara serangkaian tindakan.
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah
menggunakan jasa akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu
semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih
besar.
Teori akuntansi telah berkembang melalui revolusi yang besar, khususnya
selama tahun 1960-an dan tahun 1970-an, dan terus berlanjut sampai tahun 1980an. Selama periode yang sama ini dan sekitar 50 tahun yang lalu, pemikiran
akuntansi juga telah di kembangkan melalui proses evolusi. Sebelum tahun 1930,
teori akuntansi sebagai suatu pranata penalaran logis yang di rumuskan dengan
baik biasanya tidak mendahului praktek akuntansi, jikapun hal itu benar, maka
sekarangalah hal itu dapat dilakukan. Akuntansi berkembang sejalan dengan
bertambahnya kebutuhan dan perubahan terjadi secara bertahap dalam konsep dan
teknik akuntansi. Tetapi prakteknya akuntansi yang baru harus tetap diselaraskan
dengan hubungan dan lembaga ekonomi yang berubah serta tujuan akuntansi.

Dengan demikian kami disini akan membahas mengenai Pendekatan Penyusunan


dan Pengembangan Teori Akuntansi Keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam penyusunan Teori Akuntansi
Keuangan ?
2. Apakah pendekatan-pendekatan tersebut selektif untuk perumusan Teori
Akuntansi ?
3. Bagaimana pengembangan dalam Teori Akuntansi Keuangan ?
4. Bagaimana Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan dalam penyusunan Teori Akuntansi
Keuangan.
2. Untuk mengetahui pendekatan yang selektif dalam perumusan Teori Akuntansi
Keuangan.
3. Untuk mengetahui perkembangan Teori Akuntansi Keuangan dari masa ke
masa.
4. Untuk mengetahui perumusan Teori Akuntansi di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Dalam Penyusunan Teori Akuntansi Keuangan

Pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi dibagi 2, yaitu pendekatan


tradisonal dan pendekatan regulator.
1. Pendekatan tradisional
Pendekatan tradisional adalah riset konvensional dan bukannya riset aliran
baru yang mengandalkan pemikiran tradisional untuk merumuskan
kerangka akuntansi konseptual.
Pendekatan tradisional ini meliputi :
a. Non-teoretis, praktis, atau pragmatis (informal)
Pendekatan-pendekatan non-teoretis biasanya merupakan pendekatan
pragmatis (praktis) dan otoriter (otoritarian). Pendekatan pragmatis terdiri
dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuain terhadap praktik
sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis.
Menurut pendekatan ini, teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya
dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan
keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan. Kegunaan atau
utilitas (usefulness atau utility) mempunyai arti bahwa "segala sesuatu
untuk menyajikan atau memudahkan tujuan yang diinginkan".
Pendekatan otoritanan dalam penyusunan teori akuntansi, yang
umumnya digunakan oleh organisasi profesi, terdiri dari penyajian
sejumlah

peraturan

praktik-praktik

akuntansi.

Karena

pendekatan

otoritarian juga berupaya untuk menyajikan solusi praktik, pendekatan ini


juga secara mudah dapat diidentifikasi sebagai pendekatan pragmatis.
Kedua pendekatan ini berasumsi bahwa teori akuntansi dan teknik-teknik
yang dihasilkan harus didasarkaan pada pemanfaatan secara maksimal
laporan keuangan, apabila akuntansi diharapkan memiliki fungsi yang
bermanfaat. Dengan kata lain suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah
teori yang buruk.
Teori pendekatan akun merasionalisasikan pemilihan teknik-teknik
akuntansi akuntansi atas dasar upaya untuk mempertahankan persamaan
akuntansi, yang dinamakan persamaan neraca (balance sheet equation)
dan persamaan profit akuntansi (accounting profit equation).
Persamaan neraca biasanya dinyatakan dalam:
Aktiva = Kewajiban (Liablities) + Ekuitas Pemilik (Owner's Equity)
Persamaan profit akuntansi biasanya dinyatakan dalam:
3

Profit Akuntansi (Accounting Profit) = Pendapatan (Revenues) - Kas


(Costs)
Dua

persamaan

dalam

pendekatan

akun

ini

menghasilkan

pengembangan dua posisi dalam proses penyusunan standar, yang


dinamakan posisi berorientasi neraca (balance sheet oriented position) dan
posisi berorientasi profit (profit oriented position). Dalam setiap kasus,
pendekatan ini, seperti halnya pendekatan pragmatis maupun otoritarian,
juga menghadapi kendala kurangnya landasan teoretis.
b. Teoretis
Disebut juga pendekatan nalar,yang terdiri dari :
a) Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyusunan suatu teori akan dimulai
dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusif
yang

bersifat

logis

tentang

suatu

subjek

dengan

sejumlah

pertimbangan. Dalam penerapannya di bidang akuntansi, pendekatan


deduktif dimulai dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan
konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk
menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik
akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang
bersifat umum (asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi
spesifik (pertama, prinsip-prinsip akuntansi, dan kedua, teknik-teknik
b)

akuntansi).
Pendekatan induktif
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan
serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran serta selanjutnya
aktifitas untuk memperoleh suatu konklusi. Apabila diterapkan dalam
bidang akuntansi, pendekatan ini dimulai dengan serangkain
pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan
selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip
akuntansi dari pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar

c)

hubungan yang terjadi secara berulang.


Pendekatan etis

Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran


(fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran
(truth). Konsep-konsep tersebut merupakan kriteria utama dari konsep
D.R. Scott dalam menyusun teori akuntansi. Scott mendefinisikan
"justice" sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak
yang berkepentingan," truth" sebagai pelaporan keuangan yang akurat
dan benar tanpa adanya kesalahan interprestasi, dan konsep "fairness"
sebagai penyajian yang wajar tidak bias, dan tidak memihak. "
Fairness" merupakan tujuan yang diinginkan dalam penyusunan teori
akuntansi, sepanjang dilakukan dengan dasar pengujian yang bersifat
logis serta ilmiah, dan apabila dilakukan dengan definisi yang
d)

memadai serta identifikasi sifat-sifatnya secara jelas.


Pendekatan sosiologis
Pendekatan sosiologis dalam penyusunan teori menekankan pada
akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi.
Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan etis yang dasarnya
merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan
kesejahteraan sosial (social welfare). Pendekatan sosiologis dalam
penyusunan teori akuntansi telah memberikan kontribusi pada evolusi
cabang bidang ilmu akuntansi yang baru, yang dikenal sebagai
akuntansi sosioekonomi (socioeconomic accounting).

e)

Pendekatan ekonomi
Pendekatan

ekonomik

dalam

penyusunan

teori

akuntansi

menekankan pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi


makro, yang dilakukan oleh berbagai praktik akuntansi. Jika
pendekatan etis menekankan pada konsep fairness dan pendekatan
sosiologis pada konsep kesejahteraan sosial, maka pendekatan
ekonomik menekankan pada konsep kesejahteraan ekonomi secara
umum. Kriteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi
makro adlah pertama, kebujakan dan teknik akuntansi yang digunakan
harus menyajikan realitas ekonomi. Kedua, pemilihan teknik-teknik

akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomik. Realitas


ekonomik dan Konsekuensi ekonomik merupakan dua istilah yang
tepat digunakan untuk mendukung pendekatan ekonomi makro.
2. Pendekatan Regulator
Regulator adalah sejumlah perangkat peraturan perundang-undangan yang
dirancang dan diberlakukan terutama untuk kepentingan operasi atau
kegiatan industri tertentu. Berdasarkan teori-teori regulasi, regulasi
umumnya diasumsikan akan diterima oleh industri terkait dan didesain
serta dioperasikan dengan tujuan utama memperoleh keuntungan.
Kategori utama regulasi/industri :
1) Teori kepentingan umum (public interest theories) : menyatakan
bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi pemintaan publik akan
koreksi terhadap ketidak efisienan atau ketidak layakan harga pasar.
Tujuan utama teori ini adalah untuk melindungi dan menjamin
kepentingan umum.
2) Teori kepentingan kelompok atau teori perebutan (interest group or
capture theories): menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk
menganggapi permintaan kelompok tertentu dengan tujuan untuk
memaksimalkan pendapatan anggotanya. Yang terdiri dari :
a) The political ruling-elite theory of regulation menekankan
penggunaan kekuatan politis untuk mendapatkan pengendalian
regulator.
b) The economic theory of regulation menekankan pada kekuatan
ekonomi
Pendekatan Regulator terdiri dari :
a. Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai
dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah
produk yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya.
Atas dasar tersebut informasi akuntansi merupakan subjek kekuatan

permintaan dari para pengguna dan disediakan oleh para penyaji.


Hasilnya adalah sejumlah pengungkapan informasi yang optimal pada
tingkat harga yang optimal pula. Kapan suatu informasi diperlukan dan
sejumlah harga tertentu ditawarkan untuk itu, pasar akan menyediakan
informasi asalkan harga yang ditawarkan melebihi biaya informasi
tersebut.
b. Regulasi Standar Akuntansi oleh Sektor Swasta
Penyusunan standar secara swasta di Amerika Serikat meliputi
Committee on Accounting Procedures (1939-1959), Accounting
Priciples Board (1959-1973) dan Financial Accounting Standar Board
(1973-sekarang). Para pendukung dewan tetap mempertahankan
bahwa pertimbangan yang mendalam akan memungkinkan FASB
memperbaiki akibat yang tidak diinginkan dari suatu pernyataan. Hal
ini menimbulkan persoalan tambahan, karena standar yang ditawarkan
akan memiliki kesempatan yang kecil untuk diterapkan apabila secara
umum tidak memperoleh dukungan.
c. Regulasi Standar Akuntansi Sektor Publik
Regulasi sector public berpusat pada peran SEC. SEC merupakan
instrument dalam menuntun profesi dari metode akuntansi yang safe
dan konservatif ke arah metode yang lebih inovatif dan realistis. SEC
melalui securities Acrs of 1933 dan 1934 memberi perlindungan bagi
para investor terhadap berbagai ancaman. SEC dimotivasi oleh
keinginan untuk menyajikan tingkat pengungkapan kepada public yang
dianggap perlu dan memadai dalam pembuatan keputusan, serta
mempunyai legitimasi yang lebih besar melalui kewenangan statutory
yang lebih jelas
Prinsip umum regulasi menurut Elliot dan Schuetze :
a) Regulasi tidak boleh melanggar hak asasi manusia dan undangundang dasar.
b) Regulasi harus dirancang untuk mencegah kemungkinan atau
realitas perubahan sosial.
c) Regulasi harus mencerminkan kepentingan publik.
7

d) Regulasi seharusnya tidak digunakan sektor swasta bila tujuannya


dapat dicapai oleh institusi sektor swasta.
e) Regulasi yang potensial seharusnya tidak menanggung beban
bahwa regulasi tersebut telah terjamin kekuatannya, daripada para
pendukung regulasi harus membuktikan bahwa regulasi tersebut
memang terjamin.
f) Tindakan yang berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak
digunakan

untuk

memperbaiki

pelanggaran

hukum,

atau

memerangi perilaku anti sosial.


2.2 Pendekatan Selektif Untuk Perumusan Teori Akuntansi Keuangan
Secara umum, perumusan suatu teori akuntansi dan pengembangan prinsipprinsip akuntansi telah mengikuti pendekatan selektif, atau kombinasi dari
berbagai pendekatan dan bukannya hanya satu dari pendekatan yang disajikan.
Pendekatan selektif merupakan akibat dari berbagai usaha oleh indivudu dan
professional serta organisasi pemerintahan untuk berpartisipasi dalam pematangan
konsep dan prinsip dalam akuntansi. Pendekatan selektif ini telah memberikan
peningkatan pendekatan baru yang sedang diperdebatkan dalam literature :
pendekatan peraturan, pendekatan prilaku serta pendekatan kejadian, prediksi dan
positif.
2.3 Perkembangan Teori Akuntansi Keuangan
Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi teori akuntansi sebagai berikut:
1. Pre-theory period (1492-1800)
Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang
dirumuskan sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada
saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai
teori atau pernyataan yang sistematis.
2. General scientific period (1800-1955)
Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru
berupa penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka
kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi.
Akuntansi

dikembangkan

berdasarkan

metode

empiris

yang

mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari-hari atau realitas bukan

didasarkan pada logika. Laporan AAA A Tentative Statement of


Accounting Principles Affecting Corporate Reports pada tahun 1938 serta
laporan AICPA tentang A Statement of Accounting Principle (Sanders,
Hatfield dan Moore) merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi
berdasarkan metode empiris atau disebut era general scientific ini.
3. Normative period (1956-1970)
Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan normanorma atau praktek akuntansi yang baik. Kalau dalam periode
sebelumnya menekankan kepada Apa yang terjadi dalam periode ini dan
Bagaimana seharusnya dilakukan, What should be. Pada periode ini
muncul kritik terhadap konsep historical cost dan pendukung adanya
conceptual framework. Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah:
An Inquiry into the Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan
pada tahun 1965, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting
Theory.
4. Specific Scientific Period (1970-sekarang)
Periode ini disebut juga positive era. Di sini teori akuntansi tidak cukup
hanya dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma
dinilai subyektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normatif
dikritik karena:
a. Teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.
b. Teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang
subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara
empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pada periode ini data empiris
sudah banyak tersedia kemudian teknik-teknik statistik dan teknik yang
menggunakan disiplin lain untuk melakukan pengujian sudah demikian
banyak sehingga memudahkan melakukan pengujian. Tujuan dari
pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menerangkan dan
meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori
positif ini adalah hipotesa bonus plan. Hipotesa ini menunjukkan bahwa
manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus maka mereka akan

berusaha memaksimasi pendapatannya melalui pendekatan akuntansi yang


dapat menaikkan laba sehingga bonusnya tinggi. Dalam penyusunan
laporan keuangan manajemen tentu akan memilih standar akuntansi yang
dapat menaikkan laba atau bonus mereka. Teori ini akan dapat
menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam mana bonus plan
diberlakukan.

Watts dan Zimmerman pendukung konsep ini dalam bukunya Positive


Accounting Theory menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini adalah
bahwa regulator bisa meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai
kebijakan atau praktek akuntansi.
Menurut Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan munculnya
perbedaan antara Riset Academics dan Riset Profesional yang sebelumnya
dinilai seragam. Riset Academics tetap dalam pendekatan positif yang
umumnya menekankan pada peran dan pengaruh informasi akuntansi
sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan normatif yang
umumnya menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek akuntansi
agar lebih bermanfaat bagi praktisi.
2.4 Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia
Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk
merumuskan teori atau standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap
menggunakan teori atau standar akuntansi Amerika atau yang terakhir dari IASC
(International Accounting Standard Committee) sebagai dasar pengembangan
akuntansi di tanah air. Standar akuntansi keuangan maupun pernyataan standar
pemeriksaaan masih mengadopsi atau menterjemahkan standar serat pedoman dari
Amerika atau IASC dengan berbagai modifikasi minor. Upaya yang baru
dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan prinsip akuntansi Indonesia
namun belum menyentuh dasar teori akuntansinya.
10

Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh


(full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial
Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini
mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting
Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya
harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum
menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).
Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional
yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan
adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional, dengan tujuan agar
dapat

menghasilkan

informasi

keuangan

yang

dapat

diperbandingkan,

mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan


pelanggan, supplier, investor, dan kreditor.
Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antara lain nasionalisme
dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan pada tiaptiap negara,
perbedaan kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan
nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar negara, serta
tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara
sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel
dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan
dan meramalkan fenomena yang mungkin muncul.
Pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi dibagi 2, yaitu pendekatan
tradisonal dan pendekatan regulator. Pendekatan tradisional terhadap perumusan
suatu teori akuntansi telah menggunakan metodologi normative atau metodologi
deskriptif, yaitu suatu pendekatan teoritis atau non teoritis, suatu bentuk alasan
deduktif atau induktif, telah berfokus pada suatu konsep kewajaran, kesejahteraan
social, atau kesejahteraan ekonomi. Pendekatan tradisonal telah berubah secara
perlahan menjadi pendekatan selektif atau mulai digantikan oleh pendekatanpendekatan yang lebih baru. Apapun pendekatan yang dipilih, penting untuk diingat
bahwa suatu teori akuntansi harus dikonfirmasikan untuk dapat diterima.
Sedangkan pada pendekatan regulatoris menggunakan sejumlah perangkat
peraturan perundang-undangan yang dirancang dan diberlakukan terutama untuk
kepentingan operasi atau kegiatan industri tertentu. Perumusan suatu teori akuntansi
dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi telah mengikuti pendekatan selektif,
atau kombinasi dari berbagai pendekatan dan bukannya hanya satu dari pendekatan
yang disajikan.
Dalam Merumuskan Teori Akuntansi, di Indonesia menggunakan Standar
Akuntansi. Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh
(full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting
Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada
US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada
beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang
dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian
(harmonisasi).
3.2 Saran
12

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan referensi buku


ataupun jurnal-jurnal yang lebih banyak mengenai Pendekatan Penyusunan
dan Pengembangan Teori Akuntansi Keuangan.
2. Kami menyadari penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini dimasa yang akan datang.
3. Kami juga mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan kita semua tentang Teori Akuntansi. Khususnya
mengenai Pendekatan Penyusunan dan Pengembangan Teori Akuntansi
Keuangan.

13

Anda mungkin juga menyukai