Akuntansi Keuangan
Lanjutan II
Transaksi Laba Antar Perusahaan
– Aset Tetap(Intercompany Profit
Transactions – Plant Asset)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi Bisnis S1 Akuntansi
09/10 190161031 Eriana Kartadjumena, Ph.D., Ak, CSRS
Abstract Kompetensi
Materi Transaksi Laba Antar 1. Mahasiswa mampu menilai
Perusahaan –Aset Tetap menjelaskan dampak laba antar perusahaan
proses dan pengakuan laba dari pada transfer asset tetap pada
pemilikan aset tetap yang tidak dapat penyiapan kertas kerja
disusutkan dan yang dapat konsolidasi.
disusutkan antar perusahaan afiliasi, 2. Mahasiswa mampu memahami
baik aset tetap induk perusahaan dalam menghitung penangguhan
yang dimiliki oleh anak perusahaan laba yang belum direalisasi serta
maupun sebaliknya. mengakui laba yang direalisiasi
atas transfer asset tetap oleh
induk perusahaan atau anak
perusahaan.
3. Mahasiswa memahami
penyesuaian perhitungan jumlah
laba antar perusahaan atas
transfer aset untuk kepentingan
pihak non pengendali.
TRANSAKSI LABA ANTAR PERUSAHAAN AFILIASI – ASET TETAP
(INTERCOMPANY PROFIT TRANSACTIONS – PLANT ASSETS)
Berbeda dengan transaksi laba antar perusahaan afiliasi atas persediaan yang akan
menjadi benar dengan sendirinya minimal dalam dua periode akuntansi, sedangkan laba
antar perusahaan afiliasi dari aset tetap akan mempengaruhi laporan keuangan sampai aset
tetap tersebut dijual kepada pihak di luar entitas yang dikonsolidasikan atau digunakan
sampai akhir masa manfaatnya oleh afiliasi pembeli (yang dimungkinkan akan lebih dari dua
periode akuntansi).
Perbedaan yang paling mendasar dari penjualan aset tetap antar perusahaan afiliasi
dengan penjualan persediaan antar perusahaan afiliasi antara lain:
1. Transaksi relatif jarang terjadi dan tidak selalu terjadi pada setiap periode akuntansi.
Pada umumnya terjadi ketika proses merger baru saja selesai dan merupakan
bagian dari proses reorganisasi perusahaan pasca merger.
Transaksi penjualan aset tetap antar perusahaan afiliasi pada dasarnya dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Penjualan aset tetap yang tidak dapat disusutkan/tanah (nondepreciable-fixed
asset/land)
2. Jual-beli aset tetap yang dapat disusutkan/diamortisasi (depreciable/amortizable
fixed asset).
Jurnal eliminasi yang harus diperhatikan pada kasus penjualan aset tetap antar
perusahaan afiliasi dapat ditunjukan secara lengkap sebagai berikut: (perhatikan jurnal
eliminasi nomor 2)
1. Penyesuaian atas kesalahan dan kelalaian.
2. Eliminasi transaksi laba (rugi) antar perusahaan afiliasi.
Penjualan arus ke bawah aset tetap tidak dapat disusutkan (downstream non
depreciable plant asset)
Pada tahun penjualan
Dr. Laba antar perusahaan afiliasi aset tetap xxx
Cr. Aset tetap xxx
Periode setelah tahun penjualan
Dr. Investasi saham di anak perusahaan xxx
Cr. Aset tetap xxx
Saat terjual kepada pihak di luar afiliasi
Dr. Investasi saham di anak perusahaan xxx
Cr. Laba antar perusahaan afiliasi aset tetap xxx
Penjualan arus ke atas aset tetap tidak dapat disusutkan (upstream non
depreciable plant asset)
Pada tahun penjualan
Dr. Laba antar perusahaan afiliasi aset tetap xxx
Cr. Aset tetap xxx
Pada periode setelah tahun penjualan
Dr. Investasi saham di anak perusahaan xxx
Kepentingan non-pengendali xxx
Cr. Aset tetap xxx
Saat terjual kepada pihak di luar afiliasi
Dr. Investasi saham di anak perusahaan xxx
Kepentingan non-pengendali xxx
Cr. Laba antar perusahaan afiliasi aset tetap xxx
3. Eliminasi laba dan deviden dari anak perusahaan serta penyesuaian ke saldo awal
atas akun investment saham di anak perusahaan
dr. Pendapatan dari anak perusahaan (I.S) xxx
cr. Deviden (RE Statement) xxx
Investasi saham di anak perusahaan (B/S) xxx
4. Mencatat laba dan deviden untuk kepentingan non pengendali di anak perusahaan
dr. Laba kepentingan non pengendali (I/S) xxx
cr. Deviden (RE Statement) xxx
kepentingan non pengendali (B/S) xxx
Laba antar perusahaan afiliasi dari penjualan aset tetap tidak dapat disusutkan
Pengalihan aset tetap yang tidak dapat disusutkan antara afiliasi dengan harga
selain (berbeda) dari nilai buku (lebih tinggi ataupun lebih rendah) mengakibatkan terjadinya
laba atau rugi yang belum direalisasi pada entitas konsolidasian. Laba atau rugi antar
perusahaan afiliasi akan muncul di laporan laba rugi terpisah di afiliasi penjual di tahun
penjualan.
Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, maka laba dari penjualan aktiva
yang tidak dapat disusutkan seharusnya tidak tampak dalam laporan keuangan
konsolidasian, demikian pula pengakuan nilai aset tetap tidak dapat disusutkan tersebut
seharusnya sebesar harga perolehan pada entitas induk. Hal ini berarti laba atau rugi antar
perusahaan afiliasi tersebut harus dihilangkan (dieliminasi) dari pendapatan investasi dalam
konsolidasi satu baris oleh induknya. Hal tersebut menghilangkan dampaknya dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Laba antar perusahaan afiliasi dari penjualan
aktiva tetap tidak dapat disusutkan dapat terjadi dari transaksi arus ke bawah (hilir) maupun
arus ke atas (hulu).
Pada transaksi penjualan arus ke bawah (hilir) aset tetap tidak dapat disusutkan,
pengaruh dari laba antar perusahaan afiliasi adalah terjadi pada pembukuan induk
perusahaan dan laporan keuangan konsolidasian. Setiap laba atau rugi dari penjualan ke
hilir (dari induk ke anak) pada awalnya dimasukkan pada pembukuan pendapatan induk
perusahaan dan laba atau rugi ini harus dihilangkan pada laporan keuangan konsolidasian.
Jumlah eliminasi adalah 100 persen, terlepas dari ada tidaknya kepemilikan saham non
pengendali di anak perusahaan. Proses eliminasi akan selalu dilakukan setiap tahun
penyusunan laporan keuangan konsolidasian sampai dengan aset tetap tidak dapat
disusutkan tersebut dijual kepada pihak di luar entitas konsolidasian. Proses eliminasi di
Selanjutnya, proses eliminasi atas laba antar perusahaan afiliasi pada tahun-tahun
setelah tahun penjualan dengan mendebit akun investasi saham di anak perusahaan dan
kredit akun aset tetap yang tidak dapat disusutkan atau jika rugi antar perusahaan afiliasi
dengan mendebit akun aset tetap yang tidak dapat disusutkan dan kredit akun investasi
saham di anak perusahaan.
Sedangkan, proses eliminasi atas laba antar perusahaan afiliasi pada saat aset tetap
tidak dapat disusutkan akhirnya terjual ke pihak luar entitas konsolidasian adalah dengan
mendebit akun investasi saham di anak perusahaan dan kredit akun laba penjualan aset
yang tidak dapat disusutkan. Namun, jika sebelumnya rugi antar perusahaan afiliasi, maka
eliminasinya dengan mendebit rugi penjualan aset tetap yang tidak dapat disusutkan dan
kredit akun investasi saham di anak perusahaan.
Pada transaksi penjualan ke atas (hulu) dari aset tetap tidak dapat disusutkan arus,
pengaruh dari laba antar perusahaan adalah terjadi pada pembukuan anak perusahaan dan
laporan keuangan konsolidasian. Setiap laba atau rugi dari penjualan ke hulu (dari anak ke
induk) pada awalnya dimasukkan pada pembukuan pendapatan anak perusahaan dan laba
atau rugi ini harus dihilangkan. Jumlah eliminasi dibagi proporsional antara hak kepemilikan
saham oleh induk perusahaan dan kepemilikan saham pihak non-pengendali. Proses
eliminasi akan selalu dilakukan setiap menyusun laporan keuangan konsolidasian sampai
dengan aset tetap tidak dapat disusutkan tersebut dijual kepada pihak di luar entitas
konsolidasian.
Proses eliminasi di tahun penjualan atas laba antar perusahaan afiliasi dilakukan
dengan mendebit akun laba penjualan aset tetap tidak dapat disusutkan dan kredit akun
aset tetap yang tidak dapat disusutkan. Namun, jika rugi antar perusahaan afiliasi dengan
mendebit akun aset tetap yang tidak dapat disusutkan dan kredit akun rugi penjualan aset
tetap tidak dapat disusutkan.
Selanjutnya, proses eliminasi atas laba antar perusahaan afiliasi pada tahun-tahun
setelah tahun penjualan dengan mendebit akun investasi saham di anak perusahaan
sebesar proporsi kepemilikan saham oleh induk perusahaan dan kepentingan non
Diketahui laba operasi PT Sigma pada tahun 2015 sebesar $ 70,000; kemudian $ 80,000 di
tahun 2016, 2017 dan 2018; serta $ 90,000 pada 2019.
JAWABAN:
Pada kasus di atas, PT Peterpan (induk perusahaan) adalah afiliasi penjual atas
tanah kepada PT. Sigma (anak perusahaan). Hal ini berarti pada awalnya laba antar afiliasi
sebesar $10,000 diakui oleh afiliasi penjual pada pembukuan terpisahnya. Sedangkan,
sebagai entitas konsolidasian, PT Peterpan dan PT Sigma diasumsikan sebagai satu entitas
sehingga laba antar afiliasi harus dieliminasi dan tidak boleh menjadi laba konsolidasian.
Pada saat melakukan eliminasi, PT Peterpan harus mengeliminasi 100% laba antar
afiliasi tersebut tanpa memperhitungkan ada atau tidaknya proporsi kepemilikan non-
pengendali di PT. Sigma. Oleh karena itu, pada saat menghitung pendapatan PT. Peterpan
dari PT Sigma di tahun 2015, PT harus menangguhkan laba antar afiliasi secara penuh
dengan perhitungan sebagai berikut:
Untuk transaksi selama tahun 2016, 2017 dan 2018, PT. Peterpan kembali harus
melakukan eliminasi untuk menangguhkan pengakuan atas laba antar afiliasi secara penuh,
dengan perhitungan sebagai sebagai berikut:
Pendapatan dari PT. Sigma : 90% x $80,000 = $72,000.
Laba bagi kepentingan non-pengendali: 10% x $80,000 = $8,000
Jurnal eliminasi tahun 2016
Dr. Investasi saham di PT Sigma $10,000
Cr. Tanah $10,000
Jurnal eliminasi tahun 2017
Dr. Investasi saham di PT Sigma $10,000
Cr. Tanah $10,000.
Jurnal eliminasi tahun 2018
Dr. Investasi saham di PT Sigma $10,000
Cr. Tanah $10,000
Pada tahun 2019, tanah dapat terjual ke entitas luar konsolidasian oleh PT Sigma.
Hal ini berarti PT Peterpan diperkenankan mengakui laba antar afiliasi atas penjualan tanah
sebesar $10,000 sebagai komponen laba konsolidasian dengan perhitungan sebagai
berikut:
Pendapatan dari PT. Sigma : 90% x $90,000 + $10,000 = $91,000.
Laba bagi kepentingan non-pengendali: 10% x $90,000 = $9,000
Laba antar perusahaan afiliasi dari penjualan aset tetap dapat disusutkan
Pengalihan aset tetap yang dapat disusutkan (misal mesin, pabrik, gedung, hak
tambang) antara afiliasi dengan harga selain (berbeda) dari nilai buku (lebih tinggi ataupun
lebih rendah) mengakibatkan terjadinya laba atau rugi yang belum direalisasi pada entitas
konsolidasian. Laba atau rugi antar perusahaan afiliasi akan muncul di laporan laba rugi
terpisah di afiliasi penjual di tahun penjualan dan selanjutnya laba rugi antar perusahaan
afiliasi akan diakui dalam laporan keuangan konsolidasian selama masa pemanfaatan aset
tetap yang dapat disusutkan tersebut melalui prose eliminasi pada perbedaan perhitungan
Jurnal penyesuaian untuk eliminasi pengaruh laba (rugi) yang belum direalisasi aset
tetap dapat disusutkan lebih rumit daripada dalam kasus laba (rugi) yang belum direalisasi
aset tidak dapat disusutkan. Kerumitan tambahan ini berasal dari proses perhitungan beban
depresiasi (atau deplesi atau amortisasi) yang mempengaruhi pendapatan induk dan
pendapatan konsolidasian di setiap tahun selama masa pemanfaat aset tetap tersebut oleh
afiliasi pembeli.
Pada transaksi penjualan arus ke bawah (hilir) dari aset tetap dapat disusutkan,
pengaruh awal dari laba antar perusahaan afiliasi yang belum direalisasi sama dengan aset
yang tidak dapat disusutkan yaitu diakui pada awalnya pada pembukuan pendapatan induk
perusahaan. Namun, dalam proses penyusunan laporan keuangan konsolidsian harus
dieliminasi oleh induk perusahaan dalam menentukan pendapatan investasinya berdasarkan
metode ekuitas.
Belum selesai
PT Peterpan memiliki 80% saham di PT Sigma yang diperoleh dengan harga perolehan
sama dengan nilai wajar aset bersih PT, Sigma. Pada tanggal 1 Januari 2015, PT. Peterpan
menjual satu blok rangkaian mesin tekstil ke PT. Sigma dan mencatat laba $ 30,000. Mesin
Diketahui laba operasi PT Sigma pada tahun 2015 sebesar $ 70,000; kemudian $ 80,000 di
tahun 2016, 2017 dan 2018; serta $ 90,000 pada 2019.
Pada kasus di atas, PT Peterpan (induk perusahaan) adalah afiliasi penjual atas
mesin tekstil kepada PT. Sigma (anak perusahaan). Hal ini berarti pada awalnya laba antar
afiliasi sebesar $30,000 diakui oleh afiliasi penjual pada pembukuan terpisahnya.
Sedangkan, sebagai entitas konsolidasian, PT Peterpan dan PT Sigma diasumsikan
sebagai satu entitas sehingga laba antar afiliasi harus dieliminasi dan tidak boleh menjadi
laba konsolidasian.
Pada saat melakukan eliminasi, PT Peterpan harus mengeliminasi 100% laba antar
afiliasi tersebut tanpa memperhitungkan ada atau tidaknya proporsi kepemilikan non-
pengendali di PT. Sigma. Oleh karena itu, pada saat menghitung pendapatan PT. Peterpan
dari PT Sigma di tahun 2015, PT harus menangguhkan laba antar afiliasi secara penuh.
Selanjutnya laba antar afiliasi akan diakui secara bertahap proporsional selama masa
manfaat mesin (5 tahun) sehingga pengakuan bertahap per tahun selama lima tahun
adalah: $30,000 / 5 tahun = $6,000. Oleh karena itu perhitungannya ditunjukkan sebagai
berikut:
Pendapatan dari PT. Sigma : 80% x $70,000 - $ 30,000 + $6,000 = $32,000.
Laba bagi kepentingan non-pengendali: 20% x $70,000 = $14,000
Jurnal eliminasi tahun 2015
Dr. Laba penjualan mesin tekstil $30,000
Cr. Mesin Tekstil $30,000.
Eliminasi laba antar afiliasi penjualan mesin tekstil
Pada tahun 2019, PT. Peterpan akan mengakui sisa laba antar afiliasi yang
ditangguhkan dikarenakan PT Sigma menggunakan mesin tekstil sampai masa manfaatnya
habis. dengan perhitungan sebagai berikut:
Pendapatan dari PT. Sigma : 80% x $90,000 + $6,000 = $78,000.
Laba bagi kepentingan non-pengendali: 20% x $90,000 = $18,000
Jurnal eliminasi tahun 2019
Dr. Investasi saham di PT Sigma $ 6,000
Akumulasi penyusutan mesin tekstil 24,000
Cr. Mesin Tekstil $30,000.
Eliminasi laba antar afiliasi penjualan mesin tekstil
PT Peterpan memiliki 70% saham di PT Sigma yang diperoleh dengan harga perolehan
sama dengan nilai wajar aset bersih PT, Sigma. Pada tanggal 1 Januari 2015, PT. Sigma
menjual satu unit mesin excavator ke PT. Peterpan dan mencatat laba $ 40,000. Mesin
excavator tersebut diprediksi memiliki masa manfaat selama 5 tahun sejak tanggal
pembelian dan akan dipergunakan. PT. Peterpan selama 4 tahun; kemudian akan dijual di
tahun ke 5 dengan mendapatkan laba sebesar $7,000
Diketahui laba operasi PT Sigma pada tahun 2015 sebesar $ 70,000; kemudian $ 80,000 di
tahun 2016, 2017 dan 2018; serta $ 90,000 pada 2019.
Pada kasus di atas, PT Sigma (anak perusahaan) adalah afiliasi penjual atas mesin
excavator kepada PT. Peterpan (induk perusahaan). Hal ini berarti pada awalnya laba antar
afiliasi sebesar $40,000 diakui oleh afiliasi penjual pada pembukuan terpisahnya.
Sedangkan, sebagai entitas konsolidasian, PT Peterpan dan PT Sigma diasumsikan
sebagai satu entitas sehingga laba antar afiliasi harus dieliminasi dari pembukuan PT Sigma
dan diakui secara bertahap sepanjang masa manfaat mesin excavator selama 5 tahun
dalam perhitungan laba konsolidasian.
Oleh karena itu, pada saat menghitung pendapatan PT. Peterpan dari PT Sigma di
tahun 2015 dan laba bagi kepentingan non-pengendali ditunjukkan sebagai berikut:
Pendapatan dari PT. Sigma : 70% x $38,000 = $26,600.
Laba bagi kepentingan non-pengendali: 30% x $38,000 = $11,400
Jurnal eliminasi tahun 2015
Dr. Laba penjualan mesin excavator $40,000
Cr. Mesin excavator $40,000.
Eliminasi laba antar afiliasi penjualan mesin excavator
Untuk transaksi selama tahun 2016, 2017 dan 2018, PT. Peterpan kembali mengakui
secara bertahap atas laba antar afiliasi sebesar $8,000 dalam perhitungan laba operasi PT
Oleh karena itu, pada saat menghitung pendapatan PT. Peterpan dari PT Sigma di
tahun 2016, 2017, dan 2018 serta laba bagi kepentingan non-pengendali ditunjukkan
sebagai berikut:
Pendapatan dari PT. Sigma : 70% x $88,000 = $61,600.
Laba bagi kepentingan non-pengendali: 30% x $88,000 = $26,400
Jurnal eliminasi tahun 2016
Dr. Investasi saham di PT Sigma $22,400
Kepentingan non-pengendali 9,600
Akumulasi penyusutan mesin excavator 8,000
Cr. Mesin excavator $40,000.
Eliminasi laba antar afiliasi penjualan mesin excavator
Pada tahun 2019 (tahun ke 5), PT. Peterpan akan mengakui sisa laba antar afiliasi
yang ditangguhkan sebesar $8,000 dan mempengaruhi perhitungan laba operasi PT Sigma
tahun 2019 sebesar $90,000 + $8,000 = $98,000. Oleh karena itu, pada saat menghitung
pendapatan PT. Peterpan dari PT Sigma di tahun 2019 serta laba bagi kepentingan non-
pengendali ditunjukkan sebagai berikut:
Pendapatan dari PT. Sigma : 70% x $98,000 = $68,600.