Laba Usaha
Keuntungan yang diperoleh perusahaan salah satu negara akan dikenakan pajak di negara tersebut, kecuali jika
perusahaan tersebut menjalankan usaha di negara TP melalui suatu BUT. Perusahaan yang menjalankan
usahanya melalui suatu BUT akan dikenakan pajak di negara TP tersebut hanya atas laba yang diperoleh dari:
Dalam menentukan besarnya laba suatu Bentuk Usaha Tetap, dapat dikurangkan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk kepentingan usaha dari Bentuk Usaha Tetap itu termasuk biaya-biaya pimpinan dan biaya-biaya
administrasi umum baik yang dikeluarkan di negara di mana Bentuk Usaha Tetap itu berada ataupun di tempat
lain.
Pengurangan yang tidak diperkenankan atas pembayaran-pembayaran kepada kantor pusat adalah royalti,
pembayaran karena penggunaan hak paten atau hak-hak lain, atau berupa komisi, pembayaran jasa manajemen,
atau bunga atas pinjaman kepada BUT (kecuali untuk usaha perbankan). Sebaliknya tidak akan diperhitungkan
sebagai laba BUT, jumlah yang dibebankan oleh BUT kepada kantor pusat atau kantor-kantor lain milik kantor
pusat berupa royalti, pembayaran karena penggunaan hak paten atau hak-hak lain, atau berupa komisi,
pembayaran jasa manajemen, atau bunga atas pinjaman kepada BUT (kecuali untuk usaha perbankan). Besarnya
laba BUT harus ditentukan dengan cara yang sama dari tahun ke tahun, kecuali apabila terdapat alasan yang
kuat dan cukup untuk melakukan penyimpangan.
Hubungan Istimewa
Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai hubungan istimewa apabila:
a. Perusahaan dari salah satu negara turut serta dalam manajemen, pengawasan, atau modal baik secara
langsung maupun tidak langsung pada perusahaan di negara TP;
b. Orang atau badan yang sama turut serta dalam manajemen, pengawasan, atau modal suatu perusahaan di
salah satu negara baik secara langsung maupun tidak langsung pada perusahaan dari negara TP.
Apabila dalam hubungan dagang dan keuangan antara kedua perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa
diterapkan syarat-syarat yang berbeda dari hubungan dagang dan keuangan perusahaan yang sama sekali bebas
ikatan (independent enterprises), maka setiap laba yang seharusnya diterima oleh salah satu perusahaan jika
hubungan istimewa tersebut tidak ada, dapat ditambahkan pada laba perusahaan itu dan dapat dikenakan pajak.
Dividen
Dividen yang dibayarkan oleh perseroan yang berkedudukan di salah satu negara kepada penduduk negara TP
dapat dikenakan pajak di negara TP tersebut. Namun dividen tersebut dapat dikenakan pajak di negara sumber,
akan tetapi pajak yang dikenakan tidak akan melebihi:
10% dari jumlah kotor dividen atas penyertaan langsung minimal 25% dari modal perseroan yang
membayar dividen itu;
15% dari jumlah kotor dividen dalam hal-hal lainnya.
Apabila pemegang saham yang menikmati dividen (beneficial owner) menjalankan usaha melalui BUT atau
melakukan pekerjaan bebas (independent personal services) melalui tempat tetap di negara sumber, maka
dividen dari kepemilikan saham tersebut dianggap mempunyai hubungan efektif dengan BUT dan tempat tetap
tersebut. Dalam hal demikian, dividen dapat menjadi penghasilan BUT atau pekerjaan bebas dan dikenakan
pajak sesuai peraturan perundang-undangan negara di mana BUT atau tempat tetap tersebut berkedudukan.
Apabila suatu perseroan yang berkedudukan di salah satu negara mempunyai Bentuk Usaha Tetap di
negara TP dan memperoleh laba dari Bentuk Usaha Tetap itu, maka laba tersebut dapat dikenakan
tambahan pajak (branch profit tax) sesuai perundang-undangan negara TP, tetapi tarif pajak yang
dikenakan tidak akan melebihi 10% dari jumlah laba tersebut setelah dikurangi dengan Pajak
Penghasilan yang dikenakan di negara TP. Ketentuan mengenai Branch profit tax tidak akan
mempengaruhi ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam setiap kontrak bagi hasil dan kontrak karya
(kontrak lainnya yang serupa) mengenai sektor minyak dan gas atau sektor pertambangan lainnya yang
disetujui oleh pemerintah negara TP, badan-badan pemerintahannya, perusahaan minyak dan gas milik
negara, atau badan-badan lain.
Bunga
Bunga yang dibayarkan oleh penduduk yang berkedudukan di salah satu negara kepada penduduk negara TP
dapat dikenakan pajak di negara TP tersebut. Negara sumber dapat mengenakan pajak apabila penerima bunga
adalah pemberi pinjaman yang menikmati bunga itu (beneficial owner) dan pajaknya tidak melebihi dari 10%
jumlah bruto bunga.
Istilah ‘bunga’ dalam tax treaty ini berarti penghasilan dari semua jenis tagihan atau piutang, baik yang
dijamin dengan hipotik atau tidak, baik yang mempunyai hak atas pembagian laba atau tidak dan pada
khususnya, penghasilan dari surat-surat berharga pemerintah dan penghasilan dari obligasi atau surat-surat
piutang termasuk premi dan hadiah yang terikat pada surat-surat perbendaharaan, obligasi atau surat utang
tersebut, demikian pula semua penghasilan lain yang oleh undang-undang perpajakan dari negara di mana
penghasilan itu timbul dipersamakan dengan penghasilan dari peminjaman uang.
Bunga yang berasal dari salah satu negara yang diterima oleh pemerintah negara TP termasuk pemerintah
daerahnya, akan dibebaskan dari pengenaan pajak di negara sumber penghasilan.
Apabila pemberi pinjaman yang menikmati bunga menjalankan usaha melalui BUT atau melakukan pekerjaan
bebas (independent personal services) melalui tempat tetap di negara di mana pihak yang membayar bunga
berkedudukan, maka bunga tersebut dianggap mempunyai hubungan efektif dengan BUT dan tempat tetap
tersebut. Dalam hal demikian bunga dapat menjadi penghasilan BUT atau pekerjaan bebas dan dikenakan pajak
sesuai peraturan perundang-undangan negara di mana BUT atau tempat tetap tersebut berkedudukan.
Royalti
Royalti dan imbalan jasa teknik yang bersumber dari salah satu negara dan dibayarkan kepada penduduk dari
negara TP dapat dikenakan pajak di negara TP itu. Namun demikian, royalti dan imbalan jasa teknik tersebut
dapat juga dikenakan pajak di negara sumber sesuai dengan perundang-undangan negara itu dan pajak yang
dikenakan tidak akan melebihi dari:
a. 12,5% dari jumlah kotor royalti;
b. 10% dari jumlah kotor imbalan jasa teknik.
Istilah royalti berarti pembayaran-pembayaran baik secara periodik atau tidak, dan dengan bentuk apapun atau
nama, atau nomenklatur yang mencakup imbalan untuk:
a. Penggunaan, atau hak untuk menggunakan setiap hak cipta, paten, pola atau model, rumus atau cara
pengolahan yang dirahasiakan, merk dagang atau kekayaan atau hak lainnya; atau
b. Penggunaan, atau hak menggunakan alat-alat perlengkapan industri, perdagangan atau ilmu pengetahuan;
atau
c. Penyediaan pengetahuan atau teknik atau industri atau pengetahuan di bidang perdagangan atau informasi;
atau
d. Penggunaan, atau hak menggunakan:
Istilah imbalan jasa teknik adalah setiap pembayaran dalam jenis apapun pada setiap orang/badan, selain
pembayaran kepada seseorang pegawai dari orang/badan yang melakukan pembayaran, sebagai imbalan untuk
jasa manajemen, teknik, atau jasa konsultasi yang dilakukan di negara mana orang/badan yang membayarkan
menjadi penduduk.
Apabila penerima royalti yang berhak menikmatinya menjalankan usaha melalui BUT atau melakukan
pekerjaan bebas (independent personal services) melalui tempat tetap di negara di mana pihak yang membayar
royalti berkedudukan, maka royalti tersebut dianggap mempunyai hubungan efektif dengan BUT dan tempat
tetap tersebut. Dalam hal demikian royalti dapat menjadi penghasilan BUT atau pekerjaan bebas dan dikenakan
pajak sesuai peraturan perundang-undangan negara di mana BUT atau tempat tetap tersebut berkedudukan.
Keuntungan pemindahtanganan harta gerak yang merupakan bagian kekayaan suatu BUT yang berkedudukan di
negara TP atau keuntungan dari pemindahtanganan harta gerak tempat tetap yang tersedia bagi penduduk salah
satu negara di negara TP dalam rangka melakukan pekerjaan bebas, termasuk keuntungan dari
pemindahtanganan BUT itu (tersendiri atau beserta keseluruhan perusahaan) atau tempat tetap, dapat dikenakan
pajak di negara TP tersebut.
Keuntungan yang diperoleh dari pemindahtanganan harta lainnya hanya akan dikenakan pajak di negara mana
yang memindahtangankan berkedudukan.
1. Penduduk tersebut berada atau tinggal di negara TP selama lebih dari 91 hari dalam suatu tahun pajak; atau
2. Penduduk tersebut mempunyai tempat kedudukan tetap yang secara teratur tersedia baginya untuk
menjalankan kegiatan-kegiatannya di negara TP.
Pekerjaan bebas meliputi kegiatan-kegiatan di bidang ilmu pengetahuan, kesusasteraan, kesenian, pendidikan
atau pengajaran. Demikian pula pekerjaan bebas oleh para dokter, ahli hukum, teknisi, arsitek, dokter gigi, dan
akuntan.
a. Penerima penghasilan berada di negara TP dalam waktu lebih dari 183 hari dalam masa 12 bulan; atau
b. Penghasilan dibayarkan oleh pemberi kerja yang merupakan penduduk negara TP; atau
c. Penghasilan itu menjadi beban BUT atau tempat tetap yang dimiliki oleh pemberi kerja di negara TP.
Namun penghasilan yang diterima atas pekerjaan yang dilakukan di atas sebuah kapal atau pesawat udara yang
dioperasikan dalam jalur lalu lintas internasional oleh suatu perusahaan salah satu negara, maka dikenakan pajak
di negara domisili perusahaan tersebut.
Penghasilan Direktur
Penghasilan dan pembayaran-pembayaran serupa lainnya yang diperoleh penduduk salah satu negara dalam
kedudukannya sebagai anggota dewan direksi atau setiap lembaga lain yang serupa dari perusahaan yang berada
di negara TP dapat dikenakan pajak di negara TP tersebut.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh direktur dari perusahaan dalam hubungan dengan melakukan fungsi
sehari-hari dalam manajemen dan teknis, dapat dikenakan pajak sesuai ketentuan mengenai pekerjaan dalam
hubungan kerja.
Apabila penghasilan artis dan atlit diterima oleh orang atau badan lain maka penghasilan tersebut dapat
dikenakan pajak di negara tempat kegiatan artis dan atlit dilakukan.
Penghasilan yang diperoleh artis dan atlit akan dibebaskan dari pajak di negara tempat dilakukannya kegiatan
apabila kunjungannya ke negara tersebut sepenuhnya atau sebagian besar dibiayai oleh salah satu atau kedua
negara, atau pemerintah daerah atau lembaga-lembaga pemerintahannya.
Pensiun
Pensiun dan imbalan sejenis lainnya yang dibayarkan kepada penduduk dari salah satu negara yang berasal dari
negara TP sehubungan dengan pekerjaan di masa lampau pada negara TP itu hanya akan dikenakan pajak di
negara TP.
Namun demikian, imbalan tersebut hanya akan dikenakan pajak di negara TP apabila jasa-jasa tersebut
diberikan di negara TP dan orang tersebut adalah penduduk yang:
Pensiun yang dibayarkan oleh atau atas dana yang dibentuk oleh salah satu negara atau pemerintah daerahnya
kepada seseorang sehubungan dengan jasa-jasa yang diberikan kepada negara itu hanya akan dikenakan pajak di
negara tersebut. Akan tetapi, jika orang tersebut merupakan penduduk negara TP, hanya akan dikenakan pajak
di negara TP tersebut.
Pembayaran-pembayaran yang diterima oleh siswa atau pemagang yang merupakan penduduk atau segera
sebelum mengunjungi negara TP merupakan penduduk salah satu negara dan yang kunjungannya semata-mata
untuk mengikuti pendidikan atau latihan, yang diterima semata-mata untuk keperluan hidup, pendidikan atau
latihan tidak dikenakan pajak di negara TP, sepanjang pembayaran-pembayaran tersebut berasal dari sumber di
luar negara TP itu.
1. Laba usaha dari BUT Tarif umum (Pasal 17 UU No. 17 Tahun 2000) dari
Penghasilan Kena Pajak
2. Bunga 10%
3. Royalti 12,5%
4. Dividen portofolio 15%
5. Penyertaan langsung 10%
6. Pajak atas laba setelah pajak pada 10%
BUT (Branch Profit Tax)
7. Laba dari pengoperasian kapal laut Tarif sesuai dengan ketentuan pajak negara domisili
dan pesawat udara
8. Penghasilan dari pekerjaan bebas Tarif umum dari Penghasilan Kena Pajak, sepanjang :
a. Berada di Indonesia melebihi 91 hari dalam satu tahun
pajak, atau
b. Mempunyai tempat tetap dalam menjalankan kegiatan.
Apabila syarat di atas tidak terpenuhi, maka tidak dipajaki
di Indonesia
9. Penghasilan dari pekerjaan dalam Tarif umum dari Penghasilan Kena Pajak, sepanjang :
hubungan kerja a. Berada di Indonesia melebihi 183 hari dalam satu
tahun pajak, dan
b. Balas jasa dibayarkan oleh pemberi kerja di Indonesia,
atau
c. Balas jasa tersebut menjadi beban BUT di Indonesia,
yang dimiliki oleh pemberi kerja yang berada di negara
lain.
Apabila syarat di atas tidak terpenuhi, maka tidak dipajaki
di Indonesia
10. Penghasilan Direktur Tarif umum dari Penghasilan Kena Pajak
11. Penghasilan Artis dan Olahragawan Tarif umum dari penghasilan bruto
12. Penghasilan Siswa dan Pemagang Tarif umum dari Penghasilan Kena Pajak, jika memperoleh
penghasilan di Indonesia
13. Penghasilan Guru dan Peneliti Tarif umum dari Penghasilan Kena Pajak, jika memperoleh
penghasilan di Indonesia dan berada di Indonesia lebih dari
2 tahun