Oleh :
Kelompok 1 Kelas D
C. Protein Otot
a. Protein myofibril
Sebagian besar serabut otot mengandung myofibril. Myofibril mengandung myosin
dan aktin. Miosin adalah protein filamen tebal yang dominan dan proporsi asam
amino basic dan asidiknya tinggi. Aktin adalah protein globular, dan jumlah kira-
kira 20% Dari protein myofibril. Troponin merupakan protein globular pada lekukan
filamen aktin dan berjumlah kira-kira 5% Dari protein myofibril. Protein myofibril
lainnya seperti alfa aktinin, beta aktinin, euaktinin, fimentin, dan sinemin pada
umumnya belum dapat diketahui secara pasti.
b. Protein sarkoplasmik
Protein sarkoplasmik terutama terdiri dari enzim-enzim yang berhubungan dengan
glikolisis (73%), kreatin kinase (9%), mioglobin yang meningkat sesuai dengan
umur ternak, dan hemoglobin dalam jumlah yang relatif sedikit. Enzim-enzim yang
berasosiasi dengan glikolisis dan kreatin kinase dapat menjadi aktif dalam situasi
anaerobik (tanpa oksigen), dan berfungsi sebagai penyedia energi untuk kontraksi
otot. Tiga protein filamen tipis yaitu F-aktin, tropomiosin, dan troponin dapat
mengikat enzim-enzim glikolitik. Pigmen daging dapat mengalami perubahan akibat
dari reaksi oksigen pada saat pemotongan, penggilingan, atau kontak dengan udara.
Pada saat kandungan oksigen terbatas misalnya pada pengepakan vakum atau
semipermiabel, posisi Fe dari pigmen daging akan teroksidasi dan menyebabkan
warna daging menjadi coklat yang kurang disukai. Stabilitas oksimioglobin (merah
terang) tergantung kepada dua hal yaitu: (1). kontinuitas suplai oksigen, karena
enzim-enzim yang terlibat dalam proses metabolisme oksidatif menggunakan
oksigen yang tersedia dengan cepat. (2). aktivitas enzim otot, yang masing-masing
berbeda sesuai dengan aktivitas enzim ototnya, sehingga pengaturan jumlah oksigen
yang tersedia di bagian luar otot juga berbeda dengan bagian dalam otot.
c. Protein stromal
Jaringan ikat berfungsi sebagai penghubung dan pengikat bagian-bagian tubuh
secara bersama-sama. Jaringan ikat juga berfungsi sebagai penghubung antara
agensiaagensia infektif. Jaringan ikat tersusun dari substansi dasar (massa yang tak
berstruktur), sel, dan serabut ekstraselular, seperti kolagen, elastin, dan retikulin.
Jaringan ikat mengandung dua macam sel, yakni sel tetap (fibroblast, mesencim dan
sel adipose), dan sel pengembara (berhubungan dengan reaksi terhadap luka dan
cedera seperti eosionafil, sel plasma, sel mast, sel limfe, dan makrophag bebas).
1. Substansi Dasar.
Substansi dasar adalah cairan viskous yang mengandung glikoprotein
(karbohidrat yang mengandung protein), yang sifatnya mudah larut dan
proteoglikan atau glikosaminoglikan.
2. Serabut Ekstraselular.
Serabut ekstraselular yang mempunyai struktur padat disebut jaringan ikat
padat, dan yang membentuk struktur longgar disebut jaringan ikat longgar,
serabut ini meliputi kolagen, elastin, dan retikulin.