Anda di halaman 1dari 20

ASSIGNMENT 1

RINGKASAN MATERI VIDEO PENDAHULUAN DAN TUGAS PRESENTASI


KELOMPOK 1

OLEH :

I NYOMAN SURYA TRI HARTAPUTERA

1809511040

KELAS : D

ZOONOSIS

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
RINGKASAN MATERI VIDEO
HOW CAN ANIMALS MAKE YOU ILL? ANIMATION ABOUT ZOONOTIC
DISEASE
Penyakit zoonosis adalah penyakit yang disebabkan oleh hewan yang dapat
membawa bakteria, virus dan parasit yang ditransmisikan dari hewan ke manusia
dan berpeluang menyebabkan penyakit. Penularan penyakit zoonosis terdapat
beberapa cara antara lain melalui makanan, kontak langsung hewan, dari
lingkungan, dan vektor seperti kutu dan nyamuk. Untuk mencegah terjangkitnya
penyakit zoonosis dapat dilakukan dari higienitas yang baik. Pastikan untuk
memasak daging dan mempersiapkan produk mentah lainnya untuk dimakan
dengan cara yang benar. Selalu cuci tangan setelah kontak langsung dengan hewan.
Periksa diri dan hindari jika terdapat kutu ataupun vektor lainnya.
ILMU
ZOONOSIS
KELOMPOK 1 KELAS D
I WAYAN MUDIANA 1809511008
I NYOMAN SURYA TRI HARTAPUTERA 1809511040
I WAYAN CHANDRA DHARMAWAN 1809511041
DAFTAR
ISI

01 02 03 04
Sejarah Zoonosis Kaitan Zoonosis Kaitan Zoonosis Pembagian Zoonosis
dengan Kesmavet dengan PP No.95 Th.
2012

05
Peranan hewan liar
dalam zoonosis
SEJARAH
ZOONOSIS
01
Konsep One Health mengakui bahwa
kesehatan manusia sangat terkait dengan
kesehatan hewan dan lingkungan dimana
200 penyakit pada manusia dan hewan
diketahui dapat saling berpindah, baik
penyakit yang disebabkan oleh virus,
bakteri, jamur, protozoa, cacing, maupun
antropoda.
Tahun 1855 : seorang ahli R. Vircow
menyebut bahwa zoonosis adalah
infeksi yang disebabkan oleh hewan
beracun.
Tahun 1863 : W. Probsmayer
memperkenalkan makna ganda tentang
zoonosis.
Tahun 1958 : Ahli WHO mendefiniskan
zoonosis sebagai penyakit dan infeksi
yang secara alamiah dipindahkan
antara vertebrata dan manusia
KAITAN


ZOONOSIS
DENGAN
KESMAVET
02
Zoonosis merupakan penyakit yang harus ditangani secara lintas
sektoral karena penularannya berasal dari hewan ke manusia atau
sebaliknya.
• Dibidang veteriner terdapat dua aspek yang berkaitan dengan
pengendalian zoonosis yaitu aspek pengendalian penyakit hewan
(keswan) dan aspek kesmavet.
• Dalam hal ini kesmavet memiliki peran utama dalam pengendalian
zoonosis yaitu memutus rantai penularan zoonosis dari hewan ke
manusia, penjaminan keswan dan kesrawan terkait pengendalian
zoonosis, dan komunikasi, informasi serta edukasi masyarakat tentang
zoonosis.
Ruang lingkup dari kesmavet
• Berperan dalam pencegahan, pengawasan dan
pembasmian penyakit (zoonosis)
• Berperan dalam pengawasan terhadap bahan
makanan yang berasal dari hewan
• Berperan dalam sanitasi lingkungan dan
• Berperan dalam Pendidikan dan riset
03 KAITAN
ZOONOSIS
DENGAN PP
NO.95
TH.2012
• Jika hasil pertanian maupun peternakan sebagai
bahan pangan tidak diolah dengan baik maka dapat
membahayakan konsumen
• Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah terjadinya
penyakit zoonosis
• Oleh karena itu diperlukan pengetahuan serta
keterampilan keamanan bahan pangan dan
pencegahan penyakit menular
Pasal 1 poin 6

● Dalam pasal 1 poin 6 PP No. 95


Tahun 2012 dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan Zoonosis adalah
penyakit yang dapat menular dari
Hewan kepada manusia atau
sebaliknya.

Pasal 1 Poin 12
● Dalam pasal 1 poin 12 PP No. 95 Tahun 2012
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis
adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan Zoonosis prioritas, manajemen
risiko, kesiagaan darurat, Pemberantasan
Zoonosis, dan partisipasi masyarakat dengan
memperhatikan kesehatan lingkungan dan
Kesejahteraan Hewan.
Pasal 3 Ayat (1)

● Pasal 3 Ayat (1) PP No. 95 Tahun 2012 menyatakan


bahwa Kesehatan Masyarakat Veteriner meliputi:
a. penjaminan Higiene dan Sanitasi;
b. penjaminan produk Hewan; dan
c. Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis.

Pasal 9 Ayat (2)


● Pasal 9 Ayat (2) PP No. 95 Tahun 2012 menjelaskan bahwa
Hewan potong yang layak untuk dipotong harus
memenuhi kriteria paling sedikit:
a. tidak memperlihatkan gejala penyakit Hewan
menular dan/atau Zoonosis;
b. bukan ruminansia besar betina anakan dan betina
produktif;
c. tidak dalam keadaan bunting; dan
d. bukan Hewan yang dilindungi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 59
● Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis dijelaskan
pada Bab II Bagian Keempat PP No. 95 Tahun 2012 yaitu
pada Pasal 59 yang menyatakan bahwa:
Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c
dilakukan melalui:
a. penetapan Zoonosis prioritas;
b. manajemen risiko;
c. kesiagaan darurat;
d. Pemberantasan Zoonosis; dan
e. partisipasi masyarakat.
Pasal 60 Ayat (1) Pasal 61 Ayat (1)

● Menteri bersama menteri yang ● Penetapan Zoonosis sebagaimana


menyelenggarakan urusan pemerintahan dimaksud dalam Pasal 60 dilakukan
di bidang kesehatan menetapkan jenis berdasarkan hasil analisis risiko
Zoonosis yang memerlukan prioritas Zoonosis.
pengendalian dan penanggulangan.
PEMBAGIAN
ZOONOSIS
04
• Berdasarkan Reservoir Utama
• Berdasarkan Agen Penyebab
• Berdasarkan Cara
Penularannya (Transmisinya)
Berdasarkan Reservoir Utama
• Anthropozoonosis : penyakit secara bebas
berkembang di antara hewan-hewan liar
maupun piaraan. Dalam keadaan ini manusia
disebut sebagai dead end atau cul de sac
karena manusia tidak dapat menularkan
infeksi tersebut kepada manusia atau hewan
lain.

• Zooanthroponosis : penyakit belangsung secara


bebas pada manusia atau merupakan penyakit
manusia dan terkadang dapat menyerang hewan
sebagau cul de sac.

• Amphixenosis : manusia dan hewan sama-


sama merupakan reservoir yang cocok untuk
agen penyebab penyakit dan infeksi tetap
berjalan secara bebas tanpa adabta campur
tangan atau keterlibatan kelompok lain.
• Berdasarkan Agen Penyebab :
1. Viral zoonosis
1. Bacterial zoonosis
2. Mycal zoonosis
3. Chlamidial dan Rizketsial zoonosis
4. Parasitical zoonosis :
• Protozoal zoonosis
• Helminth zoonosis
• Arthropoda zoonosis
Berdasarkan Cara Penularannya (Transmisinya)

1. Direct zoonosis ( Zoonosis Langsung) : Agen


penyebab penyakit ditularkan secara langsung dari
induk semang vertebrata ke induk semang
vertebrata lainnya yang peka secara kontak melalui
media ataupun vector mekanis.
2. Siklo-Zoonosis : Penularannya memerlukan ebih dari
satu vertebrata, tetapi tidak melibatkan invertebrata.
• Obligatory-Siklozoonosis
• Cyclo-anthropozoonosis
3. Meta-zoonosis : Penularannya memerlukan
vertebrata maupun invertebrata. Di dalam
invertebrata, agen penyebab dapat
berkembang biak (reservoir) atau bias
berkembang jadi phase lain.
• Subtipe I : memerluka hanya 1
invertebrata
• Subtipe II : memerukan 1 vertebrata
dan 2 invertebrata
• Subtipe III : memerlukan 2 vertebrata
dan 1 invertebrata
• Subtipe IV : penularan karena ovum
4. Saprozoonosis : Siklus penuaran goongan
ini tergantung pada benda-benda bukan
hewan seperti zat organic, tanak, tumbuhan,
sampah, dan lain-lain, sebagai reservoir
atau tempat penting untuk
perkembangannya.
05 PERANAN
HEWAN
LIAR
DALAM
ZOONOSIS
Hewan liar merupakan salah satu sumber
zoonosis bagi manusia, dimana
penularannya dapat terjadi secara langsung
maupun tidak langsung
THANKS.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai