Anda di halaman 1dari 5

Nama : Najma Risdaningrum

NIM : 25000120120030
Kelas : 3-A FKM 2020
RESUME EKOLOGI KESEHATAN DAN PESISIR

FAKTOR BIOTIK DAN COMMUNICABLE DISEASE

A. Faktor Biotik

Faktor biotik adalah komponen hidup dari suatu ekosistem yang mempengaruhi keberlangsungan
hidup suatu spesies. Dalam suatu ekosistem, organisme akan berinteraksi satu sama lain. Setiap
spesies perlu melakukan adaptasi dalam proses interaksi tersebut. Interaksi antarspesies dapat
bersifat positif maupun negatif. Berikut beberapa jenis interaksi:

1. Mutualisme: kedua spesies memperoleh keuntungan dengan adanya interaksi atau salah satu
spesies tidak dapat bertahan hidup tanpa adanya interaksi tersebut. Contohnya adalah bakteri
yang hidup dalam perut sapi. Bakteri tersebut menguntungkan sapi karena dapat merombak
selulosa sehingga sapi dapat mengekstrak nutrisi dan bakteri itu diuntungkan karena
memperoleh tempat tinggal.
2. Komensalisme: salah satu spesies memperoleh keuntungan, sedangkan spesies lain tidak
memperoleh keuntungan tetapi dirugikan. Contoh: tanaman anggrek dan pohon inang
3. Amensalisme: salah satu spesies dirugikan, sedangkan spesies lain tidak memperoleh
keuntungan (tidak terpengaruh). Contoh: rumput dan gajah
4. Parasitisme: salah satu spesies memperoleh keuntungan dan yang lain dirugikan. Contoh:
nyamuk dan manusia.
5. Competition: perebutan sumber daya antarspesies, misalnya makanan, tempat tinggal, atau
pasangan.
6. Predasi: hubungan memangsa dan dimangsa, predator memperoleh keuntungan dengan
memakan mangsanya, sedangkan mangsa dirugikan karena terancam atau kehilangan
hidupnya.

Mekanisme organisme dalam beradaptasi misalnya kamuflase, dimana suatu spesies akan
mengelabui predatornya dengan bersembunyi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Nama : Najma Risdaningrum
NIM : 25000120120030
Kelas : 3-A FKM 2020
B. Penyakit Menular (Communicable Diseases)

Penyakit menular atau yang sering disebut sebagai penyakit infeksius adalah penyakit yang dapat
menyebar dari satu orang ke orang lain dan dapat menyebabkan sejumlah besar orang mengalami
sakit. Disebabkan oleh kuman seperti bakteri, virus, jamur, parasit, atau racun.

Penyakit menular dapat menyebar melalui 2 cara:

1. Direct Contact (kontak langsung), terjadi ketika ada kontak fisik antara orang yang terinfeksi
dengan orang yang rentan
2. Indirect Contact (kontak tidak langsung), terjadi ketika tidak ada kontak langsung dari orang
ke orang.

Penyakit infeksius seringkali menyebar melalui kontak langsung. Berikut jenis-jenis kontak
langsung:

1. Person-To-Person Contact (orang ke orang), terjadi ketika orang yang terinfeksi menyentuh
atau menukarkan cairan tubuh kepada orang lain. Dapat terjadi sebelum orang yang terinfeksi
sadar akan kesakitan yang dialaminya. Contoh: Sexually Transmitted Diseases (HIV)
2. Mother To Unborn Child (ibu ke bayi), ibu yang mengandung dapat menularkan kuman
penyebab penyakit infeksius kepada bayinya. Kuman dapat menginfeksi melalui plasenta
atau melalui vagina ketika proses melahirkan.
3. Droplet Spread (percikan air liur), dapat terjadi melalui batuk atau bersin. Perlu adanya jarak
yang dekat dalam mekanisme ini.

Jenis kontak tidak langsung:

1. Airborne Transmission (melalui udara), beberapa agen infeksius dapat berpindah dalam jarak
yang jauh dan menyisakan zat infeksiusnya di udara untuk waktu yang lama. Manusia dapat
terinfeksi hanya dengan melalui jalur nafas. Contoh: TB, chickenpox, gondok.
2. Contaminated Objects (objek yang terlah terkontaminasi), beberapa organisme dapat hidup
atau menempel di permukaan objek. Ketika manusia menyentuh objek tersebut, ia dapat
terinfeksi. Transimis akan terjadi ketika kita menyentuh mulut, hidung, atau mata.
Nama : Najma Risdaningrum
NIM : 25000120120030
Kelas : 3-A FKM 2020
3. Food and drinking water (makanan atau minuman), terjadi melalui makanan atau minuman
yang telah terkontaminasi. Bakteri Coli seringkali ditransmisikan melalui proses produksi
yang tidak sesuai atau daging yang tidak matang.
4. Animal-To-Person-Contact (hewan ke manusia), terjadi ketika hewan yang terinfeksi
menggigit, mencakar, atau melalui kotorannya.
5. Inssect Bites (gigitan serangga), terjadi ketika serangga mengisap darah manusia, contohnya
nyamuk, kutu, dan sebagainya. Contoh: malaria, west nile virus, tick-bite fever.

Pencegahan penyakit menular:

1. Rutin mencuci tangan


2. Imunisasi diri, keluarga, dan hewan
3. Mengonsumsi antibiotik sesuai resep depter
4. Mempraktikkan seks yang aman dan sehat
5. Menggunakan repellen
6. Mempraktikkan hygiene yang baik

C. Resume Jurnal Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome merupakan salah satu contoh penyakit
menular. Penyakit ini merupakan syndrome atau kumpulan gejala penyakit yang terjadi karena
sistem imun yang melemah akibat infeksi virus HIV (Humman Immunodeficiency Virus) yang
menyerang sel kekebalan tubuh manusia. Seiring berjalannya waktu, sistem imun akan semakin
melemah akibat infeksi virus sehingga disebut immunodeficiency yang dapat meningkatkan
risiko infeksi, tumor, dan berbagai komplikasi lainnya. Komplikasi inilah yang pada akhirnya
disebut dengan AIDS. Seseorang yang menderita AIDS dapat terjangkiti oleh berbagai penyakit
seperti TB, kolera, typhoid, dan sebagainya. Terdapat 2 jenis virus HIV, yaitu HIV-1 dan HIV-2.
HIV-1 adalah jenis yang lebih umum menyebabkan penyakit AIDS di seluruh dunia, sedangkan
HIV-2 lebih jarang ditemukan (hanya di wilayah Afrika Barat dan Asia Selatan). HIV-2 sangat
jarang ditemui sehingga virus HIV lebih sering mengacu pada HIV-1.
Nama : Najma Risdaningrum
NIM : 25000120120030
Kelas : 3-A FKM 2020
Virus HIV merupakan golongan retrovirus dengan RNA sebagai materi genetik. Virus
HIV memasukkan material genetiknya kedalam sel inang untuk menyebabkan infeksi. Setelah
berhasil menginfeksi sel inang, virus HIV akan menyerang dan melemahkan sistem kekebalan
tubuh. Virus HIV dapat berkembang menjadi AIDS jika sistem imun mereka lemah. Dalam
tahap AIDS, penderita akan mudah terjangkit oleh berbagai penyakit karena sistem imun
kehilangan kemampuan untuk berperang melawan infeksi.

Virus HIV menyerang sel CD4+ yang terdapat di makrofag, sel T-helper, dan sel denritik
yang seluruhnya terlibat dalam respon imun. Molekul CD4 membantu sel untuk berkomunikasi
dengan sel kekebalan yang lain dan berperan dalam melawan patogen asing yang masuk ke
tubuh. Virus HIV menyerang molekul CD4 melalui protein gp120. Virus HIV menggunakan
protein gp120 untuk menempel pada reseptor lain (co-receptor).

Virus HIV penyebab AIDS ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, cairan semen
atau cairan vagina, penggunaan jarum suntik secara bersamaan, dan dari ibu ke bayi melalui
plasenta dan ASI.

Diagnosis virus HIV dan penyakit AIDS dapat dilakukan melalui:

1. Tes Antibodi, dengan mencari antibodi yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus
HIV
2. Tes Antibodi/Antigen, dengan mencari virus sehingga mendeteksi antibodi dan HIV itu
sendiri
3. Tes RNA/DNA, dengan mendeteksi viral RNA dan DNA

Penanganan HIV/AIDS:

Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menjamin kesembuhan total bagi penderita
HIV/AIDS. Upaya pencegahan adalah alternatif terbaik untuk menekan prevalensi HIV dan
AIDS, meliputi:

1. Edukasi tentang HIV dan AIDS


Nama : Najma Risdaningrum
NIM : 25000120120030
Kelas : 3-A FKM 2020
2. Perubahan perilaku seksual dengan menghindari hubungan seksual yang tidak aman (tanpa
pelindung)
3. Blood screening dan menghindari transfusi darah tanpa uji
4. Menghindari pemakaian jarum suntik bekas atau secara berulang
5. Membantu penderita hidup lebih panjang dan sehat

Perawatan bagi Penderita HIV / AIDS

 Terapi Antriretroviral (ART), tujuannya untuk memperlambat replikasi virus HIV,


membantu sistem imun untuk memperbaiki diri dan melawan virus

Referensi:

https://www.youtube.com/watch?v=pbMK8CR7otw

https://www.youtube.com/watch?v=LBkXQ_mBO3Q

https://www.youtube.com/watch?v=2stmdLe9k8w

Quinn, Thomas C. (2021). Forty years of AIDS: a retrospective and the way forward. : J Clin
Invest. 2021;131(18):e154196. https://doi.org/10.1172/JCI154196.

Anda mungkin juga menyukai