Anda di halaman 1dari 2

KENDARAAN HILANG DI PARKIRAN, SIAPA YANG BERTANGGUNGJAWAB?

Saat kita hendak berkunjung ke suatu tempat, tentunya kita meninggalkan kendaraan di lokasi
parkir dan membayar karcis parkir kepada petugas/pengelola parkir untuk menitipkan
kendaraan agar tetap aman. Namun, seringnya terjadi kasus kehilangan kendaraan/barang
kendaraan seperti helm di lokasi parkir, padahal kita menerima karcis dari petugas parkir.
Sehingga dalam hal ini, petugas parkir tersebut dapat dikatakan lalai dalam menjalankan
tugasnya sebagai seseorang yang mengamankan penitipan kendaraan atau barang milik orang
lain.
Dalam prakteknya pula, kita sering melihat sebuah karcis parkir yang bertuliskan
“Motor/barang hilang bukan tanggung jawab petugas”. Tak jarang jugam pengelola parkir
memasang tulisan di lokasi parkir yang bertuliskan “kehilangan barang bukan menjadi
tanggungjawab pengelola parkir”. Artinya setiap kehilangan baik kendaraan maupun barang
dalam kendaraan tersebut tidak menjadi tanggung jawab petugas/pengelola parkir, melainkan
adanya pengalihan tanggungjawab yang dibebankan kepada pemilik kendaraan/barang dalam
kendaraan.
Berkaca pada kasus yang sempat viral beberapa tahun lalu, kasus kehilangan motor yang
terjadi di parkiran Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) beberapa tahun lalu, dimana
Pihak RSCM menolak untuk mengganti rugi motor hilang tersebut. Sehingga, dalam hal ini
beban tanggungjawab atas hilangnya kendaraan di lokasi parkir dibebankan kepada siapa?
Apa tanggungjawab hukum pengelola parkir atas hilangnya kendaraan atau barang yang
dititipkan kepadanya?

Siapa yang bertanggungjawab?


Karcis parkir atau lokasi parkir yang dicantumkan tulisan yang berisi pernyataan bahwa
“tidak bertanggung jawab atas kehilangan kendaraan atau barang dalam kendaraan” dikenal
dengan klausula baku. Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (UUPK) pencantuman klausula baku oleh pelaku usaha yang
menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha adalah dilarang, dan berdasarkan Pasal
18 ayat (3) UUPK menyatakan bahwa klausula baku tersebut dinyatakan batal demi hukum.
Konsekuensi logisnya adalah konsumen telah membayar karcis tersebut kepada petugas
parkir, dimana karcis parkir tersebut adalah bukti penitipan kendaraan kepada petugas parkir.
Sehingga, petugas parkir yang memiliki tanggungjawab atas apapun kondisi kendaraan atau
barang kendaraan yang telah dititipkan tersebut. Selain itu, merujuk pada Putusan MA Nomor
3416/Pdt/1985 telah menjelaskan bahwasannya perparkiran merupakan perjanjian penitipan
barang, maka hilangnya kendaraan milik konsumen yakni kita sebagai pemilik kendaraan
menjadi tanggungjawab pengusaha parkir wajib menggantinya.
Jika pelaku usaha mengalihkan tanggung jawab atas kehilangan kendaraan tersebut kepada
konsumen atau pihak lain, maka telah terjadi pelanggaran dalam ketentuan Pasal 18
sebagaimana yang dijelaskan di atas. Selanjutnya, tindakan ini (Pasal 18 ini) ada sanksi
pidananya yang diatur lebih lanjut di dalam Pasal 62 Undang-Undang No 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan
pidana denda paling banyak Rp 2 miliar.
Jika terjadi kehilangan kendaraan milik konsumen, maka pemilik tempat parkir harus
bertanggungjawab terhadap hal tersebut. Apabila pemilik tempat parkir melepaskan
tanggungjawabnya, maka ia dapat digugat secara perdata karena telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum berdasarkan Pasal 1365, 1366, dan 1367 Kitab undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPER).
Bagaimana Pemilik Kendaraan menunjukkan kehilangan kendaraannya?
Saat konsumen mengalami kehilangan kendaraan, maka konsumen harus bisa menunjukkan
bukti berupa kunci kendaraan, STNK, BPKB, identitas diri, surat keterangan hilang
dari kepolisian. Selain itu, hal yang utama perlu diperlihatkan adalah karcis parkir sebagai
tanda bahwa kendaraan tersebut dititipkan pada lokasi parkir tempat kehilangan kendaraan.
Sebab karcis parkir bisa dijadikan bukti untuk meminta pertanggungjawaban kepada petugas
parkir

Anda mungkin juga menyukai