Anda di halaman 1dari 25

HUKUM

TENTANG
ORANG
MATA KULIAH HUKUM PERDATA
Istilah

1. Personenrecht (Belanda)
2. Personal Law (Inggris)
3. H.F.A Volmar Hukum. Badan Pribadi (Van
Personen)
Pengertian hukum orang

 Subekti : peraturan tentang manusia sebagai


subyek dalam hukum, peraturan- peraturan
perihal kecakapan untuk memiliki hak dan
kewajiban untuk bertindak sendiri,
melaksanakan hak- haknya itu.

 Kamus Hukum :Keseluruhan peraturan hukum


mengenai keadaan (hoedanigdheden) dan
wewenang (bevoegdheden) seseorang.
 Termasuk di dalamnya berkaitan dengan
domisili dan cacatan sipil
HUKUM PERORANGAN
(PERSOON RECHT)
MANUSIA SECARA KODRATI SUBYEK HUKUM

WEWENANG BERHAK KEWENANGAN UTK


(RECHTBEVOEGDHEID) SUBYEK HAK
MEMPUNYAI HAK-HAK

DIPENGARUHI
FAKTOR2

UMUR, KEDEWASAAN,
PERKAWINAN
APA ARTINYA ?

 Setiap orang mempunyai hak-hak keperdataan yang dapat


dipertahankan terhadap siapa saja, kapan saja, dimana
saja. “Hak” tersebut dilindungi oleh “hukum”, artinya apabila
ada pihak-pihak yang mengganggu hak seseorang maka
negara akan memberi sanksi hukum.

 Dalam Hukum, perkataan Orang (Persoon) berarti pembawa


hak dan kewajiban atau Subyek Hukum yang artinya: Setiap
orang atau manusia pembawa hak tidak memilih laki-laki
ataupun perempuan, anak-anak atau orang dewasa bahkan
secara anggapan (fiksi)
 Pasal 2 KUH Perdata: (1) bayi yang masih dalam
kandungan artinya dianggap telah dilahirkan bilamana
kepentingan anak menghendaki; (2) apabila lahir mati,
hukum menganggap bayi tersebut tidak pernah ada.
Tempat Pengaturan

 Sebagian besar diatur dalam Buku I KUHPer (termasuk


juga HK Keluarga)
 Buku I KUHPer terdiri dari 18 Bab, yaitu :
1. Tentang menikmati dan kehilangan hak- hak
kewargaan (Psl 1- 3).
2. Tentang Akta Catatan Sipil (Psl 4 -16), terdiri dari tiga
bagian, :
a. Satu : ttg register catatan sipil umumnya
b. Kedua : ttg nama, perubahan nama, dan
perubahan nama depan.
c. Ketiga : ttg pembetulan akta catatan sipil dan
penambahan di dalamnya.
Lanjutan Buku I,

3. Tentang Tempat Tinggal/ Domisili (Psl 17- 25


KUHPer)
4. Tentang Perkawinan (Psl 26- 102)
5. Tentang Kewajiban Suami Isteri (Psl 103- 118)
6. Tentang Persatuan Harta Kekayaan menurut UU
dan pengurusannya (Psl 119- 138)
Lanjutan Buku I,

7. Tentang Perjanjian Kawin (Psl 139 – 179)


8. Persatuan atau perjanjian kawin dalam perkawinan
untuk kedua kalinya atau selanjutnya (Psl 180- 185)
9. Perpisahan harta perkawinan (Psl 186 – 198 )
10. Pembubaran Perkawinan (Psl 199- 232 a)
11. Perpisahan Meja dan Ranjang (Psl 233- 249)
12. Kebapakan dan Keturunan Anak- Anak (Psl 250- 289)
Lanjutan Buku I,

13. Kekeluargaan sedarah dan semenda (Psl 290-


297)
14. Kekuasaan Orang Tua (Psl 298- 329)
15. Kebelumdewasaan dan Perwalian (Psl 330- 418)
16. Perlunakan (handelichting) (Psl 419 – 432)
17. Pengampuan (Psl 433 – 462)
18. Keadaan Tak Hadir (Psl 463- 465)
Hubungan antara Hukum dengan Hak
Dan Kewajiban Perdata

 Hukum mempunyai peranan yang sangat


penting di dalam kehidupan berbangsa
bernegara, dan bermasyarakat karena hukum itu
berfungsi untuk melindungi kepentingan manusia
dan membagi hak dan kewajiban, termasuk
didalamnya hak dan kewajiban perdata.
Subyek Hukum

 Istilah : rechtsubject (Belanda)


law of subject (Inggris)
 Pengertian
Algra : Setiap orang yang mempunyai hak dan
kewajiban, jadi mempunyai wewenang hukum
(rechtsbevoegheid).
Wewenang hukum : kewenangan untuk
memperoleh hak dan kewajiban.
Pembagian Subyek Hukum

 Manusia dan Badan Hukum


 Manusia,
Chidir Ali, manusia : makhluk yang berwujud dan
rohaniah yang secara berasa, yang berbuat dan
menilai, berpengetahuan dan berwatak. (Secara
biologis)
Secara yuridis

 Manusia adalah orang atau persoon, yaitu manusia


mempunyai hak- hak subyektif dan kewenangan
hukum.
Hak- hak subyektif : sejak dilahirkan sampai meninggal
dunia.
Diperluas oleh pasal 2 KUHper :
“Anak yang ada dalam kandungan seorang
perempuan dianggap sebagai telah dilahirkan
bilamana kepentingan si anak bilamana si anak
menghendakinya”
Setiap manusia mempunyai hak dan
kewajiban sejak dilahirkan,

Tetapi tidak semua manusia


mempunyai kewenangan hukum,
harus sudah dewasa dan cakap.
Dewasa :
BW : 21 tahun
Adat : sudah kuat gawe
Hk. Islam : sudah aqil baligh
UU1/74 : 18 tahun
UU Perlindungan Anak : 18 tahun
KECAKAPAN-KETIDAKCAKAPAN

Meskipun menurut hukum setiap orang adalah


Subyek Hukum (pemegang hak) akan tetap dalam
hukum tidak semua orang cakap
melakukan/diperbolehkan bertindak sendiri dalam
melaksanakan hak-haknya.
Cakap melakukan perbuatan hukum
(rechtbeechwaam) namun tidak selalu (tidak setiap
orang) berwenang untuk melakukan perbuatan
hukum (rechtbevougheid)
Perbuatan hukum adalah perbuatan yang bermaksud
menimbulkan akibat hukum
KECAKAPAN-KETIDAKCAKAPAN

 Ada golongan orang-orang yang tidak dapat atau tidak cakap melakukan
perbuatan hukum sendiri:

Orang yang belum dewasa (mencapai umur 18 tahun) atau belum


pernah kawin (pasal 1330 KUHPdt jo ps. 47 UU Perkawinan)
Orang yang ditaruh di bawah pengampuan, yaitu orang dewasa tapi
dalam keadaan dungu, gila, mata gelap dan pemboros (Ps. 1330 BW jo.
Ps. 433 BW)
Orang yang dilarang UU untuk melakukan perbuatan-perbuatan
hukum tertentu, misal orang yang dinyatakan pailit
KECAKAPAN-
KETIDAK CAKAPAN

 Orang-orang tersebut di atas dalam melakukan perbuatan


hukum diwakili oleh :
 Orag tua, wali, pengampu
 Orang yang dinyatakan pailit dilakukan oleh BHP
PENDEWASAAN (HANDLICHTING) PS.419 –
432 BW

Pengertian : Cara meniadakan keadaan belm dewasa terhadap


orangorang yang belum cukup umur dewasa (21 tahun)
Arinya : memberikan kedudukan hukum (penuh atau terbatas)
sebagai orang dewasa kepada oang yang belum dewasa.
Syarat :
•Orang yang telah mencapai umur 18 tahun (Keputusan PN)
•Lembaga ini menjadi tidak relevan dengan adanya UU No. 1
Tahun 1974 pasal 47 ayat 1 dan Ps. 50 ayat 2; dikuatkan dengan
MA dalam putusan Tanggal 2 Desember 1976 No. 477 K/Sip/76
(lihat Ridwan Syahrani, h. 41-46)
KEADAAN TIDAK HADIR (AFWEZIGHEID) PS. 463 – 495 BW
DAN STB 1946 NO. 137

Artinya : seseorang untuk waktu yang lama


meninggalkan tempat tinggalnya,tanpa
diketahui keberadaanya dan tidak memberikan
kuasa kepada orang lain untuk mewakili dirinya
dan mengurus harta bendanya

Keadaan tak hadir menimbulkan persoalan


siapa yang berhak mewakilinya mengurus
kepentingannya dan harta kekayaannya
KAPAN SUBYEK HUKUM (ORANG)
KEHILANGAN HAKNYA? (PS. 3 BW)

 Bila orang tersebut mati (secara biologis)

 Bila orang ersebut dianggap tidak hadir ketika


dipanggil atau Afwezigheid

 KUH Perdata tidak mengenal Kematian Perdata


(adalah karena seseorang sedang menjalni
hukuman, sehingga kehilangan segala hak
kewarganegaraan)
Badan Hukum/
Rechtpersoon
 Dalam KUH Perdata hanya terdapat 13 pasal
(1653 – 1665), di BW baru Belanda sudah diatur di
Buku II.
 Pengertian :
Rechtpersoon : suatu badan yang dapat
mempunyai harta kekayaan, hak, serta
kewajiban seperti orang- orang pribadi (Soemitro)
Lanjutan pengertian Badan Hukum

 Sri Soedewi Masjchoen :” Kumpulan orang- orang


yang bersama- sama bertujuan untuk mendirikan
suatu badan, yaitu :
1. Berujud himpunan
2. Harta kekayaan yang disendirikan
BADAN HUKUM
(RECHT PERSOON)

Orang yang diciptakan oleh hukum, dia bukan orang yang


sesungguhnya, ia hanya mempunyai “kedudukan sama”
dengan manusia, sehingga badan hukum itu juga mempunyai
hak, kewajiban dan kekayaan sendiri.
Macam- macam Badan
Hukum
 Menurut bentuknya :
Publik
Privat
 Menurut Sifatnya :
Korporasi
Yayasan
Teori- teori Badan Hukum

 Teori Fiksi : berpendapat bahwa kepribadian hukum


atas kesatuan kesatuan lain daripada manusia adalah
hasil khayalan
 Teori Konsesi : Badan hukum dalam negara tidak
memiliki kepribadian hukum, kecuali diperkenankan
oleh hukum.
 Teori Zweckvermogen : hak milik badan hukum dapat
diperuntukkan dan secara sah pada tujuan tujuan
tertentu, tapi tanpa pemilik.

Anda mungkin juga menyukai