Anda di halaman 1dari 74

HUKUM TENTANG ORANG

Istilah

1. Personenrecht (Belanda)
2. Personal Law (Inggris)
3. H.F.A Volmar Hukum. Badan Pribadi (Van
Personen)
Pengertian hukum orang

Subekti : peraturan tentang manusia


sebagai subyek dalam hukum, peraturan-
peraturan perihal kecakapan untuk
memiliki hak dan kewajiban untuk
bertindak sendiri, melaksanakan hak-
haknya itu.
Lanjutan pengertian….

Kamus Hukum :Keseluruhan peraturan


hukum mengenai keadaan
(hoedanigdheden) dan wewenang
(bevoegdheden) seseorang.

Termasuk di dalamnya berkaitan dengan


domisili dan cacatan sipil
HUKUM PERORANGAN
(PERSOON RECHT)
MANUSIA SECARA KODRATI SUBYEK HUKUM

WEWENANG BERHAK KEWENANGAN UTK


(RECHTBEVOEGDHEID) SUBYEK HAK
MEMPUNYAI HAK-HAK

DIPENGARUHI
FAKTOR2

UMUR, KEDEWASAAN,
PERKAWINAN
APA ARTINYA ?

 Setiap orang mempunyai hak-hak keperdataan


yang dapat dipertahankan terhadap siapa saja,
kapan saja, dimana saja. “Hak” tersebut dilindungi
oleh “hukum”, artinya apabila ada pihak-pihak
yang mengganggu hak seseorang maka negara
akan memberi sanksi hukum.
 Dalam Hukum, perkataan Orang (Persoon)
berarti pembawa hak dan kewajiban atau
Subyek Hukum yang artinya: Setiap orang
atau manusia pembawa hak tidak memilih
laki-laki ataupun perempuan, anak-anak atau
orang dewasa bahkan secara anggapan
(fiksi) Pasal 2 KUH Perdata: (1) bayi yang
masih dalam kandungan artinya dianggap
telah dilahirkan bilamana kepentingan anak
menghendaki; (2) apabila lahir mati, hukum
menganggap bayi tersebut tidak pernah ada.
Tempat Pengaturan

 Sebagian besar diatur dalam Buku I KUHPer (termasuk


juga HK Keluarga)
 Buku I KUHPer terdiri dari 18 Bab, yaitu :
1. Tentang menikmati dan kehilangan hak- hak
kewargaan (Psl 1- 3).
2. Tentang Akta Catatan Sipil (Psl 4 -16), terdiri dari tiga
bagian, yaitu :
a. Satu : ttg register catatan sipil umumnya
b. Kedua : ttg nama, perubahan nama, dan
perubahan nama depan.
c. Ketiga : ttg pembetulan akta catatan sipil dan
penambahan di dalamnya.
Lanjutan Buku I,

3. Tentang Tempat Tinggal/ Domisili (Psl 17- 25


KUHPer)
4. Tentang Perkawinan (Psl 26- 102)
5. Tentang Kewajiban Suami Isteri (Psl 103- 118)
6. Tentang Persatuan Harta Kekayaan menurut UU
dan pengurusannya (Psl 119- 138)
Lanjutan Buku I,

7. Tentang Perjanjian Kawin (Psl 139 – 179)


8. Persatuan atau perjanjian kawin dalam
perkawinan untuk kedua kalinya atau selanjutnya
(Psl 180- 185)
9. Perpisahan harta perkawinan (Psl 186 – 198 )
10. Pembubaran Perkawinan (Psl 199- 232 a)
11. Perpisahan Meja dan Ranjang (Psl 233- 249)
12. Kebapakan dan Keturunan Anak- Anak (Psl 250-
289)
Lanjutan Buku I,

13. Kekeluargaan sedarah dan semenda (Psl 290- 297)


14. Kekuasaan Orang Tua (Psl 298- 329)
15. Kebelumdewasaan dan Perwalian (Psl 330- 418)
16. Perlunakan (handelichting) (Psl 419 – 432)
17. Pengampuan (Psl 433 – 462)
18. Keadaan Tak Hadir (Psl 463- 465)
Hubungan antara Hukum
dengan Hak Dan Kewajiban
Perdata
Hukum mempunyai peranan yang sangat
penting di dalam kehidupan berbangsa
bernegara, dan bermasyarakat karena
hukum itu berfungsi untuk melindungi
kepentingan manusia dan membagi hak dan
kewajiban, termasuk didalamnya hak dan
kewajiban perdata.
Subyek Hukum

Istilah : rechtsubject (Belanda)


law of subject (Inggris)
Pengertian
Algra : Setiap orang yang mempunyai hak dan
kewajiban, jadi mempunyai wewenang hukum
(rechtsbevoegheid).
Wewenang hukum : kewenangan untuk memperoleh
hak dan kewajiban.
Pembagian Subyek Hukum

Manusia dan Badan Hukum


Manusia,
Chidir Ali, manusia : makhluk yang berwujud dan
rohaniah yang secara berasa, yang berbuat dan
menilai, berpengetahuan dan berwatak. (Secara
biologis)
Secara yuridis

 Manusia adalah orang atau persoon, yaitu


manusia mempunyai hak- hak subyektif dan
kewenangan hukum.
Hak- hak subyektif : sejak dilahirkan sampai
meninggal dunia.
Diperluas oleh pasal 2 KUHper :
“Anak yang ada dalam kandungan seorang
perempuan dianggap sebagai telah dilahirkan
bilamana kepentingan si anak menghendakinya”
Setiap manusia mempunyai hak dan
kewajiban sejak dilahirkan,
Tetapi tidak semua manusia mempunyai
kewenangan hukum, harus sudah dewasa dan
cakap.
Dewasa :
BW : 21 tahun
Adat : sudah kuat gawe
Hk. Islam : sudah aqil baligh
UU1/74 : 18 tahun
UU Perlindungan Anak : 18 tahun
KECAKAPAN-KETIDAK CAKAPAN

 Meskipun menurut hukum setiap orang adalah


Subyek Hukum (pemegang hak) akan tetap dalam
hukum tidak semua orang cakap
melakukan/diperbolehkan bertindak sendiri dalam
melaksanakan hak-haknya.
 Cakap melakukan perbuatan hukum
(rechtsbekwaamheid) namun tidak selalu (tidak
setiap orang) berwenang untuk melakukan perbuatan
hukum (rechtsbevoegheid)
 Perbuatan hukum adalah perbuatan yang bermaksud
menimbulkan akibat hukum
KECAKAPAN-KETIDAK CAKAPAN

 Ada golongan orang-orang yang tidak dapat atau tidak cakap


melakukan perbuatan hukum sendiri:
Orang yang belum dewasa (mencapai umur 18 tahun) atau
belum pernah kawin (pasal 1330 KUHPdt jo ps. 47 UU
Perkawinan)
Orang yang ditaruh di bawah pengampuan, yaitu orang
dewasa tapi dalam keadaan dungu, gila, mata gelap dan
pemboros (Ps. 1330 BW jo. Ps. 433 BW)
Orang yang dilarang UU untuk melakukan perbuatan-
perbuatan hukum tertentu, misal orang yang dinyatakan
pailit
KECAKAPAN-KETIDAK CAKAPAN

 Orang-orang tersebut di atas dalam melakukan perbuatan


hukum diwakili oleh :
 Orang tua, wali, pengampu
 Orang yang dinyatakan pailit dilakukan oleh BHP
PENDEWASAAN (HANDLICHTING)
PS.419 – 432 BW
Pengertian : Cara meniadakan keadaan belum dewasa
terhadap orang orang yang belum cukup umur dewasa (21
tahun)
Arinya : memberikan kedudukan hukum (penuh atau terbatas)
sebagai orang dewasa kepada orang yang belum dewasa.
Syarat :
•Orang yang telah mencapai umur 18 tahun (Keputusan PN)
•Lembaga ini menjadi tidak relevan dengan adanya UU No. 1
Tahun 1974 pasal 47 ayat 1 dan Ps. 50 ayat 2; dikuatkan dengan
MA dalam putusan Tanggal 2 Desember 1976 No. 477 K/Sip/76
(lihat Ridwan Syahrani, h. 41-46)
KEADAAN TIDAK HADIR (AFWEZIGHEID) PS.
463 – 495 BW DAN STB 1946 NO. 137

Artinya : seseorang untuk waktu yang lama


meninggalkan tempat tinggalnya,tanpa
diketahui keberadaanya dan tidak memberikan
kuasa kepada orang lain untuk mewakili
dirinya dan mengurus harta bendanya
Keadaan tak hadir menimbulkan persoalan
siapa yang berhak mewakilinya mengurus
kepentingannya dan harta kekayaannya
UU mengatur Keadaan tidak Hadir atas 3
tingkatan:

1. Masa Persiapan (Psl 463-466 BW)


2. Masa yg berhubungan dg pernyataan bahwa orang
yg meninggalkan tempat itu mungkin meninggal
dunia (psl 467-483 BW)
3. Masa pewarisan secara definitif (psl 484 BW)w
KAPAN SUBYEK HUKUM (ORANG)
KEHILANGAN HAKNYA? (PS. 3 BW)

 Bila orang tersebut mati (secara biologis)

 Bila orang tersebut dianggap tidak hadir ketika


dipanggil atau Afwezigheid

 KUH Perdata tidak mengenal Kematian Perdata


(adalah karena seseorang sedang menjalani
hukuman, sehingga kehilangan segala hak
kewarganegaraan)
Badan Hukum/ Rechtpersoon

Dalam KUH Perdata hanya terdapat 13 pasal (1653 –


1665), di BW baru Belanda sudah diatur di Buku II.
Pengertian :
Rechtpersoon : suatu badan yang dapat mempunyai
harta kekayaan, hak, serta kewajiban seperti orang-
orang pribadi (Soemitro)
Lanjutan pengertian Badan Hukum

Sri Soedewi Masjchoen :” Kumpulan orang-


orang yang bersama- sama bertujuan untuk
mendirikan suatu badan, yaitu :
1. Berujud himpunan
2. Harta kekayaan yang disendirikan
BADAN HUKUM
(RECHT PERSOON)

Orang yang diciptakan oleh hukum, dia bukan orang


yang sesungguhnya, ia hanya mempunyai
“kedudukan sama” dengan manusia, sehingga
badan hukum itu juga mempunyai hak, kewajiban
dan kekayaan sendiri.
Macam- macam Badan Hukum

Menurut bentuknya :
Publik
Privat
Menurut Sifatnya :
Korporasi
Yayasan
Syarat-syarat Badan Hukum

1. Adanya harta kekayaan yang terpisah


2. Mempunyai tujuan tertentu
3. Mempunyai kepentingan sendiri
4. Ada organisasi yang teratur
Teori- teori Badan Hukum

Teori Fiksi : berpendapat bahwa badan


hukum hanyalah fiksi ,khayalan , yaitu
sesuatu yg sesungguhnya tdk ada, ttp org
menghidupkannya dlm bayangan sbg subjek
hukum yg dpt melakukan perbuatan hukum
spt manusia(von Savigny)
Lanjutan teori…

 Teori Properiete Collective : hak dan kewajiban


badan hukum pada hakikatnya adalah hak dan
kewajiban para anggota bersama-sama, kekayaan
badan hukum adalah kepunyaan bersama semua
anggotanya (Planianol dan Molengraaf)
 Teori Zweckvermogen : yaitu teori kekayaan yg
bukan merupakan kekayaan seseorang, ttp
kekayaan itu terikat pd tujuan ttt, kekayaan yg
terikat pd tujuan ttt itulah yg diberi nama badan
hukum (A. Brinz)
DOMISILI

Adalah tempat dimana seseorang dianggap


senantiasa berada / selalu hadir untuk
melaksanakan hak-haknya dan untuk menunaikan
kewajiban-kewajibannya, juga apabila pada suatu
waktu ia benar-benar tidak dapat hadir di tempat
tersebut.
Lanjutan domisili…

Domisili atau tempat tinggal merupakan


tempat seseorang melakukan
perbuatan hukum (VOLMAR)
TUJUAN domisili: untuk mempermudah
para pihak dalam mengadakan
hubungan hukum dg pihak lain.
Arti penting Domisili bagi Subjek Hukum

1. Untuk menentukan dimana seseorang harus


melakukan perkawinan (psl 76 BW)
2. Untuk menentukan dimana subjek hukum harus
dipanggil dan ditarik dimuka pengadilan (psl 1393
BW)
3. Untuk menentukan pengadilan mana yang
berkuasa terhadap subjek hukum (psl 207 BW)
Macam Domisili

a. Domisili yang sesungguhnya (Eigenlijke


Woonplaats); tempat melakukan perbuatan
hukum pada umumnya,dibedakan atas;1. tempat
tinggal sukarela/ mandiri 2. tmpat tinggal
wajib/Mnrt hukum
b. Domisili yang dipilih (Gekozen Woonplaats);
tempat yg ditunjuk oleh salah satu pihak/ lebih
dlm hubungannyaa dg melakukan perbuatan
hukum tertentu.
Catatan Sipil
 adalah: lembaga pemerintah yang mencatat status keperdataan
selengkap- lengkapnya
 ada 5 peristiwa hukum perlu pencatatan
 Kelahiran
 Perkawinan
 pengakuan terhadap kelahiran
 kematian
 ijin kawin
 Kekhususan Register- Register BS
 Golongan Eropa (ps. 4 BW) atau ps 6 Reglemen Catatan Sipil
Eropa ada 5 macam:
 Daftar kelahiran
 Daftar pemberitahuan perkawinan
 Daftar ijin kawin
 Daftar perkawinan dan perceraian
 Daftar kematian
 Sifat BS → terbuka
HUKUM BENDA
(Zaken Recht)
Pengertian

Keseluruhan dari kaidah- kaidah hukum yang


mengatur hubungan- hubungan hukum antara
subyek hukum dengan benda (segala sesuatu
yang dapat menjadi obyek hukum) dan hak
kebendaan (zakelijkrecht) yaitu kewenangan untuk
menguasai benda.
Tempat Pengaturan

Buku ke dua KUHPerdata


UUPA (Undang Undang Pokok Agraria)
Sistem Pengaturan

Sistem Pengaturan hukum benda adalah sistem


tertutup (Closed System) artinya orang tidak
dapat mengadakan hak- hak kebendaan baru, selain
yang telah ditetapkan dalam UU.
Pasal yang tidak berlaku lagi

Buku ke Dua KUHPerdata sepanjang yang mengenai


bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya tidak berlaku lagi karena dicabut dengan
adanya UUPA (UU No 5 tahun 1960).
Bab XXI KUHPerdata tentang hipotek tidak berlaku
lagi dengan adanya UU Hak Tanggungan (UU No 4
tahun 1996)
KONSEP DASAR BENDA menurut ilmu
pengetahuan hukum

Benda adalah segala sesuatu yang dpt menjadi objek


hukum.
Objek hukum adalah segalah sesuatu yang berguna
bagi subjek hukum dan yg dpt mjd pokok (objek)
hubungan hukum, krn sesuatu itu dpt dikuaai oleh
subjek hukum.
KONSEP BENDA secara yuridis (Psl 499 BW)

Benda adalah segala sesuatu yang dapat dihaki atau


menjadi objek hak milik. Jadi benda adalah segala
sesuatu yang dapat dihaki atau dapat dimiliki orang.

Objek hukum (hukum perdata); (1)memiliki nilai


uang yg efektif (2)merupakan satu kesatuan) (3)
bisa dikuasai manusia
Benda Dan Hak Kebendaan

Pengertian benda (zaak, material) :


Sebagai barang yang dapat dilihat atau berwujud
(pengertian sempit)
Sebagai kekayaan seseorang yang berupa hak dan
penghasilan
Sebagai obyek hukum lawan dari subyek hukum
(Vollmar)
Kebendaan menurut KUHPerdata

Pasal 499 KUHPerdata, Kebendaan adalah


Tiap tiap barang dan tiap- tiap hak yang dapat
dikuasai oleh hak milik.
Menurut KUHPerdata yang termasuk benda adalah
benda berwujud atau yang dapat diraba, karena :
1. Buku II berhubungan dengan hak yang melekat
pada barang.
2. Hak yang bersifat imateriil diatur dalam UU
tersendiri.
Macam Macam Benda

 Menurut KUHPerdata (503-505), benda ada dua


macam, yaitu :
1. Benda Bertubuh dan Tidak Bertubuh
2. Benda bergerak dan tidak bergerak
 Menurut berbagai literatur, macam benda :
1. Benda yang dapat diganti (uang) dan yang tak dapat
diganti (binatang)
2. Benda yang dapat diperdagangkan dan tidak (fasiltas
umum)
3. Benda yang dapat dibagi (beras) dan tidak
4. Benda bergerak dan tidak bergerak.
Yang paling sering digunakan adalah
pembagian benda bergerak dan tidak
bergerak
Karena :
Penting untuk penyerahan, berbeda cara
penyerahannya antara benda bergerak dengan benda
tak bergerak.
Bekaitan dengan jaminan (fiducia, credit verband)
Verjaring/ kedaluarsa
Bezit/ Penguasaannya
Benda Bergerak

Dibagi atas dasar:


 Sifatnya (dapat dipindahkan atau digerakan; perkakas rumah,
perhiasan dll)
 Ditentukan oleh UU (Pasal 509 – 511 KUHPerdata), yaitu ;
1. Hak pakai hasil dan hak pakai atas kebendaan bergerak.
2. Hak atas bunga yang diperjanjikan
3. Perikatan dan tuntutan mengenai jumlah uang yang dapat
ditagih terhadap benda bergerak.
4. Sero atau andil dalam persekutuan perdata
5. Andil dalam perutangan atas beban negara Indonesia
6. Obligasi atau sero
Benda Tidak Bergerak

Dapat dibedakan berdasarkan


 Sifatnya (tanah dan semua hal yang
berhubungan erat dan melekat pada tanah,
termasuk tanaman, pohon dll)
 Tujuannya (Tujuan pemakaiannya untuk waktu
yang lama; mesin, rumah)
 Ketentuan UU (pasal 508 KUHPerdata)
Benda tdk bergerak karena UU
(Psl 508 KUHPerdata)
1. Hak pakai hasil dan pakai atas kebendaan tidak bergerak yaitu hak kebendaan
untuk mengambil hasil barang milik orang lain, dengan kewajiban
memelihara barang tersebut dengan baik.
2. Hak pengabdian tanah : suatu beban yang diberikan kepada pekarangan milik
seseorang untuk kepentingan pekarangan milik orang lain.
3. Hak numpang karang : hak kebendaan untuk mempunyai gedung- gedung,
bangunan, dan penanaman di atas tanah orang lain.
4. Hak Erfpacht : hak kebendaan untuk menikmati sepenuhnya barang tak
bergerak milik orang lain dengan kewajiban membayar uang atau pendapatan
kepada pemilik tersebut.
5. Bunga tanah : beban yang diikatkan pada tanah oleh pemiliknya untuk
kepentingan dirinya maupun pihak ketiga.
6. Bunga sepersepuluh
7. Pajak pasar
8. Gugatan pengemabalian benda tak bergerak.
Hak Kebendaan/ Zakelijkerecht

Pengertian :
Suatu hak YANG MEMBERIKAN KEKUASAN
LANGSUNG KPD SESEORANG YG BERHAK
MENGUASAI SESUATU BENDA DLM TANGAN
SIAPAPUN JUGA.
PEMBAGIAN HAK KEBENDAAN

Ada dua macam :


Hak kebendaan yang memberikan
kenikmatan : hak dari subyek hukum untuk
menikmati suatu benda secara penuh maupun
terbatas.
Hak kebendaan yg memberikan jaminan:
Hak didahulukan kepada kreditur dalam pelunasan
hutang dari penjualan barang yang dibebani.
HAK KEBENDAAN YG MEMBERIKAN
KENIKMATAN (UUPA)
Ats bendanya sendiri;
Hak milik
Ats benda milik orang lain;
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Sewa,
Hak Memungut Hasil, Hak Pengelolaan ats Tanah.
HAK KEBENDAAN YG MEMBERIKAN
KENIKMATAN (BW)
Bezit atas benda bergerak/ benda bukan tanah
Hak memungut hasil bezit atas benda
bergerak/benda yg bukan tanah
Hak pakai bezit atas benda bergerak/ benda yg
bukan tanah.
Hak Kebendaan yg memberikan jaminan

Yaitu hak yg memberi kepada yg berhak (kreditor)


hak didahulukan utk mengambil pelunasan dr hasil
penjualan barang yg dibebani.
Hak tanggungan, Fiducia
Hypothek , Gadai
Hak Mutlak thd Benda dlm lapangan
keperdataan

a. Terhadap benda-benda berwujud, misalnya: HGB


dan HGU atas tanah; hak eigendom, hak opstal,
hak erfpact atas benda bergerak/tdk bergerak
selain tanah, hak gadai (pand), hak hipothek.
b. Terhadap benda2 yg tak berwujud,
Misalnya: hak cipta, hak merek,hak paten
Ciri- ciri dan Sifat Hak Kebendaan

Droit de Suite / Zaaksgevolg :


Hak itu terus menerus mengikuti bendanya
dimanapun benda itu berada.
Droit de Preference
Hak pelunasan lebih dulu atas benda tersebut..
Zakelijke Actie
Hak untuk menggugat bila terjadi gangguan
terhadap barang tersebut (pemulihan, ganti rugi
dsb)
Yang termasuk hak kebendaan

Hak Eigendom (hak milik)


Hak opstal (HGB)
Hak Erpacht (HGU)
Pand
Credit verband dll
Hak Milik/ Eigendom

Diatur dalam :
KUHPerdata di Buku II, pasal 570 s/d 624
UU No 5 tahun 1960 Pasal 20 s/d 27.
Pengertian :
Hak Milik : Hak untuk menikmati kegunaan sesuatu
kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya,
asal tidak bertentangan dengan UU, ketertiban
umum dan tidak mengganggu hak orang lain (570
KUHPdt).
Hak milik menurut UUPA

Pasal 20, Hak milik : “Hak turun temurun, terkuat dan terpenuh
yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat
ketentuan yang tercantum dalam Pasal 6 UUPA.”
Penggunaan Hak Milik harus memperhatikan 4 hal, yaitu ;
1. Ketentuan hukum yang berlaku seperti UU Gangguan
2. Ketertiban Umum
3. Hak orang lain, mis : hak jasa pekarangan, hak jaminan
4. Fungsi sosial.
Ciri- ciri Hak Milik

Hak milik merupakan hak pokok, yg bisa melahirkan


hak kebendaan lain.
Hak milik merupakan hak yang paling sempurna
Hak Milik bersifat tetap, tidak bisa lenyap karena
kebendaan yang lain
Hak Milik merupakan inti dari hak kebendaan yang
lain.
Cara Memperoleh Hak Milik

Pasal 584 KUHPdt :


1. Pendakuan (toeeigening) memperoleh hak milik atas benda
yang tidak ada pemiliknya (res nullius).
2. Perlekatan (Natrekking) : benda berlipat ganda karena alam.
Mis : pohon berbuah, binatang beranak.
3. Daluarsa (verjaring) : cara memperoleh hak milik dengan
lewatnya waktu (1946 KUHPdt)
Ada 2 macam :
 Acquisitieve V. : cara memperoleh hak milik karena lewatya
waktu.
 Extinctieve V. : membebaskan seseorang dari tuntutan atau
penagihan karena lewatnya waktu.
Syarat adanya daluarsa

Bezitter sebagai pemilik


Bezit itu harus dengan jujur (iktikad baik)
Bezit harus terus menerus dan tidak terputus- putus
Bezit itu telah berusia 20 tahun
Lanjutan………………….
cara memperoleh hak milik
4. Pewarisan, baik menurut UU maupun karena
wasiat.
5. Penyerahan : perbuatan hukum yang bertujuan
untuk memindahkan hak milik kepada pihak
lainnya.
6. Cara- lain : hibah dan percampuran harta
perkawinan.
Hapusnya Hak Milik

Musnahnya obyek hak


Dilepaskan oleh pemiliknya
Hilang atau lari dari pemiliknya
Diperoleh oleh orang lain dengan cara- cara
memperoleh hak milik.
Bezit

Berasal dari Bhs Belanda : zitten : menduduki/


menguasai.
Pengertian : Kedudukan menguasai atau menikmati
suatu barang yang ada dalam kekuasaan seseorang
secara pribadi atau perantaraan orang lain seakan-
akan barang itu adalah miliknya, namun secara
hukum belum tentu ia adalah pemiliknya.
Jadi beziter itu hanya menguasai secara materiil saja,
belum tentu secara yuridis formil.
Unsur unsur dalam bezit

Adanya bezitter
Adanya obyek hukum
Adanya penguasaan secara materiil
Bezitter mendapat perlindungan
Tidak dipersoalkan obyek itu milik siapa.
Pembagian Bezit

Ada 2 macam :
1. Bezit beriktikad baik
2. Bezit beriktikad buruk
Cara Memperoleh Bezit

Occupatio (Pendakuan/ menduduki), misalnya


mengambil ikan di laut, membuka hutan untuk
sawah.
Traditio (Penyerahan)
Dari bezitter lama ke yang baru.
Berakhirnya Bezit

 Karena kehendak bezitter, yaitu dengan : menyerahkan


kepada orang lain atau meninggalkannya begitu saja.
 Bukan karena kehendak bezitter :
1. Pihak lain telah mengambilnya
2. Obyek musnah karena bencana alam.
3. Dicuri pihak lain.
4. Hilang
5. Untuk benda tak bertubuh, orang lain telah
menikmatinya selama 1 tahun tanpa ada gangguan dari
siapapun.
Penyerahan/ levering

Diatur dalam pasal 612 s/d 620 KUHPdt.


Ada dua macam penyerahan :
1. Feitelijke levering
Penyerahan yang nyata atas suatu benda, sehingga
benda tersebut dialihkan ke dalam kekuasaan yang
nyata dari pihak lawan.
2. Juridische levering
Penyerahan milik beserta hak untuk memiliki
suatu benda kepada pihak lainnya.
Penyerahan Benda Bergerak

Ada tiga macam :


Penyerahan Nyata (Feitelijke Levering)
Diserahkan begitu saja tanpa melalui proses
panjang.
Penyerahan Kunci
Penyerahan benda bergerak yang terletak di dalam
gedung.
Tidak diperlukan penyerahan, jika benda bergerak
itu sudah ada di tangan orang yang akan diserahi.
Penyerahan tidak diperlukan, jika :
Benda itu sudah di tangan orang yang akan diserahi
(Traditio brevimanu).
Misal: dari penyewa menjadi pemilik
Benda yang akan diserahkan itu masih dipakai oleh
pemiliknya (yang kedudukannya berubah) untuk
sementara waktu (constitutum posesarium)
Misal : dari pemilik menjadi penyewa atau
peminjam.
Penyerahan Benda Tidak Bergerak

Dilakukan dengan akta baik akta otentik maupun


akta di bawah tangan.

Misalnya : Penyerahan tanah harus dilakukan


dengan akta PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah)
Penyerahan Piutang

 Piutang atas tunjuk (aan toonder) dilakukan dengan


penyerahan nyata atas surat- surat tersebut (613 (3) KUHPdt).
 Piutang Atas Nama (op naam) (mis : Bilyet Giro), dilakukan
dngan cessie, yaitu penyerahan dengan akta otentik atau di
bawah tangan, yang memuat pemberitahuan adanya
penyerahan / pemindahan secara nyata dari yang berpiutang
lama ke berpiutang baru.
 Piutang aan order dilakukan dengan penyerahan nyata diikuti
dengan endossemen, yaitu menuliskan dibalik surat piutang
itu yang menyatakan kepada siapa piutang tersebut dipindahkan.

Anda mungkin juga menyukai