PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
a. pengayoman;
b. kemanusiaan;
c. kebangsaan;
d. kekeluargaan;
e. kenusantaraan;
f. bhinneka tunggal ika;
g. keadilan;
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan; serta
asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-
undangan yang bersangkutan.
Penyusunan Prolegnas dilaksanakan oleh DPR dan
Pemerintah .
Prolegnas ditetapkan untuk jangka menengah dan tahunan
berdasarkan skala prioritas pembentukan RUU.
Penyusunan dan penetapan Prolegnas jangka menengah
dilakukan pd awal masa keanggotaan DPR sebagai
prolegnas untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
Prolegnas jangka menengah dapat dievaluasi setiap akhir
tahun bersamaan penetapan Prolegnas prioritas tahunan.
Penyusunan dan penetapan Prolegnas prioritas tahunan
sebagai pelaksanaan Prolegnas jangka menengah
dilakukan setiap tahun sebelum penetapan RUU tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Dalam penyusunan Prolegnas , penyusunan daftar
Rancangan Undang-Undang didasarkan atas:
a. perintah Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat;
c. perintah Undang-Undang lainnya;
d. sistem perencanaan pembangunan nasional;
e. rencana pembangunan jangka panjang nasional;
f. rencana pembangunan jangka menengah;
g. rencana kerja pemerintah dan rencana strategis DPR;
h. aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat.
Penyusunan Prolegnas antara DPR dan Pemerintah
dikoordinasikan oleh DPR melalui alat kelengkapan DPR
yang khusus menangani bidang legislasi.
Penyusunan Prolegnas di lingkungan DPR dikoordinasikan oleh
alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi.
Penyusunan Prolegnas di lingkungan Pemerintah
dikoordinasikan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum.
tata cara penyusunan Prolegnas di lingkungan DPR diatur
dengan Peraturan DPR.
tata cara penyusunan Prolegnas di lingkungan Pemerintah
diatur dengan Peraturan Presiden.
Hasil penyusunan Prolegnas antara DPR dan
Pemerintah disepakati menjadi Prolegnas dan
ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPR..
Prolegnas ditetapkan dengan Keputusan DPR.
Dalam Perolegnas dapat dimuat daftar komulatif
terbuka yang terdiri atas:
KETERANGAN PRESIDEN
ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA
Jakarta, 6 Juli 2015
Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi III DPR RI yang terhormat,
Hadirin sidang yang berbahagia,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena pada hari ini kita dapat hadir dalam
Rapat Kerja antara Pimpinan dan Anggota Komisi III DPR RI dan Pemerintah dalam rangka penyampaian
Keterangan Presiden atas Rancangan Undang-Undang tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU tentang
KUHP).
Sebagaimana diketahui bahwa RUU tentang KUHP telah disampaikan Presiden kepada Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia melalui surat nomor R-35/Pres/06/2015 tanggal 5 Juni 2015. Dalam surat tersebut,
Presiden menugaskan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mewakili Presiden dalam pembahasan RUU
tersebut di DPR RI guna mendapatkan persetujuan bersama.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan kami mewakili Presiden untuk menyampaikan Keterangan
Presiden atas RUU tentang KUHP sebagai sebuah ius constituendum yang sangat dinanti kehadirannya oleh segenap
bangsa Indonesia sebagai langkah awal kita bersama untuk melakukan pembaruan kodifikasi hukum pidana nasional
secara lebih terarah dan lebih terpadu.
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM)
F-PG : TETAP
F-PKS : TETAP
F-PAN : TETAP
F-PPP : TETAP
F-PKB : TETAP
F-GERINDRA : TETAP
F-HANURA : TETAP
1.
Menimbang: F-PD : TETAP
yang diberikan secara bebas dari rasa takut dan F-PAN : TETAP
F-PKB : TETAP
3
TUJUAN PENYUSUNAN
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM)
5
TEKNIK MENJAWAB
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM)
NO. KARAKTERISTIK JUMLAH NOMOR DIM
1. TETAP 213 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 47, 48, 49, 50, 55, 56, 58, 59, 60, 62, 64, 67,
69, 73, 74, 77, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118,
119, 122, 123, 124, 125, 126, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150, 151, 153, 154, 155, 156,
157, 158, 159, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 169, 171, 172, 173, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 181, 182, 183, 184, 185, 186, 192, 193, 194, 196, 197, 198, 199, 200,
201, 203, 208, 210, 211, 213, 219, 220, 224, 234, 235, 236, 237, 239, 242, 243, 244, 269, 270, 271, 272, 274, 275, 276, 277, 278, 279, 280, 282, 283, 284, 286, 288, 289,
290, 305, 306, 307, 309, 311, 312, 313, 314, 315, 316, 317, 318, 319, 320, 331, 334, 337, 339, 340, 342, 345.
2. REDAKSIONAL 21 4, 5, 57, 61, 90, 99, 120, 127, 152, 174, 205, 206, 212, 238, 241, 273, 285, 287, 321, 343, 344.
3. SUBSTANSI 78 20, 24, 30, 31, 45, 46, 51, 52, 54, 70, 71, 72, 75, 76, 78, 79, 121, 160, 161, 170, 187, 188, 189, 190, 191, 195, 204, 207, 209, 222, 246, 247, 248, 249, 250, 251, 252, 254,
255, 256, 257, 258, 259, 260, 261, 262, 263, 264, 265, 266, 267, 268, 291, 292, 293, 294, 295, 296, 297, 298, 299, 300, 301, 302, 303, 304, 308, 310, 323, 324, 326, 327,
328, 329, 330, 332, 333, 341.
4. SUBSTANSI BARU 6 63, 202, 240, 245, 253, 325.
5. MOHON PENJELASAN 27 17, 43, 53, 66, 68, 89, 214, 215, 216, 217, 218, 221, 223, 225, 226, 227, 228, 229, 230, 231, 232, 233, 281, 322, 335, 336, 338.
JUMLAH 345
TATA TERTIB DPR
Pasal 138
(1) Pembahasan rancangan undang-undang
dalam Pembicaraan Tingkat I dilakukan
dengan kegiatan sebagai berikut:
• pengantar musyawarah;
• pembahasan daftar inventarisasi masalah;
• penyampaian pendapat mini sebagai sikap
akhir; dan
• pengambilan keputusan.
1
PANDANGAN DAN PENDAPAT PRESIDEN
Dasar hukum
Pasal 142 ayat (2) Peraturan DPR-RI Nomor 1 Tahun
2014 tentang Tata Tertib.