Apabila dalam satu masa sidang, gubernur atau bupati/walikota dan DPRD
menyampaikan Ranperda mengenai materi yang sama, maka yang dibahas
adalah yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan Ranperda yang disampaikan
oieh gubernur atau bupati/walikota digunakan sebagai bahan untuk
dipersandingkan.
Untuk Ranperda `usul prakarsa' DPRD, dapat diusulkan oieh minimum lima
orang anggota. Usul prakarsa ini dapat diajukan kepada Rapat Paripurna
setelah mendapat persetujuan dari Panitia Musyawarah. Keputusan Rapat -
Parpipurna DPRD dapat menerima atau menolak usul prakarsa menjadi
prakarsa DPRD '(tidak seperti DPR yang dapat ;"menyetujui dengan
perubahan")
Ranperda yang telah disiapkan oleh DPRD disampaikan oleh pimpinan DPRD
kepada gubernur atau bupati/walikota. Penyebarluasan Ranperda yang berasal
dari DPRD dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD (Sekwan).
Apabila dalam satu masa sidang, gubernur atau bupati/walikota dan dewan
perwakilan rakyat daerah menyampaikan RanPerda mengenai materi yang
sama, maka yang dibahas adalah yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan
Ranperda yang disampaikan oleh gubernur atau bupati/walikota digunakan
sebagai bahan untuk dipersandingkan.
c. Pembahasan Ranperda
d. Penetapan Ranperda
Ranperda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Gubernur atau
Bupati/Walikota disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 7 hari terhitung
sejak tanggal persetujuan bersama, oleh pimpinan DPRD kepada Gubernur
atau Bupati/Walikota untuk ditetapkan.RanPerda tersebut kemudian ditetapkan
sebagai Perda oleh Gubernur atau Bupati/Walikota dengan membubuhkan
tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak RanPerda
tersebut disetujui.
e. Pengundangan
f. Penyebarluasan Perda
Selain proses di atas, ada empat hal lainnya yang sudah diatur dalam UU
10/2004 yang perlu diperhatikan, baik oleh perancang maupun pembahas
peraturan perundang-undangan, yaitu asas, materi Muatan atau isi (content)
peraturan perundang-u.ndangan, hierarki atau tata urutan peraturan
perundang-undangan, dan partisipasi masyarakat.
a. Asas
Sesuai namanya, asas merupakan suatu dasar yang harus diperhatikan dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan. Asas pada umumnya memang
merupakan sesuatu yang cenderung abstrak dan sulit untuk diukur secara jelas.
Namun dengan adanya asas ini, paling tidak perancang peraturan akan
mempunya semacam daftar atau checklist mengenai hal-hal yang harus
diperhatikannya secara sungguh-sungguh ketika menyusun peraturan
perundang-undangan agar proses selanjutnya berjalan dengan lancar.
a. Kejelasan tujuan;
b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
d. Dapat dilaksanakan;
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. Kejelasan rumusan; dan
g. Keterbukaan.
b. Materi Muatan
Materi muatan adalah isi dari setiap jenis peraturan perundang-undangan yang
ada di Indonesia. Materi muatan ini penting untuk diperhatikan supaya tidak
terjadi tumpang tindih pengaturan maupun penyalahgunaan wewenang. Materi
muatan, undang-undang misalnya, jelas tidak boleh diatur dalam suatu PP atau
Perpres karena undang-undang mempunyai karakteristik sendiri sebagai suatu
peraturan perundang-undangan tertinggi di bawah konstitusi yang dibuat
bersama oleh eksekutif dan legislatif.
c. Hierarki
d. Partisipasi Masyarakat