Anda di halaman 1dari 5

Resume Bab 12

Program Legislasi Nasional

Proses pembangunan hukum nasional yang ditandai oleh pembentukan UU


sangat ditunjang

oleh sejauh mana penyusunan Program Legislasi

Nasional

(prolegnas). Dalam pelaksanaannya, supremasi hukum ditepatkan secara strategis


sebagai landasan dan perekat bidang pembangunan bidang lainnya serta kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI melalui satu sistem hukum nasional.
Fungsi hukum sebagai alat pembangunan, instrumen penyelesaian masalah, dan
pengatur perilaku masyarakat.
Fungsi Legislasi DPR RI
DPR RI menjadi peegang kekuasaan pmbentukan UU. Diatur dalam Pasal 20
dan Pasal 22A UUD 1945 Perubahan. Yang bermakna:

Penegasan bahwa kekuasaan membentuk UU berada di tangan DPR RI. Presiden


berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Penegasan bahwa pembahasan RUU yang dilaksanakan dalam beberapa tahap di


DPR RI dilakukan secara bersama-sama. Tidak dibenarkan apabila suatu RUU
yang sudah mendapatkan persetujuan bersama dalam rapat paripurna DPR RI,
Presiden

tidak

menandatangani

pengesahannya.

Karena

Presiden

telah

menugaskan Menteri untuk mewakilinya dalam pembahasan RUU di DPR RI.


Apabila dalam waktu 30 hari sejak RUU disetujui, RUU tersebut sah menjadi UU.
Salah satu substansi penting dari UU No. 12 tahun 2011 adalah pentingnya
aspek perencanaan yang dikenal sebagai Dokumen Program Legislasi yang disebut
sebagai PROLEGNAS. Tidak ada RUU yang dapat disahkan menjadi UU tanpa ada
persetujuan bersama antara presiden dengan DPR RI. Artinya para pihak melakukan
check and balances. Salah satu kebijakan legislasi dari DPR RI adalah menyusun
prolegnas, salah satu nya tahun 2010-2014.
Kebijakan Prolegnas diarahkan untuk:

Membentuk peraturan perundangan

Mempercepat penyelesaian RUU

Membentuk peraturan perundangan yang baru, dll

PROLEGNAS TAHUN 2009-2014

a. Dasar hukum penyusunan


Merupakan produk perencanaan pembentukan hukum jangka menengah yang
ditetapkan dengan Keputusan DPR RI Nomor 41A/DPR RI/2009-2014 tentang
persetujuan Penetapan Prolegnas. Ditetapkan 274 judul RUU yang direncanakan
akan disusun dalam jangka waktu lima tahun.
Dasar hukum:
1. UU No. 10 Tahun 2004 jo. UU No 12 Tahun 2011 tentang peraturan
perundang-undangan
2. UU No 27 Tahun 2009 tentang MPR DPR DPD dan DPRD
3. Perpres No 61 Tahun 2005 tentang tata cara penyusunan dan pengelolaan
prolegnas
4. Peraturan DPR RI No 1 Tahun 2009 tentang peraturan tata tertib
b. Maksud dan Tujuan penyusunan
Maksud:
1. Memberikan landasan perencanaan dan arahan yang sistematis dan
berkelanjutan terhadap pembangunan jangka panjang menengah yang
berlandaskan kemampuan nasional.
2. Engintregasikan pebangunan nasional dibidang hukum.
3. Menngkatkan sinergi antar lembaga yang berwenang membentuk UU di
tingkat pusat.
Tujuan:
1. Mewujudkan negara huku yang demokratis dengan membentuk UU yang
menjamin kepastian hukum
2. Mewujudkan supremasi hukum yang menjunjung tinggi rasa keadilan
3. Menyempurnakan UU agar sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat

c. Proses Penyusunan Prolegnas 2010-2014


1. Tahap Kompilasi

Pengupulan data melalui kegiatan monitoring ke setiap Kementrian/LPND


baik dalam hal rencana legislasi baru maupun yang sudah berjalan

2. Tahap Klasifikasi dan Harmonisasi


Kegiatan penyusunan konsep pertama sampai pemantapan konsep
3. Tahap Sinkronisasi dan Sosialisasi
Kegiatan yang komuniatif diantara pihak-pihak yang terkait didalamnya.
Berbagai masalah pada setiap RUU didalami bukan hanya oleh DPR RI dan
Pemerintah tetap juga para ahli dan praktisi dibidang terkait
4. Tahap penyusunan naskah Prolegnas
DPR RI dan pemerintah bersama-sama menntukan prioritas RUU masingmasing dengan melibatkan masyarakat luas
5. Tahap penetapan Prolegnas
Prolegnas yang ditetapkan adalah untuk satu masa keanggotaan DPR RI.
Prioritas ditetapkan untuk satu tahun anggaran.
Pada rapat Panja, 23-25 November 2009, menyepakati sebanyak 247
RUU menjadi Prolegnas 2010-2014. Persetujuan penetapan tersebut tertuang
dalam Keputusan DPR RI No. 41A/DPR RI/2009-2014.
d. Proses penyusunan Prolegnas Prioritas 2010-2014
Dilakukan setiap tahun. Tahapan nya sebagai berikut:
1. Baleg meminta masukan kepada fraksi-fraksi di DPR RI yang terkait dengan
materi muatan UU
2. Baleg mengkompilasi RUU yang diajukan oleh fraksi dan komisi di DPR
3. Baleg membentuk panitia kerja DPR RI untuk membahas bersama pemerintah
4. Baleg bersama pemerintah membahas bersama daftar RUU yang akan
diprioritaskan
5. Penetapan jumlah RUU yang akan masuk daftar prioritas
6. Hasil rapat pleno Baleg mengnai daftar RUU prioritas
7. Penetapan Prolegnas prioritas

Pertimbangan penentuan skala prioritas RUU

RUU yang belum sempat dibahas pada masa keanggotaan DPR RI


sebelumnya

RUU pengaturan lebih lanjut dari ketentuan UUD 1945

RUU pengganti UU

RUU revisi UU

Dll

RUU NON PROLEGNAS TAHUN 2010-2014


Selain berasal dari daftar RUU Prolegnas tahun 2010-2014, RUU juga dapat berasal
dari luar daftar prolegnas. Berdasarkan pasal 23 ayat 2 UU No. 12 Tahun 2011, dalam
keadaan tertentu DPR RI atau presiden dapat mengajukan RUU diluar Prolegnas yang
mencangkup dua kondisi yaitu:
1. Untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam.
2. Keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi nasional atas suatu
RUU
Selain RUU prolegnas dan NON prolegnas, ada juga RUU yang diklasifikasikan
sebagai judul daftar RUU Kumulatif Terbuka. Klasifikasinya alah satu nya adalah
Daftar RUU Kumulatif Terbuka tentang pengesahan (ratifikasi) perjanjian
Internasional adalah RUU mengenai pengesahan perjanjian bilateral antara Indonesia
dengan negara lain yang sebelumnya hanya ditetapkan dalam perpres kemudian
disahkan menjadi UU.

Anda mungkin juga menyukai