Anda di halaman 1dari 2

NAMA: DELVIAN HAFIZH FARRASHAH

NIM: 11000119140586
MATA KULIAH: PERANCANGAN HUKUM (UTS)
KELAS: C
TANGGAL: 13 – April - 2021

1.) A.Teori Perancangan Hukum sebagai bidang studi adalah merupakan bidang studi yang
mempelajari pembentukan peraturan perundang-undangan dan keputusan
B. Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah proses dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan, dalam perancangan, pembahasan, penyusunan, pengesahan, dan
pengundangan.
C. Keputusan adalah keputusan administratif yang dikeluarkan oleh lembaga atau pejabat yang
berwenang untuk mengatur atau memberikan keputusan kepada subyek tertentu.
Berikut Contoh: Keputusan Menteri Perdagangan, Keputusan Menteri Keuangan dan Keputusan
Presiden

2.) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan


ini merupakan penyempurnaan terhadap kelemahan-kelemahan dalam Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, oleh karena itu terdapat
arti penting dari UU Nomor 12 tahun 2011, yaitu:

-Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum, negara berkewajiban melaksanakan


pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan
dalam sistem hukum nasional yang menjamin pelindungan hak dan kewajiban segenap rakyat
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

-kemudian juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas peraturan perundang-undangan


yang baik, perlu dibuat peraturan mengenai pembentukan peraturan perundang-undangan yang
dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua
lembaga yang berwenang membentuk peraturan perundang-undangan

3.) a. Undang-Undang Dasar 1945


b.TAP MPR
c. Undang-Undang
d. Peraturan Pemerintah
f. Peraturan Presiden
g. Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi
h. Peraturan Pemerintah Kabupaten / Kota
Hal diatas diatur dalam Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

B. Yang dimaksud dari “Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat” adalah Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang
masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor: I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap
Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, tanggal 7 Agustus
2003.
 
4.) Berikut materi muatan Undang-Undang:
a. Materi yang menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus
diatur dengan undang undang

b. Materi yang menurut ketetapan MPR memuat garis garis besar dalam bidang legislatif harus
diselenggarakan dengan Undang-Undang.

c. Materi yang menurut ketentuan pokok, harus dilaksanakan dengan undang-undang.

d. Materi lain yang mengikat umum, seperti pembebanan kepada penduduk, yang mengurangi
kebebasan warga negara, yang memuat keharusan dan larangan.

Berikut 3(tiga) Contoh: 


1. Hak Asasi Manusia
2.Pelaksanaan dan Penegakan Kedaulatan Negara serta Pembagian Kekuasaan Negara
3.Hak dan Kewajiban Warga Negara

Anda mungkin juga menyukai