1/Jan-Mrt/2013
84
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
85
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
86
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
87
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
asuransi tersebut tidak akan pernah asumsi bahwa seluruh proses yang
ditutup. Unsur ini merupakan petunjuk UU berhubungan dengan penutupan perjanjian
bahwa tindak pidana ini bam sempurna asuransi telah berlangsung sesuai dengan
dilakukan jika telah terjadi penutupan ketentuan yang berlaku, tetapi sifat
asuransi, yang sebenarnya terdorong oleh melawan hukum perbutan ini timbul
tipu muslihat tertanggung. Dengan kata sehubungan dengan pengajuan klaim.
lain, tindak pidana ini selesai secara Pasal 382 KUHP menentukan:
sempurna jika telah terjadi perjanjian “Barangsiapa dengan maksud untuk
asuransi. menguntungkan diri sendiri atau orang lain
Namun demikian, tidak berarti bahwa secara melawan hukum, menimbulkan
tidak terpenuhi unsur ‘jika diketahui kerugian penanggung asuransi atau
keadaan sebenarnya’ dalam tindak pidana pemegang surat bodmerij yang sah,
penipuan persetujuan asuransi maka menimbulkan kebakaran atau ledakan pada
pembuat tidak akan dipidana. Suatu tipu suatu barang yang dipertanggungkan
muslihat yang dilakukan untuk terhadap bahaya kebakaran; atau
mendapatkan persetujuan perjanjian mengaramkan, mendamparkan,
asuransi yang diketahui sejak awal oleh menghancurkan, merusakkan, atau
pejabat perusahaan asuransi, sekalipun membikin tidak dapat dipakai, perahu yang
perjanjian asuransi itu tidak pernah ditutup, dipertanggungkan atau yang mutannya
juga dapat dikatakan merupakan suatu maupun upah yang akan diterima untuk
tindak pidana. pengangkatan muatannya yang
Dalam hal dengan menggunakan Pasal dipertanggungkan; ataupun yang padanya
53 KUHP tentang ‘Percobaan” maka suatu telah diterima uang bodemerij; diancam
percobaan penipuan persetujuan asuransi dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
telah berlangsung. Pasal 53 KUHP: tahun”.
(1) Mencoba melakukan kejahatan Berdasarkan ketentuan di atas, maka
dipidana, jika niat untuk itu telah sepanjang berkenaan dengan tindak pidana
ternyata dari adanya permulaan penipuan klaim asuransi, dapat diurai ke
pelaksanaan, dan tidak selesainya dalam unsur-unsur sebagai berikut:
pelaksanaan itu, bukan semata-mata a. dengan maksud untuk menguntungkan
disebabkan karena kehendaknya diri sendiri atau orang lain;
sendiri. b. secara melawan hukum;
Dikatakan telah memenuhi Pasal 53 c. menimbulkan kerugian penanggung
KUHP, karena mengisi suatu aplikasi asuransi;
permohonan asuransi yang isinya tidak d. menimbulkan kebakaran atau ledakan
benar atau palsu, sudah merupakan pada suatu barang yang
percobaan tindak pidana penipuan dipertanggungkan terhadap bahaya
persetujuan asuransi dan sekaligus telah kebakaran; atau mengaramkan,
melanggar Pasal 381 KUHP. mendamparkan, menghancurkan,
merusakkan, atau membikin tidak dapat
b. Tindak Pidana Penipuan Klaim Asuransi dipakai, perahu yang dipertanggungkan;
Tindak pidana penipuan asuransi bukan atau yang mutannya maupun upah yang
saja terjadi sehubungan dengan penutupan akan diterima untuk pengangkutan
perjanjian asuransi, tetapi juga muatannya yang dipertanggungkan.
berhubungan dengan klaim asuransi yang Perkataan ‘dengan maksud’ dalam delik
dilakukan dengan indikasi penipuan. ini, mengharuskan adanya harapan pada
Dengan demikian, delik ini berangkat dari diri pelaku ketika melakukan delik ini,
88
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
89
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
karena keharusan adanya kerugian- demikian, makna bagian inti atau unsur
kerugian nyata bagi penanggung. ‘menggelapkan’ dalam Undang-Undang
Apakah yang dimaksud dengan ‘kerugian Asuransi harus ditafsirkan sebagai
penanggung’ dalam hal ini tidak terdapat ‘penggelapan’ dalam KUHP.
penjelasannya dalam KUHP. Menurut Pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Asuransi
penulis, ‘kerugian penanggung’ disini tidak menentukan:
harus berupa telah adanya pembayaran “Barangsiapa menggelapkan premi
klaim kepada tertanggung, mengingat asuransi diancam dengan pidana penjara
dengan memperhatikan unsur ‘ dengan paling lama 15 (lima belas) tahun dan
maksud menguntungkan diri sendiri atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00
orang lain’, cukup ketika telah ada potensi (dua milyar rupiah)”.
keuntungan (persetujuan pembayaran Sedangkan Pasal 372 KUHP menentukan:
klaim, tanpa harus benar-benar klaim “Barangsiapa dengan sengaja dan
tersebut telah dibayar), unsur tersebut melawan hukum memiliki barang sesuatu
telah terpenuhi. “Kerugian penanggung” yang seluruhnya atau sebagian adalah
terutama berhubungan dengan biaya-biaya kepunyaan orang lain, tetapi yang ada
yang dikeluarkan sebagai konsekuensi dari dalam kekuasaannya bukan karena
pengajuan klaim, dan berbagai prosedur kejahatan, diancam karena penggelapan,
yang harus ditempuh sebelum orang dari dengan pidana penjara paling lama 4
perusahaan asuransi menetapkan untuk (empat) tahun dan denda paling banyak
membayar suatu klaim. Dengan demikian, sembilan ratus rupiah”.
unsur ini mempunyai keterkaitan yang Berdasarkan kedua ketentuan di atas,
sangat erat dengan teknis pengajuan dan bagian inti atau unsur-unsur tindak pidana
pembayaran klaim dalam hukum asuransi. penggelapan premi asuransi adalah:
Termasuk dalam pengertian ‘kerugian a. dengan sengaja dan melawan hukum;
penanggung’ misalnya, ongkos-ongkos yang b. memiliki premi asuransi yang seluruh
timbul akibat penelitian dan penyelidikan atau sebagian adalah kepunyaan orang
akibat tuntutan klaim, fee atau honorarium lain;
lawyer dan lain sebagainya. Dalam hal ini, c. yang ada padanya bukan karena
pengeluaran-pengeluaran tersebut timbul kejahatan.
akibat perigajuan klaim, yang didalamnya
terdapat indikasi penipuan. B. Pertanggungjawaban Pidana
Perusahaan Asuransi
c. Tindak Pidana Penggelapan Premi Undang-Undang asuransi selain memuat
Asuransi kebijakan legislatif mengenai tindak pidana
Tindak Pidana Penggelapan Asuransi asuransi, juga memuat ketentuan yang
sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 21 terdapat dalam Pasal 372 KUHP yang
ayat (2) Undang-Undang Asuransi tidak berbunyi:
dapat dilepaskan dari rumusan tindak “Barangsiapa dengan sengaja dan
pidana penggelapan yang secara umum melawan hukum mengaku sebagai milik
diatur dalam Pasal 372 KUHP atau dalam sendiri barang sesuatu yang seluruhnya
beberapa kasus dapat juga diatur dalam atau sebagian adalah kepunyaan orang lain,
Pasal 378 KUHP. Hal ini dikarenakan dalam tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan
Undang-Undang Asuransi tidak karena kejahatan, diancam paling banyak
menentukan lebih jauh apa yang dimaksud enam puluh rupiah.”
dengan bagian inti (bestanddeel) Dengan melihat pada bunyi Pasal 372
“menggelapkan” tersebut. Dengan KUHP di atas, yang menjadi pertanyaan
90
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
adalah kata ‘barangsiapa’ dalam pasal 5. orang perseorangan dalam badan usaha
tersebut ditujukan kepada siapa untuk perasuransian (badan usaha yang
kasus tindak pidana asuransi? Apakah berbentuk badan hukum atau bukan
ditujukan kepada Direktur Utama badan hukum) yang memberi perintah
Perusahaan Asuransi atau Kepala Divisi dan bertindak sebagai pemimpin
yang menolak klaim atau Kepala Divisi yang dilakukannya tindak pidana.
menerima dan tidak mengembalikan Bila melihat ketentuan di atas,
pembayaran premi? ketentuan tersebut menegaskan bahwa
Dalam hal tindak pidana sebagaimana tindak pidana dalam UU Asuransi, bukan
dimaksud dalam Pasal 21 UU Asuransi hanya dapat diterapkan terhadap orang
dilakukan oleh atau atas nama suatu badan perseorangan dalam kapasitas pribadinya
hukum atau badan usaha yang bukan (no. 1), ataupun orang perseorangan yang
merupakan badan hukum, maka tuntutan bertindak untuk dan atas nama badan
pidana dilakukan terhadap badan hukum usaha perasuransian (no. 3, 4 dan 5), tetapi
tersebut atau terhadap mereka yang juga terhadap badan usaha perasuransian
memberikan perintah untuk melakukan atau koorporasi (no. 2).
tindak pidana itu atau yang bertindak Persoalan yang muncul disini, UU
sebagai pemimpin dalam melakukan tindak Asuransi tidak mengatur lebih lanjut dalam
pidana itu maupun kedua-duanya. hal bagaimana tindak pidana asuransi
Dengan demikian, idiom “Barangsiapa” tersebut dipertanggungjawabkan terhadap
dalam Pasal 21 UU Asuransi jika dikaitkan perusahaan asuransi tersebut. Kapan suatu
dengan ketentuan dalam KUHP, bukan tindak pidana asuransi
hanya ditujukan terhadap orang dipertanggungjawabkan terhadap orang
perseorangan tetapi juga badan usaha perseorangan dan kapan hal itu juga dapat
asuransi, sehingga tuntutan pidana dipertanggungjawabkan terhadap badan
terhadap tindak pidana asuransi dapat usaha (perusahaan) asuransi? Dapatkah
dilakukan terhadap: orang perseorangan
1. orang perorangan tertentu, yang tidak dipertanggungjawabkan bersama-sama
terkait dengan badan usaha dengan perusahaan asuransi? Selain itu,
perasuransian (badan usaha yang jika suatu perusahaan asuransi
berbentuk badan hukum ataupun dipertanggungjawabkan (sendiri) atas suatu
badan usaha yang bukan badan hukum) tindak pidana asuransi, atas dasar apa
atau; pertanggungjawabannya? Apakah berlaku
2. badan usaha perasuransian (badan doktrin strict liability atau vicarious liability,
usaha yang berbentuk badan hukum atau justru mempertanggungjawabkan
atau bukan badan hukum) atau; secara pidana perusahaan asuransi
3. orang perseorangan dalam badan usaha berdasarkan asas kesalahan {liability based
perasuransian (badan usaha yang of fault).
berbentuk badan hukum atau bukan Dalam KUHP hanya ditentukan persoalan
badan hukum) yang memberi perintah pertanggungjawaban pidana orang
dilakukannya tindak pidana atau; perseorangan. Mengingat prinsip ‘lex certa’
4. orang perseorangan dalam badan usaha (hukum pidana harus jelas) dan lex scripta’
perasuransian (badan usaha yang (hukum pidana hams tertulis) yang hingga
berbentuk badan hukum atau bukan kini masih secara konsisten diakui, maka
badan hukum) yang bertindak sebagai pertanggungjawaban pidana bagi badan
pemimpin dilakukannya tindak pidana usaha yang berbentuk badan hukum hams
atau: dicari pada undang-undang di luar KUHP
91
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
92
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
93
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
diatur/terdapat dalam Pasal 381 KUHP berhubungan dengan obyek yang dilindungi
untuk tindak ‘pidana penipuan persetujuan asiiransi dari resiko terbakar atau meledak.
perjanjian asuransi’ yang berbunyi sebagai Kedua, perbuatan-perbuatan yang dilihat
berikut: dari obyek pertanggungannya berhubungan
“Barangsiapa dengan jalan tipu muslihat dengan pengangkutan barang melalui
menyesatkan penanggung asuransi kapal.
mengenai keadaan-keadaan yang Perkataan ‘menimbulkan kebakaran atau
berhubungan dengan pertanggungan ledakan’ merujuk pada perbuatan-
sehingga disetujui perjanjian hal mana perbuatan yang mengakibatkan terbakar
tentu tidak akan disetujuinya atau atau meledaknya sesuatu. Perbuatan
setidak-tidaknya tidak dengan syarat- ‘menimbulkan kebakaran atau ledakan
syarat yang demikian, jika diketahuinya pada suatu barang yang dipertanggungkan
keadaan-keadaan sebenarnya, diancam terhadap bahaya kebakaran’ berhubungan
dengan pidana penjara paling lama satu dengan tindak pidana pembakaran
tahun empat bulan.”8 dan Pasal 382 sebagaimana ditentukan dalam Pasal 187
KUHP untuk ‘tindak pidana penipuan KUHP yang berbunyi:
klaim asuransi’ yang berbunyi sebagai “Barangsiapa dengan sengaja menimbulkan
berikut: kebakaran, ledakan atau banjir, diancam:
“Barangsiapa dengan maksud untuk Ke-1 dengan pidana penjara paling lama 12
menguntungkan diri sendiri atau orang (dua belas) tahun, jika karenanya timbul
lain secara melawan hukum atas bahaya umum bagi barang;
kerugian penanggung asuransi atau Ke-2 dengan pidana penjara paling lama 15
pemegang surat bodemerij yang sah, (lima belas) tahun, jika karenanya timbul
menimbulkan kebakaran atau ledakan bahaya bagi nyawa orang lain;
pada suatu barang yang Ke-3 dengan pidana penjara seumur hidup
dipertanggungkan terhadap bahaya atau selama waktu tertentu paling lama 20
kebakaran, atau mengaramkan, (dua puluh) tahun, jika karenanya timbul
mendamparkan, menghancurkan, bahaya bagi nayawa orang lain dan
merusakkan atau membikin tidak dapat mengakibatkan matinya orang.”
dipakai, kapal yang dipertanggungkan, Dalam proses penegakan hukum ketika
atau yang muatannya maupun upah hendak menggunakan ketentuan Pasal 382
yang akan diterima untuk pengangkutan KUHP, khususnya berkenaan dengan
muatannya yang dipertanggungkan, pemenuhan unsur ‘menimbulkan
ataupun yang atasnya telah diterima kebakaran atau ledakan pada suatu barang
uang bodemerij, diancam dengan pidana yang dipertanggungkan karena bahaya
penjara paling lama lima tahun.”9 kebakaran’, harus pula diperhatikan
ketentuan Pasal 187 KUHP ini. Perlu dikaji
Dalam Pasal 382 KUHP disebutkan apakah dengan adanya perbuatan tersebut
‘perbuatan-perbuatan yang menjadi kausa justru dapat dikualifikasi sebagai
(sebab) dari timbulnya resiko yang ‘perbarengan perbuatan’ (concursus realis)
diperjanjikan. Secara garis besar, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 65
perbuatan-perbuatan tersebut dapat KUHP yang berbunyi sebagai berikut:
dikelompokkan ke dalam dua bagian. (1) Dalam hal perbarengan beberapa
Pertama, perbuatan-perbuatan yang perbuatan yang harus dipandang
sebagai perbuatan-perbuatan yang
8
berdiri sendiri sehingga merupakan
Ibid, hlm. 243-249.
9 kejahatan, yang diancam dengan pidana
Ibid
94
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
95
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
11 12
Ibid, hlm. 229. Ibid, hlm. 229.
96
Lex Crimen Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
DAFTAR PUSTAKA
Chazawi. Adam., Kejahatan Terhadap Harta
Benda, Bayumedia, Malang, 2003.
Hartono. Sri Rejeki., Hukum Asuransi dan
97