PERUNDANG-UNDANGAN
1
3
Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang sama dengan materi muatan
Undang-Undang.
4
Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan
otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan
menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran
lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Materi muatan Peraturan Desa/yang setingkat
adalah seluruh materi dalam rangka penyelenggaraan
urusan desa atau yang setingkat serta penjabaran lebih
lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
5
Bagan Alur Materi Muatan Perda
6
Bagan Alur Materi Muatan Perda Provinsi
7
Bagan Alur Materi Muatan Perda Kabupaten/Kota
8
Landasan Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan:
Landasan Filosofis:
- Pemikiran terdalam yang harus terkandung dalam
peraturan perundang-undangan.
- Pandangan hidup yang mengarahkan pembuatan
peraturan perundang-undangan, yaitu nilai-nilai
Proklamasi dan Pancasila.
Landasan Yuridis:
- Ketentuan hukum yang harus diacu dalam pembuatan
peraturan perundang-undangan yang dibedakan
menjadi:
9
a. Landasan Yuridis formal yaitu ketentuan yang
menunjuk kewenangan pembuatan.
b. Landasan Yuridis Material yaitu ketentuan hukum
yang menentukan isi peraturan perundang-
undangan. Contoh:
Pasal 18 UUD’45 : Pemerintahan Daerah
Pasal 23 (2) UUD’45 : Pajak
Pasal 28 UUD’45 : Berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran, dsb
10
Landasan Politis: Keputusan-keputusan politik yang berisi
arahan-arahan/kebijakan-kebijakan pembangunan. Misalnya:
Kebijakan debirokratisasi, liberalisasi, moneter, dsb.
Landasan Sosiologis: Situasi dan kondisi masyarakat di mana
peraturan perundang-undangan itu akan ditetapkan. Landasan ini
berkatian dengan efektivitas pelaksanaannya. Jadi landasan yang
dipikirkan untuk pelaksanaan peraturan perundang-undangan
setelah dibuat.
Landasan Ekologis: Pertimbangan keselamatan dan kelestarian
lingkungan hidup dan ekosistemnya.
Landasan Ekonomis: Pertimbangan ekonomi mikro dan makro.
Dan sebagainya (sesuai dengan materi peraturan yg diaturnya).
11
Bentuk Bagian Dalam dan Ragam Bahasa
Peraturan Perundang-undangan
• Bentuk Dalam, meliputi:
- Pilihan Sistematika yang baku bagi penuangan
ketentuan-ketentuan;
- Adanya definisi (pengertian umum)
- Menghindari penggunaan kata-kata yang mengandung
arti ganda.
- Pilihan untuk memasukkan hal-hal yang erat berkaitan
dengan satu Bab, satu Pasal, satu Paragraf, atau satu
Bagian.
• Ragam Bahasa, meliputi:
Perlunya penggunaan bahasa hukum yang sudah baku
(baik pada struktur kalimat, peristilahan, dan tanda baca).
12
Bentuk Bagian Luar
Peraturan Perundang-undangan
14
C. Bagian Batang Tubuh, berisi:
• Semua substansi Peraturan Perundang-undangan yang dirumuskan
dalam pasal-pasal
• Secara umum terdiri dari; Ketentuan Umum, Materi Pokok yang
diatur, Ketentuan Pidana (jika diperlukan), Ketentuan Peralihan (jika
diperlukan), dan Ketentuan Penutup.
15
Penyusunan Naskah Akademik:
N.A.: Naskah/Uraian yang berisi penjelasan tentang:
Perlunya sebuah peraturan harus dibuat.
Tujuan dan kegunaan dari peraturan yang akan dibuat.
Materi-materi yang harus diatur peraturan tersebut.
Aspek-aspek teknis penyusunan.
Bentuk Naskah Akademik
Tidak ada bentuk baku dari suatu naskah akademik,
namun pada umumnya naskah akademik disusun
secara sitematis dalam bab-bab.
Disarankan membuat naskah akademik ke dalam
sistematika bab berikut:
16
NASKAH AKADEMIK
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi: uraian terperinci dasar pemikiran tentang
pentingnya mengatur masalah (tertentu) dalam
suatu UU, PP, PERPRES, PERDA, dsb.
Misalnya dalam N.A. PP tentang Otonomi
Daerah.
a. Pentingnya pelaksanaan otonomi untuk
mendayagunakan potensi daerah.
b. Otonomi sangat menentukan peran serta
masyarakat dalam pembangunan.
17
BAB II. PERTIMBANGAN DASAR PENGATURAN
DALAM …..(UU, PP, PERPRES, PERDA, dst.)
18
BAB III. ASPEK TEKNIS PENYUSUNAN PERATURAN
19
3. Tentang Dasar Hukum
Sebutkan dasar hukumnya, baik formal
maupun material yang digunakan.
Dasar Hukum. Material …….sesuai dengan
isi/materi yang diatur.
20
4. Pemuatan Sanksi Pidana.
Perlu dijelaskan, pidana harus dimuat dalam UU, kecuali
UU menguasakannya/mendelegasikan kepada peraturan
lebih rendah.
Perlu dijelaskan: pidana kurungan dari Perda paling lama
6 bulan atau denda paling banyak
Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
21
BAB IV. ISI MUATAN PERATURAN
Dalam bab ini, perlu dijelskan peraturan yang akan dibuat itu
memuat materi apa saja. Biasanya isi muatan peraturan
peraturan perundang-undangan terdiri dari:
1. Ketentuan Umum: memuat pengertian-pengertian ada ketentuan
umum ini, naskah akademik sudah harus memerinci apa saja yang
perlu didefinisikan /diberi pengertian.
2. Materi yang akan diatur.
N.A. harus memerinci segi-segi apa saja yang diatur: contoh yang
perlu diatur adalah sebagai berikut:
23
4. Ketentuan Peralihan
Naskah akademik juga perlu menjelaskan bagaimana
peraturan yang dibuat itu akan berlaku nanti, kapan akan
efektif.
Jadi dapat meliputi
a. Ketentuan penerapan.
b. Cara-cara penerapan.
5. Lain-lain…
Misalnya tentang pedoman teknis penyusunan yang akan
digunakan dst.
24
Contoh NASKAH AKADEMIK
Sistematika TENTANG
PERIZINAN
BAB I. PENDAHULUAN
1. Umum
2. Dasar
3. Maksud dan Tujuan
4. Ruang Lingkup
5. Tata Urutan
6. Referensi
7. Pengertian-pengertian
25
BAB II. LANDASAN PEMIKIRAN
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Hukum
3. Landasan Politis Perizinan
4. Landasan Sejarah
5. Landasan Ekonomi
6. Landasan Ekologi
7. Prinsip-prinsip pembinaan dan pengertian perizinan
26
BAB III KONSEPSI: PERIZINAN
1. Umum
2. Pengertian dan indikator Perizinan
3. Para Pihak yang terkait dalam Perizinan
4. Kebijakan Perizinan
5. Sanksi pelanggaran terhadap Perizinan
6. Dan lain-lain.
27
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
28
Bahan Penunjang dari
Peraturan Perundang-undangan
29