Dalam proses pembuatan suatu naskah akademik terdapat tiga tahap yang harus
a. Input
Tahap input diawali oleh pendahuluan yang memuat latar belakang, sasaran
teoritis dan praktik empiris. Bagian ini menguraikan mengenai materi yang
sosial, politik, dan ekonomi, keuangan negara dari pengaturan dalam suatu
undangan yang akan dibuat, yang berasal dari hasil penelitian), Kajian
negara.
Bagian terakhir dari tahap input adalah Paradigma Baru negara lain/
lain dari data primer. melalui pengumpulan data lapangan. Kajian ini menjadi
penting terkait dengan landasan sosiologis pembentukan UU. Selain itu dalam
b. Proses/Analisis
suatu bidang tertentu. Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru dapat
dilakukan dengan menggunakan instrumen Regulatory Impact Assessment
(Cost and Benefits Analysis) jika suatu regulasi dilaksanakan. Pada bagian ini
dipetakan aspek positif dan aspek negatif yang mungkin timbul. Kajian dan
beban keuangan Negara terkait dengan pengaturan yang akan dibuat dalam
UU. Kajian ini dapat berupa simulasi dari aspek keuangan negara jika
maka kajian ini memaparkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk
Sebaliknya kajian ini juga menggambarkan apa yang akan didapatkan oleh
Selanjutnya dilakukan Evaluasi dan Analisis UUD NRI Tahun 1945 dan UU
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) dan UU lainnya.
Evaluasi dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hukum atau
perundang-undangan yang ada saat ini terkait dengan substansi NA. Uraian
dimulai dengan ketentuan dalam batang tubuh UUD NRI Tahun 1945 dan UU
UU yang diubah atau diganti tetap dievaluasi dan dianalisis karena UU yang
dimasukkan ke dalam evaluasi dan analisis UU yang akan diubah atau diganti.
Evaluasi dan analisis dilakukan dengan mencari isu penting dan menjelaskan
Tahap terakhir dari proses penyusunan suatu naskah akademik adalah Urgensi
terbagi dalam tiga bagian yaitu Landasan Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis.
hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta
UUD NRI Tahun 1945. Gagasan landasan filosofis adalah perpaduan dari
substansi Bab II dan Bab III terutama landasan filosofis terkait dengan
ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945. Landasan filosofis akan menjadi
ada, yang akan diubah, atauyang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga
hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak
harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih rendah dari undang-
undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya sudah ada tetapi tidak
yuridis bersumber dari substansi analisa dan evaluasi hukum pada Bab III.
Landasan yuridis akan menjadi dasar dalam menyusun salah satu konsiderans
Bagian terakhir dari tahap output sekaligus bagian akhir dari suatu kerangka
diuraikan dalam sasaran yang akan diwujudkan (Tujuan yang hendak dicapai),
tujuan dan ruang lingkup dari UU yang dibentuk. Sejalan dengan arah
rancangan UU. Uraian substansi dituangkan secara jelas dan lengkap dalam
dengan teknik perancangan UU. Uraian juga diperkuat dengan alasan dan
argumentasi dari setiap materi muatan yang akan diatur dalam rancangan
undang-undang.
a. Asas Formil
dicapai.
batal demi hukum apabila dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang
tidak berwenang.
3) Asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan, adalah bahwa
memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan.
bernegara.
b. Asas Materil
hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan
Republik Indonesia.
yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang
suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta budaya dalam kehidupan
warga negara.
9) Asas ketertiban dan kepastian hukum, adalah bahwa setiap Materi Muatan