Anda di halaman 1dari 5

POST TEST

PRAKTIK LEGAL DRAFTING

PETUNJUK :
KERJAKAN SOAL POST TEST, DENGAN CARA MELINGKARI JAWABAN YANG
MENURUT ANDA BENAR. JIKA SUDAH SELESAI DIKERJAKAN/DIJAWA
KEMUDIAN KUMPULKAN JAWABAN ANDA PADA elearning.uma.ac.id SESUAI
JADWAL PENGUMPULAN YANG TELAH DITETAPKAN.

NAMA : Reza Syahputra

NPM : 208400171

SOAL
1. Hirarki Perundang-undangan mengandung makna:
a. Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan perundang-undangan di bawah tidak boleh bertentangan dengan peraturan
di atasnya.
c. Tata urutan peraturan perundang-undangan.
d. b dan c benar.
e. a dan b benar.
2. Hirarki peraturan perundang-undangan di Indonesia mengacu kepada teori:
a. Stufen Bau dari Hans Kelsen.
b. Trias politika dari JJ.Roseau.
c. Hukum dari Immanuel Khan.
d. Negara Hukum dari F.J. Stahl.
e. Kepastian Hukum dari Montesquieu.
3. Pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan dan mencermati asas-
asas pembentukan peraturan perundang-undangan berdasarian UU No. 12 Tahun 2012,
asas tersebut terdiri atas:
a. Kejelasan tujuan, dapat dilaksanakan, keadilan, kepastian hukum, keterbukaan, dan
pengayoman.
b. Kejelasan tujuan, kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat, kesesuaian
antara jenis, hirarki, dan materi muatan, dapat dilaksanakan, kedayagunaan
dan kehasilgunaan, kejelasan rumusan, dan keterbukaan.
c. Keterbukaan, keadilan, kesesuaian, pengayoman, kenusantaraan.
d. Kepastian hukum, pejabat pembentuk yang tepat, keterbukaan, keadilan.
e. Keadilan, pengayoman, kepastian, kenusantaraan, dan pejabat pembentuk yang tepat.
4. Materi muatan peraturan perundang-undangan harus mengacu kepada asas-asas materi
muatan peraturan perundang-undangan berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, terdiri atas:
a. Pengayoman, kemanusian, kebangsaan, kekeluargaan, kenusantaraan, bhinneka
tugal ika, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan,
ketertiban dan kepastian hukum, keseimbangan, keserasian dan keselarasan.
b. Pejabat yang berwenang, bhinneka tugal ika, kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan, kedayagunaan dan kehasilgunaan.
c. Bhinneka tugal ika, keadilan, keterbukaan, pejabat pembentuk yang tepat.
d. Pejabat pembentuk yang tepat, kepastian hukum, keadilan, keterbukaan, kemanusian.
e. c dan d benar.
5. Undang-undang sebagai dasar pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia
terdiri atas:
a. UU No. 12 Tahun 2011, UU No. 15 Tahun 2019, dan UU No. 13 Tahun 2022.
b. UU No. 10 Tahun 2004, UU No. 12 Tahun 2011, dan UU No. 13 Tahun 2022.
c. UU No. 10 Tahun 2004, UU No. 12 Tahun 2011, dan UU No. 23 Tahun 2014.
d. UU No. 12 Tahun 2011, UU No. 23 Tahun 2014, dan UU No. 15 Tahun 2019.
e. UU No. 23 Tahun 2014, UU No. 15 Tahun 2019, dan UU No. 13 Tahun 2022.
6. Yang dimaksud dengan Asas Kedayagunaan dan Kehasilgunaan adalah:
a. bahwa setiap Peraturan Perundangundangan dibuat karena memang benar-
benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. bahwa setiap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan
efektivitas Peraturan Perundangundangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara
filosofis, sosiologis, maupun yuridis;
c. bahwa setiap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai tujuan
yang jelas yang hendak dicapai;
d. bahwa dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus benarbenar
memperhatikan materi muatan yang tepat sesuaidengan jenis dan hierarkiPeraturan
Perundang-undangan;
e. bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan harus berfungsi
memberikan pelindungan untuk menciptakan ketentraman masyarakat.
7. Yang dimaksud dengan Naskah Akademik adalah:
a. Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan pembentukan RUU
atau Ranperda sebagai dasar hukum penyelesaian atau solusi permasalahan dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat;
b. Setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan harus mencerminkan
pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap
warga negara dan penduduk Indonesiasecara proporsional;
c. naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap
suatu masalah tertentu yang dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah mengenai
pengaturan masalah tersebut dalam suatu Rancangan Undang-Undang, Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi, atau Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat
d. permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat serta cara-cara mengatasi permasalahan tersebut;
e. pembuatan peraturan perundang-undangan yang mencakup tahapan
perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan
pengundangan
8. Naskah Akademik terdiri atas:
a. judul, bab I pendahuluan, bab II kajian teoritis dan praktik empiris, bab III Landasan
filosofis, sosiologis, dan yuridis, bab IV evaluasi peraturan, bab V jangkauan, arahan
pengaturan, dan ruang lingkup materi muatan undang-undang, peraturan daerah
provinsi, atau peraturan daerah kabupaten/kota, daftar pustaka dan lampiran;
b. Bab I pendahuluan, bab IIkajian teoritis, bab III evaluasi dan analisis peraturan, bab
IV landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis, bab V penutup, daftar pustaka dan
lampiran;
c. judul, kata pengantar, daftar isi, bab I pendahuluan, bab II kajian teoritis dan praktik
empiris, bab III evaluasi dan analisis peraturan perundang-undangan terkait, bab IV
landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis, bab V jangkauan,arahan pengaturan, dan
ruang lingkup materi muatan undang-undang, peraturan daerah provinsi, atau
peraturan daerah kabupaten/kota, bab VI penutup, daftar pustaka dan lampiran:
rancangan peraturan perundang-undangan;
d. judul, kata pengantar, daftar isi, bab I pendahuluan, bab II kajian teoritis dan
praktik empiris, bab III evaluasi dan analisis peraturan perundang-undangan
terkait, bab IV landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis, daftar pustaka dan
lampiran: rancangan peraturan perundang-undangan;
e. Bab I pendahuluan, bab IIkajian teoritis dan praktik empiris, bab III evaluasi dan
analisis peraturan perundang-undangan terkait, bab IV landasan filosofis, sosiologis,
dan yuridis.
9. Sistematika Bab I Pendahuluan dari Naskah Akademik terdiri atas:
a. A. Latar Belakang, B. Identifikasi Masalah, C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan
Penyusunan Naskah Akademik;
b. A. Latar Belakang, B.. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan Naskah
Akademik, C. Dasar Hukum;
c. A. Latar Belakang, B. Identifikasi Masalah, C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan
Penyusunan Naskah Akademik, D. Evaluasi
d. A. Latar Belakang, B. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan Naskah
Akademik, D. Evaluasi;
e. A. Latar Belakang, B. Identifikasi Masalah, C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan
Penyusunan Naskah Akademik, D. Metode.
10. Bab II dari Naskah Akademik dapat diuraikan dalam beberapa sub bab:
a. A. Kajian teoritis, B. Kajian terhadap asas/prinsip yang terkait dengan
penyusunan norma. Analisis terhadap pentuan asas-asas ini juga
memperhatikan berbagai aspek bidang kehidupan, C. Kajian terhadap praktik
penyelenggaraan, kondisi yang ada, serta permasalahan yang dihadapi
masyarakat, dan D. Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru yang
akan diatur dalam Undang-Undang atau Peraturan Daerah terhadap aspek
kehidupan masyarakat dan dampaknya terhadap aspek beban keuangan
negara;
b. A. Kajian terhadap asas/prinsip yang terkait dengan penyusunan norma, B Kajian
terhadap penyelenggaraan, dan C. Kajian teoritis
c. A. Evaluasi peraturan perundang-undangan, B. Kajian terhadap penyenggaraan;
d. A. Kajian teoritis, B. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada,
serta permasalahan yang dihadapi masyarakat, dan C. Kajian terhadap implikasi
penerapan sistem baru yang akan diatur dalam Undang-Undang atau Peraturan
Daerah terhadap aspek kehidupan masyarakat dan dampaknya terhadap aspek beban
keuangan negara, D. Dasar Hukum dan sanksi;
e. A. Kajian terhadap asas/prinsip yang terkait dengan penyusunan norma. Analisis
terhadap pentuan asas-asas ini juga memperhatikan berbagai aspek bidang kehidupan,
B. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, serta permasalahan
yang dihadapi masyarakat, dan C. Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru
yang akan diatur dalam Undang-Undang atau Peraturan Daerah terhadap aspek
kehidupan masyarakat dan dampaknya terhadap aspek beban keuangan negara,
D. Dasar Hukum dan sanksi;
11. Bab III dari Naskah Akademik tentang EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT, memuat tentang:
a. hasil kajian terhadap peraturan perundang-undangan terkait memuat kondisi hukum
yang ada;
b. keterkaitan undang-undang dan peraturan daerah yang baru dengan peraturan
perundang-undangan yang lain;
c. harmonisasi secara pertikal dan horizontal, serta status dari peraturan perundang-
undangan yang ada, termasuk peraturan perundang-undangan yang dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku serta peraturan perundang-undanganyang masih tetap
berlaku karena tidak bertentangan dengan undang-undanga atau peraturan daerah
yang baru;
d. a, dan b benar;
e. a, b, dan c benar.
12. Kerangka Peraturan Perundang-undangan berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 terdiri
atas:
a. Judul, Pembukaan, Batang Tubuh, Penutup, Penjelasan (jika diperlukan), Lampiran
(jika diperlukan), Konsideran dan dasar hukum;
b. Judul, Pembukaan, Batang Tubuh, Penutup, Penjelasan (jika diperlukan),
Lampiran (jika diperlukan),
c. Konsideran, dan dasar hukum, batang tubuh, dan penutup;
d. Batang tubuh, penutup, konsideran, dan sanksi;
e. Pembukaan, Batang Tubuh, Penutup, Penjelasan (jika diperlukan), Lampiran (jika
diperlukan), Konsideran dan dasar hukum;
13. Judul Peraturan Perundang-undangan memuat:
a. jenis, nomor, tahun pengundangan atau penetapan dan nama peraturan
perundang-undangan.
b. Nama dan Tahun Pengundangan ditulis dengan huruf kapital yang ditempatkan di
tengah marjin.
c. keterangan mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan atau penetapan dan nama
peraturan perundang-undangan. Nama peraturan perundang-undangan dibuat secara
singkat dan mencerminkan isi peraturan perundang-undangan. Judul ditulis
seluruhnya dengan huruf capital yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda
baca.
d. keterangan mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan atau penetapan dan nama
peraturan perundang-undangan. Judul ditulis seluruhnya dengan huruf capital yang
diletakkan di tengah marjin.
e. tahun pengundangan atau penetapan dan nama peraturan perundang-undangan. Nama
peraturan perundang-undangan dibuat secara singkat dan mencerminkan isi peraturan
perundang-undangan. Judul ditulis seluruhnya dengan huruf capital yang diletakkan
di tengah marjin.
14. Pembukaan Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. jabatan pembentuk peraturan perundang-undangan, konsiderans, dasar hukum,
diktum.
b. frase dengan rahmat tuhan yang maha esa, jabatan pembentuk peraturan perundang-
undangan, konsiderans.
c. frase dengan rahmat tuhan yang maha esa, jabatan pembentuk peraturan, konsiderans,
dasar hukum.
d. frase dengan rahmat tuhan yang maha esa, jabatan pembentuk peraturan
perundang-undangan, konsiderans, dasar hukum, diktum.
e. frase dengan rahmat tuhan yang maha esa, jabatan pembentuk peraturan perundang-
undangan, dasar hukum.

Anda mungkin juga menyukai