BAB IV
Pada bab IV ini penulis menyajikan hasil analisis data dan perhitungan
hasil data dari 42 orang responden dan diolah menggunakan software IBM SPSS
(Statistical Package for The Social Sciences) versi 25. Variabel mediasi (Z) juga
diujikan untuk mengetahui bagaimana sifat variabel mediasi pada penelitian ini,
kerja (Y).
kerja (Z1).
komunikasi (Z2).
H6 : Motivasi kerja (Z1) akan memediasi secara positif hubungan antara gaya
H7 : Iklim komunikasi (Z2) akan memediasi secara positif hubungan antara gaya
analisis regresi linear sederhana. Langkah pertama akan menjawab hipotesis ke dua
(H2).
Tahap ke tiga adalah untuk menguji H1, H4, dan H5 dengan menggunakan
(X) terhadap Kepuasan Kerja (Y). H4 yaitu Motivasi Kerja (Z1) terhadap Kepuasan
Kerja (Y). H5 yaitu Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y).
Tahap ke empat adalah untuk menguji H6 dan H7, yaitu akan menjawab
apakah variabel Motivasi Kerja (Z1) dan Iklim Komunikasi (Z2) akan memediasi
variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y).
Untuk menguji variabel mediasi dapat digunakan uji tes Sobel untuk mengetahui
81
apakah variabel mediasi yang dimaksud benar akan memediasi atau tidak
(Z1)
*Tabel 4.1*
*Model Summary Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
Terhadap Motivasi Kerja (Z1)*
sebesar 0.563 termasuk pada kategori kekuatan hubungan sedang (Sugiyono, 2019).
Jadi terdapat kekuatan hubungan yang sedang antara variabel Gaya Kepemimpinan
Directing (X) dengan variabel Motivasi Kerja (Z1). Dari tabel 4.1, koefisien
determinasi (R square) sebesar 0.317. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh
variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap Motivasi Kerja (Z1) sebesar
31,7%. Sisanya sebesar 68,3% Motivasi Kerja (Z1) dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak ada dalam penelitian ini. Hasil ini sesuai dengan teori yang ada
yaitu secara umum, pemimpin yang efektif bisa menumbuhkan semangat yang
tinggi untuk karyawan agar bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh (Bernardin
& Russel, 2005). Sejumlah penelitian telah menunjukkan pengaruh yang signifikan
82
antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja (Siregar et al., 2016; Ali &
Meshal, 2016; Runi et al., 2017). Pemimpin yang mampu memahami struktur tugas
bawahan dengan baik, dapat memahami dan menghargai hasil kinerja bawahan, dan
Seperti yang disarankan oleh Hertzberg bahwa hal tersebut bisa dilakukan
dengan menekankan pada unsur-unsur yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri
seperti adanya kenaikan jabatan, perkembangan yang signifikan dari diri seseorang
ke arah yang lebih baik, adanya pengakuan, prestasi, serta tanggung jawab yang
Tabel 4.2
Anova Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
Terhadap Motivasi Kerja (Z1)
Total 41.000 41
Sumber: Data diolah 2021
lebih kecil (<) dari nilai F tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Apabila nilai F
hitung lebih besar (>) dari nilai F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
83
hitung ANOVA di atas diperoleh F hitung sebesar 18.568 yang mana lebih besar
dari F tabel (> 3.92). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Directing (X) terhadap variabel Motivasi Kerja (Z1) atau diterimanya hipotesis ke
dua.
Tabel 4.3
Coefficients Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
*Terhadap Motivasi Kerja (Z1)*
Kesimpulan tabel 4.3 bahwa nilai t-hitung (4.309) lebih besar dari nilai
t-tabel (>1.96), serta nilai signifikansi menunjukan 0.000 yang berarti lebih kecil
dari probabilitas 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Gaya Kepemimpinan
Directing (X) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja
(Z1). Nilai koefisien B menunjukan angka 0.563, hal ini menunjukan bahwa setiap
penambahan satu unit Gaya Kepemipinan Directing (X), maka Motivasi Kerja (Z1)
t-hitung lebih besar (>) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi probabilitas kurang
dari (<) 0.05, yang berarti menerima Ha dan menolak Ho, yang artinya Gaya
84
Kerja (Z1).
Tabel 4.4
Model Summary Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
terhadap Iklim Komunikasi (Z2)
korelasi (R) sebesar 0.681 dan merupakan hubungan yang kuat (Sugiyono,
Tabel 4.4 menunjukkan nilai koefisien determinasi (R square) 0.464. Hal ini
(X) terhadap Iklim Komunikasi (Z2) sebesar 46.4%. Sisanya sebesar 53.6%
Iklim Komunikasi (Z2) dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak ada
dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan Cloete (2011) yang menyatakan
iklim komunikasi organisasi”. Jika ada pemimpin yang lebih baik dalam
organisasi, maka organisasi akan lebih produktif, lebih kompetitif, dan lebih
Tabel 4.5
Anova Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
terhadap Iklim Komunikasi (Z2)
Total 41.000 41
Sumber: Data diolah 2021
lebih kecil (<) dari nilai F tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Apabila nilai F
hitung lebih besar (>) dari nilai F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (Sugiyono,
2019). Dari hasil hitung ANOVA diperoleh F hitung sebesar 34.630 yang mana
lebih besar dari F tabel (> 4.08). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
Directing (X) terhadap variabel Iklim Komunikasi (Z2) atau diterimanya hipotesis
ke tiga.
Tabel 4.6
Coefficient Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
terhadap Iklim Komunikasi (Z2)
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Tabel 4.6 menyatakan nilai t-hitung (5.885) lebih besar dari nilai t-tabel
(>1.96), serta nilai signifikansi 0.000 yang berarti lebih kecil dari probabilitas 0.05.
Hal ini dapat dikatakan bahwa Gaya Kepemimpinan Directing (X) berpengaruh
menunjukan angka 0.681, hal ini menunjukan setiap penambahan 1 unit Gaya
Kepemipinan Directing (X), maka Iklim Komunikasi (Z2) akan meningkat sebesar
0.681.
t-hitung lebih besar (>) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi probabilitas kurang
dari (<) 0.05, yang berarti menerima Ha dan menolak Ho, yang artinya Gaya
Komunikasi (Z2).
87
0.650 termasuk pada kategori hubungan yang kuat (Sugiyono, 2019). Jadi terdapat
hubungan yang kuat antara variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X), Motivasi
Kerja (Z1), Iklim Komunikasi (Z2) terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y). Tabel 4.7
juga menunjukkan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0.423. Hal ini
Motivasi Kerja (Z1), dan Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)
sebesar 42.3%. Sisanya sebesar 57.7% kepuasan kerja (Y) dipengaruhi oleh
Tabel 4.8
Anova Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X), Motivasi Kerja (Z1),
Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)*
Total 41.000 41
Tabel ANOVA menunjukkan nilai F sebesar 9.278. Jika nilai F hitung lebih
kecil (<) dari nilai F tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Apabila nilai F hitung
lebih besar (>) dari nilai F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil hitung
ANOVA di atas diperoleh F hitung sebesar 9.278 yang mana lebih besar dari F tabel
(> 2.85). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena
itu, ada pengaruh signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X),
Motivasi Kerja (Z1), Iklim Komunikasi (Z2 secara sekaligus terhadap variabel
*Tabel 4.9
Coefficient Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X), Motivasi Kerja (Z1),
Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)*
89
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Tabel 4.9 menunjukkan nilai t-hitung (1.062) lebih kecil dari nilai t-tabel
(>1.96), serta nilai signifikansi menunjukan 0.295 yang berarti lebih besar dari
probabilitas 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Gaya Kepemimpinan Directing
(X) tidak berpengaruh secara langsung terhadap Kepuasan Kerja (Y). Sementara itu
nilai koefisien B menunjukan angka 0.194, hal ini menunjukan bahwa setiap
penambahan 1 unit Gaya Kepemimpinan Directing (X), Kepuasan Kerja (Y) akan
Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis ke 1 adalah tidak valid dan tidak
terbukti karena nilai t-hitung lebih kecil (<) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi
probabilitas lebih dari (>) 0.05, yang berarti menolak Ha dan menerima Ho, yang
Tabel 4.9 menunjukkan nilai t-hitung (3.127) jauh lebih besar dari nilai
t-tabel (>1.96), serta nilai signifikansi menunjukan 0.003 yang berarti lebih kecil
dari probabilitas 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Motivasi Kerja (Z1)
Sementara itu nilai koefisien B menunjukan angka 0.469, hal ini menunjukan
bahwa setiap penambahan 1 unit Motivasi Kerja (Z1), Kepuasan Kerja (Y) akan
karena nilai t-hitung lebih besar (>) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi
probabilitas kurang dari (<) 0.05, yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, yang
artinya Motivasi Kerja (Z1) berpengaruh secara langsung terhadap Kepuasan Kerja
(Y). Hal ini sesuai dengan Gibson (2011) yang menyatakan “Dengan adanya
motivasi yang terbentuk, kinerja yang dihasilkan akan baik pula. Sehingga hal
kerja. Lalu, apabila dalam bekerja menghasilkan ketidakpuasan kerja, maka dengan
mengatakan bahwa motivator ini menuju pada kepuasan kerja karena unsur-unsur
tersebut dapat memenuhi kebutuhan individu untuk aktualisasi diri (Maslow, 1954;
Kepuasan Kerja (Y) sebesar 0.423, menunjukkan bahwa pengaruh Motivasi Kerja
(Z1) terhadap Kepuasan Kerja (Y) itu sebesar 42.3%, dapat diartikan sebanyak
91
57.7% kepuasan kerja dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam
penelitian ini. Lingkungan kerja seperti gaji, jam kerja, struktur organisasi, dan
kepuasan kerja (Lane, Esser, Holte, & Anne, 2010). Sehingga, hal-hal lain seperti
yang disebutkan di atas bisa menjadi sesuatu yang mempengaruhi karyawan dalam
merasakan kepuasan kerja yang ada. Arnetz (1999) berpendapat bahwa “Beberapa
karyawan pasti memiliki masalah dengan atasannya dalam organisasi karena dirasa
enggan untuk berbagi ide inovatif dengan bawahannya. Bahkan, terdapat penelitian
harus dilakukan dengan baik dan tepat waktu sehingga kegiatan usaha dapat
berjalan dengan lancar. Apabila terjadi bentrokan antara rekan kerja akan sulit
Tabel koefisien 4.11 menunjukkan nilai t-hitung (0.476) lebih kecil dari
nilai t-tabel (<1.96), serta nilai signifikansi menunjukan 0.637 yang berarti lebih
besar dari probabilitas 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Iklim Komunikasi (Z2)
tidak berpengaruh secara langsung terhadap Kepuasan Kerja (Y). Hal ini
membuktikan bahwa hipotesis ke lima tidak terbukti karena nilai t-hitung lebih
92
kecil (<) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi probabilitas lebih dari (>) 0.05,
yang artinya Iklim Komunikasi (Z2) tidak berpengaruh secara langsung terhadap
Baron & Kenny (1986), menyatakan “Variabel mediasi ialah variabel yang
hipotesis mediasi dilakukan dengan uji Sobel yang dikembangkan oleh Sobel. Uji
sobel dilakukan dengan menguji kekuatan pengaruh tidak langsung (indirect effect)
variabel independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel mediasi (Z).
Maka besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab dapat
Berdasarkan nilai Beta dan Standard Error pada Tabel 4.3 Coefficient Gaya
Kepemimpinan Directing (X) terhadap Motivasi Kerja (Z1), dan Tabel 4.9
Coefficient Motivasi Kerja (Z1) terhadap Kepuasan Kerja (Y), diperoleh nilai-nilai
b = 0,469 : Koefisien direct effect variabel mediasi Motivasi Kerja (Z1) terhadap
tersebut di atas, diperoleh nilai Sab = 0,106. Untuk memperoleh nilai t hitung dari
dimediasi oleh variabel Motivasi Kerja (Z1) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
dan Sab di atas diperoleh nilai t hitung = 2,485. Nilai t hitung (2,485) lebih besar
(>) dari 1,96 sehingga dapat disimpulkan : Motivasi Kerja (Z1) memediasi pengaruh
manual, nilai-nilai a,b, Sa, dan Sb dimasukkan sebagai input. Kalkulator akan
Hasil uji sobel menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2.528 > dari t-tabel
(1.96). Maka sesuai dengan hasil perhitungan manual bahwa Motivasi Kerja (Z1)
Berdasarkan nilai Beta dan Standard Error pada Tabel 4.6 Coefficient Gaya
Kepemimpinan Directing (X) terhadap Iklim Komunikasi (Z2), dan Tabel 4.9
tersebut, diperoleh nilai Sab = 0,117. Untuk memperoleh nilai t hitung dari
dimediasi oleh variabel Iklim Komunikasi (Z2) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
dan Sab di atas diperoleh nilai t hitung = 0,471. Nilai t hitung (0,471) lebih kecil
(<) dari 1,96 sehingga dapat disimpulkan : Iklim Komunikasi (Z2) tidak memediasi
manual, nilai-nilai a,b, Sa, dan Sb dimasukkan sebagai input. Kalkulator akan
Hasil uji Sobel menunjukkan nilai t-hitung sebesar 0,477 < dari t-tabel
(1.96). Maka sesuai dengan hasil perhitungan manual bahwa Iklim Komunikasi (Z2)
Kerja (Y). Dengan demikian hipotesis H7 ditolak, data tidak mendukung model.
96
= Hubungan langsung
= Hubungan tidak langsung