Anda di halaman 1dari 18

79

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Hipotesis*

Pada bab IV ini penulis menyajikan hasil analisis data dan perhitungan

statistik untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis didasarkan atas

hasil data dari 42 orang responden dan diolah menggunakan software IBM SPSS

(Statistical Package for The Social Sciences) versi 25. Variabel mediasi (Z) juga

diujikan untuk mengetahui bagaimana sifat variabel mediasi pada penelitian ini,

apakah memediasi atau tidak memediasi sama sekali.

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1 : Gaya kepemimpinan directing (X) berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja (Y).

H2 : Gaya kepemimpinan directing (X) berpengaruh positif terhadap motivasi

kerja (Z1).

H3 : Gaya kepemimpinan directing (X) berpengaruh positif terhadap iklim

komunikasi (Z2).

H4 : Motivasi kerja (Z1) berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja (Y).

H5 : Iklim komunikasi (Z2) berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja (Y).


80

H6 : Motivasi kerja (Z1) akan memediasi secara positif hubungan antara gaya

kepemimpinan directing (X) dengan kepuasan kerja (Y).

H7 : Iklim komunikasi (Z2) akan memediasi secara positif hubungan antara gaya

kepemimpinan directing (X) dengan kepuasan kerja (Y).

4.2 Tahap Analisis

Tahap pertama langkah yang dilakukan adalah menguji variabel Gaya

Kepemimpinan Directing (X) terhadap Motivasi Kerja (Z1) dengan menggunakan

analisis regresi linear sederhana. Langkah pertama akan menjawab hipotesis ke dua

(H2).

Tahap kedua yaitu menguji variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X)

terhadap Iklim Komunikasai (Z2) dengan menggunakan analisis regresi linear

sederhana. Langkah ke dua ini akan menjawab hipotesis ke tiga (H3).

Tahap ke tiga adalah untuk menguji H1, H4, dan H5 dengan menggunakan

analisis regresi linear berganda. H1 yaitu variabel Gaya Kepemimpinan Directing

(X) terhadap Kepuasan Kerja (Y). H4 yaitu Motivasi Kerja (Z1) terhadap Kepuasan

Kerja (Y). H5 yaitu Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y).

Tahap ke empat adalah untuk menguji H6 dan H7, yaitu akan menjawab

apakah variabel Motivasi Kerja (Z1) dan Iklim Komunikasi (Z2) akan memediasi

variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y).

Untuk menguji variabel mediasi dapat digunakan uji tes Sobel untuk mengetahui
81

apakah variabel mediasi yang dimaksud benar akan memediasi atau tidak

memediasi sama sekali.

4.2.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap Motivasi Kerja

(Z1)

*Tabel 4.1*
*Model Summary Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
Terhadap Motivasi Kerja (Z1)*

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .563a .317 .300 .83668122


Sumber: Data diolah 2021

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, koefisien korelasi (R)

sebesar 0.563 termasuk pada kategori kekuatan hubungan sedang (Sugiyono, 2019).

Jadi terdapat kekuatan hubungan yang sedang antara variabel Gaya Kepemimpinan

Directing (X) dengan variabel Motivasi Kerja (Z1). Dari tabel 4.1, koefisien

determinasi (R square) sebesar 0.317. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh

variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap Motivasi Kerja (Z1) sebesar

31,7%. Sisanya sebesar 68,3% Motivasi Kerja (Z1) dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak ada dalam penelitian ini. Hasil ini sesuai dengan teori yang ada

yaitu secara umum, pemimpin yang efektif bisa menumbuhkan semangat yang

tinggi untuk karyawan agar bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh (Bernardin

& Russel, 2005). Sejumlah penelitian telah menunjukkan pengaruh yang signifikan
82

antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja (Siregar et al., 2016; Ali &

Meshal, 2016; Runi et al., 2017). Pemimpin yang mampu memahami struktur tugas

bawahan dengan baik, dapat memahami dan menghargai hasil kinerja bawahan, dan

memiliki rasa kedekatan psikologis dengan bawahan cenderung dapat

meningkatkan motivasi kerja karyawan (Hanafiah et al., 2014).

Seperti yang disarankan oleh Hertzberg bahwa hal tersebut bisa dilakukan

dengan menekankan pada unsur-unsur yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri

seperti adanya kenaikan jabatan, perkembangan yang signifikan dari diri seseorang

ke arah yang lebih baik, adanya pengakuan, prestasi, serta tanggung jawab yang

diberikan. Hal tersebut memungkinkan seseorang untuk bisa termotivasi ke arah

yang lebih baik.

Tabel 4.2
Anova Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
Terhadap Motivasi Kerja (Z1)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 12.999 1 12.999 18.568 .000a

Residual 28.001 40 .700

Total 41.000 41
Sumber: Data diolah 2021

Tabel ANOVA menunjukkan nilai F sebesar 18.568. Jika nilai F hitung

lebih kecil (<) dari nilai F tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Apabila nilai F

hitung lebih besar (>) dari nilai F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
83

hitung ANOVA di atas diperoleh F hitung sebesar 18.568 yang mana lebih besar

dari F tabel (> 3.92). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulannya, ada pengaruh signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan

Directing (X) terhadap variabel Motivasi Kerja (Z1) atau diterimanya hipotesis ke

dua.

Tabel 4.3
Coefficients Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
*Terhadap Motivasi Kerja (Z1)*

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.914E-17 .129 .000 1.000

GKD .563 .131 .563 4.309 .000


Sumber: Data diolah 2021

Kesimpulan tabel 4.3 bahwa nilai t-hitung (4.309) lebih besar dari nilai

t-tabel (>1.96), serta nilai signifikansi menunjukan 0.000 yang berarti lebih kecil

dari probabilitas 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Gaya Kepemimpinan

Directing (X) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja

(Z1). Nilai koefisien B menunjukan angka 0.563, hal ini menunjukan bahwa setiap

penambahan satu unit Gaya Kepemipinan Directing (X), maka Motivasi Kerja (Z1)

akan meningkat sebesar 0.563.

Kesemua hal di atas telah membuktikan hipotesis ke dua, karena nilai

t-hitung lebih besar (>) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi probabilitas kurang

dari (<) 0.05, yang berarti menerima Ha dan menolak Ho, yang artinya Gaya
84

Kepemimpinan Directing (X) berpengaruh secara langsung terhadap Motivasi

Kerja (Z1).

4.2.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap Iklim


Komunikasi (Z2)*

Tabel 4.4
Model Summary Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
terhadap Iklim Komunikasi (Z2)

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .681a .464 .451 .74120107


Sumber: Data diolah 2021*

Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan koefisien

korelasi (R) sebesar 0.681 dan merupakan hubungan yang kuat (Sugiyono,

2019). Sehingga terdapat hubungan yang kuat antara variabel Gaya

Kepemimpinan Directing (X) dengan variabel Iklim Komunikasi (Z2).

Tabel 4.4 menunjukkan nilai koefisien determinasi (R square) 0.464. Hal ini

dapat diartikan bahwa pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan Directing

(X) terhadap Iklim Komunikasi (Z2) sebesar 46.4%. Sisanya sebesar 53.6%

Iklim Komunikasi (Z2) dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak ada

dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan Cloete (2011) yang menyatakan

“Teori iklim komunikasi organisasi menganjurkan bahwa para pemimpin

dalam organisasi sangat memberikan efek yang besar dalam menentukan


85

iklim komunikasi organisasi”. Jika ada pemimpin yang lebih baik dalam

organisasi, maka organisasi akan lebih produktif, lebih kompetitif, dan lebih

responsif (Griffith et al., 2010). Lemon, Newsome, dan Brashears (2013)

menunjukkan bahwa “perilaku kepemimpinan secara langsung

mempengaruhi iklim komunikasi organisasi.” Eustace & Martins (2011)

menunjukkan “Terdapat hubungan yang tinggi antara gaya kepemimpinan

dan iklim komunikasi organisasi”.

Tabel 4.5
Anova Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
terhadap Iklim Komunikasi (Z2)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 19.025 1 19.025 34.630 .000a

Residual 21.975 40 .549

Total 41.000 41
Sumber: Data diolah 2021

Tabel ANOVA menunjukkan nilai F sebesar 34.630. Jika nilai F hitung

lebih kecil (<) dari nilai F tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Apabila nilai F

hitung lebih besar (>) dari nilai F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (Sugiyono,

2019). Dari hasil hitung ANOVA diperoleh F hitung sebesar 34.630 yang mana

lebih besar dari F tabel (> 4.08). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima. Jadi, terdapat pengaruh signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan


86

Directing (X) terhadap variabel Iklim Komunikasi (Z2) atau diterimanya hipotesis

ke tiga.

Tabel 4.6
Coefficient Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X)
terhadap Iklim Komunikasi (Z2)

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -9.234E-18 .114 .000 1.000

GKD .681 .116 .681 5.885 .000


Sumber: Data diolah 2021*

Tabel 4.6 menyatakan nilai t-hitung (5.885) lebih besar dari nilai t-tabel

(>1.96), serta nilai signifikansi 0.000 yang berarti lebih kecil dari probabilitas 0.05.

Hal ini dapat dikatakan bahwa Gaya Kepemimpinan Directing (X) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Iklim Komunikasi (Z2). Nilai koefisien B

menunjukan angka 0.681, hal ini menunjukan setiap penambahan 1 unit Gaya

Kepemipinan Directing (X), maka Iklim Komunikasi (Z2) akan meningkat sebesar

0.681.

Kesemua hal di atas telah membuktikan hipotesis ke tiga, karena nilai

t-hitung lebih besar (>) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi probabilitas kurang

dari (<) 0.05, yang berarti menerima Ha dan menolak Ho, yang artinya Gaya

Kepemimpinan Directing (X) berpengaruh secara langsung terhadap Iklim

Komunikasi (Z2).
87

4.2.3 *Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X), Motivasi Kerja (Z1),


Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)*
Tabel 4.7
Model Summary Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X), Motivasi Kerja
(Z1), Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)*

Adjusted R Std. Error of the


R R Square Square Estimate

.650a .423 .377 .78916766


Sumber: Data diolah 2021

Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan koefisien korelasi (R)

0.650 termasuk pada kategori hubungan yang kuat (Sugiyono, 2019). Jadi terdapat

hubungan yang kuat antara variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X), Motivasi

Kerja (Z1), Iklim Komunikasi (Z2) terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y). Tabel 4.7

juga menunjukkan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0.423. Hal ini

dapat diartikan bahwa pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X),

Motivasi Kerja (Z1), dan Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)

sebesar 42.3%. Sisanya sebesar 57.7% kepuasan kerja (Y) dipengaruhi oleh

variabel lainnya yang tidak ada dalam penelitian ini.


88

Tabel 4.8
Anova Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X), Motivasi Kerja (Z1),
Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)*

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 17.334 3 5.778 9.278 .000a

Residual 23.666 38 .623

Total 41.000 41

Sumber: Data diolah 2021

Tabel ANOVA menunjukkan nilai F sebesar 9.278. Jika nilai F hitung lebih

kecil (<) dari nilai F tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Apabila nilai F hitung

lebih besar (>) dari nilai F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil hitung

ANOVA di atas diperoleh F hitung sebesar 9.278 yang mana lebih besar dari F tabel

(> 2.85). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena

itu, ada pengaruh signifikan antara variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X),

Motivasi Kerja (Z1), Iklim Komunikasi (Z2 secara sekaligus terhadap variabel

Kepuasan Kerja (Y).

4.2.3.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap Kepuasan


Kerja Karyawan (Y)*

*Tabel 4.9
Coefficient Pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X), Motivasi Kerja (Z1),
Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)*
89

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.164E-17 .122 .000 1.000

GKD .194 .183 .194 1.062 .295

Iklim Komunikasi .081 .169 .081 .476 .637

Motivasi .469 .150 .469 3.127 .003


Sumber: Data diolah 2021

Tabel 4.9 menunjukkan nilai t-hitung (1.062) lebih kecil dari nilai t-tabel

(>1.96), serta nilai signifikansi menunjukan 0.295 yang berarti lebih besar dari

probabilitas 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Gaya Kepemimpinan Directing

(X) tidak berpengaruh secara langsung terhadap Kepuasan Kerja (Y). Sementara itu

nilai koefisien B menunjukan angka 0.194, hal ini menunjukan bahwa setiap

penambahan 1 unit Gaya Kepemimpinan Directing (X), Kepuasan Kerja (Y) akan

meningkat sebesar 0.194.

Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis ke 1 adalah tidak valid dan tidak

terbukti karena nilai t-hitung lebih kecil (<) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi

probabilitas lebih dari (>) 0.05, yang berarti menolak Ha dan menerima Ho, yang

artinya Gaya Kepemimpinan Directing (X) tidak berpengaruh secara langsung

terhadap Kepuasan Kerja (Y).


90

4.2.3.2 Pengaruh Motivasi Kerja (Z1) terhadap Kepuasan Kerja (Y)*

Tabel 4.9 menunjukkan nilai t-hitung (3.127) jauh lebih besar dari nilai

t-tabel (>1.96), serta nilai signifikansi menunjukan 0.003 yang berarti lebih kecil

dari probabilitas 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Motivasi Kerja (Z1)

berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y).

Sementara itu nilai koefisien B menunjukan angka 0.469, hal ini menunjukan

bahwa setiap penambahan 1 unit Motivasi Kerja (Z1), Kepuasan Kerja (Y) akan

meningkat sebesar 0.469. Kesemua hal di atas membuktikan hipotesis ke empat,

karena nilai t-hitung lebih besar (>) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi

probabilitas kurang dari (<) 0.05, yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, yang

artinya Motivasi Kerja (Z1) berpengaruh secara langsung terhadap Kepuasan Kerja

(Y). Hal ini sesuai dengan Gibson (2011) yang menyatakan “Dengan adanya

motivasi yang terbentuk, kinerja yang dihasilkan akan baik pula. Sehingga hal

tersebut dikatakan sebagai pemuas/motivator”. Jika dalam bekerja menghasilkan

suatu kepuasan kerja, apabila mengabaikannya akan menghasilkan ketidakpuasan

kerja. Lalu, apabila dalam bekerja menghasilkan ketidakpuasan kerja, maka dengan

mengabaikannya akan menghasilkan kepuasan kerja. Asumsi Herzberg

mengatakan bahwa motivator ini menuju pada kepuasan kerja karena unsur-unsur

tersebut dapat memenuhi kebutuhan individu untuk aktualisasi diri (Maslow, 1954;

Tietjen & Myers, 1998).

Besar koefisien determinasi (R square) antara Motivasi Kerja (Z1) terhadap

Kepuasan Kerja (Y) sebesar 0.423, menunjukkan bahwa pengaruh Motivasi Kerja

(Z1) terhadap Kepuasan Kerja (Y) itu sebesar 42.3%, dapat diartikan sebanyak
91

57.7% kepuasan kerja dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam

penelitian ini. Lingkungan kerja seperti gaji, jam kerja, struktur organisasi, dan

komunikasi yang terjadi antara karyawan dan manajemennya dapat mempengaruhi

kepuasan kerja (Lane, Esser, Holte, & Anne, 2010). Sehingga, hal-hal lain seperti

yang disebutkan di atas bisa menjadi sesuatu yang mempengaruhi karyawan dalam

merasakan kepuasan kerja yang ada. Arnetz (1999) berpendapat bahwa “Beberapa

karyawan pasti memiliki masalah dengan atasannya dalam organisasi karena dirasa

atasan berperilaku tidak semestinya pada bawahannya”. Para pemimpin juga

menunjukkan perilaku yang membuat karyawan tidak nyaman karena mereka

enggan untuk berbagi ide inovatif dengan bawahannya. Bahkan, terdapat penelitian

bahwa manajemen pernah membatasi karyawan dalam melakukan tugas nya.

Petterson (1998) menyatakan bahwa “Untuk tercapainya tujuan organisasi

dibutuhkan interaksi yang baik antar karyawan”. Lalu, penyampaian informasi

harus dilakukan dengan baik dan tepat waktu sehingga kegiatan usaha dapat

berjalan dengan lancar. Apabila terjadi bentrokan antara rekan kerja akan sulit

untuk tercapainya tujuan tersebut.

4.2.3.3 Pengaruh Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)

Tabel koefisien 4.11 menunjukkan nilai t-hitung (0.476) lebih kecil dari

nilai t-tabel (<1.96), serta nilai signifikansi menunjukan 0.637 yang berarti lebih

besar dari probabilitas 0.05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Iklim Komunikasi (Z2)

tidak berpengaruh secara langsung terhadap Kepuasan Kerja (Y). Hal ini

membuktikan bahwa hipotesis ke lima tidak terbukti karena nilai t-hitung lebih
92

kecil (<) dari nilai t-tabel serta nilai signifikansi probabilitas lebih dari (>) 0.05,

yang artinya Iklim Komunikasi (Z2) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

Kepuasan Kerja (Y).

4.2.4 Pengaruh Variabel Mediasi Motivasi Kerja (Z1) Memediasi Variabel

Gaya Kepemimpinan Directing (X) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)*

Baron & Kenny (1986), menyatakan “Variabel mediasi ialah variabel yang

mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen”. Uji

hipotesis mediasi dilakukan dengan uji Sobel yang dikembangkan oleh Sobel. Uji

sobel dilakukan dengan menguji kekuatan pengaruh tidak langsung (indirect effect)

variabel independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel mediasi (Z).

Maka besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab dapat

dihitung dengan rumus sobel test sebagai berikut :

Berdasarkan nilai Beta dan Standard Error pada Tabel 4.3 Coefficient Gaya

Kepemimpinan Directing (X) terhadap Motivasi Kerja (Z1), dan Tabel 4.9

Coefficient Motivasi Kerja (Z1) terhadap Kepuasan Kerja (Y), diperoleh nilai-nilai

Beta dan Standard Error masing-masing variabel Gaya Kepemimpinan Directing

(X) dan Motivasi Kerja (Z1) sebagai berikut :

a= 0,563 : Koefisien direct effect variabel independen Gaya Kepemimpinan

Directing (X) terhadap variabel mediasi Motivasi Kerja (Z1);


93

b = 0,469 : Koefisien direct effect variabel mediasi Motivasi Kerja (Z1) terhadap

variabel dependen Kepuasan Kerja (Y).

Sa = 0,131 : Standard Error dari a.

Sb = 0,150 : Standard Error dari b.

Dengan memasukkan nilai-nilai a,b. Sa, dan Sb ke dalam persamaan Sobel

tersebut di atas, diperoleh nilai Sab = 0,106. Untuk memperoleh nilai t hitung dari

pengaruh tidak langsung variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X) yang

dimediasi oleh variabel Motivasi Kerja (Z1) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)

digunakan persamaan : t hitung = ab / Sab. Dengan memasukkan nilai-nilai a, b,

dan Sab di atas diperoleh nilai t hitung = 2,485. Nilai t hitung (2,485) lebih besar

(>) dari 1,96 sehingga dapat disimpulkan : Motivasi Kerja (Z1) memediasi pengaruh

Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap Kepuasan Kerja (Y). Dengan

demikian hipotesis H6 diterima, data mendukung model.

Nilai t hitung tersebut di atas dapat dikonfirmasikan dengan cara

menggunakan perhitungan Kalkulator Tes Sobel sebagai berikut. Seperti cara

manual, nilai-nilai a,b, Sa, dan Sb dimasukkan sebagai input. Kalkulator akan

menghitung secara otomatis, menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,528

sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

*Gambar 4.1 : Output Tes Sobel (http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm)*


*Sumber: Data diolah 2021*
94

Hasil uji sobel menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2.528 > dari t-tabel

(1.96). Maka sesuai dengan hasil perhitungan manual bahwa Motivasi Kerja (Z1)

memediasi pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap Kepuasan Kerja

(Y). Dengan demikian hipotesis H6 diterima, data mendukung model.

4.2.5 Pengaruh Variabel Iklim Komunikasi (Z2) Memediasi Gaya

Kepemimpinan Directing (X) dengan Kepuasan Kerja (Y)

Berdasarkan nilai Beta dan Standard Error pada Tabel 4.6 Coefficient Gaya

Kepemimpinan Directing (X) terhadap Iklim Komunikasi (Z2), dan Tabel 4.9

Coefficient Iklim Komunikasi (Z2) terhadap Kepuasan Kerja (Y), diperoleh

nilai-nilai Beta dan Standard Error masing-masing variabel Gaya Kepemimpinan

Directing (X) dan Iklim Komunikasi (Z2) sebagai berikut :

a= 0,681 : Koefisien direct effect variabel independen Gaya Kepemimpinan

Directing (X) terhadap variabel mediasi Iklim Komunikasi (Z2);

b = 0,081 : Koefisien direct effect variabel mediasi Iklim Komunikasi (Z2)

terhadap variabel dependen Kepuasan Kerja (Y).

Sa = 0,116 : Standard Error dari a.

Sb = 0,169 : Standard Error dari b.

Dengan memasukkan nilai-nilai a,b. Sa, dan Sb ke dalam persamaan Sobel

tersebut, diperoleh nilai Sab = 0,117. Untuk memperoleh nilai t hitung dari

pengaruh tidak langsung variabel Gaya Kepemimpinan Directing (X) yang


95

dimediasi oleh variabel Iklim Komunikasi (Z2) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)

digunakan persamaan : t hitung = ab / Sab. Dengan memasukkan nilai-nilai a, b,

dan Sab di atas diperoleh nilai t hitung = 0,471. Nilai t hitung (0,471) lebih kecil

(<) dari 1,96 sehingga dapat disimpulkan : Iklim Komunikasi (Z2) tidak memediasi

pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap Kepuasan Kerja (Y).

Dengan demikian hipotesis H7 ditolak, data tidak mendukung model.

Nilai t hitung tersebut di atas dapat dikonfirmasikan dengan cara

menggunakan perhitungan Kalkulator Tes Sobel sebagai berikut. Seperti cara

manual, nilai-nilai a,b, Sa, dan Sb dimasukkan sebagai input. Kalkulator akan

menghitung secara otomatis, menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,477

sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

*Gambar 4.2 Output Tes Sobel (http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm)*


*Sumber: Data diolah 2021*

Hasil uji Sobel menunjukkan nilai t-hitung sebesar 0,477 < dari t-tabel

(1.96). Maka sesuai dengan hasil perhitungan manual bahwa Iklim Komunikasi (Z2)

tidak memediasi pengaruh Gaya Kepemimpinan Directing (X) terhadap Kepuasan

Kerja (Y). Dengan demikian hipotesis H7 ditolak, data tidak mendukung model.
96

4.3 Hasil Kerangka Penelitian**

*Gambar 4.3 Hasil Koefisien R setiap jalur hipotesis*


*Sumber: Data diolah 2021*

= Hubungan langsung
= Hubungan tidak langsung

Anda mungkin juga menyukai