Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok:

- Anindya Maulina Nurmala / 2016110001


- Alvira Gusti Rahayu / 2016110020
- Rusyaima Farha Salsabila / 2016110015
- Juniar Angraeni Safitri / 2016110029
Hubungan Al-Quran dan Kitab Suci Lainnya

Al-Quran adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Quran merupakan
puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia dan bagian dari rukun
iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
melalui perantaraan Malaikat Jibril; dan wahyu pertama yang diterima
oleh Nabi Muhammad adalah sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran surat Al-Alaq
ayat 1-5.

Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum
Muhammad
dalam agama Islam (Taurat, Zabur, Injil, lembaran Ibrahim), Al-Quran dalam beberapa
ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut. Berikut adalah pernyataan Al-
Quran yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan Al-Quran
dengan kitab-kitab tersebut:

1. Al-Quran menuntut kepercayaan ummat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab


terdahulu. Secara eksplisit dalam surah Al-Baqarah ayat ke 2-4 ditegaskan bahwa
salah satu ciri orang yang bertaqwa (muttaqin) adalah mereka yang percaya pada al-
Quran dan wahyu yang diturunkan sebelum al-Quran diturunkan kepada Rasulullah
SAW. Berikut adalah petikan terjemahan bagian tersebut. Kitab (Al Quran) ini tidak
ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan salat, dan menafkahkan sebahagian
rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada
Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (Al-
Baqarah 2-4)

2. Al-Quran diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-
kitab sebelumnya. Al Quran juga diposisikan sebagai pembenar (mushaddiq) dan
batu ujian/verifikator (muhaymin) terhadap kitab-kitab yang lain. Hal ini terdapat
pada surah Al-Maidah ayat 48 yang artinya : Dan Kami telah turunkan kepadamu Al
Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-
kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;
maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu,
maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan
itu, (Al-Maidah 48)

3. Al-Quran menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat


antara ummat-ummat rasul yang berbeda. Dalam Islam dipercayai bahwa setiap
bangsa memiliki nabi yang diutus kepada mereka sebagaimana terdapat dalam surat
Yunus ayat 47 yang artinya : Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah
datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka
(sedikitpun) tidak dianiaya. (Yunus 47). Dan bila tiap umat tersebut berselisih
mengenai sesuatu hal maka Al Quran dapat menjadi hakim atau referensi untuk
menerangkan hal-hal yang mereka perselisihkan tersebut. Dalam Al Quran mengenai
hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam surat An Nahl ayat 63 dan 64 yang artinya:
Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-
umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik
perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu
dan bagi mereka azab yang sangat pedih Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-
Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa
yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman. (An Nahl 63-64)

4. Meluruskan sejarah. Bahwa Al-Quran meluruskan sejarah. Dalam Al-Quran


terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai
beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada
beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang
dimiliki baik oleh Yahudi dan Kristen.
5. Kedudukan al-Qur`an di antara Kitab-kitab Suci Lainnya. Al-Qur`an merupakan
kitab suci terakhir dan penutup dari kitab-kitab suci sebelumnya. Selain itu, al-Qur`an
juga merupakan hakim atas kitab-kitab suci sebelumnya. Allah Ta`ala berfirman yang
artinya: Dan kami telah turunkan kepadamu al-Qur`an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan muhaiminan (batu ujian) terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
(QS. Al-Maidah: 48)

Al-Qur`an merupakan kitab suci paling panjang dan paling luas cakupannya.
Rasulullah shallallahu `alahi wa sallam bersabda: Saya diberi ganti dari Taurat
dengan as-sab`ut thiwaal (tujuh surat dalam al-Qur`an yang panjang-panjang). Saya
diberi ganti dari Zabur dengan al-mi`iin (surat yang jumlah ayatnya lebih dari
seratus). Saya diberi ganti dari Injil dengan al-matsani (surat yang terulang-ulang
pembacaannya dalam setiap rekaat shalat) dan saya diberi tambahan dengan al-
mufashshal (surat yang dimulai dari Qaf sampai surat an-Naas). (HR. Thabarani dan
selainnya, dishahihkan sanadnya oleh al-Albani)

Di antara perkara lain yang menjadi kekhususan al-Qur`an dari kitab-kitab suci
lainnya adalah penjagaan Allah terhadapnya. Allah Ta`alaberfirman yang
artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya
kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)

Bolehkah Mengikuti Kitab Sebelumnya

Meski kitab kitab sebelumnya di akui eksistensinya dalam Al Quran namun umat
muslim tetap tidak boleh memgilutinya. Bahkan, kalau seandainya kitab-kitab tersebut
(Taurat atau Injil yang ada sekarang) adalah benar berasal dari para Nabi mereka,
maka kita tetap tidak boleh mengikutinya karena kitab-kitab tersebut diturunkan
khusus kepada umat nabi tersebut dan dalam tempo yang terbatas, dan kitab-kitab
tersebut sudah di-nasakh oleh al-Qur`an. Allah Ta`ala berfirman yang artinya: Dan
kami telah turunkan kepadamu al-Qur`an dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
muhaiminan (batu ujian) terhadap kitab-kitab yang lain itu;. (QS. Al-Maidah: 48)

Bahkan dalam dalam ajaram Islam wajib bagi Yahudi dan Nashrani saat ini untuk
mengikuti al-Qur`an. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: Demi Dzat
Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah seorang pun dari Yahudi dan
Nasrani yang mendengar akan diutusnya aku, kemudian mati dalam keadaan tidak
beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni
neraka. (HR. Bukahri dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai