Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pembimbing: Dr. Muntaha, SS., M.Pd.I

Oleh :

Lidya Leka Meti 201214201758


Nor Nesfia Selfi 201214201761
Nita Octa Wulandari 201214201783
Aldanip Uyun Dara Hastuti 201214201740

KEPERAWATAN 1A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2020
Pengeritian Keperawatan Gerontik

Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama
kalinya sebagai keperawatan geriatric (Ebersole et al, 2005). Namun, pada tahun 1976,
nama tersebut diganti dengan gerontological. Gerontologi berasal dari kata geros yang
berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang lanjut usia dengan masalah-masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek
biologis, sosiologis, psikologis, dan ekonomi. Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah
(scientific approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan
(Tamher&Noorkasiani, 2009). Menurut Miller (2004), gerontologi merupakan cabang ilmu
yg mempelajari proses manuan dan masalah yg mungkin terjadi pada lansia. Geriatrik
adalah salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek
kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotof, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang mencakup kesehatan badan, jiwa, dan sosial, serta penyakit cacat
(Tamher&Noorkasiani, 2009).

Sedangkan keperawatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh Laurie Gunter dan
Carmen Estes pada tahun 1979 untuk menggambarkan bidang ini. Namun istilah
keperawatan gerontik sudah jarang ditemukan di literature (Ebersole et al, 2005). Gerontic
nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni, merawat, dan menghibur. Istilah ini belum
diterima secara luas, tetapi beberapa orang memandang hal ini lebih spesifik. Menurut
Nugroho (2006), gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia
dengan segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Menurut para
ahli, istilah yang paling menggambarkan keperawatan pada lansai adalah gerontological
nursing karena lebih menekankan kepeada kesehatan ketimbang penyakit. Menurut
Kozier (1987), keperawatan gerontik adalah praktek perawatan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses menua. Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah
ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian
kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.

2
Tujuan Keperawatan Gerontik

Adapun tujuan dari gerontologi adalah (Maryam, 2008):

1. Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya berkaitan
dengan proses penuaan
2. Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia baik
jasmani, rohani, maupun social secara optimal
3. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan lanjut usia
4. Memenuhi kebutuhan lanjut usia sehari-hari
5. Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
6. Mempercepat pemulihan atau penyembuhan penyakit
7. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sesuai dengan keberadaannya dalam
masyarakat
8. Tujuan dari geriatrik menurut Maryam (2008) adalah sebagai berikut:
9. Mempertahankan derajat kesehatan pada lanjut usia pada taraf yang setinggi-
tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan
10. Memelihara kondisi kesehatan dengan akticitas fisik dan mental
11. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan
diagnosis yang tepat dan dini bila mereka menemukan kelainan tertentu
12. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lanjut usia yang menderita suatu
penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal
tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)
13. Bila para lanjut usia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka sudah sampai
pada stadium terminal, ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberi bantuan yang
simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian (dalam akhir hidupnya, memberi
bantuan moral dan perhatian yang maksimal sehingga kematiannya berlangsung
dengan tenang).
14. Tujuan keperawatan gerontik adalah memenuhi kenyamanan lansia,
mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia menghadapi kematian
dengan tenang dan damai melalui ilmu dan teknik keperawatan gerontik (Maryam,
2008).
Fungsi Keperawatan Gerontik

3
Perawat memiliki banyak fungsi dalam memberikan pelayanan prima dalam bidang
gerontik. Menurut Eliopoulus (2005), fungsi dari perawat gerontologi adalah :

1. Guide persons of all ages toward a healthy aging process (membimbing orang pada
segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat)
2. Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua)
3. Respect the tight of older adults and ensure other do the same (menghormati hak
orang yang lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang sama)
4. Overse and promote the quality of service delivery (memantau dan mendorong
kualitas pelayanan)
5. Notice and reduce risks to health and well being (memerhatikan serta menguragi
resiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan)
6. Teach and support caregives (mendidik dan mendorong pemberi pelayanan
kesehatan)
7. Open channels for continued growth (membuka kesempatan untuk pertumbuhan
selanjutnya)
8. Listen and support (mendengarkan dan member dukungan)
9. Offer optimism, encouragement and hope (memberikan semangat, dukungan, dan
harapan)
10. Generate, support, use, and participate in research (menghasilkan, mendukung,
menggunakan, dan berpartisipasi dalam penelitian)
11. Implement restorative and rehabilitative measures (melakukan perawatan restorative
dan rehabilitative)
12. Coordinate and managed care (mengoordinasi dan mengatur perawatan)
13. Asses, plan, implement, and evaluate care in an individualized, holistic maner
(mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan individu dan
perawatan secara menyeluruh)
14. Link service with needs (memberikan pelayanan sesuai kebutuhan)
15. Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality (membangun
masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya)
16. Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of each other (saling
memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social, dan spiritual)
17. Recognize and encourage the appropriate management of ethical concern (mengenal
dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya bekerja)

4
18. Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan
kenyamanan dalam menghadapi proses kematian)
19. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan untuk
meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)

Pendekatan Dalam Perawatan Gerontik

1. Pendekatan Psikis
Disini perawat mempunyai peranan penting mengadakan pendekatan edukatif
pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap
segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai
sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan waktu yang cukup
banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia meras puas.
Perawat harus memegang prinsip “Trippel S”, yaitu Sabar, Simpatik, Service.
Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien dan lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan
sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya.
Hal ini perlu dilakukan karena karena perubahan psikologi terjadi dan bersama
kelanjutannya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi, gejala seperti menurunnya daya
ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan keinginan, peningkatan
kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tidur di waktu
siang hari, dan penggeseran libido.
Perawat harus sabar mendengarkan cerita-cerita dimasa lampau yang
membosankan, jangan menertawakan atau memarahi klien lanjut usia bila lupa atau
kesalahan. Harus diingat, kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk bertujuan
tertentu. Bila perlu diusahakan agar masa lanjut usia ini mereka dapat merasakan puas
dan kebahagiaan

2. Pendekatan Sosial
Mengadakan diskusi,tukar pikiran dan bercerita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan social. Memberikan kesempatan untuk berkumpul bersama
dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka. Jadi,
pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bag perawat bahwa orang yang

5
dihadapinya adalah mahkluk social yang membutuhkan manusia lainnya. Dalam
pelaksanaan perawat dalam menciptakan hubungan social antara lanjut usia dan
perawat itu tersendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada lanjut usia
untuk mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, menonton
film, dan hiburan lainnya.
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia
(terutama yang tinggal dip anti werda), hal ini dapat diatasi dengan berbagai usaha,
antara lain selalu mengadakan kontak dengan mereka, senasib dan sepenanggungan,
dan punya hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian perawat tetap mempunyai
hubungan baik sesame mereka maupun terhadap mempunyai hubungan komunikasi
baik sesame mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan
dengan pelayanan kesejahteraan social bagi lanjut usia.

3. Pendekatan Spiritual
Keterbatasan fisik ini membuat lansia semakin terpisah dari ikatan spiritual.
Terpisahnya lansia dari ikatan spiritual membuat lansia kehilangan kemampuan untuk
mengenal dirinya dan Tuhannya. Begitupun dengan lansia yang sengaja ditempatkan
keluarganya di panti, perasaan tidak berharga dan kurang dihargai sering muncul dan
membuat mereka kehilangan makna hidup. Setelah dilakukan pendekatanspiritual,
lansia kembali tersadar akan hakikat dirinya sebagai manusia dan tujuan
keberadaannya di dunia serta meyakini bahwa ada hikmah dari setiap kejadian atau
penderitaan yang sedang dialaminya. Karena pada fitrahnya, agama memang tidak
dapatdipisahkan dari kehidupan manusia. Apalagi berdasarkan perkembangan
spiritualnya kehidupan beragama pada lansia sudah mencapai tingkat kemantapan dan
meningkatnya kecenderungan lansia untukmenerima pendapat keagamaan, hanya
sajakondisi dan lingkungan yang membuat lansia terputus dari ikatan spiritual. Lansia
pun mulai memahami bahwa spiritual tidak hanya menyangkut hubungan manusia
dengan Tuhan-nya tetapi juga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, alam, dan
orang di sekitarnya.
Hasil pengukuran tingkat kesepian sebelum dan setelah pendekatan spiritual
menunjukkan dari 6 orang (31,6%) yang mengalami kesepiantingkat berat berubah
menjadi kesepian tingkat ringan, dari 9 orang (47%) kesepian tingkat sedang 7 orang
(37%) diantaranya menjadi kesepian tingkat ringan dan 1 orang (15%) tidak kesepian,

6
dan yang sebelumnya 2 orang (10%) dengan tingkat kesepian ringan menjadi tidak
kesepian. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan tingkat kesepian sebelum dan setelah
diberikan pendekatan spiritual.
Spiritualitas sebagai energi yang menghubungkan masa lanjut usia untuk
mengenal dirinya lebih dalam dan merasa terhubung dengan Tuhan dan alam semesta
sehingga memunculkan perasaan damai dan bahagia pada diri lansia.15 Sejalan
dengan teori Lubis yang menyatakan bahwa agama mempunyai makna yang penting
bagi manusia karena iman dapat berfungsi sebagai penghibur dikala duka, menjadi
sumber kekuatan batin.

Pandangan Agama Islam Menurut Lanjut Usia


Agama Islam memandang masyarakat lansia dengan pandangan terhormat
sebagaimana perhatiannya terhadap generasi muda. Agama Islam memperlakukan
dengan baik para lansia dan mengajarkan metode supaya keberadaan mereka tidak
dianggap sia-sia dan tak bernilai oleh masyarakat. Dukungan terhadap para lansia dan
penghormatan terhadap mereka adalah hal yang ditekankan dalam Islam. Nabi
Muhammad Saw bersabda, penghormatan terhadap para lansia muslim adalah
ketundukan kepada Tuhan. Beliau mengegaskan, berkah dan kebaikan abadi bersama
para lansia kalian. Dalam Islam, penuaan sebagai tanda dan simbol pengalaman dan
ilmu. Para lansia memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, khususnya, dari sisi bahwa
mereka adalah harta dari ilmu dan pengalaman, serta informasi dan pemikiran. Oleh
sebab itu, mereka harus dihormati, dicintai dan diperhatikan serta pengalaman-
pengalamannya harus dimanfaatkan. Nabi Muhammad Saw bersabda, hormatilah
orangorang yang lebih tua dari kalian dan cintai serta kasihilah orang-orang yang lebih
muda dari kalian. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat berkewajiban
memperhatikan kondisi para lansia. Republik Islam Iran dengan memperhatikan perintah-
perintah agama Islam menilai lansia sebagai hal yang sangat penting, sehingga
pemerintah Tehran terus berupaya menyiapkan sistem yang menangani dan membantu
para lansia di negara ini dan mengucurkan berbagai bantuan, baik materi maupun moral
kepada mereka, supaya dapat hidup dengan layak, sehat dan bahagia
.

Pandangan Agama Kristen Menurut Lanjut Usia

7
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku
menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus.
(Yesaya 46:4)
Kaum lansia kadang menjadi golongan yang kurang diperhatikan. Ketika anak
masih kecil, orangtua merawat, menghidupi, dan melatihnya sampai anak itu mandiri.
Ironisnya, ketika kekuatan orangtua melemah dan membutuhkan pertolongan orang
lain, tak jarang si anak membiarkannya berjuang sendiri. Bagi lansia yang sedang
risau menjalani hidup, nas hari ini sepatutnya memberikan penghiburan yang
bermakna. Ketika itu Israel putus asa dan berpaling kepada allah lain buatan mereka
sendiri (ay. 6-7) karena merasa ditinggalkan Tuhan. Sejatinya justru Israellah yang
meninggalkan Tuhan. Dengan lembut namun tegas, Tuhan menegur Israel, “Kepada
siapakah kamu hendak menyamakan Aku?” (ay. 5). Mereka disebut sebagai orang
congkak (ay. 12), menjauhi Tuhan yang telah menanggung, memikul, dan
menyelamatkan mereka (ay. 4). Tuhan memanggil agar Israel kembali kepada-Nya
karena keselamatan Tuhan sudah dekat (ay. 13). Oleh kedaulatan-Nya, Dia sanggup
mewujudkan janji-Nya (ay. 10). Bagi para lansia, tantangan mereka adalah tetap
percaya akan janji Tuhan. Bagi kita yang memiliki orangtua atau saudara yang telah
lanjut usia, maukah kita dipakai untuk menggenapi janji-Nya dalam memelihara
mereka yang sudah renta dan memutih rambutnya? Marilah kita menolong dan
merawat mereka dengan penuh kesabaran.”TUHAN MEMANGGIL KITA UNTUK
MENOLONG DAN MERAWAT MEREKA YANG LEMAH, SEPERTI ANAK-ANAK
KECIL DAN PARA LANSIA”.

Pandangan Agama Hindu Menurut Lansia

8
Seiring dengan usia yang semakin bertambah, lansia mengalami beberapa
masalah dalam kehidupan di mana penurunan aspek kesehatan terjadi secara
alamiah, serta aspek psikologi. Dimana menurunnya fungsi dan peranan sosialnya
menyebabkan terhambatnya kesempatan dalam memperoleh kebutuhan, seperti
kesehatan pendapatan dan mobilitas di masyarakat. Karena itu pentingnya
perlindungan lansia berupa penyiapan sarana dan prasarana yang ramah untuk
memberikan keamanan dan kenyamanan. Mengingatkan betapa sangat penting
mengupayakan lansia tetap sehat, aktif dan mandiri sehingga lansia tidak selalu
dianggap sebagai kelompok penduduk yang tidak produktif dan hanya menjadi beban.
Karena itu lansia perlu memperoleh perlindungan sehingga terpenuhi hak-haknya.
Berbagai negara terutama negara maju kata dia, sudah terlebih dahulu mengatur
mengenai perlindungan terhadap lanjut usia dari berbagai tindak kekerasan, perlakuan
salah, pelecehan seksual, penelantaran, pengasingan dan diskriminasi.

9
Kesimpulan
Proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah kegiatan yang
dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan , pengawasan, perlindungan dan
pertolongan kepada usia lanjut secara individu, seperti rumah/ lingkungan keluarga,
panti werda maupun pukesmas, yang diberikan oleh perawat untuk asuha keperawatan
yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas social yang bukan
tenaga perawat, di perlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung kepada
tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau di panti
(Depkes,1993)
Di sini perawat memiliki peranan penting mengadakan pendekatan edukatif pada
klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala
sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan waktu yang cukup banyak
untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia meras puas. Perawat
harus memegang prinsip “Trippel S”, yaitu Sabar, Simpatik, Service.
Pada dasar nya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari
lingkungan, termasuk perawat yang memberikan keperawatan.membiarkan mereka
memberikan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemapuan dan hobi yang di
milikinya.
3

10
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahyudi.2000 Keperawatan Gerontik Ed: 2. EGC. Jakarta.


Setiabudhi, Tony dan Hardywinoto. 2005. Panduan Gerontologi : Tinjauan Dari Berbagai
Aspek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai