Anda di halaman 1dari 20

Di susun oleh :

GEGER REST RIZKI FATMAWATI


NIM: 4820121076

Teknologi DNA
Rekombinan
dan Kloning Gen
DNA rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik
yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu
vektor sehingga memungkinkan untuk terintegrasi dan mengalami
DNA perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan

REKOMBINAN sebagai sel inang.

Sedangkan teknologi DNA rekombinan adalah teknik


penggabungan DNA dari spesies yang berbeda sehingga akan
diperoleh organisme baru dengan sifat-sifat yang diinginkan.4
1. Teknik untuk mengisolasi DNA.
Teknologi 2. Teknik untuk memotong DNA.
DNA 3. Teknik untuk menggabung atau menyambung DNA.
Rekombinan 4. Teknik untuk memasukan DNA ke dalam sel hidup sehingga
DNA rekombinan dapat diaplikasi dan dapat dieksperesikan.
Gambar
Tahapan
Teknologi
DNA
Rekombina
Isolasi DNA
Pada dasarnya isolasi DNA genom total dari bakteri terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
1) Kultivasi sel dalam media yang sesuai.
Tahapan 2) Pemecahan dinding sel.

Teknologi 3) Ekstraksi DNA genom.

DNA 4) Purifikasi DNA.

Rekombina
Enzim Restriksi
Setiap enzim restriksi mengenal sekuen dan situs pemotongan yang
khas. Enzim restriksi memotong DNA bukan pada sembarangan
tempat, tetapi memotong DNA pada bagian tertentu.
Tahapan
Teknologi
DNA
Rekombina
Gambar. Pemotongan DNA rekombinan dengan enzim restriksi
Ligasi DNA
Ligasi DNA adalah proses penyambungan fragmen DNA yang
berupa insert dan vektor dengan menggunakan enzim ligase.

Tahapan
Teknologi
DNA
Rekombina
Transformasi
Transformasi adalah penyisipan materi genetik eksternal yang
berupa fragmen DNA, baik DNA kromosom maupun DNA plasmid
ke dalam sel.

Tahapan
Teknologi
DNA
Rekombina
Teknologi D N A rekombinan telah memberikan manfaat dibidang ilmu pengetahuan
m au p u n dibidang terapan

 Bidang Kesehatan:

Manfaat
o I n s u l i n m a n u s i a , telah diproduksi secara m a s s a l m e n g g u n a k a n bakteri E.coli

d a n telah dipe rdagangkan untuk mengobati penyakit diabetis. Contoh :

Teknologi HumulinR

o V a k s i n h e p a t i t i s B, d igunakan untuk m e n c e g a h infeksi virus hepatitis. Telah

DNA diproduksi secara komersial m e n g g u n a k a n S.cereviciae d a la m skala industri.

Rekombinan o H o r m o n t u m b u h m a n u s i a ( G H ) diproduksi m e n g g u n a k a n E.coli d a n

digunak an untuk mengobati kelainan pertumbuhan (misal: cebol).

o T h e r a p i g e n u n t u k p e n y a k i t ,dilakukan d e n g a n me n gg a nt ik a n g e n y a n g

m e n g a l a m i kerusakan d e n g a n g e n y a n g normal, digunakan untuk mengobati


penyakit-penyakit keturunan (genetic disorders) d a n penyakit lain y a n g
disebabkan oleh kerusakan g e n (misal: kanker).
Secara etimologi, kloning berasal dari kata “clone” yang
diturunkan dari yunani “klon”, artinya potongan yang digunakan
untuk memperbanyak tanaman.
Sedangkan secara terminologis, kloning adalah proses pembuatan
KLONING GEN sejumlah besar selatau molekul yang seluruhnya identik dengan sel
atau molekul asalnya.
Kloning gen adalah teknik untuk menghasilkan salinan makhluk
hidup dengan menggunakan bahan genetik dari sel makhluk itu
sendiri.
 Enzim endonuklease restriksi
 Enzim ligase
 Vektors
Bahan / Alat  Inang (Host)
Dalam Kloning  Metoda untuk memasukkan DNA ke dalam sel inang :
1) Pra-Inkubasi
Gen 2) Inkubasi
3) Kejutan Panas (HeatShock)
4) Penyembuhan (Recovery)
5) Penapisan (Screening)
Macam-  Kloning Embrional (Embryonal Cloning)
macam  Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut juga
Pengkloning kloning reproduktif  (Reproductive Cloning)
 Kloning Terapeutik
Gen
 Transfer Nukleus
Gambar Teknik Transfer Nukleus (Sumber: Rusda, 2004).

Teknik Kloning
Gen
PENGERTIAN GAMBAR TRANSFER NUKLEUS[ sumber ;rusda,2004]
Transfer nukleus membutuhkan dua sel yaitu suatu sel donor dan suatu oosit atau sel
telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang intinya atau nukleusnya. Proses pembuangan
nukleus tadi dinamakan enukleasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan informasi
genetisnya. Ke dalam telur yang telah dienukleasi tadi kemudian dimasukkan nukleus
(donor) dari sel somatik. Penelitian membuktikan bahwa sel telur akan berfungsi terbaik
bila ianya dalam anfertilisasi, sebab hal ini akan mempermudah penerimaan nukleus
donor seperti dirinya sendiri. Di dalam telur, inti sel donor tadi akan bertindak sebagai
inti sel zigot dan membelah serta berkembang menjadi blastosit. Blastosit selanjutnya
ditransfer ke dalam uterus induk pengganti (surrogate mother). Jika seluruh proses tadi
berjalan baik, suatu replika yang sempurna dari donor akan lahir. Jadi sebenarnya setelah
terbentuk blastosit in vitro, proses selanjutnya sama dengan proses bayi tabung yang
tehnologinya telah dikuasai oleh para ahli Obstetri Ginekologi.
 Teknik Roslin
Gambar Tahapan dari proses kloning teknik Roslin

Teknik Kloning
Gen
 TAHAPAN DARI PROSES KLONINGTEKNIK RUSLIN

Pertama, suatu sel (sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae domba
betina berbulu putih (Finn Dorest) untuk menyelamatkan informasi genetis bagi
pengkolan. Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalam
campuran, yang hanya memiliki nutrisi yang cukup untuk mempertahankan
kehidupan sel. Setelah sel mampu bertahan, maka sel embrio dimaskukan ke
uterus betina penerima (surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya
akan mengandung hasil kloning tadi hingga siap untuk dilahirkan.
 Tehnik Honolulu
Gambar Tahapan dari proses kloning Teknik Honolulu

Teknik Kloning
Gen
TAHAPAN DARI PROSES KLONING TEKNIK HONOLULU
Tekhnik Honolulu Pada Juli 1998, suatu tim ilmuwan dari Universitas Hawai mengumumkan
bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus kloning yang secara genetik identik. Tehnik
ini diakreditasi atas nama Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai.
Tikus telah sejak lama diketahui merupakan mamalia yang tersulit untuk dikloning, ini merujuk
pada bahwa segera setelah suatu sel telur tikus mengalami fertilisasi ia akan segera membelah.
Domba digunakan pada tehnik Roslin karena sel telurnya membutuhkan beberapa jam sebelum
membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur untuk memprogram ulang nukleus
barunya. Meskipun tidak mendapatkan keuntungan tersebut ternyata Wakayama dan
Yanagimachi mampu melakukan kloning dengan angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi (3
kloning dari sekitar seratus yang dilakukan) dibandingkan Ian Wilmut (satu dari 277). Wakayama
melakukan pendekatan terhadap masalah sinkronisasi siklus sel yang berbeda dibandingkan
Wilmut. Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus dipaksa untuk memasuki ke
stadia GO. Wakayama awalnya menggunakan tiga tipe sel yakni, sel Sertoli, sel otak dan sel
kumulus. Sel Sertoli dan sel otak keduanya tinggal dalam stadia GO secara alamiah dan sel
kumulus hampir selalu hadir pada stadia G0 ataupun G1.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai