Anda di halaman 1dari 7

Etik

Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar perilaku individu
dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan apa yang salah,
mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kebajikan dan apa yang
merupakan kejahatan, apa yang dikendaki dan apa yang ditolak.
Etika Keperawatan
Kesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan- keputusan yang
ditetapkan untuk profesi keperawatan (Wikipedia, 2008).
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam
undang-undang keperawatan.
Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan
legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan,
pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat.
Perawat perlu memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri
dari masalah. Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai
dasar pemahaman terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara
pelayanan keperawatan yang profesional.
Aspek Legal dalam Praktik Keperawatan
Tercantum dalam:
UU No. 23 tahun 1992 pasal 53 tentang Kesehatan :
Pasal 53
(1)
(2)
(3)
(4)

Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas


sesuai dengan profesinya.
Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien.
Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan tindakan medis
terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan :

BAB V
STANDAR PROFESI DAN PERLINDUNGAN HUKUM

Bagian Kesatu
Standar Profesi

Pasal 21
(1)

Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi


standar profesi tenaga kesehatan.

(2)

Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Menteri.

Pasal 22
(1)

Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban
untuk:
a.

menghormati hak pasien;

b.

menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien;

c.

(2)

memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan
dilakukan;

d.

meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan;

e.

membuat dan memelihara rekam medis.

Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh
Menteri.

Pasal 23

(1)

Pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 mengakibatkan terganggunya
kesehatan, cacat atau kematian yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian.

(2)

Ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kedua
Perlindungan Hukum

Pasal 24
(1)

Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai
dengan standar profesi tenaga kesehatan.

(2)

Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh
Menteri.

Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat :
BAB IV
PRAKTIK PERAWAT
Pasal 15
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk :
a. melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnose keperawatan,
perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
b. tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi : intervensi keperawatan,
observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan;
c. dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana
dimaksud huruf
a dan
b harus
sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi;
d. pelayanan tindakan medic hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis daridokter.
Pasal 16
Dalam
melaksanakan
kewenangan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 perawat
berkewajiban untuk :
a.menghormati hak pasien;
b.merujuk kasus yang tidak dapat ditangani;
c. menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku;

d. memberikan informasi;
e. meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
f. melakukan catatan perawatan dengan baik.
Pasal 17
Perawat dalam melakukan praktik keperawatan harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan pelayanan berkewajiban
mematuhi standar profesi.
Pasal 18
Perawat dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pasal 19
Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik diselenggarakan oleh
pemerintah maupun organisasi profesi.
Pasal 20
(1) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 15.
(2) Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.

Aspek legal etik :


1. Respect (Hak untuk dihormati)
Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien

2. Autonomy (hak pasien memilih)


- Hak pasien untuk memilih treatment terbaik untuk dirinya
-

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir


logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.

Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak


klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

3. Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien)


- Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/ orang lain dan secara
aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya.
- Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
4. Non-Maleficence (utamakan tidak mencederai orang lain)
kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera
Prinsip :
Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan menyebabkab nyeri atau
penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang lain berdaya dan melukai
perasaaan orang lain.
5. Confidentiality (hak kerahasiaan)
- menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi tentang pasien/klien yang
dipercayakan pasien kepada perawat.
- Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.

6. Justice (keadilan)
-

Kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang. Perkataan adil sendiri
berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai
inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. d. Nonmal eficience ( Tidak
Merugikan ) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.

7. Fidelity (menepati janji/ketaatan)


Kewajiban untuk setia terhadap kesepakatan dan bertanggungjawab terhadap
kesepakatan yang telah diambil
Era modern , pelayanan kesehatan : Upaya Tim (tanggungjawab tidak hanya pada
satu profesi). 80% kebutuhan PT dipenuhi perawat
Masing-masing profesi memiliki aturan tersendiri yang berlaku
Memiliki keterbatasan peran dan berpraktik dengan menurut aturan yang disepakati.
- Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap
orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia pasien.
8. Veracity (kejujuran)
Kewajiban untuk mengatakan kebenaran.
Terkait erat dengan prinsip otonomi, khususnya terkait informed-consent
Prinsip veracity mengikat pasien dan perawat untuk selalu mengutarakan kebenaran.
- Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan
bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran.
Pemecahan masalah etik
1, Identifikasi masalah etik
2. Kumpulkan fakta-fakta
3. Evaluasi tindakan alternatif dari berbagai perspektif etik.

4. Buat keputusan dan uji cobakan


5. Bertindaklah, dan kemudian refleksikan pada keputusan tersebut
Hak-hak Pasien :
1.Hak untuk diinformasikan
2.Hak untuk didengarkan
3.Hak untuk memilih
4.Hak untuk diselamatkan
Sumber :
- Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
- Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
- Departemen Kesehatan RI
- Peningkatan Kemampuan Teknis Perawat dalam
- Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit
September 2008
-

Pujianto, Robert. 2006. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit


Kanisius.

Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat

Anda mungkin juga menyukai