Anda di halaman 1dari 21

Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:

Penyakit Duck Cholera


Penyebab    :   bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. 
Pengendalian :  sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan
dosis sesuai label obat.

Penyakit Salmonellosis
Penyebab    :  bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian    : sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi
0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.

Read more: http://www.agrobisnisinfo.com/2015/06/cara-budidaya-itik-alabio-untuk.html#ixzz40cpOg8ER

Itik alabio termasuk itik lokal unggul dwi fungsi, karena selain mampu memproduksi telur
yang tinggi, rata-rata 214,72 butir/tahun, juga potensial sebagai penghasil daging dibanding
itik lokal lain di Indonesia, seperti itik tegal, itik karawang, itik mojosari, itik turi, itik magelang,
dan itik bali.

Keunggulan itik Alabio adalah dalam umur 6 bulan itik alabio sudah mampu memproduksi
telur dengan bobot rataan telur pertama 55,0 gram. Sedang bobot rataan telur selama
produksi seberat 62 gram. Puncak produksi telur yang dapat dicapai itik alabio sebesar 90%
pada sekitar minggu ke-12.

Secara tradisional, itik alabio dipelihara di daerah rawa yang banyak terdapat di Kalimantan
Selatan dengan sistem pemeliharaan yang disebut sistem lanting. Di daerah rawa itulah itik
alabio memperoleh pakan berupa keong air sebagai sumber protein dan sagu atau dedak
sebagai sumber kalori.

Seiring perkembangan dunia peternakan, itik alabio sekarang sudah dikembangkan secara
intensif. Tidak hanya di Hulu Sungai Utara saja, namun juga berkembang pesat di Pulau
Jawa dan Bali.

Budidaya Itik Alabio



 Sejarah Singkat Asal Usul Itik Alabio (Anas platyrhynchos
Borneo).
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal
dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus
menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang
disebut Anas domesticus (ternak itik).
Sentra perternakan itik terdapat di berbagai negara, Secara internasional
ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina,
Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis).
Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes
dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta
Lombok.

 Faktor Pendorong Dan Penghambat Usaha Ternak Itik Alabio.


Permasalahan dalam usaha tani itik alabio dijumpai baik dalam usaha
penetasan, pembesaran maupun produksi telur konsumsi dan telur tetas.

 Usaha Penetasan.

Pada usaha penetasan, masalah yang dijumpai antara lain adalah belum adanya
standardisasi bibit itik yang baik, mutu bervariasi dan adanya bibit itik dari luar yang
dikhawatirkan dapat mengkontaminasi kemurnian itik alabio.

 Usaha Pembesaran

Pada usaha pembesaran, umumnya peternak belum melakukan pencatatan yang


baik, terutama sejarah penyakit dan asal usul itik yang dipelihara, sehingga
kejelasan informasi belum sepenuhnya terjamin.

 Usaha Produksi Telur Konsumsi


Dalam usaha itik sebagai penghasil telur konsumsi, peternak kesulitan menyediakan
bahan pakan basal berupa sagu, karena ketersediaan pohon sagu makin terbatas,
bahkan peternak harus mendatangkannya dari luar daerah . Selain itu, masa
bertelur itik hanya 10−12 bulan, dan pada umur tersebut bulu itik sudah mulai
rontok sehingga banyak peternak yang menjualnya karena kurang efisien dari segi
pakan. Harga pakan yang makin melambung menyebabkan biaya produksi
terus meningkat.Kualitas pakan sering di bawah standar, yakni protein kasar berkisar
13−18%, energi metabolis 2.700 kkal/kg, sedangkan kandungan kalsium (Ca) dan
fosfor (P) belum terpantau.

Usaha Penghasil Telur Tetas


 

Pada umumnya seleksi itik pejantan sebagai bibit dilakukan berdasarkan


pengalaman peternak (Setioko dan Istiana 1999). Akibatnya, kualitas pejantan
umumnya kurang baik dan dikhawatirkan terjadi in breeding yang dapat
menurunkan produktivitas itik alabio.

 Prospek Pendukung  Pengembangan usaha itik Alabio.


Untuk mengatasi kemunduran bibit akibat penggunaan itik pejantan yang
berkualitas rendah, perlu dilakukan seleksi dan pemuliaan secara teratur, terarah,
dan terencana sehingga diperoleh bibit yang sesuai standar. Selain itu, untuk
pengembangan itik alabio secara khusus diperlukan pemetaan daerah atau kawasan
khususbagi pengembangan dan pemurnian itik alabio. Selain itu, perlu dibuat
standardisasi bibit, pencegahankemungkinan tercemarnya itik alabio oleh itik
pendatang, dan pembangunan Pusat perbibitan skala pedesaan atau village breeding
center, sehingga diperoleh bibit itik yang murni dengan kualitas yang dapat
diandalkan. Penyuluhan tentang pentingnya pencatatan pada usaha pembesaran
dan penghasil telur tetas perlu diintensifkan untuk meningkatkan pengetahuan
peternak tentang hal itu.
Untuk mengantisipasi harga pakan komersial yang melambung tinggi, perlu
digalakkan pemanfaatan bahan pakan lokal alternatif untuk menekan biaya produksi,
sehingga keuntungan peternak dapat ditingkatkan. Standardisasi pakan itik alabio
juga diperlukan. Diversifikasi bahan baku pakan lokal, terutama budi daya tanaman
sagu hendaknya direncanakan secara baik dan berkesinambungan. Untuk
meningkatkan usaha itik alabio perlu dibuat formulasi pakan murah dengan
memanfaatkan sumber protein lokal seperti haliling, kalambuai atau keong dan
remis, serta beberapa gulma yang potensial dan tersedia sepanjang tahun seperti
eceng gondok dan Azolla.
Selanjutnya dalam upaya mengatasi rendahnya kualitas itik pejantan dan
betina penghasil telur tetas, perlu ada standardisasi pejantan unggul agar telur tetas
yang dihasilkan berkualitas baik, walaupun sampai saat ini daya tunasnya mencapai
90,13% Penggunaan pejantan dalam kelompok yang sama perlu dihindari agar tidak
terjadi in breeding pada kelompok tersebut. Penanganan pascapanen itik alabio
perlu dilakukan lebih baik lagi agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di
pasaran.Pelatihan bagi peternak yang melaksanakan kegiatan pascapanen dapat
mendukung upaya tersebut.
Untuk pencegahan dan pengendalian penyakit baik pada telur tetas, di tempat
penetasan, anak itik, itik dara dan dewasa maupun lingkungannya, dapat dilakukan
peningkatan sanitasi dan fumigasi telur tetas, mesin penetas, kandang dan
perlengkapannya secara periodik. (Istiana dan Suryana (1993) mengemukakan
bahwa fumigasi pada telur tetas, ruang penetasan dan lingkungannya dengan
menggunakan 5% savlon dan 10% rodalon dapat menekan kehadiran bakteri
Salmonella sp. dan kapang. Untuk menghindari terjadinya penyakit aflaktosikosis
yang disebabkan oleh racun aflatoksin pada pakan, hendaknya penyimpanan pakan
tidak terlalu lama. Dengan cara tersebut diharapkan produk yang dihasilkan bebas
cemaran mikroorganisme yang dapat merugikan kesehatan ternak dan manusia.

 Itik Alabio Pertelur Unggul


Itik Alabio merupakan salah satu Plasma nutfah yang memilki keunggulan
sebagi itik petelur dan pedaging. Itik ini sudah lama dibudayakan di Kalimantan
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, dan Hulu Sungai
Tengah. Itik ini lebih berkembang di Amuntai.

 Taksonomi dari itik alabio adalah :


   Kingdom          : Animalia
   Phylum             : Chordata
   Sub phylum      : Vertebrata
   Class                : Aves
   Ordo                : Anseriformes
   Famili               : Anatidae
   Genus               : Anas
   Spesies : Anas platyrhynchos Borneo
 Ciri-ciri itik Alabio sebagai berikut :
Itik alabio adalah itik borneo (Anas platurynchos Borneo) atau itik Kalimantan.
Itik ini merupakan itik asli Kalimantan, di samping itik dari Nunukan (Kal-Tim).Itik
alabio diperkirakan hasil persilangan antara itik asli Kalimantan Selatan dengan itik
peking. Nama Alabio di ambil dari nama salah satu kota kecamatan di Kabupaten
Hulu Sungai Utara di Kalimantan Selatan. Itik ini merupakan itik tipe petelur yang
produktif.

  Ciri khas itik alabio adalah sebagai berikut:


      Bentuk tubuh segitiga dan membentuk sudut 60 derajat dengan tanah.
      Bentuk kepala kecil dan membesar ke bawah.
      Warna bulu itik betina kuning keabu-abuan dengan ujung bulu sayap, ekor, dada,
leher, dan kepala agak kehitaman.
      Warna bulu itik jantan abu-abu kehitaman dan pada ujung ekor terdapat bulu yang
melengkung ke atas.
      Warna paruh dan kaki kuning.
  Keunggulan itik alabio
Keragaan itik alabio meliputi hal-hal seperti berikut :
                 Produksi telur, 220 – 250 butir/ekor/tahun
                 Puncak Produksi 92,70%
                 Bobot Telur, 59 – 65 gram/butir
                 Konsumsi Pakan, 155 – 190 gram/ekor/hari
                 Dewasa Kelamin, 179 hari
                 Daya Tunas, 90,38%
                 Daya Tetas, 79,49 – 80 %
                 Mortalitas setelah menetas, 0.75 – 1%
                 Bobot Badan Betina umur 6 bulan, 1.60kg
                 Bobot Jantan umur 6 bulan, 1.75 kg

 Pemberian Pakan
Pemberian pakan adalah penting bagi peternak itik alabio dan mengetahui tata
cara pemberian pakan yang benar dan efisien.selain itu pemahaman akan mutu
pakan, tempat pakan, tempat air minum, waktu pemberian pakan,sanitasi dan
vaksinasi, serta bentuk kandang sangat membantu keberhasilan peternak dalam
mengembangkan usahanya.
Sebagai pakan alternatif,keong mas dapat di berikan dalam bentuk segar
maupun direbus terlebih dahulu. Kemudian dipotong kecil-kecil sesuai dengan
keadaan itiknya. Awalnya untuk pembiasaan dan pengenalan, pemberian potongsn
daging keong mas dilakukan secara bertahap, dikit demi sedikit ,dan dicampur
dengan pakan alternatif lainnya ( dedak, jagung, tepung singkong, dan tepung
cangkang udang.hal ini dapat dilakukan 2-3 hari sampai itik terlihat mulai menyukai
cecahan daging keong mas.
Selanjutnya, pemberian cacahan daging keong mas dapat diberikan setiap hari
sebanyak 1 kali.Dosis pemberian keong mas disesuaikan dengan keadaan ( nafsu
makan ) itik alabio.selanjutnya penambahan dosis dapat dilakukan sesui dengan
pertumbuhan itik

 Keong Mas Dan Kandungan Gizinya.


Keong mas cukup potensial sebagai sumber protein untuk pakan ternak. Dari
berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan keong mas kepada
itik mampu meningkatkan produksi telur dan bobot badan. Untuk dijadikan pakan
ternak, keong mas dapat digunakan seluruh tubuhnya sebagai sumber protein dan
mineral.
Tabel 1 : Kandungan Nutrisi Pada Keong Mas.
NO URAIAN JUMLAH (%)
1 protein 10.46
2 lemak 0.37
3 kadar abu 1.14
4 serat kasar 0.61
5 rendemen 18,00

Tabel 2 : Kandungan Nutrisi Pada Tepung Keong Mas.


NO. URAIAN JUMLAH (%)
1 Protein 15.58
2 lemak 0.79
3 kalsium(Ca) 29.33
4 phospor(P) 0.13
cangkang keong Mas
   a. protein 2.94
5
   b. lemak 0.12
   c. kalsium 29.35
   d. phospor 0.19

 Komposisi Pakan Alternatif


Penyusunan komposisi pakan alternatif untuk ternak itik alabio disesuaikan
ketersedian bahan pakan lokal yang ada. Berikut disajikan pakan alternatif dalam
bentuk tabel 3 :

Tabel 3 : Komposisi Bahan Dan Kandungan Gizi Pada Itik Alabio.


J U M L A H (%)
NO. Bahan Pakan Starter (1-8 mgg ) Grower(9-12 mgg)
1 Dedak 25,90 33.92
2 Jagung 21.35 38.08
3 Tepung Tapioka 6,00 10,00
4 Tepung Cangkang Udang 10.15 11,00
5 BR 1 (Pakan Komersial) 36,60 0
6 Keong Mas 0 7
jumlah 100 100
Kandungan Gizi
1 Protein (%) 17 14.5
2 Energi Metabolis(Kkal/Kg) 2700 2600
3 Ca(%) 1.25 1.02
4 P(%) 0.99 0.85
5 Lisin(%) >0.85 >0.7
Komposisi bahan pakan itik alabio diatas umur pemeliharaan.untuk umur 1-8
minggu tampa keong mas.setelah itu 9-12 minggu keong mas diberikan sekitar 7%
dari total pakan keseluruhan. Keong mas dapat di berikan dalam bentuk segar
ataupun yang sudah direbus terlebih dahulu.

 Perkembangbiakan
  PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama


dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu :
1.  Perkandangan.
2.  Bibit Unggul.
3.  Pakan Ternak.
4.  Tata Laksana dan
5.  Pemasaran Hasil Ternak.
  PENYIAPAN SARANA DAN PERALATAN

1)      Persyaratan temperatur kandang ± 39 derajat C.


2)      Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
3)      Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata
kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang

      Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:


1.  kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu
menampung 50 ekor DOD.
2.  kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor
perkelompok.
3.  kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu
kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa
( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).

      Kondisi kandang dan perlengkapannya.


Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal
tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum
dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam
management.
  PEMBIBITAN.

Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah
diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1.  Pemilihan Bibit Dan Calon Induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baikadalah
sebagai berikut :
  membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
  memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur
tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
  membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun
yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang
baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
2.  Perawatan Bibit Dan Calon Induk
a.  Perawatan Bibit.
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara
teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima
dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur
brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang
brooder (box) untuk 1 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat
minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya
perlu ditambah vitamin/mineral.
b.  Perawatan Calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan
induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya
hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan
perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
3.  Reproduksi dan Perkawinan.
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur
tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan
dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia
dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
  PEMELIHARAAN.

1.  Sanitasi dan Tindakan Preventif Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam


pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan
sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
2.  Pengontrol Penyakit Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh.
Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3.  Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8
minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27
minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara
praktisnya) dengan kode masing-masing fase.

Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:


a.  umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b.  umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c.   umur 21 hari sampai 18 minggu disebar dilantai.
d.  umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan
peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi
mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara add libitum (terus menerus).

 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN


 Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan itik alabio umumnya bergantung pada kondisi masing-
masing daerah Aceh utara .pemeliharaan itik alabio telah mengarah ke spesialisasi
model pengembangan usaha, yaitu penetasan (hatchery), penghasil telur tetas
(breeding) dan telur konsumsi (laying) serta usaha pembesaran itik dara
(rearing)sedangkan di kabupaten Bireuen pemeliharaan itik alabio hanya ditujukan
sebagai penghasil telur konsumsi dan telur tetas. Telur konsumsi yang dihasilkan
dipasarkan melalui asosiasi pedagang telur itik yang berada di Pasar-pasar
tradisional yang ada di daerah tersebut,Telur tetas biasanya ditetaskan dengan
mesin penetas untuk memenuhi keperluan bibit dan sebagian kecil dijual ke
peternak di sekitarnya. Anak itik yang dihasilkan diseleksi dan dipelihara sebagai
penghasil telur.

Perawatan dan pemeliharaan dapat dilakukan pada aspek-aspek berikut :


1.  Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif
(pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya
penyakit.
2.  Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani
secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3.  Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu),
fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layer (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga
fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode
masing-masing fase.
Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
a.  umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar. (tray feeder)
b.  umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c.   umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
d.  umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan
permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum
(terus menerus).

 JENIS PENYAKIT
Berikut adalah penjelasan tentang Hama/Penyakit yang sering menyerang ternak itik
alabio.
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa.
penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana
perkandangan dan sanitasi kandang  yang kurang tepat.

Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:


   Penyakit Duck Cholera.

Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning


kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat
daging dada dengan dosis sesuai label obat.
      Penyakit Salmonellosis.

Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.


Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan
dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum,
dosis disesuaikan dengan label obat.

 ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA ITIK ALABIO


Perkiraan analisis budidaya itik di Kab A.Utara  tahun 2012 adalah sebagai berikut:.
 Permodalan
   Modal kerja

- Anak itik siap telur umur 6 bln


36 paket x 500 ek x Rp 6.000                  Rp 108.000.000,-
- Biaya kelancaran usaha dan lain-lain                        Rp    4.000.000,-

Modal Investasi
   

- Kebutuhan kandang
36 paket x Rp 500.000,-                          Rp  18.000.000,- +
Jumlah kebutuhan modal :         Rp 130.000.000,-

Prasyaratan kredit yang dikehendaki:


-         Bunga (menurun) 20% /tahun
-         Masa tanggung angsuran 1 tahun
-         Lama kredit 3 tahun
 Biaya-biaya
Biaya kelancaran usaha dan lain-lain                             Rp 4.000.000,-
Biaya tetap
 Biaya pengambalian kredit:
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun I         Rp 14.723.000,-
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun II       Rp 86.125.000,-
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun III      Rp 73.125.000,-
 Biaya penyusutan kandang:
- biaya penyusutan kandang tahun I                           Rp 3.600.000,-
- biaya penyusutan kandang tahun II                          Rp 3.600.000,-
- biaya penyusutan kandang tahun III                         Rp 3.600.000,-
 Biaya tidak tetap
Biaya pembayaran ransum:
- biaya ransum tahun I                                           Rp 245.700.000,-
- biaya ransum tahun II                                          Rp 453.600.000,-
- biaya ransum tahun III                                         Rp 453.600.000,-
Biaya pembayaran itik siap produksi:
- pembayaran tahun I                                            Rp 108.000.000,-
- pembayaran tahun II                                                     -
- pembayaran tahun III                                                    -
Biaya pembayaran obat-obatan:
- biaya pembayaran obat-obatan tahun I                  Rp 2.457.000,-
- biaya pembayaran obat-obatan tahun II                Rp 4.536.000,-
- biaya pembayaran obat-obatan tahun III               Rp 4.436.000,-
(Biaya obat-obatan adalah 1% dari biaya ransum)
 Pendapatan
Penjualan telur tahun I                                           Rp 384.749.920,-
Penjualan telur tahun II                                          Rp 615.600.000,-
Penjualan telur tahun III                                         Rp 615.600.000,-
Penjualan itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,-              Rp 5.700.000,-

 Peluang Agribisnis.
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan
keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat
besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat
bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor
terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanji
untuk dikembangkan secara intensif.

Jenis Penyakit Pada Ternak Itik

Pada dasarnya penyakit yang menyerang ternak itik dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu : Penyakit tidak

menular dan Penyakit menular.

A. Penyakit Tidak menular

Penyakit ini disebabkan oleh buruknya tata laksana pemeliharaan seperti keracunan, pemeliharaan kesehatan

dan kebersihan yang buruk, kekurangan vitamin dan mineral dan lain-lain.

1. Stress (cekaman)

Stress atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai faktor pengganggu yang secara langsung

mempengaruhi fisiologi tubuh itik, misalya kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah-pindah

tempat, pertukaran pakan dan lain sebagainya.

Obat untuk menanggulangi stress belum ada. Yang dapat dilakukan peternak adalah menghidari segala

gangguan yang dapat menimbulkan stress yaitu dengan cara memelihara lingkungan dan menjaga kebersihan

lingkungan peternakan.

2. Kekurangan Vitamin A

Pakan yang tidak cukup mengandung vitamin A dapat menyebabkan kekurangan vitamin A pada ternak itik dan

akhirnya mengganggu pertumbuhan. Tanda-tanda itik yang kekurangan vitamin A adalah : itik akan tampak

selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata tertimbun lendir warna putih dan mudah terkena infeksi. Pada itik

umur sekitar 4 minggu itik yang kekurangan vitamin A terlihat selaput matanya menebal dan kering, air mata

keluar berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan lendir. Sedang pada itik dewasa, kekurangan vitamin A

mengakibatkan penurunan produksi telur, tubuh mengurus dan lemah.

Jagung kuning merupakan sumber vitamin A yang sangat diperlukan dalam komposisi pakan itik. Penyakit

kekurangan (defisiensi) vitamin A umumnya terjadi karena peternak mengganti jagung kuning dengan jagung

putih yang miskin vitamin A.


3. Brooder Pneumonia

Penyakit brooder pneumonia umumnya menyerang anak itik yang masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini

disebabkan oleh karena kotak atau pelingkar tripleks/seng terlalu padat, lampu pemanas untuk induk buatan

kurang panas sehingga anak itik kedinginan dan merasa pengap. Tanda-tanda anak itik terserang penyakit ini

adalah pembengkakan di kepala, pernapasan terlihat sulit dan mata selalu mengeluarkan air.

Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan

mengontrol panas induk buatan. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian satu sendok teh baking soda

dalam satu quart (1,136 liter) air minum selama 12 jam untuk mengurangi penyebaran penyakit.

4.Rickets Duck (kekurangan vitamin D)

Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan Calsium dan Fosfor dapat menimbulkan penyakit tulang yang

menyebabkan kelumpuhan pada itik. Penyakit ini biasanya dinamakan “Rickets duck”. Itik yang terserang

penyakit ini akan mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya.

Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan pakan yang cukup mengandung mineral calsium, fosfor da

vitamin D. Ke dalam ransum itik harus ditambahkan 2% tepung tulang dan itik harus mendapat sinar matahari

langsung.

5. Antibiotika Dermatitis

Penyakit ini terjadi pada itik karena penggunaan obat-obatan yang mengandung antibiotika secara berlebihan.

Akibatnya kulit itik menjadi kering , bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisa karena gatal-gatal pada

kulitnya.

Pencegahan terhadap penyakit ini adalah dengan menggunakan antibiotika seperlunya. Penghentian pemberian

antibiotika serta pemberian “laxative” (obat pencahar) ringan seperti “molasses” dapat memulihkan kondisi

ternak itik yang menderita dalam 4 – 6 hari.

6. Mycosis

Penyakit mycosis pada itik terjadi karena itik secara tidak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau

jamur yang tumbuh di lantai (litter) kandang. Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang

dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila tidak diketahui, itik akan mati dalam waktu seminggu.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan kandang yang baik. Lantai

kandang secara berkala dijemur dan diusahakan tidak lembab dan diberi kapur terutama pada musim hujan.

Pengobatan penyakit mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan memberi antibiotika yang dicampurkan ke

dalam air minum atau pakan itik.

7. Botulism

Penyakit botulism (limberneck) pada umumnya terjadi karena itik makan bangkai. Misalnya pemberian makanan

daging bekicot yang sudah layu. Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu

“clastrididium botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun.

Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegap atau lunglai

setelah itik memakan bangkai 1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai mengakibatkan kematian.
Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang baik dan tidak memberi pakan yang

sudah basi  (bangkai). Bila masih memungkinkan ternak itik yang sakit dapat diberikan obat-obatan pencahar

agar itik mencret dan kuman beserta racunnya dapat ikut keluar dari saluran pencernaan.

Pengobatan secara tradisional yang dapat membantu menyembuhkan yaitu dengan memberikan minyak kelapa

satu sendok makan dan air minum yang bersih. Minyak kelapa akan membuat itik haus dan ingin minum

sebanyak-banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam darah itik akan encer dan daya kerjanya berkurang,

dengan demikian angka kematian dapat dihindari.

8. Keracunan Garam

Penyakit keracunan garam umumnya terjadi bila air itik atau kolam air mengandung kadar garam yang tinggi,

juga bila bahan baku pakan tertentu mengandung kadar garam yang tinggi.

Keracunan garam pada itik lebih sering terjadi di lokasi peternakan dekat pantai/tambak yang airnya tercemar

garam.

Ternak itik tidak tahan terhdap garam yang berlebihan, konsentrasi 2% saja dalam ransum atau 4.000 ppm

dalam air minum dapat menimbulkan kematian terhadap ternak itik.

B. Penyakit Menular

Penyakit menular pada itik merupakan penyakit yang disebabkan oleh : virus, bakteri atau kuman yang

dapat ditularkan melalui kontak langsung atau melalui udara.

1. Fowl Cholera (kolera itik)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Pasteurella Avicia”. Kandang yang basah serta lembab dapat

mempercepat penularan. Penyakit yang menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian

hingga 50%, sedangkan pada itik dewasa dapat menimbulkan kematian kurang dari 50%.

Gejala penyakit ini adalah : sesak nafas, pial bengkak dan panas, jalan sempoyongan. Itik yang terserang

penyakit kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari kelompoknya.

Keganasan penyakit ini dapat menyebabkan infeksi darah dan itik akan mengalami kematian secara mendadak.

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera. Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat

awal dapat digunakan obat Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat Sulfat.

2.Fowl Pox (Cacar)

Penyakit cacar ini menyerang itik pada segala umur dan penyebabnya adalah virus. Tanda-tanda penyakit ini

adalah dengan munculnya benjolan-benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutupp bulu seperti kaki dan

kepala. Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dan bentuk “diptherie” dan kematian terjadi karena itik

kesulitan makan dan minum.

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi yang disuntikan dibalik sayap itik. Pengobatan cacar kering

berupa benjolan-benjolan dapat dilakukan dengan jalan mengelupasi benjolan-benjolan sampai berdarah

kemudian diolesi dengan yodium tingture (6-10%).

3. White Eye (Mata Memutih)

Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini menyerang itik pada segala umur dan yang paling peka adalah
itik umur

kurang dari 2 bulan. Biasanya itik yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini. Kandang yang lembab

dan lantai (litter) yang basah juga memudahkan itik terserang penyakit ini.

Tanda-tanda anak itik yang terserang penyakit ini adalah : cairan putih bening keluar dari mata dan paruh,

kotoran yang bening dalam beberapa jam berubah menjadi kekuning-kuningan, itik sulit bernafas, lemah dan

akhirnya lumpuh. Bila sampai kejang-kejang, kematian tak bisa dihindari.

Pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan daengan antibiotika yang dicampur air minum atau pakan.

Antibiotika yang

sering digunakan adalah Oxytetracycline (terramycin) atau Chlortetracycline (aureomycins) dengan dosis 10 gram

per 100 kg pakan atau 10 gram dalam 40 gallon air minum akan membantu mengontrol penyakit white Eye.

4. Coccidiosis

Coccidiosis adalah penyakit berak darah yang juga menyerang itik, gejala itik yang terserang penyakit ini adalah

kurang nafsu makan, berat badan menurun drastis dan akhirnya lumpuh. Penularan melalui kotoran itik yang

membawa coccida dan terjadi relatif cepat pada itik segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah anak itik.

5. Coryza

Penyakit coryza disebut juga penyakit pilek menular. Penyebabnya adalah semacam mircro organisme. Penyakit

ini biasanya terjadi pada awal pergantian musim. Penularannya sangat cepat yaitu melalui kontak langsung

antara itik yang sakit dan itik yang sehat.

Tanda-tanda itik yang terserang penyakit pilek menular adalah keluarnya kotoran cair kental dari mata. Jadi

penyakit ini mirip dengan penyakit White Eye. Anak itik umur 1 minggu sampai umur 2 bulan, merupakan itik

yang sering terserang penyakit ini. Akan tetapi itik dewasa pun dapat pula terserang wabah penyakit coryza ini.

Pengobatan yang paling efesien adalah dengan menyuntikan “Streptomycin Sulphat” secara individual dengan

dosis 0,4 gram rendah dengan patokan berat badannya. Penyuntikan dapat dilakukan sekali dalam sehari selama

beberapa hari dengan dosis streptomycin setengah dari dosis di atas.

6. Salmonellosis

Penyakit salmonellosis menyerang itik pada segala umur dan dapat menyebabkan angka kematian hingga 50%.

Penyebabnya adalah kuman “Salmonella Anatis”, melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang

tercemar kuman tersebut.

Pencegahan, dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan kandang dan secara berkala dilakukan

pembersihan kandang agar kandang terbebas dari kuman salmonella. Pengobatan dapat dilakukan dengan

memberikan “Furazolidone”.

7. Sinusitis

Penyakit sinusitis dapat menyerang itik dewasa sehingga dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.

Penyakit ini dikarenakan tata laksana pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakan dan tidak

tersedianya kolam untuk bermain. Akibatnya itik menjadi renta mendapat infeksi sekunder.

Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : terjadi pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar
cairan jernih, sekresi mata menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan benjolan di bawah dan

didepan mata.

Pencegahan dapat dilakukan dengan tata laksana pemeliharaan yang baik. Pengobatan bagi iti yang sakit, adalah

dengan menyuntikan antibiotika (streptomycin) ke dalam sinus yang sakit. Dosis pada itik dewasa adalah

sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke dalam 20 cc aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus.

Untuk pengobatan yang lebih mudah, dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti ini dilakukan sekali dalam 48 jam.

8.Aflatoksikosis

Aflatoksikosis yang menyerang itik pada umumnya disebabkan oleh “Aflatoksin” yang dihasilkan oleh

“Asperqillus Flavus”. Aflatoksin menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya membersar.

Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : kondisi sangat lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit

dan jari, terhuyun-huyun, akhirnya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih muda terserang penyakit ini

dibanding dengan itik dewasa.

Pencegahan bisa dilakukan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan kandang, penaburan kapur di lantai

kandang, pembersihan kandang agar terbebas dari serangga. Pengobatan hanya dapat diusahakan dengan

memberikan antibiotika yang dicampurkan dalam air minum atau pakan.

a. Metode budidaya
Ada beberapa metode ber budidaya dengan cara penggembalaan dan metode kandang.
Dari kedua metode ada keunggulan dan kekurangannya. Metode penggembalaan banyak
dipakai oleh para peternak tradisional, contohnya para peternak di daerah pantai utara
Jawa.
Keunggulan metode sistem penggembalaan pengeluaran untuk pakan bisa lebih hemat.
Bebek mencari sendiri pakan yang ada di alam, seperti tumbuh-tumbuhan, cacing dan lain
sebagainya. Biasanya kualitas telur yang dihasilkan dengan sistem penggembalaan lebih
baik, warna kuning telurnya sempurna. Bila diolah menjadi telur  asin sangat baik.

Namun metode ini belum tentu cocok di daerah anda. Karena lahan yang di miliki menjadi
kendala dan tenaga kerja untuk mengmbangkan penggembala yang sulit didapat, metode
ini mulai kurang di minati karena beberapa alasan yang sulit. Namun dengan metode
kandang semakin maju dan berkembang. Beberapa keunggulan yang di  miliki dengan
metode kandang tidak kalah menunjukan hasil yang besar. Kualitas telur yang dihasilkan
bisa dikontrol dengan pemberian pakan yang tepat. Terdapat beberapa tipe kandang
untuk ternak bebek, berikut penjelasannya:

Kandang tipe pekarangan.


Kandang bebek sistem ini merupakan kombinasi antara terkurung dengan sistem lepas.
Dilapisi dengan sekam padi. Atap kandang yang cocok dengan satu atap di tambahkan
lubang angin. Pada pekarangan yang disediakan itulah terdapat tempat pakan dan
minuman bebek. Pelindung atap di gunakan untuk menghindari sinar matahari  langsung
dan air hujan turun.. Sekitar pekarangan dibuat pagar dengan tinggi kurang lebih 75 cm.
Tipe kandang ini berupa pekarangan yang sekelilingnya di pagari. Bebek beraktivitas
seperti makan, minum, berenang dalam lingkungan tersebut. Kandang ini bersifat terbuka,
namun disediakan kandang untuk berteduh. Bila malam tiba  atau hujan, bebek bisa masuk
untuk berteduh ke dalam kandang.
Kandang terkurung atau tipe postal.
Merupakan bangunan yang besar memiliki atap. Dinding biasanya terbuat dari
bambu. Bebek dibiarkan berkeliaran dalam lingkungan kandang. Dalam kandang
ditempatkan berbagai fasilitas seperti tempat pakan, minum atau kalau memungkinkan
kolam berenang. Dasar kandang bisa berupa tanah atau semen  yang ditaburi sekam
padi. Untuk membuat kandang bebek, perlu memperhatikan beberapa hal agar beternak
bebek bisa maksimal hasilnya. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat kandang bebek :
 Kandang bebek membujur dengan arah timur-barat, tujuanya agar mencegah
masuknya sinar matahari sepanjang hari yang akan menyebabkan suhu kandang
menjadi panas.
 Cahaya matahari harus masuk, namun tidak langsung masuk ke dalam kandang.
 Tinggi minimal 2 meter untuk jenis pedaging atau petelur, agar sirkulasi udara cukup.
Agar mudah ketika pembersihan kandang atau senitasi kandang, tidak perlu jongkok.
 Memiliki ruang gerak yang cukup besar, tidak jauh dengan kandang ayam namun
kandang bebek harus lebih besar, karena bebek mudah kaget, jadi perlu ada ruang
agak besar agar bebek bisa berlari. Atau 2 ekor itik perlu  kandang 1 meter persegi.
Kandang tipe baterai.
1-2 bebek ditempatkan dalam kotak yang terpisah. Dengan di buatkan kisi-kisi bambu
atau dari bahan lain.
Kandang tipe baterei bisa ditempatkan di dalam atau luar ruangan. Dengan tipe kandang
baterai, Biasanya tidak di sediakan kolam untuk berenagnya bebek.
b. Memilih tipe kandang
Jenis kandang semuanya sangat baik, namun dengan memperhatikan lingkungan yang
mendukung budidaya anda, ketersediaan sumber daya, lokasi, luas lahan, tenaga kerja
dan modal yang menunjang harus anda perhatikan.  Berikut hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih tipe kandang.

Jika anda memiliki lahan yang luas kandang tipe pekarangan mungkin cocok. Kandang ini
memerlukan lahan yang luas, tetapi investasi untuk pembuatan kandang bisa ditekan
karena aktivitas bebek akan dihabiskan di pekarangan. Kandang pekarangan cocok
diterapkan pada terak bebek semi intensif.  Apabila lahan yang kurang luas, saya
sarankan anda menggunakan kandang terkurung atau tipe baterai. Kandang  tipe ini relatif
tidak memerlukan lahan luas, namun modal dalam pembangunan sangat lumayan besar.
Kandang tipe ini cocok untuk budidaya intensif.
Anda harus memertimbangkan tujuan ternak bebek. Bila fokus pada produksi telur dan
daging, sistem tekurung dan baterai bisa digunakan. Jika anda ingin berprduksi
pembibitan metode kanda di atas kurang efektif ,  sebaiknya pertimbangkan tipe
pekarangan atau kandang terkurung, dimana di dalamnya disediakan fasilitas  kolam untuk
berenang.

c. Memilih bibit bebek dan merawat bibit


Setelah kandang dan jenis bebek yang akan anda budidayakan selanjutnya anda
mempersiapkan dan memilih bibit bebek.

1. Memilih Bibit

Ada beberapa cara untuk memperoleh bibit yang baik, terutama untuk di budidayakan.

 Menggunakan telur tetas yang sudah terbukti kualitasnya. Telur ditetaskan sendiri
dengan inkubator atau mesin tetas.
 Mengawinkan indukan jantan dan betina untuk memproduksi sendiri. Hal ini bisa
dilakukan bila kita
memiliki bibit yang berkualitas agar hasil anakan baik, dan juga memiliki fasilitas
pembibitan sendiri.
 Membeli Day Old Duck (DOD) dari toko peternakan atau peternak lain. Membeli DOD
(Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah
mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah
tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
2. Perawatan bibit dan calon induk

Perawatan bibit setelah penetasan yang akan menjadi pemnudidayaan

 Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis
agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan
ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder
diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box)
untuk 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum
sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu
ditambah vitamin/mineral.
 Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk
untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya
pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1
jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
Pakan ternak bebek
d. Pakan
Ternak bebek baik untuk tujuan peterlur atau pedaging perlu pakan yang berkualitas.
Pada bebek petelur, kualitas telur yang dihasilkan tergantung dengan jenis pakan yang
diberikan. Berikut ini jenis-jenis pakan bebek. Feed Suplement untuk melengkapi ransum
makanan dibutuhkan vitamin, mineral dan antibiotik yang bermanfaat untuk mempercepat
pertumbuhan, mempertahankan atau meningakatkan produksi dan menjaga kesehatan
ternak bebek. Feed suplement bisa hanya berbentuk vitamin, mineral atau campuran
antara antiobitik dan vitamin atau juga campuran dari vitamin, antibiotik dan mineral. Cara
pemberian feed suplement mengikuti aturan dari pabrik pembuatnya.

a. Jenis pakan
Terdapat dua jenis pakan ternak bebek, yakni pakan alami dan pakan konsentrat
(pabrikan). Pakan alami bisa berupa keong dan kepaa udang. Sedangkan pakan
konsentrat dapat di beli dipabrik, atau untuk menghemat bisa
diramu sendiri. Feed Suplement untuk melengkapi ransum makanan dibutuhkan vitamin,
mineral dan antibiotik yang bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan,
mempertahankan atau meningakatkan produksi dan menjaga kesehatan ternak bebek.
Feed suplement bisa hanya berbentuk vitamin, mineral atau campuran antara antiobitik
dan vitamin atau juga campuran dari vitamin, antibiotik dan mineral. Cara pemberian feed
suplement mengikuti aturan dari pabrik pembuatnya.

A. Gizi

Yang dimaksud dengan gizi adalah zat-zat yang terkandung dalam ransum ternak yaitu
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat, lemak dan protein akan
membentuk energi sebagai hasil pembakaran.

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber tenaga dan energi yang dipakai dalam setiap aktivitas di
dalam tubuh dan gerak itik. Sumber karbohidrat antara lain terdapat dalam jagung, beras,
sorgum dan dedak padi.

2. Lemak

Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga serta mengandung vitamin A, D, E dan K.


Kelebihan karbohidrat ditimbun di bawah kulit tubuh sebagai lemak. Jadi kekurangan
lemak bisa diisi oleh karbohidrat. Tetapi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan
terganggunya saluran reproduksi. Adapun sumber bahan ransum yang mengandung
lemak adalah jagung, kedelai dan minyak ikan.
3. Protein

Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, mengganti jaringan-jaringan yang rusak serta


berproduksi. Kebutuhan protein kasar tergantung pada fase hidup itik. Selain persentase
total kandungan protein di dalam makanan, perlu juga diperhatikan keseimbangan asam
amino yang membentuk protein tersebut. Untuk menjaga keseimbangan asam amino
tersebut, penyusunan ransum dianjurkan terdiri dari berbagai macam bahan baku. Dengan
demikian kekurangan suatu asam amino dapat ditutupi oleh asam amino yang diperoleh
dari bahan baku lainnya. Berdasarkan sumbernya, protein dapat digolongkan menjadi dua
yaitu protein yang berasal dari hewan dan protein yang berasal dari tanaman.

a. Protein Hewan

Protein yang berasal dari hewan mempunyai nilai hayati yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang berasal dari tanaman. Sumber protein hewani antara lain terdapat dalam
tepung ikan, hasil ikutan daging dari tempat pemotongan hewan dan susu bubuk kering.

b. Protein nabati

Protein nabati berasal dari tanaman seperti jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil
kelapa, bungkil kacang hijau dan bungkil kacang tanah. Akan tetapi kelebihan protein
dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan ringan, penurunan penimbunan lemak
tubuh dan kenaikan tingkat asam urat di dalam darah. Selain itu dapat pula
mengakibatkan litter menjadi basah yang disebabkan ternak mengkonsumsi air yang
berlebihan.

4. Mineral

Mineral merupakan zat pembangun pertumbuhan dan produksi. Kebutuhan mineral relatif
sedikit tetapi kekurangan mineral dapat mengakibatkan efek yang tidak menguntungkan
pada ternak itik. Sumber mineral adalah dari makanan hijauan dan dari hewan.

5. Vitamin

Vitamin sangat dibutuhkan dalam metobolisme kalsium dan fosfor yang berfungsi sebagai
pembentukan tulang dan kulit telur.

B. Energi

Energi adalah hasil dari proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak didalam tubuh
dengan satuan pengukur kalori. Energi diperlukan untuk semua kegiatan fisiologis dan
produksi itik termasuk aktivitas pernapasan, sirkulasi darah, pencernaaan makanan dan
sebagainya. Karbohidrat dan lemak merupakan bahan makanan sumber energi yang
praktis dan efisien. Adapun kebutuhan energi metabolisme adalah sebagai berikut :

Fase starter : 2800 – 3000 kkal/kg

Fase grower : 2500 – 2700 kkal/kg

Fase layer : 2600 – 2800 kkal/kg

Bila kita membeli pakan dari pabrik, setidaknya terdapat tiga jenis pakan untuk masing-
masing fase pertumbuhan.
Fase awal diperuntukan bagi bebek berumur 0-8 minggu, fase grower untuk umur 8-18
minggu dan fase layer umur
18-27 minggu. Pakan fase awal setidaknya memiliki kandungan protein 20-22%, fase
grower 17-19% dan fase layer
15-17%.

Pakan konsentrat bisa diramu dari berabagi bahan. Syaratnya ramuan tersebut memenuhi
kandungan protein minimal dan cocok untuk pakan unggas. Berikut salah satu contoh
pakan konsentrat yang diramu sendiri.

Bahan Awal (%) Grower Layer


baku (%) (%)

Jagung 25 20 15
giling

Dedak 40 50 60
halus

Ubi kayu 5 5 5

Tepung 20 15 10
ikan

Bungkil 5 5 5
kelapa

Bungkil 5 5 5
kedelai

b. Cara pemberian pakan


Pakan (tray feeder). Sedangkan untuk bebek di atas 21 hari bisa disebar dilantai dan
diberikan secara terus menerus. Demikian juga dengan pembrian air minum, untuk anak
bebek 0-7 hari sebaiknya tambahkan vitamin pada  air minum. Selanjutnya air minum
disediakan dalam wadah khsus di dalam kandang secara terus menerus.

Kemudian pemeliharaan bebek yang baik.

1. Sanitasi dan Tindakan Preventif


Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif
(pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit
seperti :

Penyakit Duck Cholera

 Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning


kehijauan.
 Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat
daging dada dengan dosis sesuai label obat.
Penyakit Salmonellosis
 Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
 Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan
dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis
disesuaikan dengan label obat.
2. Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara
serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.

3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase
grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase
tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing
fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:

 umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder).
 umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai.
 umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
 umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara
Pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi
mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).

Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik  tempat ransum
sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung
tulang, bungkil feed suplemen Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga
yaitu:
 Umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral,
tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
 Umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad
libitum (terus menerus).
 Umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m
x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4. Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak
terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.

Anda mungkin juga menyukai