Anda di halaman 1dari 3

Peraturan Penerapan SMK3 pada Konstruksi

“Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada Proyek
Female Apartment Adhigrya Pangestu”

Berdasarkan Jurnal Peraturan Penerapan SMK3 pada Konstruksi

 Berdasarkan Jurnal Yang Telah Dianalisis, Terdapat Beberapa Yang Tidak Sesuai Dengan
Peraturan Atau UU Yang Mengatur Penerapan SMK3 Pada Konstruksi Yaitu :
1. Penetapan Kebijakan
Dari jurnal yang telah dianalisis diketahui bahwa hasil peninjauan terhadap
penetapan kebijakan K3 di PT. Adhichon Perkasa pada proyek Female Apartment
Adhigrya Pangestu pada bulan Februari-Maret 2017 tidak di dapatkan adanya penetapan
kebijakan K3 selama penulis melakukan observasi. Maka, PT Adhicon Perkasa masuk
dalam kategori kurang baik yaitu 0% dan perusahaan bisa dikategorikan belum
memenuhi peraturan yang telah ditetapkan dalam penerapan SMK3 pada konstruksi
tersebut.

Padahal dalam penetapan kebijakan K3 itu sendiri menurut PP No. 50 Tahun


2012 harus disahkan oleh pimpinan perusahaan, ditandatangani oleh pimpinan
perusahaan, secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran, disebar luaskan dan
terdokumentasi dengan baik, serta ditinjau ulang secaha berkala. Tetapi pada kenyataan
penetapan kebiajkan K3 di PT Adhicon Perkasa masuk dalam kategori kurang baik yaitu
0%, sehingga sebaiknya PT. Adhichon Perkasa harus membuat kebijakan K3 untuk
penyelenggaraan K3 tersebut. Karena kebijakan K3 memiliki fungsi atau manfaat segala
arah dan target (tujuan) dari suatu organisasi yang berkaitan dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

2. Perencanaan K3
Dari jurnal yang telah dianalis diketahui bahwa hasil peninjauan perencanaan K3
pada proyek Female Apartment Adhigrya Pangestu mencapai hasil Sangat Baik yaitu
dengan nilai 87,5%. Dalam perencanaan K3 tersebut terbukti diterapkan dari hasil
dokumentasi pada Bab IV serta hasil wawancara dan observasi ke lapangan. Tetapi
terdapat aspek yang belum ada dan diterapkan pada proyek tersebut yaitu tidak adanya
pemahaman tentang tanggap darurat.
Padahal dalam perencanaan K3 Menurut PP. No 50 Tahun 2012 dijelaskan bahwa
penerapan perencanaan K3 mencakup upaya pengendalian bahaya, penetapan sumber
daya, perencanaan waktu pelaksanaan, sistem pertanggung jawaban (mempunyai
prosedur pertanggung jawaban, dan pendokumentasian). Tetapi pada kenyataannya
semuanya belum terlengkapi secara menyeluruh, masih terdapat 1 yang belum terlaksana
yaitu tidak adanya pemahaman tentang tanggap darurat. Maka sebaiknya aspek
perencanaan K3 ini dilengkapi dengan prosedur tanggap darurat agar para pekerja dapat
mengetahui dan dapat melaksanakan prosedur tanggap darurat ini ketika terjadi suatu
bencana, sehingga dapat meminimalisir korban akibat bencana yang ditimbulkan.
3. Pelaksanaan K3
Dari jurnal yang dianalisis diketahui bahwa hasil peninjauan pelaksanaan K3 pada
proyek Female Apartment Adhigrya Pangestu sudah mencapai hasil Cukup Baik yaitu
83,7%. Tetapi masih ada beberapa indikator yang belum dilaksanakan, yaitu penyediaan
sarung tangan dan masker, memfasilitasi buku panduan K3, pekerja belum memiliki
kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat, pekerja belum mendapatkan
pelatihan tanggap darurat, dan pekerja belum mendapat pelatihan simulasi evakuasi.
Padahal dalam pelaksanaan K3 menurut PP. No 50 Tahun 2012 mencakup;
menyediakan sumber daya yang terkualifikasi yaitu dengan cara mengikut sertakan
pekerja pada pelatihan-pelatihan umum K3 ataupun dengan cara melakukan pelatihan dan
simulasi pada pekerja, yang kedua adalah menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai. Dalam penyediaan sarana dan prasarana suatu proyek harus menyediakan
anggaran guna memenuhi sarana dan prasarana K3 seperti penyediaan alat, APD, APAR,
dan sarana pendukung promosi K3. Tetapi pada kenyataannya ada beberapa indikator
yang belum dilaksanakan, oleh karena itu sebaiknya indikator - indikator yang belum
diterapkan harus segera dilaksanakan. Agar para pekerja dapat terhindar dari penyakit
akibat kerja dan terhindar dari kecelakaan kerja.
4. Pemantauan dan Evaluasi Kerja
Dari jurnal yang dianalisis diketahui bahwa hasil peninjauan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3 mencapai hasil Cukup Baik yaitu 62,5%, tetapi pada proyek Female
Apartment Adhigrya Pangestu belum menerapkan tentang audit SMK3. Sehingga proyek
Female Apartment Adhigrya Pangestu belum memenuhi syarat sesuai PP. No 50 Tahun
2012.
Padahal pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sendiri adalah memeriksa, menguji,
dan mengukur kinerja K3. Biasanya pada proyek untuk pemantauan dan evaluasi kinerja
K3 dilakukan dengan cara audit internal dari pihak perusahaan kontraktor dan audit
eksternal dari pihak owner. Berdasarkan PP. No. 50 Tahun 2012 pemantauan dan
evaluasi K3 yaitu dilakukan berdasarkan pemeriksaan, pengujian, pengukuran, serta audit
internal dan audit eksternal yang dilakukan oleh sumber daya yang kompeten.

Anda mungkin juga menyukai