Anda di halaman 1dari 3

FISIKA

a. Jumlah zat padat terlarut (TDS)


Nilai TDS yang paling kecil (760 ppm) terjadi pada oksidasi dengan
konsentrasi KmnO 4,5 ppm. Penurunan padatan terlarut dapat diartikan
bahwa padatan yang diantaranya berupa logam atau ion dapat teroksidasi
dan mengendap.
Penurunan ini disebabkan oleh terikatnya padatan yang terlarut pada air
yang dapat diikat oleh koagulan. Semakin kecil kandungan TDS maka
semakin baik pula air tersebut untuk dikonsumsi.
b. Kekeruhan
Untuk menjernihkannya ada dua cara yaitu dengan cara kimia dan
cara biologis, untuk jangka pendek bisa menggunakan cara kimiawi yaitu
dengan memberi larutan hidrogen peroksida H 2O2 atau dipasaran dikenal
dengan water cleaner, cukup liter saja masukkan ke dalam sumur.
Diamkan satu malam. Dan kuras keesokan harinya.Yang perlu diingat
adalah jangan sekali-kali memasukkan tawas ke dalam sumur, karena
tawas akan membentuk endapan di dasar sumur yang semakin lama akan
semakin banyak jika terus menerus menggunakan tawas, tawas hanya
cocok untuk digunakan menjernihkan air di bak/tong/tandon air, dimana
endapan akibat tawas bisa dibersihkan suatu saat.
Cara kedua adalah cara biologis, yaitu dengan menanam pohon yang
mempunyai akar tunjang (akarnya tumbuh kesegala arah, gunanya untuk
menunjang agar batang tidak rebah, misalnya akar pada pohon pandan,
bakau). Cara ini lebih alami dan sangat ramah lingkungan, tentunya ini
untuk kepentingan jangka panjang.
c. Bau

Penyebab bau pada air r karena sumber mata air tercampur unsur yang
mengandung logam besi (fe) yang tinggi sehingga air berbau amis dan
sebagainya, air sumur yang berbau karena penyebab fisikal seperti ini
biasanya bersifat permanen, karena unsur logam besi membutuhkan waktu
yang lama hilangnya. Penyebab lain adalah air sumur tercemar dengan
bahan atau limbah industri di sekitar sumur, atau bakteri pembusuk yang
berasal dari sekitar sumur, penyebab ini biasanya bersifat sementara,
terkecuali sumber penyebabnya terus menerus masuk ke dalam sumur.
Untuk menghilangkan bau dengan cara memasukkan larutan sodium
hipochlorit, di pasaran larutan hipochlorit ini terkadang disebut dengan
kaporit cair. Larutan sodium hipochlorit berfungsi sebagai oksidator kuat
yang akan membunuh dan menghentikan aktivitas bakteri dalam air sumur.
Sesungguhnya di pasaran ada banyak jenis larutan untuk membunuh
bakteri dalam air seperti: kaporit, peroksida dan sebagainya.
Cara penggunaannya larutan sodium hipochlorit dimasukkan ke dalam
sumur dengan dosis sebanyak 0,2 % dari volume air sumur, setelah larutan
dimasukkan ke dalam sumur, diamkan beberapa hari yaitu 3 - 7 hari,
biarkan agar larutan mengoksidasi bakteri dengan optimal. Setelah bau
sumur betul-betul sudah hilang bisa anda gunakan untuk keperluan mandi,
cuci dan sebagainya tetapi jangan digunakan dulu untuk kepentingan
konsumsi. Jika bau masih membandel ulangi sekali lagi dengan menaikkan
dosisnya 2 kali lipat.
KIMIA

a. Kesadahan (CaCO3)

Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada


industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan zat-zat
sebagai berikut :

Proses penghilangan besi dan mangan dapat dilakukan dengan


beberapa cara, antara lain :
1. Oksidasi

Resin pengikat kation dan anion


2. Ion Exchange
Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu
fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis,
air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation
dan anion, sehingga diharapkan kation Ca 2+ dan Mg2+ dapat diikat resin.
Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.

3. Mangan Zeolit Filtration


4. Sequestering Process
5. Lime Softening

Zeolit
6. Adsorpsi (Penjerapan)
Zeolit
memiliki
rumus
kimia
Na 2Al2Si3O10.2H2O
atau
K2Al2Si3O10.2H2O. Zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki
pori-pori yang dapat dilewati air. Ion Ca 2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan
ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap
pada air yang anda gunakan di rumah dapat dilakukan dengan
menggunakan zeolit. Cukup menyediakan tong yang dapat menampung
zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan digunakkan
dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada
zeolit dapat menggunakan untuk keperluan rumah tangga, seperti mencuci,
mandi dan keperluan masak.
Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat
menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu
tertentu harus menggantinya.
b. Besi dan Mangan

7. Filtration (Penyaringan)
Pada penelitian ini metode penurunan kandungan besi dan mangan
menggunakan metode filtrasi menggunakan saringan keramik. Proses
filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air
melewati suatu media filtrasi yang disusun dari bahan-bahan butiran
dengan diameter dan tebal tertentu. Proses ini ditujukan untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tidak terlarut dengan cara
absorbsi. Adsorpsi adalah proses penyerapan atau penggumpalan pada
benda yang berlangsung hanya pada permukaan benda tersebut (Mulyono,
2007).
Saringan keramik pada penelitian ini mengikuti rancangan saringan
keramik dari Resource Development International - Cambodia (RDIC),
dimana elemen dari saringan terbuat dari lempung halus, bahan pengisi

dan air. Setelah dibakar saringan dilapisi larutan perak nitrat. Cara kerja
saringan keramik terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
1. Penyaringan kotoran dan bakteri secara fisik, dimana ukuran kotoran
dan bakteri tersebut masih lebih besar dari pori-pori yang terbentuk dari
bahan yang terbakar pada keramik.
2. Reaksi kimia dari larutan perak, yang berfungsi sebagai biosida
penghilang bakteri.
3. Pengendapan yang terjadi secara tidak langsung dalam pori-pori
saringan. Lempung merupakan bahan utama dalam saringan, lempung
dapat diperoleh dengan mudah di banyak tempat di Indonesia.
Lempung dapat dibentuk dengan mudah dan apabila dibakar
dalam tungku, susunan kimianya berubah menjadi kuat, sedikit berpori dan
tidak larut dalam air. Pot saringan yang normal dapat menyaring air dalam
jangka waktu yang sangat lama melalui pori-pori. Pori-pori ini dapat
menyaring hampir semua bakteri, protozoa dan telur cacing, selain juga
kotoran, endapan dan bahan organik. Bahan pengisi seperti sekam padi
atau serbuk gergaji ditambahkan pada campuran lempung yang
membentuk saringan. Apabila dibakar pada suhu tinggi, bahan pengisi
akan terbakar dan menyisakan aluralur halus dalam lempung yang
terbakar.
Air akan mengalir dengan mudah melalui alur-alur tersebut
dibandingkan dengan melalui poripori (Yayasan Tirta Indonesia, 2010) .

Prinsip dasar filter atau saringan keramik sama dengan proses filtrasi di
dalam pengolahan air konvensional menggunakan saringan pasir lambat
pada saat proses filtrasi berlangsung, maka kotoran akan tersaring dari
airnya. Bahan media filter biasanya bervariasi pada pengolahan air
konvensional contohnya pasir, batu, antrasit, arang, plastik, gelas dll. Pada
filter keramik bahan campurannya untuk membentuk porositas dapat
digunakan berbagai macam media seperti arang, sekam dan kayu. Pada
proses filtrasi sendiri mekanisme yang terjadi adalah proses adsorpsi,
saringan keramik sendiri juga terjadi aktivitas kimiawi dan proses bilogis.
Angka porositas untuk filter ini adalah sekitar 20 m (Buku Petunjuk
Instalasi Pengolahan Air Bersih, Kemen PU 1995).
c. Cara menghilangkan sulfat di air
1. Reserve osmosis : cara ini dapat mengurangi kadar sulfat 93% samapai
dengan 99%. Cara ini dilakukan dengan cara menekan air melewati
semacam plastic atau cellophane yang biasa kita sebut dengan selaput
semipermeabel
2.Destilasi : cara ini dilakukan dengan mendidihkan air hingga menjadi
uap. Lalu uapnya di kondensasikan kembali menjadi air. Hal ini jika
dilakukan dengan cara yang baik dapat menghilangkan kandungan sulfate
hingga 100%, karena sulfatnya akan tertinggal didalam tempat untuk
mendidihkan.

Anda mungkin juga menyukai