Anda di halaman 1dari 17

MUAMALAH

POLTEKES YOGYAKARTA
PENGERTIAN

MUAMALAH TUJUAN

PRINSIP
PENGERTIAN
• Muamalah berasal dari bahasa Arab ‘amala-yu’amilu-mu’amalatan
yang memiliki arti betindak, saling berbuat, atau saling mengamalkan.
• Muamalah secara istilah :
a. Secara umum : Peraturan-peraturan Allah SWT yang harus ditaati dalam
kehidupan bermasyarakat.
b. Secara khusus : Aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia dalam memperoleh dan mengembangkan harta.
TUJUAN

• Al-Maidah ayat 2
‫َو َتَع اَو ُنوا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقَو ٰى ۖ َو اَل َتَع اَو ُنوا َع َلى اِإْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن‬
“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan.”
• Menciptakan hubungan yang harmonis antara sesama manusia,
menjadikan masyarakat yang rukun dan tentram.
PRINSIP
• Atas dasar sukarela, contoh : macam-macam khiyar dalam jual beli.
• Mendatangkan manfaat, contoh : menghindari perbuatan yang sia-sia
dan mubazir.
• Memelihara nilai keadilan, contoh : menghindari unsur-unsur
penganiyaan dan penindasan.
PENGERTIAN

OFFLINE RUKUN

JUAL
BELI
ONLINE SYARAT

SAH TAPI
TERLARANG
TERLARANG
PENGERTIAN

• Transaksi antara satu orang dengan yang lain berupa tukar-menukar


suatu barang dengan barang yang lain berdasarkan tata cara atau
akad tertentu.
• Q.S Al Baqarah ayat 275
‫َو َأَح َّل ُهَّللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر َبا‬
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
RUKUN dan SYARAT
• Orang yang berakad ( penjual dan pembeli )
a. Berakal
b. Baligh

• Ijab Qabul
a. Orang yang mengucap ijab kabul telah akil baliqh.
b. Kabul harus sesuai dengan ijab.
c. Ijab dan kabul dilakukan dalam suatu majlis.

• Barang yang diperjual belikan


a. Halal
b. Bermanfaat
c. Ada ditempat, atau tidak ada tapi ada ditempat lain
d. Dibawah kekuasaan penjual
e. Diketahui oleh pihak penjual dan pembeli dengan jelas, baik
zatnya, bentuknya dan kadarnya, maupun sifat-sifatnya.

• Nilai tukar barang yang dijual


a. Harga jual disepakati penjual dan pembeli harus jelas jumlahnya.
b. Nilai tukar barang itu dapat diserahkan pada waktu transaksi jual
beli, walaupun secara hukum, misalnya pembayaran
menggunakan kartu kredit.
c. Apabila jual beli dilakukan secara barter atau Al-muqayadah.
TERLARANG KARENA KURANG
SYARAT ATAU RUKUN

• Jual beli sistem ijon.


• Jual anak binatang ternak yang masih dalam kandungan.
• Jual beli sperma binatang.
• Jual beli yang belum dimiliki.
• Jual beli yang diharamkan.
SAH TAPI TERLARANG

• Jual beli pada waktu khutbah/ sholat Jum’at.


• Jual beli dengan niat menimbun barang.
• Membeli barang dengan menghadang di pinggir jalan.
• jual beli yang masih dalam tawaran orang lain.
• Jual beli dengan memainkan timbangan dan ukuran atau menipu.
• Jual beli barang untuk maksiat.
JUAL BELI ONLINE
• Dalam Islam berbisnis melalui online diperbolehkan selagi tidak
terdapat kezaliman, monopoli, serta unsur-unsur riba, dan juga
penipuan.
• Syarat-syarat hukum jual beli online itu diperbolehkan jika:
a. Tidak melanggar hukum agama, seperti misalnya jual beli barang haram,
penipuan dan jual beli yang curang.
b. Ada akad jual beli, kesepekatan antar penjual dan beli jika terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan.
c. Adanya kontrol, sangsi dan aturan hukum yang tegas dan jelas dari
pemerintah untuk menjamin keamanan jual beli online agar tidak terjadi hal
hal yang tidak dinginkan.
• Hukum jual beli online haram atau tidak diperbolehkan jika jual beli
secara online tidak sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang
telah dijelaskan di atas.
• Jadi, hukum jual beli online diperbolehkan asalkan tidak melanggar
syari’at dan merugikan orang lain.
JUAL BELI OFFLINE

• Proses transaksi penjualan barang dan jasa secara langsung yang


dimana produsen dan konsumen bertemu dalam satu tempat untuk
mewujudkan terjadinya proses transaksi jual beli.
SIMPAN PINJAM (ARIYAH)

• Simpan pinjam dalah memberikan manfaat sesuatu yang halal kepada


yang lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusak zatnya,
agar dapat dikembalikan lagi zat barang tersebut.
• Asal hukum meminjamkan adalah sunah, seperti tolong menolong
dengan orang lain.
• Terkadang menjadi wajib, seperti meminjamkan kain kepada orang
yang terpaksa dan meminjamkan pisau untuk menyembelih binatang
yang hampir mati.
• Juga kadang-kadang haram, kalau yang dipinjam itu akan berguna
untuk yang haram.
RUKUN

• Yang meminjamkan syaratnya:


a. Ahli (berhak) berbuat baik sekehendaknya: anak kecil dan orang yang
dipaksa, tidak sah meminjamkannya.
b. Manfaat barang yang dipinjam dimiliki oleh yang meminjamkan, walau
dengan jalan wakaf atau menyewa sekalipun, karena meminjam hanya
bersangkutan dengan manfaat, bukan bersangkutan dengan zat.
•Yang Meminjam
Hendaklah dia orang yang ahli (berhak) menerima kebajikan. Anak kecil
dan orang gila tidak sah meminjam sesuatu karena ia tidak ahli (tidak berhak)
menerima kebajikan.
SYARAT

• Barang yang bermanfaat.


• Sewaktu diambil manfaatnya, zatnya tetap (tidak rusak), oleh
karenanya makanan dengan sifat untuk dimakan, tidak sah
dipinjamkan.

Anda mungkin juga menyukai