Anda di halaman 1dari 17

BAB JUAL BELI

Pengertian Jual Beli


Tukar menukar barang dengan cara tertentu
Zaman dahulu jual beli dilakukan dengan cara barter

Namun dizaman Modern Jual beli bisa dilakukan dengan menggunakan , uang, cek
Kartu kredit, ATM atau barang berharga lainnya.
Hukum JUAL BELI
Hukumnya dalam syari’ah islam adalah halal

Rukun JUAL BELI


Penjual.
Pembeli.
Barang yang diperjualbelikan.
Uang atau alat tukar.
Ijab Kabul

+ Jika salah satu rukun tidak ada, maka jual beli tidak diperbolehkan terjadi.
+ Ijab Kabul adalah : ucapan perjanjian jual beli.
Syarat JUAL BELI
Syarat jual beli diantaranya:

Penjual dan Pembelinya sudah Balig.

Barang dan uangnya halal, suci serta bermanfaat.

Ijab Kabul yang jelas dan tidak terputus.

Jika salah satu rukun tidak ada, maka jual beli tidak diperbolehkan terjadi.
Ijab Kabul adalah : ucapan perjanjian jual beli.
JUAL BELI yang diperbolehkan

Vs JUAL BELI yang dilarang


 Yang diperbolehkan adalah yang lengkap rukun dan syaratnya.
 Jual beli yang dilarang adalah yang menimbulkan kerugian, serta
mengganggu ketentraman orang lain
 Jual beli sah tapi dilarang adalah:
 Jual beli pada waktu sholat jum’at.
 Jual beli dengan maksud menimbun.
 Jual beli barang untuk maksiat dan kejahatan.
 Jual beli barang hasil maksiat atau kejahatan.
Jual beli yang tidak sah tapi dilarang adalah:
 Jual beli dengan system ijon.
 Jual beli hewan ternak yang masih dalam kandungan.
 Jual beli barang yang belum ada ditangan.
 Jual beli benda najis.

Barang-barang yang haram diperjualbelikan adalah:


 Barang-barang yang haram zatnya.
 Barang hasil curian.
 Barang yang tergolong najis.
 Barang yang digunakan untuk maksiat dan kejahatan.
 Buah buahan, biji atau umbi yang belum waktunya dipetik.
Pinjam-meminjam (‘Ariyah)

 Artinya : memberikan sesuatu yang halal kepada orang lain untuk


Diambil manfaatnya dengan tidak merusak benda tersebut agar
Dapat dikembalikan kepada pemiliknya.

 Hukum Pinjam-meminjam adalah sunah maksudnya tidak berdosa


Jika tidak melakukannya, dan bisa menjadi wajib jika orang yang
Meminjam sangat membutuhkan, dan bisa menjadi haram jika
Digunakan untuk melakukan kejahatan.
 Rukun Pinjam-meminjam (‘Ariyah)

Rukun
 Orang yang meminjamkan (mu’ir)
 Orang yang meminjam (musta’ir)
 Barang yang dipinjam
 Ijab Kabul
 Syarat Pinjam-meminjam (‘Ariyah)

Syarat
 Orang yang meminjamkan dan meminjam harus sama berakal,
Balig, dan tidak dipaksa.
 Ijab Kabul dilakukan dengan Bahasa yang jelas dan tidak terputus
 Barang yang dipinjam harus memiliki manfaat.
 Sikap orang yang meminjamkan barang

 Tidak punya sikap curiga.


 Bersikap ikhlas dan ramah.
 Tidak berkata yang menyakitkan.
 Mencatat akadnya.
 Boleh menagih pinjamannya.
 Kewajiban & Tanggung Jawab Peminjam

 Mengambil manfaat dari barang yang dipinjam.


 Merawat barang pinjaman.
 Menggantinya jika rusak.
 Mengembalikan barang pinjaman.
Sewa-Menyewa

 Artinya : memberikan barang kepada orang lain dengan


tukaran atau imbalan sebagai bayaran atas penggunaan barang yang
disewa.

 Barang yang boleh disewakan adalah barang yang tidak berkurang


zatnya. Seperti : rumah, kendaraan, pakaian, sawah, ladang, tanah dll.

 Dan barang yang berkurang zatnya tidak boleh disewakan.


Contohnya : Makanan, buah buahan dll.
Rukun Sewa-Menyewa

 Orang yang menyewakan (‘ajir).


 Orang yang menyewa (musta’jir).
 Barang yang disewakan.
 Ijab kabul
Syarat Sewa-Menyewa

 Orang yang menyewakan dan menyewa harus sama


berakal,Balig, dan tidak dipaksa.
 Ijab Kabul dilakukan dengan Bahasa yang jelas dan tidak
terputus
 Barang yang disewa harus memiliki manfaat.
Barang Temuan.
(Luqatah)
Adalah barang yang ditemukan
Dan tidak diketahui siapa
Pemiliknya.
Kewajiban bagi orang yang menemukan barang
 Menyimpan dan merawat barang temuan.
 Wajib memberitahukan dan mengumumkan
Kepada umum dalam kurun 1 tahun. Jika barang temuan
Merupakan barang yang cepat rusak seperti makanan, maka
Cukup 3 hari diumumkan.
 Menyerahkan barang temuan pada pemiliknya.
Hukum mengambil barang temuan

 Mubah/halal jika seseorang memiliki sifat Amanah.

 Haram jika seseorang mengetahui dirinya tidak memiliki


Sikap Amanah.

Anda mungkin juga menyukai