Nailatus Salwah
Midiyanti
PENGERTIAN
Khitbah adalah salah satu prosesi lamaran dimana pihak dari keluarga laki-laki berkunjung ke rumah
calon mempelai perempuan. Di dalam pertemuan itu, pihak keluarga laki-laki akan mengungkapkan tujuan
datang ke rumah yaitu mengajak calon mempelai perempuan untuk membangun rumah tangga atau
menikah.
Permohonan tersebut dapat disampaikan langsung oleh calon mempelai laki-laki atau juga bisa
disampaikan oleh perwakilan dari pihak keluarga yang dipercaya dan sesuai dengan ketentuan agama.
Dalam proses khitbah, pihak perempuan hanya perlu menjawab “iya” atau “tidak”.
Apabila calon mempelai perempuan menyetujui khitbah tersebut, maka dirinya bisa disebut sebagai
makhthubah, yaitu berarti perempuan yang sudah resmi dilamar oleh laki-laki. Dengan begitu, perempuan
tersebut tidak diizinkan untuk menerima lamaran dari laki-laki lain.
HAL YANG DIPERHATIKAN
SEBELUM KHITBAH
الِّنَس ۤاِء َاْو َاْك َنْنُتْم ِف ْٓي َاْنُف ِس ُكْم ۗ َع ِلَم ُهّٰللا َاَّنُكْم Riwayat Hadist
َس َت ْذ ُكُرْو َنُه َّن َو ٰل ِكْن اَّل ُتَو اِع ُد ْو ُه َّنِس ًّر ا ِآاَّل َاْن َتُق ْو ُلْو ا Hal ini juga diperkuat oleh Hadits Rasulullah SAW
“Janganlah seseorang di antara kamu melamar
)QS Al-Baqarah:235( َق ْو اًل َّم ْع ُرْو ًف ا seseorang yang sedang dilamar saudaranya,
hingga pelamar pertama meninggalkan atau
Artinya: Dan tidak ada dosa bagimu meminang
mengizinkannya.” (HR Muttafaq Alaihi).
perempuan-perempuan itu dengan sindiran atau
kamu sembunyikan (keinginanmu) dalam hati. Allah
mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut
kepada mereka.
Perempuan yang boleh
dipinang
- Perempuan yang bukan berstatus sebagai
istri orang.
Melihat perempuan yang akan dinikahi disunnahkan oleh agama. Karena meminang calon istri merupakan
pendahuluan pernikahan. Sedangkan melihatnya adalah gambaran awal untuk mengetahui penampilan dan
kecantikannya, sehingga pada akhirnya akan terwujud keluarga yang bahagia
Beberapa pendapat tentang batas kebolehan melihat seorang perempuan yang akan dipinang, diantaranya:
a. Jumhur ulama berpendapat boleh melihat wajah dan kedua telapak tangan. karena dengan demikian akan
dapat diketahui kehalusan tubuh dan kecantikannya.
b. Abu Dawud berpendapat boleh melihat seluruh tubuh.
c. Imam Abu Hanifah membolehkan melihat dua telapak kaki, muka dan telapak tangan.
DOES ANYONE HAVE
A QUESTION?
THANK YOU