Sub Pokok Bahasan A. Nikah / Perkawinan B. Syarat-syarat Perkawinan C. Orang-orang yang boleh dinikahi D. Orang-orang yang tidak boleh dinikahi
A. PENGERTIAN NIKAH
Pengertian Nikah atau dalam bahasa lokal perkawinan ( bahasa ) adalah ikatan , tambatan sakral yang dibenarkan oleh syara
Pengertian lain ( istilah ) adalah penyatuan rohani dan jasmani manusia yang berlainan kelanim / jenis ( laki-laki dan perempuan ) dalam suatu bingkai ikatan sebagaimana yang dicontohkan rasulullah Saw untuk mendapatkan rahim-Nya Allah
2. Nikah itu dikatakan Sunnah adalah apabila bagi orang yang keinginannya mendesak untuk nikah tetapi masih dapat menahan dirinya untuk tidak melakukan zina dan mampu mengendalikan hawa nafsunya
Dalil yang mendudukung adalah Hadits Rasulullah riwayat Thabrani dari Saad bin Abi Waqhas Sesungguhnya Allah menggantikan cara kependetaan dengan cara yang lurus lagi ramah kepada kita Dan didukung oleh hadits Baihaqy dari Abu Ammah Kawinlah kalian karena aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian pada umat-umat lain. Dan janganlah kalian seperti pendeta Nasrani
3. Nikah dikatakan Haram apabila seseorang menyadari bahwa ia tidak mampu memenuhi nafkah lahir dan bathin serta keinginan(nafsu)nya tidak mendesak Dalil yang mendukung adalah Hadits Ibnu Masud riwayat Jamaah Hai golongan pemuda bila diantara kamu ada yang mampu hendaklah ia kawin, karena nanti matanya akan lebih terjaga dan kemaaluannya akan lebih terpelihara. Dan bila ia belum mampu kawin, hendaklah berpuasa.
4.Nikah dikatakan Makruh apabila seseorang yang mengetahui bahwa dirinya lemah syahwat dan tidak mampu menafkahkan istrinya baik lahir dan bathin
5. Nikah dikatakan Mubah apabila seseorang laki-laki yang tidak mendesak oleh alasanalasan yang mewajibkan untuk segera nikah atau karena alasan-alasan yang mengharamkan
Firman Allah
Hai orang-orang beriman janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas,
Melihat Pinangan
Guna kebaikan dan kelanggenglu kehidupan suami istri, seyogyanya laki-laki terlebih dahulu melihat perempuan yang akan dinikahinya, sehingga diketahui kondisi calon pasangan hidupnya Hukum melihat calon istri adalah sunnah dan dianjurkan. Hal ini terkait dengan hadits Jabir dari Rasulullah Saw Jika seseorang dari kamu mau meminang seseorang perempuan, kalau bisa lihatlah terlebih dahulu apa yang menjadi daya tarik untuk menikahinya, maka hendaklah dilakukan Hadits lain dari Abi Hurairah, Rasulullah Saw pernah menanyakan kepada orang Ansor dalam meminang perempuan. Sudahkah engkau meilhatnya. Jawab pemuda itu, Belum. Sabda beliau. Pergilah dan lihatlah dia,karena pada mata orang Ansor ada sesuatu
PEREMPUAN / WANITA YANG HARAM DINIKAHI 1. Karena Nasab ( garis keturunan ) yaitu : (a) Ibu kandung (b) Anak perempuan kandung (c) Saudara perempuan ( d) Bibi dari pihak ayah (e) Bibi dari pihak ibu ( f) Anak perempuan saudara lelaki (g) Anak perempuan saudara perempuan 2. Karena Pernikahan yaitu (a) Ibu Istri (b) neneknya dari pihak ibu-ayah dan Ibu ibu istri kamu
3. Anak tiri perempuan yang ibunya sudah digauli,pengertiannya anak perempuan dari anak perempuan tirinya,termasuk pula cucucucu perempuannya dan seterusnya kebawah Firman Allah dan anak tiri perempuan yang ditangan kamu dari istrimu yang telah kamu gauli
4. Ibu Tiri. Ibu tiri karena pernikahannya dengan ayah, meskipun ayah belum menggaulinya. Jika ini terjadi perbuatan /Fahisatan adalah seburuk - buruknya perbuatan 5. Karena Susuan. Yang dimaksud susuan adalah menyusui bayi / anak dengan menyusui yang mengenyangkan dan anak itu besar berada dalam susuannya Tidak haram menikahi karena sekali atau dua kali susuan Riwayat Jamaah ke cuali Bukhari.
Pokok Bahasan W A L I
Pengertian Wali
1. Wali adalah suatu ketentuan hukum yang dapat dipaksakan kepada orang lain sesuai dengan bidang hukumnya 2. Wali diklasifikasikan dapat dibagi kepada 2 ( dua ) bagian yaitu wali umum dan wali khusus yang dimaksud dengan wali umum ialah pengertian wali dipahami secara menyeluruh, sedangkan wali khusus ialah berkenaan dengan manusia dan harta benda.. Pada posisi sekarang yang dibicarakan wali terhadap manusia, yaitu masalah perwalian dalam pernikahan
2. SYARAT-SYARAT WALI
SYARAT UNTUK MENJADI WALI ADA EMPAT YAITU : 1. MERDEKA 2. BERAKAL SEHAT 3. DEWASA 4. BERAGAMA ISLAM Tidak dibenarkan orang-orang yang bukan beragama islam menjadi wali. Hal ini terkait dengan fiman Allah surat an-Nisa 141 ..WALAM YAJALALLAHU LILKAFIRINA ALAL MUMININA SYABILAN . Dan Allah tidak akan sekali-kali memberi jalan kepada orang kafir memusnahkan/ menguasai orang-orang Mukmin
Tertib Wali
Yang berhak menjadi wali menurut SyafiI adalah 1. Ayah 2. Datuk 3. Saudara laki-laki seayah dan seibu 4. Saudara laki-laki ayah 5. Anak paman dari dari ayah dan ibu 6. Anak laki-laki dari ayah laki-laki 7. Paman dari ayah 8. Anak paman dari ayah 9. Hakim
HENDAKLAH KAMU NIKAHI ORANG-ORANG YANG MENJANDA DIANTARAMU DAN ORANG-ORANG YANG SHOLEH DIANTARA HAMBA-HAMBAMU YANG LAKI-LAKI DAN HAMBAMU YANG PEREMPUAN
Hal ini terkait dengan Hadits Ibnu Abbas, Riwayat Jamaah kecuali Bukhari
Qola, Atssaiyibu Ahaqqu binafsiha min waliyiha walbikru tustazanu fi nafsiha wa iznuha Shomatuha artinya Seorang janda lebih berhak atas dirinya sendiri dari pada walinya, seorang perawan hendaklah diminta izinnya dalam perkara dirinya. Dan restunya adalah diam
Alasan tidak boleh nikah dibawah umur Yang menjadi alasan ketidakbolehan nikah dibawah umur ( anak-anak ) adalah : Ditinjau dari psychology bahwa usia yang demikian belum mampu mengrusi orang lain Ditinjau dari kesehatan bahwa usia anakanak belum mampu meneruskan keturunan dan berbahaya bagi dirinya. Ditinjau dari edukatif bahwa usia yang demikian masih diurus oleh orang tuanya dan masih dalam masa bermain
4. Ijab Qobul
Pengertian Pertama adalah pernyataan pertama sebagai menunjukkan kemauan untuk membentuk suami istri di sebut Ijab Pernyataan kedua yang dinyatakan pihak yang mengadakan aqad menyatakan dia ridho / rela dan setuju disebut dengan Qobul Pengertian Ijab Qobul adalah pernyataan kedua belah pihak laki-laki dan perempuan akan kesediaannya membentuk ikatan lahir dan bathin dalam bingkai suami istri dalam satu rumah tangga
5. Wali Hakim
Wewenang wali berpindah ke tangan Hakim, apabila : 1. ada pertentangan diantara wali-wali 2. bilamana wali-nya tak ada, dalam pengertian tidak ada yang absolut ( mati, hilang ) atau karena gaib. Hal ini di dasarkan oleh hadits Ali RA,Riwayat Baihaqi, artinya Tiga perkara yang tidak boleh ditunda yaitu shalat bila telah tiba waktunya, Jenazah bila telah siap dan permpuan bila ia telah ditemukan pasangannya yang sepadan
MACAM-MACAM PERNIKAHAN
1. Nikah Sunnah adalah melakukan kegiatan pernikahan menurut apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Karena didalam diri rasul tersebut contoh yang baik, Laqod kanakum fi rosulillahi uswatun hasanan, dalam di rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik bagi kita yang merasa dirinya beriman wajib mengikuti jejak rasulullah Saw
2. NIKAH MUTAH
NIKAH MUTAH sama dengan nikah SEMENTARA HUKUMNYA MENURUT ULAMA MAZHAB MENYATAKAN HARAM, TIDAK BOLEH DILAKUKAN. KALAUPUN DILAKUKAN NIKAHNYA BATAL ( TIDAK SAH ) GOLONGAN SYIAH MEMBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN PADA WAKTU IJAB QOBUL DINYATAKAN BATAS WAKTU SEPERTI SEHARI, SEMINGGU, SEBULAN, SETAHUN DAN SETERUSNYA GOLONGAN ULAMA YANG MENGHARAMKAN ADALAH SAMA DENGAN NIKAHNYA PELACUR
3. NIKAH SIRRI
Nikah Sirri dalam islam tidak ditemukan. Dan tidak di contohkan oleh Rasulullah ataupun kasus yang dilakukan oleh sahabat. Nikah seperti ini hanyalah istilah yang dimaksud nikah sirri adalah pernikahan yang tidak tercatat pada tembaran negara, melalui kementerian Agama pada level bawah yaitu Kepala Urusan Agama ( KUA ) Nikah Sirri sangat merugikan bagi wanita baik kepentingan keturunan ( anak ) maupubagian harta warn pemisan. Karena nikah seperti ini tidak diakui oleh negara kalau ada perasalahan bagi kedua belah pihak
5. NIKAH SYIGHOR
YAITU SEORANG LELAKI MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANNYA KEPADA SESEORANG DENGAN SYARAT IMBALAN TAMPA MAHAR. Hal ini dijelaskan oleh hadits Nafi dari Ibnu Umar. Artinya : Seseungguhnya Rasulullah Saw melarang nikah Syighar, sedangkan nikah syighor itu adalah seorang lelaku menikahkan anak perempuannya dengan seseorang dengan syarat imbalan. Ia harus di nikahkan dengan anak ;perempuan orang tersebut dan kedua nya tampa mahar ( riwayat Jamaah )
PENGERTIAN POLIGAMI
YANG DIMASUD POLIGAMI ADALAH BERISTRI LEBIH DARI 1 DAN MAKSIMAL 4 ORANG PEREMPUAN YANAG HALAL DINIKAHKAN. UNTUK MELAKUKAN NIKAH LEBIH DARI 1 YANG DILAKUKAN OLEH SEORANG LAKI-LAKI , HARUS MEMILIKI SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI, SYARAT TERSEBUT ANTARA LAIN MENDAPAT IZIN /PERSETUJUAN ISTRI
PEMAHAMAN POLIGAMI
Poligami dalam islam di HALAL kan. Kekhawatiran yang akan terjadi dalam praktek poligami yang buruk adalah dikarenakan tidak adanya perhatian yang sungguh-sungguh terhadap ajaran islam, merupakan suatu alasan yang digunakan oleh mereka yang ingin membatasi poligami dan melarang seorang lakilaki untuk nikah lagi dengan perempuan kecuali sesudah pengadilan atau instansi lainnya meneliti tentang kemampuan hartanya dan kondisinya serta memberikan izin kepadanya untuk berpoligami
EFFEK POLIGAMI
Akibat poligami jika anggota keluarga banyak ,maka akan memberatkan beban dan tidak sanggup untuk membelanjai istri-istrinya, mengasuh dan mendidik mereka yang nantinya akan menjadi anggota masyarakat yang baik, yang mampu memikul tanggung jawab kehidupan dengan segala kepentingannya. Jika hal itu tidak sanggup/ tidak mampu dikerjakan maka kebodohan dan kemiskinan akan meluas ditengah-tengan masyarakat. Keluarga tersebut akan menjadi sumber ketidak tentraman / sumber malapetaka dalam keluarga yang berakhir kepada pergaulan masyarakat
HIKMAH POLIGAMI
Pologami dalam islam bukan wajib dan bukan sunnah, tetapi oleh islam dibolehkan. Hal ini disebabkan tuntutan pembangunan dan pentingnya perbaikan tidak patut diabaikan oleh pembuat undang-undang dan di kesampingkan. 1. Poligami merupakan karunia ilahi dan rahmatnya kepada manusia membolehkan adanya poligami dan membatasinya kepada 4 orang istri, dengan syarat sanggup berbuat adil terhadap semua urusan 2. Menghindari dan memelihara diri dari perbuatan maksiat ( zina ) 3. Meneruskan keturunan
PEMAHAMAN TALAK
Langgengnya kehidupan pernikahan merupakan suatu tujuan yang selamanya dan sangat diinginkan oleh islam. Akad nikah diadakan adalah untuk keabsahan hidup dalam satu atap dan seterusnya hingga keduanya meninggal dunia. Agar suami istri dapat mewujudkan rumah tangga tempat berlindung, menikmati indahnya kasih sayang dan dapat memelihara keturunan sehingga tumbuh besar, maka di wujudkan dalam bingkai suami istri. Bingkai suami istri yang suci dan kokoh. Dan tidak satu dalilpun yang menunjukan tentang sifat kesucian yang demikian agung selain Allah sendiri yang menamakan ikatan perjanjian antara suami-istri Mitsaqon Gholizho ( an-Nisa 21 ) dan mereka (istri itri ) telah mengambil dari kamu sekalian perjanjian yang kuat
Lanjutan
Jika ikatan suami istri demikian kokoh kuatnya, maka tidak sepututnya dirusak dan sepelekan. Setiap usaha untuk melemahkan hubungan perkawinan dan menyepelekannya adalah di laknat dan dibenci islam, karena ia merusakkan kebaikan dan menghilangkan kemaslahatan antara suami istri
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Saw bersabda perbuatan halal yang dibenci Allah Azza Wajlla adalah Talak riwayat Abu Dau, Abdyl Hakim dan disahkan olehnya .
bukan dari golongan kami seorang yang merusak hubungan seeorang perempuan dari suaminya ,Riwayat Abu Daud Nasai
Banyak ditemui dalam rumah tangga, seorang istri pertama mendesak agar suaminya menceraikan istri kedua karena tidak mau dimadu, orang tua karena tidak senang dengan menantu menyurus anaknya untuk bercerai dan sebagainya. Perbuatan tersebut dilaknat Allah
PENGERTIAN TALAK
Talak menurut bahasa adalah Melepaskan atau Meninggalkan Talak menurut istilah agama adalah melepaskn ikatan perkawinan atau bubarnya hubungan pernikahan
HUKUM TALAK
Hukum Talak, para fukaha ( Ahli figh ) berbeda pendapat. Pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah mengatakan Terlarang kecuali alasan yang benar. Mereka yang mengatakan adalah golongan Hanafi dan Hambali Yang menjadi alasan adalah Sabda Rasulullah Saw Allah melaknat setiap orang yang suka merasai dan bercerai ( maksudnya suka kawin dan cerai ) Oleh sebab itu, bercerai termasuk kufur nikmat Allah. Nikah adalah nikmat Allah dan kufur nikmat Allah adalah di HARAMKAN
Talak Bain
Talak Bain yang diucapkan seorang suami dengan sadar, maka seorang suami tidak boleh lagi menggauli / berhubungan intim dengan istrinya. Kalau hal ini terjadi pergaulan suami-istri maka pergaulan itu menjadi Terlarang karenanya. Oleh karena itu seorang suami yang bijak DAN baik adalah apabila terjadi perselisihan atau berselisih paham dengan istrinya tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang sakral ini. Allah mengatakan Boleh jadi yang kamu benci tetapi Allah menyukainya
HAK MENTALAK
Hak men Talak ada dan berapa pada suami. Hak istri dalam hal Talak Menggugat Syighoh Taklid. Maksudnya adalah seorang perumpuan mengadukan persoalan rumah tangganya kepada pihak yang berwenang., jika pihak berwenang menerima gugatan itu maka permintaannya dipenuhi
PENGERTIAN IDDAH
Iddah berasal dari kata addah menurut bahasa artinya Menghitung. Maksudnya perempuan menghitung hari-harinya dan masa bersihnya Sedangkan menurut istilah agama adalah nama bagi masa lamanya bagi perempuan menunggu dan tidak boleh menikah setelah berpisah dengan suaminya atau setelah suaminya meninggal. Hukum iddah para ulama sepakat adalah wajib
Hukum Iddah
Hukum Iddah. Para ulama bersepakat bahwa hukum iddah adalah wajib Ketetapan wajib ini didasarkan pada firman Allah Q:2:228 dan perempuan yang tertalak hedaklah ia menahan diri selama tiga kali Quru
HIKMAHNYA IDDAH
1. UNTUK MENGETAHU RAHIMNYA SEORANG PEREMPUAN, HINGGA TIDAK TERCAMPURNYA KETURUNAN DENGAN SESEORANG 2. MEMBERI KESEMPATAN KEPADA SUAMI ISTRI UNTUK KEMBALI KEPADA KEHIDUPAN SEMULA, JIKA HAL ITU MEREKA MENGANGGAP BAIK 3. MENJUNJUNG TINGGI MASALAH PERKAWINAN AGAR DAPAT MENGHIMPUN ORANG-ORANG YANG ARIF DAN MEMBERI TEMPO BERFIKIR KEPADA SUAMI ISTRI 4. KEBAIKAN TIDAK TERWUJUD SEBELUM SUAMI-ISTRI SAMA-SAMA HIDUP LAMA DALAM BINGKAI AKAD NIKAH
PENJELASAN
(1) Masa Iddah Istri, apabila berpisah dengan suaminya belum digauli adalah Firman Allah surat al-Ahzab 49 artinya jika kamu menikahkan perempuan perempuan mukminah kemudian kamu talak sebelum kamu sentuh ( bersetubuh), maka bagi kamu tidak ada keharusan menghitung masa iddah mereka